Anda di halaman 1dari 23

Bab III

Analisis Gelombang

3.1. Hindcasting
Gelombang adalah salah satu parameter penting pada perencanaan bangunan
pantai. Gelombang yang sehari-hari terdapat di laut adalah gelombang yang
dibangkitkan oleh angin. Perhitungan gelombang berdasarkan data angin, disebut
dengan hindcasting gelombang. Input dari proses Hindcasting gelombang adalah :
a. Daerah pembangkit gelombang(Fetch)
b. Karakteristik angin

Daerah pembangkit gelombang adalah perairan dimana angin bertiup diatasnya.


Data ini dapat diperoleh dari peta geografi. Sedangkan data angin diperoleh dari
stasiun pengamat terdekat, dimana pada umumnya pada setiap lapangan terbang
terdapat stasiun pencatat angin,yaitu kecepatan, arah dan durasinya.

3.1.1. Daerah Pembentukan Gelombang (Fetch)


Karakteristik utama dari fetch yang diperlukan untuk melakukan hindcasting
gelombang adalah panjangnya. Panjang fetch ini ditentukan oleh arah angin
bertiup.

Daratan
B1 B2 B B3 B4 D
C

FBA FCA FDA


Laut

A
Daratan
Gambar 3.1. Fetch (F) untuk suatu arah angin, untuk suatu titik (titik A)

Bantai-SH-2021-3-1
Pada gambar 3.1. daerah pembentukan gelombang pada titik A, untuk angin yang

bertiup dari arah B ke A, maka panjang fetch untuk angin dengan arah BA untuk

titik A adalah panjang garis BA, untuk angin arah CA adalah panjang garis CA,

untuk angin arah DA adalah panjang garis DA.

Fetch rata-rata ( berdasarkan tinjauan perubahan arah angin)


Selama bertiup, angin selalu berubah-ubah baik kecepatan maupun arahnya. Misal
pada arah BA, maka angin tidak selalu tepat pada arah BA, tetapi bervariasi dari
B1A hingga B4A, dimana semuanya dianggap berarah BA. Oleh karena itu
panjang fetch pada arah BA bukan garis BA melainkan harga rata-rata dari
panjang B1A, B2A, B3A dan B4A. Penyimpangan arah angin yang diijinkan
dimana masih bisa dianggap searah dengan arah utama adalah sebesar 15o.

B’ B B”

15o

Gambar 3.2. Penyimpangan arah maksimum

Pada gambar 3.2, garis B’A dan B’’A membentuk sudut 15o terhadap garis BA.
Karena itu angin yang bertiup dari titik-titik yang terletak pada sepanjang garis
B’B” menuju titik A dianggap mempunyai arah BA

Pada sistim arah di Indonesia hanya mengenal sistim 8 penjuru mata angin dan
pada data arah angin disebutkan tidak dengan angka derajat arahnya, melainkan
langsung nama arahnya, misal utara, selatan dan seterusnya, sedangkan pada

Bantai-SH-2021-3-2
sistim 8 arah mata angin ini penyimpangan arah angin mencapai 22.5o, seperti
terlihat pada gambar 2.3.

TL

22,5o

Gambar 3.3. Penyimpangan arah angin pada sistim 8 penjuru mata angin

Oleh karena itu pada data angin sebaiknya disebutkan angka derajat arahnya,
sedangkan perhitungan gelombang digunakan sistim 16 arah mata angin, dimana
penyimpangan arah hanya 11,25o.

Untuk menghitung panjang fetch efektif digunakan prosedur sebagai berikut :

1. Tarik garis fetch untuk suatu arah.


2. Tarik garis fetch dengan interval penyimpangan +  (misal 5o) dari arah
utama, sampai pada batas areal yang lain (lihat gambar 4).
3. Dalam hal dijumpai suatu fetch atau komponen fetch tidak terbatas
panjangnya, maka pada fetch tersebut dapat diberi harga panjang 60 km (lihat
bagian 4 ).
4. Panjang fetch-rerata adalah :

 Fi cos i
Frerata = …..…….. (3.1)
 cos i

Bantai-SH-2021-3-3
Gambar 3.4. Perhitungan panjang fetch efektif

3.1.2. Koreksi Data Angin

Sebelum melakukan hindcasting, perlu dilakukan koreksi terhadap data angin,


yang terdiri dari,

1. Koreksi elevasi
Data yang digunakan adalah data yang diukur pada elevasi 10 m diatas
permukaan tanah. Data yang digunakan adalah kecepatan angin terbesar
harian.
1
 10  7
u10  u z   …………………………(3.2)
 z 
z  20 m

2. Koreksi lokasi

Bantai-SH-2021-3-4
Kecepatan angin yang diperlukan adalah kecepatan pada permukaan laut.
Untuk data angin yang diukur di darat, perlu dilakukan transformasi
menjadi kecepatan di permukaan laut.
u  Rd u d ……………………..(3.3)
dimana :
u = kecepatan angin pada permukaan laut
ud = kecepatan angin di darat
Rd = dihitung dengan menggunakan grafik seperti pada gambar 3.5.
Dalam hal ud > 18.5 m digunakan Rd = 0.9

u
Rd 
ud

ud m/dt
Gambar 3.5. Koefisien koreksi lokasi

3. Koreksi stabilitas
Efisiensi pembentukan gelombang oleh angin tergantung pada perbedaan
temperatur udara dengan laut. Kecepatan efektif berdasarkan perbedaan
temperatur tersebut adalah

uef = RT u ………………(3.6)

dimana :
u = adalah kecepatan angin dari langkah 2
uef = adalah kecepatan angin efektif yang membangkitkan gelombang
RT = koefisien koreksi merupakan fungsi dari beda temperatur T

Bantai-SH-2021-3-5
T = Ta - Ts  o C
Ta = temperatur udara
Ts = temperatur air laut

RT dihitung dengan menggunakan gambar 3.6., dalam hal tidak terdapat


data temperatur maka digunakan harga RT = 1.1.

1.3

1.2

1.1

1.0

0.9

0.8

0.7
-20 -15 -10 -5 0 5 10 16 20

Gambar 3.6. Koefisien stabilitas RT

4. Koreksi durasi
Kecepatan yang terukur adalah kecepatan sesaat. Pada hindcasting,
dianggap kecepatan angin adalah konstan pada interval waktu tertentu yaitu
pada durasi angin. Oleh karena itu perlu dilakukan transformasi dari
kecepatan sesaat menjadi kecepatan rata-rata durasi, dengan langkah
perhitungan sebagai berikut.
Kecepatan yang terukur adalah kecepatan sesaat. Pada hindcasting,
dianggap kecepatan angin adalah konstan pada interval waktu tertentu yaitu
pada suatu durasi angin. Oleh karena itu perlu dilakukan transformasi dari
kecepatan sesaat menjadi kecepatan rata-rata durasi, dengan langkah
perhitungan sebagai berikut.

a) Perhitungan u3600 (kecepatan rata-rata pada durasi 3600 detik)

Bantai-SH-2021-3-6
1609
tf  ..............................(3.7)
uf

u f = kecepatan angin hasil pengukuran (data)

uf
u 3600  ..........(3.8)
cf

 45 
c f  1.277  0.296 tanh  0.9 log  1  t f  3600 dt .......(3.9)
 t f 

c f  0.15 log t f  1.5334 3600  t  36000 dt .....(3.10)

b) Perhitungan ut (kecepatan rata-rata pada durasi t detik)

ut  ct u 3600 .....(3.11)

 45 
ct  1.277  0.296 tanh  0.9 log  1  t  3600 dt ...........(3.12)
 t 
ct  0.15 log t  1.5334 3600  t  36000 dt ...(3.12)

Tabel 3.1. Kecepatan rata-rata pada suatu durasi t


uf u3600 u10800 u18000
(m/dt) (m/dt) (m/dt) (m/dt)
5 4,6 4,28 4,12
10 8,76 8,14 7,85
15 12,7 11,8 11,38
20 16,5 15,34 14,79
25 20,21 18,78 18,11
30 23,85 22,16 21,37
35 27,44 25,49 24,58
40 30,98 28,79 27,76
45 34,49 32,05 30,9
50 37,97 35,28 34,02
Catatan :

uf : kecepatan angin sesaat

u3600 : kecepatan angin rata-rata pada durasi 3600 detik atau 1 jam

u10800 : kecepatan angin rata-rata pada durasi 10800 detik atau 3 jam

Bantai-SH-2021-3-7
u18000 : kecepatan angin rata-rata pada durasi 18000 detik atau 5 jam

