Anda di halaman 1dari 2

Apa itu PPh 21?

PPh 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan baik berupa gaji, tunjangan atau
pembayaran dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan jabatan atau jasa yang dilakukan
seseorang.
Seperti sudah disebutkan di atas, PPh 21 pegawai tidak tetap punya ketentuannya sendiri. Salah
satu contoh ketentuan itu misalnya, PPh 21 hanya dikenakan pada tenaga kerja lepas yang
memiliki penghasilan senilai Rp 450.000 per hari atau lebih.
Berikut ini daftar ketentuan khusus dalam PPh 21 pegawai tidak tetap:
1. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 jika penghasilan sehari belum melebihi Rp
300.000.
2. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan sehari sebesar atau melebihi Rp
450.000 merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
3. Bila pegawai tidak tetap memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 bulan kalender
melebihi Rp 4.500.000 , maka jumlah tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
4. Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah
borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.
5. PTKP sebenarnya adalah untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya.
6. PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP
per tahun Rp 54.000.000 dibagi 360 hari.
7. Bila pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas tersebut mengikuti program jaminan atau
tunjangan hari tua, maka iuran yang dibayar sendiri dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 102/ PMK.010/2016 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta
Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan ada beberapa
ketentuan yang harus Anda ketahui seperti:
 PPh 21 pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya kurang dari Rp
450.000 per hari tidak dikenakan pemotongan penghasilan.
 Ketentuan penghasilan tidak kena pajak itu tidak berlaku jika:
1. Penghasilan bruto dimaksud jumlahnya melebihi Rp 4.500.000 sebulan
2. Penghasilan dimaksud dibayar secara bulanan
3. Penghasilan berupa honorarium
4. Komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi.
Tarif PPh 21 Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
Penghasilan Penghasilan
Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Sehari Kumulatif Sebulan
< Rp 450.000 < Rp 4.500.000 Tidak Ada PPh 21
> Rp 450.000 < Rp 4.500.000 5% x (Upah – Rp 450.000)
< Rp 450.000 > Rp 4.500.000 5% x (Upah – (PTKP/360)
> Rp 450.000 > Rp 4.500.000 5% x (Upah – (PTKP/360)
Tarif pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17
< Rp 450.000 > Rp 10.200.000
ayat (1) huruf (a)
Tarif pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17
> Rp 450.000 > Rp 10.200.000
ayat (1) huruf (a)
Saat membaca tabel di atas, kita harus memahami bahwa tarif tersebut hanya diterapkan atas:
1. Jumlah penghasilan bruto sehari yang melebihi Rp 450.000 atau
2. Jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP yang sebenarnya, dalam hal jumlah penghasilan
kumulatif dalam 1 bulan kalender telah melebihi Rp 4.500.000.
Bagi pegawai tidak tetap dengan penghasilan kumulatif yang telah melebihi Rp 8.200.000,
maka PPh Pasal 21-nya dihitung dengan menerapkan Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang
Pajak Penghasilan atas jumlah Penghasilan Kena Pajak yang disetahunkan.
Setelah mengetahui tarif PPh 21 bagi pegawai tidak tetap, mari kita simak cara menghitung pajak
penghasilannya seperti dipaparkan di bawah ini:
Contoh Perhitungan PPh 21 untuk Karyawan Tidak Tetap (Karyawan Lepas Harian)

Fajar merupakan seorang pekerja belum menikah. Pada bulan Januari 2018, Fajar bekerja
sebagai tenaga kerja harian PT Morisa TV serta mendapat upah Rp 125.000 per jumlah unit
TV yang dapat diselesaikan.
Dalam satu minggu (6 hari kerja) Fajar menyelesaikan 24 buah TV dengan total upah Rp
3.000.000. Berapa PPh 21 yang dikenakan?

Cara hitung:
Upah per hari : Rp 3.000.000 / 6 = Rp 500.000
Upah di atas Rp 450.000 : Rp 500.000 – Rp 450.000 = Rp 50.000
PPh 21 terutang : 6 x (5% x Rp 50.000) = Rp 15.000

Kesimpulan
 Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas merupakan pegawai yang hanya menerima
penghasilan jika bekerja berdasarkan jumlah hari bekerja atau jumlah unit pekerjaan yang
dihasilkan atau diselesaikan.
 Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang PTKP 2016, PPh 21 pegawai tidak tetap
atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya kurang dari Rp 450.000 per hari tidak
dikenakan pemotongan penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai