Anda di halaman 1dari 7

27

3.1.1 Parameter Gelombang

a. Peramalan Gelombang

Sebelum perhitungan prediksi (peramalan) gelombang, terlebih dahulu


dilakukan analisis perhitungan panjang fetch efektif (Feff) dan data angin yang
diperoleh dari SM Betoambari Bau-Bau.
Perhitungan panjang fetch efektif menggunakan Peta RBI dan Peta Alur
Pelayaran dengan persamaan:

Feff =
 Xi cos (3.3)
 cos
dimana Xi = panjang fetch yang diukur dari titik observasi gelombang sampai
memotong garis pantai, α = deviasi pada kedua sisi (kanan dan kiri) arah angin
dengan menggunakan pertambahan 5o sampai sudut 45o.
Metode ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut :
a. Angin berhembus melalui permukaan air melalui lintasan yang berupa garis
lurus.
b. Angin berhembus dengan mentransfer energinya dalam arah gerakan angin
menyebar dalam radius 45o pada sisi kanan dan kiri dari arah anginnya.
c. Angin mentransfer satu unit energi pada air dalam arah dan pergerakan
angin dan ditambah satu satuan energi yang ditentukan oleh harga kosinus
sudut antara jari-jari terhadap arah angin.
d. Gelombang diabsorpsi secara sempurna di pantai.

Berdasarkan data angin maksimum yang diperoleh dari SM Betoambari yang


diukur di darat, maka perlu dikoreksi menjadi data angin di laut untuk dapat
digunakan dalam peramalan gelombang. Urutan analisis koreksi data kecepatan
angin berdasarkan petunjuk dari CHL (2002) sebagaimana disajikan pada Gambar
3.4. Dalam memudahkan pembacaan data arah dan kecepatan angin, maka
divisualisasikan dalam bentuk tabel dan diagram mawar angin (wind rose) setiap
bulan selama periode peramalan dengan menggunakan software WRPLOT view
versi 4.85.
28

Data Angin SM

Koreksi Angin pada


Ketinggian 10 m
Gambar 3.5

Koreksi untuk Durasi Angin


Gambar 3.6

< 10 mil/16,09 km > 10 mil/16,09 km


Panjang Fetch

Koreksi Angin Darat ke Laut


Koreki Angin Darat ke Laut
UW = RL UL
UW = 1,2 UL
Gambar 3.7

Koreksi Angin Terhadap


Koreki Tegangan Angin
Kondisi Atmosfer
UA = 0,71 UW1,23
UC = RT UL
RT = 1,1

Koreki Tegangan Angin


UA = 0,71 UW1,23

Peramalan
Gelombang SMB

Gambar 3.4 Diagram alir koreksi kecepatan angin (simbol lihat dalam teks).
Keterangan: UL=kecepatan angin di darat; UW=kecepatan angin di laut; RT=kondisi atmosfer;
UA=faktor tegangan angin

Gambar 3.5 Rasio Koreksi Angin pada Ketinggian 10 m.


29

Gambar 3.6 Rasio durasi kecepatan angin (Ut) paada kecepatan 1 jam (U3600).

Gambar 3.7 Perbandingan/rasio (RL) kecepatan angin di atas laut (UW) dengan
angin di darat (UL) (CHL 2002). (Keterangan: Pemakaian RL,
normalnya jika jarak alat pencatat angin 16 km dari laut).
Peramalan gelombang dimaksudkan untuk mengalihragamkan (transformasi)
data angin menjadi data gelombang. Di dalam perencanaan bangunan pantai
diperlukan data gelombang yang mencakup seluruh musim, terutama pada musim
dimana gelombang-gelombang besar terjadi.
Salah satu metode peramalan gelombang adalah metode yang dikenalkan oleh
Sverdrup dan Munk (1947) dan dilanjutkan oleh Bretschneider (1958), metode
tersebut di kenal dengan metode SMB (Sverdrup Munk Bretschneider) (CERC
1984), yang dibangun berdasarkan pertumbuhan energi gelombang. Kecepatan
angin yang digunakan adalah kecepatan angin maksimum yang dapat
30

membangkitkan gelombang, yakni kecepatan 10 knot dari arah barat, barat daya,
timur dan timur laut, sedangkan arah lain tidak dihitung karena berasal dari darat.
Parameter gelombang perairan dalam dapat menggunakan dua metode yakni:
1. Metode SMB yang dikembangkan oleh CERC (1984) dengan persamaan
berikut :
Tinggi gelombang signifikan:
U A2
H s = 1, 6 x10−3 F*0,5 (3.4)
g

