Anda di halaman 1dari 66

PERHITUNGAN PAJAK

PENGHASILAN :
Pengenaan Pajak Penghasilan –
1. PPh Orang Pribadi,
2. PPh Badan

Oleh : Fatkhan, SE,MM

1
PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN
WAJIB PAJAK

ORG. PRIBADI BADAN

KARYAWAN Usahawan

Omzet<4,8M Omzet>=4,8M

1.
Menghitung
Penghasilan Gaji Bersih Perkiraan/Norma Pembukuan Pembukuan
Bersih

2.
Menghitung Dikurangi PTKP Tidak Dikurangi
Penghasilan PTKP
Kena Pajak

3.
Tarif PPh Orang Tarif PPh
Pengeanaan
PPh ( Tarif) Pribadi Badan
2
PENGHITUNGAN PENGHASILAN BERSIH

1. Orang Pribadi sbg. Karyawan  Gaji Bersih


2. Orang Pribadi Yang menjalankan
Usaha/Pekerjaan Bebas
- Omzet < 4,8 M setahun Perkiraan /Norma
- Omzet >= 4,8 M setahun Pembukuan
3. Wajib Pajak badan  Pembukuan

 Bagi Orang Pribadi terdapat batasan


penghasilan yang tidak dikenakan pajak
(PTKP)
3
BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP)

STATUS KELUARGA LAMA (2006-2008) BARU (2009- )


WAJIB PAJAK SENDIRI (TK) 13.200.000,00 15.840.000,00

WAJIB PAJAK KAWIN (K/-) + 1.200.000,00 + 1.320.000,00


ISTERI PUNYA PENGHSILAN + 13.200.000,00 + 15.840.000,00
DIGABUNG (K/I/-)
TANGGUNGAN + 1.200.000,00 + 1.320.000,00
MAKS TANGGUNGAN 3 (Tiga) Orang 3 (Tiga) Orang

4
Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

1 Januari 2009
Mulai 1 Januari
Kondisi s.d. 31 Desember
2013
2012
Untuk Diri Wajib Pajak Orang Pribadi 15.840.000 24.300.000
Tambahan Untuk Wajib Pajak Kawin 1.320.000 2.025.000
Tambahan Untuk Seorang Istri Yang 15.840.000 24.300.000
Penghasilannya Digabung Dengan
Penghasilan Suami
Tambahan Untuk Setiap Anggota 1.320.000 2.025.000
Keluarga Sedarah dan Keluarga
Semenda Dalam Garis Lurus Serta
Anak Angkat Yang menjadi
Tanggungan Sepenuhnya, Paling
Banyak 3 Orang Untuk Setiap Keluarga
TARIF WP ORANG PRIBADI
(Pasal 17 ayat (1) huruf a)
UU PPh Lama
:

T
A
R
I UU PPh Baru (Mulai 2009)
F :

6
Mekanisme Penghitungan PPh Pasal 21 dengan
Besaran PTKP sesuai PMK No 162/PMK.011/2012
A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan
Gaji sebulan Rp 8.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000) Rp 400.000
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 600.000
Penghasilan Neto sebulan Rp 7.400.000
Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 ) Rp 88.800.000
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri Rp 24.300.000
- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 62.475.000
PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000
15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1.871.000
Rp 4.371.000
PPh Pasal 21 sebulan
Rp 4.371.000,00 : 12 = Rp 364.250
Wajib Pajak OP Usahawan

• WP orang Pribadi (WP OP) usahawan/


pekerjaan bebas  penghitungan
penghasilan bersih adalah :
• Omzet/th < Rp. 4,8 M Perkiraan/norma
• Omzet/th >=Rp. 4,8 M Pembukuan

8
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
• Menghitung penghasilan neto bukan dari penghasilan
dikurangi biaya tetapi menggunakan tarif tertentu dari
bruto
• Penghasilan neto = Bruto X tarif Norma
Syarat Diperbolehkan Memakai Norma :
1. WP Orang Pribadi,
2. Omzet < 4.800.000.000 per tahun
3. Mengajukan permohonan tertulis
4. Tetap wajib catatan atas peredaran usaha
Apabila semua syarat tidak dipenuhi maka WP Wajib
Pembukuan
Tarif Perkiraan neto/Norma telah ditentukan oleh Dirjen
Pajak menurut bidang usahanya
9
Contoh Penghitungan perkiraan/Norma

• Pak Narto adalah dokter hewan dan seorang montir.


Dalam tahun 2009 mendapat penghasilan sbb :
1. Praktek dokter : Rp. 200.000.000,-
2. Usaha reparasi / service kendaraan dengan omzet
=Rp. 300.000.000,-
Karena total omzet tidak sampai Rp. 4,8 M maka
boleh menghitung penghasilan bersih dengan
norma
Norma/perkiraan penghasilan neto untuk dokter
hewan sebesar 25% dan service sebesar 20%
Berapa penghasilan neto dan penghasilan kena
pajak Pak Narto?
10
Contoh Penghitungan perkiraan/Norma

1. Menghitung Perkiraan Penghasilan Neto :


Tarif Penghasilan
Jenis Usaha Omzet Norma Neto

Dokter hewan 200,000,000 25% 50,000,000


Service
kendaraan 300,000,000 20% 60,000,000

Jumlah 500,000,000   110,000,000


Jumlah Penghasilan Neto/bersih = Rp. 110.000.000
2. Menentukan PKP = Rp. 110.000.000-PTKP
= 110.000.000 – 15.840.000 = 94.160.000
3. Pajak Penghasilan = 9.124.000,- 11
Penghitungan Penghasilan Dengan
menggunakan Pembukuan
• Yang Wajib Menghitung Penghasilan
dengan Pembukuan :
1.O. Pribadi Usahawan omzet >= Rp. 4,8 M
2.Seluruh Wajib Pjk Badan (tidak
memandang omzet)

tidak wajib Pembukuan :


1.O.P. Karyawan
2.O.P. Usahawan omzet s.d. Rp. 4,8 M 12
1. Penghitungan PPh OP 2010 dgn
menggunakan pembukuan
• Diketahui jumlah laba bersih (akuntansi ) usaha Pak Eko (menikah
tahun 2008) dalam tahun 2010 sebesar Rp 484.160.000,00. maka
penghitungan Pajak Penghasilan Pak Eko,
• Usaha pak Eko memiliki omzet tahun 2010 sebesar Rp.
39.093.000.000. karena omzet/penjualan lebih dari Rp. 4,8 m maka
Pak Eko harus menggunakan pembukuan..
• Setelah dilakukaan koreksi fiskal diketahui bahwa laba fiskal
sebesar Rp. 367.160.000,-

13
Hasil Penghitungan PPh OP 2010
1. Penghasilan/laba Bersih (fiskal) = 367.160.000
2. Penghasilan kena pajak (WP OP) = Laba bersih – PTKP
= 367.160.000 –
17.160.000
= 350.000.000,-
3. Penghitungan PPh Terutang sbb :

Lapisan PKP Tarif PPh

0-50 juta 50,000,000 5% 2,500,000

50 - 250 Juta 200,000,000 15% 30,000,000

250 - 350 Juta 100,000,000 25% 25,000,000

Jumlah 350,000,000   57,500,000


14
Penghasilan neto dengan Pembukuan
Penghitungan Penghasilan neto dengan Pembukuan
diperuntukkan bagi :
1. Orang Pribadi dgn Omzet >=4,8 M/thn
2. Seluruh Wajib Pajak Badan

Untuk menghitung penghasilan neto bagi WP yang wajib


Pembukuan maka :

Pengh Bruto = penghasilan yang termasuk obyek Pajak


Biaya = biaya yang diperbolehkan sebagai pengurang
penghasilan

15
Wajib Pajak Badan
• Badan adalah
Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi :
PT, CV, perseroan lainnya, BUMN, BUMD, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi
lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif dan bentuk usaha tetap

16
BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI
PENGHASILAN BRUTO
• BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN MEMELIHARA
PENGHASILAN TERMASUK :
- Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan usaha (biaya pembelian bahan, Biaya Gaji,
bunga, sewa, dan royalti, biaya perjalanan, biaya
pengolahan limbah, premi asuransi, biaya promosi dan
penjualan , biaya administrasi , dan pajak kecuali Pajak
Penghasilan)
- Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi
- Iuran kepada dana pensiun yg pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan (OP)
- Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta
- Kerugian dari selisih kurs
- Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang
dilakukan di Indonesia
- Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan
17
BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI

PENGHASILAN BRUTO (lanjutan)


- Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang
memenuhi syarat tertentu dgn Kep Dirjen Pajak
- Zakat dan sumbangan wajib keagamaan
- Pembentukan dan pemupukan cadangan piutang tak
tertagih khusus untuk usaha bank, leasing, cadangan
untuk usaha asuransi, Penjamin LPS, cad. Penanaman
kembali hutan, cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan, dan cad. Biaya penutupan limbah.
- Kempensasi kerugian tahun sebelumnya (maksimal 5
tahun sebelumnya)
- Penggantian atau imbalan dlm bentuk natura dan
kenikmatan yang terbatas berupa:
– Biaya makan dan minum untuk seluruh pegawai,
atau
– Natura dan kenikmatan didaerah terpencil, atau
– Natura berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
(baju seragam satpam)
18
BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO (lanjutan)

- Sumbangan Khusus untuk :


- Bencana Nasional,
- Penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia,
- Pembangunan infrastruktur sosial,
- Fasilitas pendidikan , dan
- Pembinaan olahraga

- Untuk biaya kendaraan sedan, sejenis


boleh dibebankan 50%
- Untuk biaya telepon seluler dapat
dibebankan 50% 19
BIAYA YANG TIDAK BOLEH
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 9 ayat (1)

PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN

BIAYA YG DIBEBANKAN UTK KEPENTINGAN PRIBADI


PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA

PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KECUALI CADANGAN UNTUK


JENIS USAHA TERTENTU

PREMI ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWI GUNA, DAN


ASURANSI BEA SISWA YG DIBAYAR OLEH WP ORANG PRIBADI

PENGGANTIAN/ IMBALAN PEKERJAAN/JASA YG DIBERIKAN DALAM


BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN KECUALI
- PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI
- DI DAERAH TERTENTU DAN YANG BERKAITAN DENGAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG DITETAPKAN KEPMENKEU
(KMK No. 466/KMK.04/2000)
20
PPh 38
BIAYA YANG TIDAK BOLEH
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 9 ayat (1)

JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YG DIBAYARKAN KEPADA


PEMEGANG SAHAM ATAU PIHAK YG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

HARTA YG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN,


DAN WARISAN kecuali sumbangan tertentu

PAJAK PENGHASILAN

BIAYA YANG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI


WP ATAU ORANG YANG MENJADI TANGGUNGAN

GAJI ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA, ATAU PERSEROAN KOMANDITER


YG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM

SANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN


21
PPh 39
BIAYA YANG TIDAK BOLEH
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 9 ayat (1) (Lanjutan)

- Biaya – biaya untuk mendapatkan, menagih dan


memelihara penghasilan yang :
1. Dikenakan PPh bersifat final, atau
2. Bukan obyek pajak, atau
3. Penghasilan netonya dihitung dengan norma
penghitungan

22
Tarif PPh Badan
1. Omzet diatas 50 M
2. Omzet s.d. 50 M
3. Perseroan terbuka (tbk)

23
TARIF WP BADAN – Omzet diatas 50 M
(Pasal 17 ayat (1) huruf b)
Ketentuan Lama :

T
A
R
I
F Ketentuan Baru (Mulai tahun 2009) khusus WP Badan dgn
omzet diatas 50 M :

24
24
CONTOH PENERAPAN
TARIF PPh BAGI
WAJIB PAJAK BADAN dgn Omzet
diatas 50 M
JUMLAH PKP Rp 190.000.000,00
PPh TERUTANG :
1. Jika tahun pajak 2008
10% X Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000
15% X Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000
30% X Rp 90.000.000 = Rp 27.000.000

Jumlah Rp 39.500.000,00

2. Jika tahun pajak 2009 :


28 % X 190.000.000 = Rp. 53.200.000,-

3. Jika tahun pajak 2010 :


25% X 190.000.000 = Rp. 47.500.000,-
25
PPh 70
2 & 3 tarif khusus PPh Badan ( TBK dan
UMKM)
1. Untuk Perseroan Terbuka (minimal 40% publik)
ada pengurangan tarif 5% (pasal 17 (2b))
Tarif pajak 2009 = 23%
Tarif Pajak 2010 - = 20%

2. BAGI UMKM = WP Badan dgn Omzet s.d Rp 50 M)


Pengurangan 50% u. Omzet 4.8 M (psl 31 E)

26
CONTOH PENGHITUNGAN FASILITAS UMKM
Contoh : PT X tahun 2009
Peredaran Usaha = Rp. 30.000.000.000
Penghasilan kena pajak = Rp. 3.000.000.000

(4.800.000.000/30.000.000.000) X 3.000.000.000

27
27
Penghitungan Penghasilan Kena
Pajak dari Laba Komersial
Laba bersih Komersial XXXX
Koreksi Fiskal :
(+) Koreksi fiskal positif XXXX
(-) Koreksi fiskal negatif XXXX
Jumlah koreksi fiskal XXXX
Jumlah penghasilan Kena PajakXXXX
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

29
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Pajak penghasilan yang dipungut sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi adalah
pajak atas penghasilan atas gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh WPOP dalam negeri.
PPh pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan
oleh Pemotong Pajak, yaitu pemberi kerja,
bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan,
perusahaan dan penyelenggaraan kegiatan.

30
WAJIB PAJAK PPh PASAL 21
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Ps 21:
1. Pejabat Negara
2. PNS
3. Pegawai
4. Pegawai Tetap
5. Pegawai dengan status WPLN
6. Tenaga Lepas
7. Penerima Pensiun
8. Penerima Honorarium
9. Penerima Upah
31
BUKAN WAJIB PAJAK PPh PASAL 21
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
– Bukan WNI
– Tidak menerima/memperoleh penghasilan
lain di luar jabatannya di Indonesia
– Negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional
– Bukan WNI
– Tidak menjalankan usaha/melakukan
kegiatan/pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan di Indonesia

32
SUBJEK PAJAK PPh PASAL 21
1. Pegawai (PNS,pegawai tetap,pegawai
lepas yang memperoleh penghasilan dari
pemberi kerja secara berkala)
2. Penerima pensiun
3. Penerima honorarium
4. Penerima upah
5. Orang pribadi yang memperoleh
penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan,jasa,atau kegiatan dari
pemotong pajak
33
PENGECUALIAN SUBJEK PAJAK
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
atau pejabat lain dari negara asing dan
orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka dan bertempat tinggal sama dengan
mereka dengan syarat bukan WNI serta tidak
menerima/memperoleh penghasilan lain di
luar jabatannya
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional
dengan syarat bukan WNI dan tidak
menjalankan usaha/kegiatan lain untuk
memperoleh penghasilan di Indonesia

34
HAK DAN KEWAJIBAN SUBJEK PAJAK

1. Pada saat mulai bekerja atau mulai


pensiun, untuk mendapatkan pengurangan
PTKP, penerima penghasilan harus
menyerahkan surat pernyataan kepada
pemotong pajak sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 21 yang
menyatakan jumlah tanggungan keluarga
pada permulaan tahun takwin atau pada
permulaan menjadi subjek pajak DN

35
2. Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong
merupakan kredit pajak bagi penerima
penghasilan yang dikenakan pemotongan
untuk Tahun Pajak yang besangkutan,
kecuali PPh yang bersifat final
3. Apabila WP menerima penghasilan dari
pemberi kerja yang dikecualikan sebagai
pemotong pajak, maka WP tersebut harus
menghitung, menyetorkan, dan melaporkan
sendiri dalam SPT atas penghasilan
tersebut.
36
OBJEK PAJAK PPh PASAL 21
1. Penghasilan yang diterima/diperoleh
pegawai/penerima pensiun secara teratur
berupa gaji,uang pensiun
bulanan,upah,honorarium, tunjangan
2. Penghasilan yang diterima/diperoleh
pegawai/penerima pensiun secara tidak
teratur berupa jasa produksi, tantiem, THR,
gratifikasi,bonus
3. Upah harian,upah borongan,upah satuan,
upah borongan yang diterima tenaga kerja
lepas
37
4. Uang tebusan pensiun,uang THT,uang
pesangon,sehubungan dengan PHK
5. Gaji,gaji kehormatan,tunjangan lain yang
terkait dengan gaji/honorarium yang bersifat
tidak tetap yang diterima oleh PNS
6. Penerimaan dalam bentuk natura dan
kenikmatan lainnya yang diberikan oleh bukan
WP selain pemerintah atau WP yang
dikenakan PPh final dan yang dikenakan
berdasarkan norma penghitungan khusus
(deemed profit)
38
7. Honorarium,uang saku,hadiah/penghargaan,
komisi,beasiswa,dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan,jasa:
– Tenaga ahli
– Olahrawan
– penasihat.,pengajar,pelatih,penceramah
– Pemain musik,pembawa acara,pelawak
– Agen iklan
– Peserta perlombaan
– Penjaja barang dagangan
– Peserta pendidikan,pelatihan,pemagangan
– Distributor pengusaha MLM

39
PENGECUALIAN OBJEK PAJAK PPh PASAL 21

1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi


kesehatan,asuransi jiwa,asuransi dwiguna
2. Penerimaan dalam bentuk natura/kenikmatan
kecuali penghasilan yang dipotong PPh Pasal
21 termasuk penerimaan dalam bentuk natura/
kenikmatan yang diberikan oleh bukan WP/WP
yang dikenakan PPh final
3. Iuran pensiun dan iuran jaminan hari tua yang
dibayar oleh pemberi kerja

40
4. Penerimaan dalam bentuk natura/
kenikamatan yang diberikan oleh
pemerintah
5. Kenikmatan berupa pajak yang
ditanggung pemerintah
6. Zakat yang diterima oleh OP yang
berhak dari badan/lembaga amil zakat
yang dibentuk/disyahkan oleh
pemerintah

41
PEMOTONG PPh PASAL 21
1. Pemberi kerja yang membayar gaji,upah,
honorarium,tunjangan sehubungan dengan
pekerjaan/jasa yang dilakukan oleh pegawai/
bukan pegawai
2. Bendaharawan pemerintah yang membayar
gaji,upah,honorarium,tunjangan sehubungan
dengan pekerjaan/jabatan,jasa dan kegiatan
3. Dana pensiun,badan penyelenggara
Jamsostek,dan badan lain yang membayar
uang pensiun dan THT/Jaminan Hari Tua
42
4. Perusahaan,badan,BUT yang membayar
honorarium sebagai imbalan sehubungan
dengan kegiatan dan jasa termasuk jasa tenaga
ahli dengan status WP DN yang melakukan
pekerjaan bebas
5. Persh,badan,BUT yang membayar honorarium
sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan
dan jasa yang dilakukan oleh OP dengan status
WP LN
6. Yayasan,lembaga kepanitiaan,asosiasi sebagai
pembayar gaji,upah sehubungan dengan
pekerjaan,jasa,kegiatan yang dilakukan OP
43
7. Perusahaan,badan,BUT yang
membayarkan honorarium atau imbalan
lain kepada peserta pendidikan,pelatihan
dan pemagangan
8. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan
pemerintah,organisasi termasuk organisasi
internal,perkumplan,OP serta lembaga
lainnya yang melakukan kegiatan) yang
membayar honorarium,hadiah atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada
WPOP DN berkenaan suatu kegiatan.
44
HAK DAN KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK
PPh PASAL 21

KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK


• Mendaftarkan diri
• Menghitung, memotong, dan menyetorkan
pajak
• Menghitung kembali PPh Pasal 21 yang
terutang
• Mengisi, menandatangani dan menyampaikan
SPT

45
DIKECUALIKAN SBG PEMOTONG PAJAK
1. Kantor Perwakilan Negara Asing
2. Organisasi internasional seperti IMF, ILO

46
TARIF PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21
Tarif pajak yang digunakan sebagai tarif
pemotongan atas penghasilan yang terutang PPh
pasal 21 yaitu tarif pajak pasal 17 UU PPh.
Besarnya tarif pajak PPh pasal 21 yang diterapkan
terhadap WP yang tidak memiliki NPWP menjadi
lebih tinggi 20% dari tarif yang ditetapkan terhadap
WP yang mempunyai NPWP.

47
BIAYA JABATAN DAN BIAYA PENSIUN
Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan,
menagih,dan memelihara penghasilan yang
besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi-
tingginya Rp 6.000.000 setahun atau Rp
500.000 sebulan.
Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara uang pensiun yang
besarnya 5% dari penghasilan bruto berupa
uang pensiun setinggi-tingginya Rp 2.400.000
setahun atau Rp 200.000 sebulan

48
TARIF PAJAK DAN PENERAPANNYA

1. Tarif Pasal 17 UU PPh,diterapkan atas PKP


dari:
a.Pegawai tetap,besarnya penghasilan
bruto dikurangi dengan:
• Biaya jabatan
• Iuran pensiun yang dibayar sendiri
oleh pegawai (termasuk iuran
tabungan hari tua/jaminan hari tua)
• PTKP

49
b. Penerima pensiun yang dibayar
secara bulanan, besarnya penghasilan
bruto dikurangi dengan:
• Biaya pensiun
• PTKP
c. Pegawai tidak tetap,pegawai,dan calon
pegawai yang dibayarkan secara
bulanan adalah sebesar penghasilan
bruto dikurangi PTKP

50
d. Distributor perusahaan MLM/direct
selling, penghasilan bruto setiap bulan
dikurangi dengan PTKP per bulan

PPh Pasal 21 = PKP x Tarif Pasal 17 UU PPh

51
2. Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan
atas penghasilan bruto berupa:
a. Honorarium,uang saku, hadiah, penghargaan,
komisi,dan pembayaran lain dengan nama
sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang
jumlahnya dihitung tidak atas dasar
banyaknya hari yang diperlukan untuk
menyelesaikan jasa atau kegiatan yang
diberikan yang diterima atau diperoleh dalam
satu bulan takwin.
Pada tahun 2009 beasiswa tidak menjadi
objek PPh pasal 21.

52
b. Honorarium yang diterima atau diperoleh anggota
dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada
perusahaan yang sama selama satu tahun takwin
c. Jasa produksi,tantiem,gratifikasi,bonus yang
diterima atau diperoleh mantan pegawai selama
satu tahun takwin
d. Penarikan dana pensiun oleh peserta program
pensiun yang dibayarkan oleh penyelenggara
program pensiun

PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto x Tarif


Pasal 17 UU PPh
53
3. Tarif 15%, diterapkan atas perkiraan
penghasilan neto yang dibayarkan atau
terutang kepada tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas
(pengacara,akuntan,dokter,arsitek,notaris,
penilai,aktuaris). Besarnya perkiraan
penghasilan neto adalah 50% dari
penghasilan bruto berupa honorarium
atau imbalan lain.
PPh Pasal 21 = (Penghasilan Bruto x 50%)x 15%

54
4. Tarif 5% diterapkan atas upah harian,upah
mingguan,upah satuan,upah borongan dan
uang saku harian yang jumlahnya melebihi
Rp 132.000 sehari tetapi tidak melebihi Rp
1.320.000 dalam satu bulan takwin dan/
tidak dibayarkan secara bulanan.

PPh Pasal 21 sehari =


(Penghasilan Bruto Sehari – Rp 132.000)x 5%

55
TARIF PPh PASAL 21 FINAL
1. Uang pesangon,uang tebusan pensiun dan
Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua
dipotong PPh bersifat final dengan ketentuan
sbb:
– Atas jumlah penghasilan bruto Rp
25.000.000 atau kurang tidak dikenakan PPh
– Atas jumlah diatas Rp 25.000.000 diatur
dengan ketentuan sbb:

56
TARIF PAJAK PENGHASILAN
Pasal 17 (OP)

 0 – 50 Juta Tarif Pajak 5%

 Diatas 50 juta-250 Jt Tarif Pajak 15%

 Diatas 250 Jt – 500 Jt Tarif Pajak 25%

 Diatas 500 Juta Tarif Pajak 30%


2. Tarif 15% dan bersifat final diterapkan atas
penghasilan bruto berupa honorarium yang
diterima pejabat negara,PNS,anggota
TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari
keuangan negara, kecuali yang dibayarkan
kepada PNS golongan IId ke bawah dan
TNI/POLRI berpangkat Pembantu Lettu ke
bawah atau Ajun Insp. Tk Satu ke bawah.

PPh Pasal 21 FINAL = Penghasilan Bruto x 15%

58
3. Hadiah dan penghargaan perlombaan dipungut
PPh final sebesar 25% dari jumlah bruto hadiah
undian
4. Honorarium/komisi yang dibayarkan kepada
penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi
dipungut PPh final 5% dari jumlah bruto

Saat Terutang
Pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan
oleh pihak-pihak sebagai pemotong PPh Pasal
21 sebagaimana dimaksud pda Pasal 21 ayat 1
UU PPh tersebut terutang pada akhir bulan
dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan
terutangnya penghasilan yang bersangkutan
tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

59
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN BRUTO

PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN BUKAN PEGAWAI PESERTA


PEGAWAI TIDAK TETAP* KEGIATAN

HONORARIUM,
GAJI, TUNJANGAN UANG PENSIUN UANG SAKU,
KOMISI DAN FEE DGN
TERKAIT DGN GAJI BULANAN,TUNJANGAN UANG
SYARAT PUNYA
REPRESENTASI,
NPWP & HANYA
UANG RAPAT,
DIKURANGI: MENERIMA
HONORARIUM,
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGHASILAN DARI 1
DIKURANGI: PEMBERI KERJA
HADIAH DAN
PENGH. BRUTO MAKS BIAYA PENSIUN, 5% DARI PENGHARGAAN
Rp 6.000.000,-/ THN ATAU D
PENGH.BRUTO MAKSIMAL I
Rp 500.000,-/BLN (HANYA
Rp 2.400.000,00/THN ATAU K
UTK PEGAWAI TETAP) U
- IURAN YG TERIKAT DGN
Rp 200.000,00
R
PENGHASILAN TETAP A
N
G
I

PENGHASILAN
DIKURANGI
NETO PTKP

TARIF PS.17 UU PPh PENGHASILAN KENA PAJAK


*YANG (dibulatkan ke bawah hingga ribuan penuh)
PENGHASILAN
NYA DIBAYAR
SECARA JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA
BULANAN TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

1 Januari 2009
Mulai 1 Januari
Kondisi s.d. 31 Desember
2013
2012
Untuk Diri Wajib Pajak Orang Pribadi 15.840.000 24.300.000
Tambahan Untuk Wajib Pajak Kawin 1.320.000 2.025.000
Tambahan Untuk Seorang Istri Yang 15.840.000 24.300.000
Penghasilannya Digabung Dengan
Penghasilan Suami
Tambahan Untuk Setiap Anggota 1.320.000 2.025.000
Keluarga Sedarah dan Keluarga
Semenda Dalam Garis Lurus Serta
Anak Angkat Yang menjadi
Tanggungan Sepenuhnya, Paling
Banyak 3 Orang Untuk Setiap Keluarga
Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Mulai 1 Januari
Kondisi 1 Januari 2015
2017
Untuk Diri Wajib Pajak Orang Pribadi 36.000.000 54.000.000
Tambahan Untuk Wajib Pajak Kawin 3.000.000 4.500.000
Tambahan Untuk Seorang Istri Yang 36.000.000 54.000.000
Penghasilannya Digabung Dengan
Penghasilan Suami
Tambahan Untuk Setiap Anggota 3.000.000 4.500.000
Keluarga Sedarah dan Keluarga
Semenda Dalam Garis Lurus Serta
Anak Angkat Yang menjadi
Tanggungan Sepenuhnya, Paling
Banyak 3 Orang Untuk Setiap Keluarga
Skema Penghitungan PPh 21
Pegawai Tetap