U A2
dan H s = 0.243 ; untuk F* > 2 x 104 (fully developed waves) (3.5)
g
Periode puncak signifikan gelombang:
UA
Ts = 0, 2857 F1/ 3 (3.6)
g
UA
dan Ts = 8.13 ; untuk F* > 2 x 104 m (fully developed waves) (3.7)
g
Durasi pertumbuhan gelombang:
UA
t = 68,8 F2 / 3 (3.8)
g

UA
dan t = 7,15x10 4 ; untuk F* > 2 x 104 m (fully developed waves) (3.9)
g
gFeff
Dalam hal ini, F = = fetch tak berdimensi; UA = faktor tegangan angin;
U A2
t = durasi pertumbuhan gelombang (detik); Feff = panjang fetch efektif (m); g
= percepatan gravitasi (m/det2).

2. Metode SMB yang dimodivikasi oleh CHL (2006) dengan persamaan


berikut :
31

Analisis parameter gelombang diselesaikan dengan menggunakan teori


gelombang amplitudo kecil (small- amplitude wave theory). Berdasarkan teori ini,
untuk penyederhanaan rumus-rumus gelombang maka dilakukan klasifikasi
gelombang berdasarkan kedalaman, sebagaimana dalam Tabel 3.3 (CHL 2006)

Tabel 3.3 Persamaan parameter gelombang amplitudo kecil (CHL 2006)


Perairan Dangkal Perairan Transisi Perairan Dalam
Kedalaman d 1 1 d 1 d 1
Relatif    
L 20 25 L 2 L 2
1. Kecepatan C=
L
= gd L gT  2d  L gT
C= = tanh  C = Co = =
gelombang T T 2  L  T 2
2. Panjang L = T gd = CT gT 2  2d  L = Lo =
gT 2
= CoT
gelombang L= tanh  2
2  L 
3. Kecepatan C g = C = gd 1 4d L  Cg =
1
C=
gT
C g = nC = 1 +
2  sinh(4d L )
grup C 2 4
4. Energi gH 2 L
gelombang E=
8
32

b. Analisis Parameter Gelombang Pecah

Analisis transformasi gelombang, dapat dilakukan dengan menentukan


gelombang dalam ekivalen ( Ho' ) dengan menggunakan persamaan (CHL 2006):

H o' = H o K s K r (3.10)

dimana Ks dan Kr adalah koefisien shoaling dan refraksi yang dihitung dengan
persamaan:

C go
Ks = (3.11)
Cg

cos  o
Kr = (3.12)
cos 
Indeks gelombang pecah dihitung dengan persamaan (Weggel 1972 dalam
CHL 2002):
Hb
b = b−a (3.13)
gT 2

dimana a dan b merupakan fungsi kemiringan pantai tan  dan diberikan oleh
persamaan:
a = 43,75 (1 − e −19tan  ) (3.14)

b = 1,56 (1 − e−19,5 tan  ) −1 (3.15)


Komar dan Gaughan (1973) dalam CHL (2002) memperoleh hubungan semi
empiris indeks gelombang pecah (b) untuk teori gelombang linear dengan
persamaan:
−1/ 5
 H' 
b = 0.56  o  (3.16)
 Lo 
Sehingga parameter gelombang pecahnya dapat dihitung:
Gelombang pecah:
H b = H o/ b (3.17)

Kedalaman gelombang pada saat pecah:


Hb
d b= (3.18)
b
Lebar daerah hempasan gelombang pecah:
33

Hb
Xb = (3.19)
 b tan 
Kecepatan grup gelombang pecah:
C b = C gb = gd b (3.20)

Tipe gelombang pecah:


−0.5
H 
 o = tan   o  (3.21)
 Lo 
dimana o = surf similarity; tan β = kemiringan pantai; Ho dan Lo = tinggi dan
panjang gelombang di perairan dalam. Selanjutnya tipe pecah dapat diduga
berdasarkan surf similarity dengan kriteria sebagai berikut:
Surging/Collapsing o > 3,3
Plunging 0.5 < o < 3,3
Spilling o < 0,5
Subskrib (o) menunjukkan sudut dan kecepatan gelombang sebelum pecah.
Perhitungan sudut datang gelombang pecah diperoleh dari hasil analisis dengan
menggunakan program RCPWave yang diinterpertasikan melalui hasil peta
transformasi gelombang pada setiap arah dan profil pantai yang ditinjau.

Anda mungkin juga menyukai