• Penghasilan Bruto
– Gaji pokok xxxx
– Tunjangan xxxx
– Premi asuransi dibayar pemberi kerja xxxx XXXX
• Pengurang Penghasilan Bruto
– Biaya Jabatan xxxx
– Iuran Pensiun dibayar karyawan xxxx
– Jaminan Hari Tua dibayar karyawan xxxx XXXX ( - )
• Penghasilan Neto XXXX
• Penghasilan Tidak Kena Pajak XXXX ( - )
• Penghasilan Kena Pajak XXXX
• PPh Terutang (PKP x Tarif Pasal 17) XXXX
• PPh Pasal 21 per bulan(PPh terutang : 12) XXXX
Contoh Penghitungan PPh 21
Pegawai Tetap
• Bambang pegawai pada perusahaan PT Prima Mandiri,
menikah mempunyai dua orang anak, memperoleh gaji
sebulan Rp. 11.000.000,00 dan tunjangan jabatan sebulan Rp
3.000.000,00. PT Prima Mandiri mengikuti program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi
Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah
masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Prima Mandiri
menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar
3,70% dari gaji sedangkan Bambang membayar iuran Jaminan
Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan.
• Disamping itu PT Prima Mandiri juga mengikuti program
pensiun untuk pegawainya melalui PT Tapen. PT Prima
Mandiri membayar iuran pensiun untuk Bambang ke dana
pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan, setiap bulan sebesar Rp. 70.000,00, sedangkan
Bambang membayar iuran pensiun sebesar Rp. 50.000,00
• Pembayaran iuran jaminan hari tua dan iuran pensiun yang
dibayar karyawan melalui mekanisme pemotongan dari gaji
tiap bulan
PPh terutang
PKP 40,000,000 5% = 2,000,000

160,000,000 5% 50,000,000 2,500,000


15% 110,000,000 16,500,000
160,000,000 19,000,000

300,000,000 5% 50,000,000 2,500,000


15% 200,000,000 30,000,000
25% 50,000,000 12,500,000
300,000,000 45,000,000

510,000,000 5% 50,000,000 2,500,000


15% 200,000,000 30,000,000
25% 250,000,000 62,500,000
30% 10,000,000 3,000,000
510,000,000 98,000,000
65
Gaji Pokok 11,000,000
Tunjangan Jabatan 3,000,000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 0.50% 11,000,000 55,000
Premi Jaminan Kematian 0.30% 11,000,000 33,000
PENGHASILAN BRUTTO 14,088,000 14,088,000
Biaya Jabatan (5% x PB) 5% 704,400 500,000 maksimal 500 5b
Iuran Pensiun dibayar kary 50,000
Jaminan Hari Tua dibyr kary 2.0% 11,000,000 220,000
PENGURANG PENGHASILAN BRUTO 770,000 770,000 (-)
PENGHASILAN NETTO 13,318,000
PENGHASILAN NETTO DISETAHUNKAN 12 13,318,000 159,816,000
Perhitungan Status K/2 :
sendiri 54,000,000
isteri 4,500,000
anak 1 4,500,000
anak 2 4,500,000
67,500,000
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) K/2 67,500,000 (-)
PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) 92,316,000

Perhitungan Tarif Pasal 17 : 5% 50,000,000 2,500,000


15% 42,316,000 6,347,400
92,316,000 8,847,400
PPh TERUTANG 8,847,400
PPh Pasal 21 sebulan (pph terutang/12) 737,283
66

Anda mungkin juga menyukai