Pada tabel (3.1), diperlihatkan hasil perhitungan dari kecepatan angin


sesaat menjadi kecepatan rata-rata pada suatu durasi tertentu. Pada hasil
perhitungan tersebut terlihat bahwa semakin besar durasi, semakin kecil
kecepatan rata-ratanya, dan semakin besar kecepatan angin, semakin besar
perbedaannya dengan kecapatan rata-ratanya atau koreksi rata-rata
durasinya semakin besar.

5. Faktor tegangan angin uA


Faktor tegangan angin yang membentuk gelombang adalah
u A  0.71u 1.23 .........................(3.13)

3.1.3. Perhitungan Tinggi dan Perioda Gelombang


Pembentukan gelombang oleh angin ada 3 jenis, yaitu :
a) Pembentukan sempurna
b) Pembentukan terbatas fetch
c) Pembentukan terbatas waktu

a) Pembentukan sempurna
Pembentukan gelombang jenis ini memerlukan lama angin bertiup (durasi) t yang
sangat panjang. Adapun durasi minimumnya adalah,
uA
t min  FD  7.15 x10 4 detik .......................(3.14)
g
u A : faktor tegangan angin
g : percepatan gravitasi , 9.81 m/dt2

Tinggi dan perioda gelombang yang terbentuk bukan merupakan fungsi dari
durasi angin maupun panjang Fetch F ,
gH
Tinggi gelombang :  0.2433 m .....................(3.15)
u A2

Bantai-SH-2021-3-8
gT
Perioda Gelombang :  0.95 x8.134 detik ......................(3.16)
uA
Tabel (3...) Hasil perhitungan H dan T dengan pembentukan sempurna
u uA tmin-FD H T
(m/dt) (jam) (m) (dt)
1 0,71 1,437 0,012 0,559
2 1,665 3,372 0,069 1,312
3 2,742 5,552 0,186 2,16
4 3,907 7,909 0,378 3,077
5 5,14 10,407 0,655 4,049
6 6,433 13,023 1,025 5,067
Catatan : u A  0.71u 1.23 , tanpa koreksi lainnya

Pada hasil perhitungan tersebut, terlihat bahwa durasi minimum tmin-FD yang
cukup rasionil adalah untuk kecepatan angin kurang dari 2 m. Sedangkan untuk
kecepatan yang lebih besar lagi, durasi minimum terlalu besar. Karena itu dapat
dikatakan tidak pernah terjadi pembentukan sempurna.

b) Pembentukan terbatas fetch

Pembentukan gelombang dengan jenis terbatas Fetch, memerlukan durasi yang


cukup lama, dimana syarat minimumnya adalah
2
u  gF 3
t  68.8 A  2  detik ........................(3.17)
g  uA 
Atau,
2
u  gF 3
t min  FL  68.8 A  2  ...........................(3.18)
g  uA 

Persamaan (3.18) ini menyatakan durasi minimum yang diperlukan untuk suatu
kecepatan angin dan suatu panjang fetch, agar terjadi pembentukan jenis fetch
limited. Bila durasi angin kurang dari t min FL , maka tidak terjadi pembentukan
gelombang jenis Fetch Limited, akan terjadi pembentukan gelombang jenis Time-
limited yang akan dibahas pada bagian berikutnya.

Bantai-SH-2021-3-9
1
gH  gF 2
Tinggi gelombang : 2
 1.6 x10 3  2  ........................(3.19)
uA  uA 
1
gT  gF 3
Perioda gelombang :  0.95 x0.2857  2  .................(3.20)
uA  uA 
Hasil perhitungan dengan persamaan Fetch limited, tabel (3.2), memperlihatkan
bahwa untuk suatu kecepatan, semakin besar panjang fetch semakin besar tinggi
dan perioda gelombang, dan juga semakin besar kecepatan angin, semakin besar
tinggi dan perioda gelombang.

Tabel 3.2. Hasil perhitungan pada kondisi Fetch limited.


u F=10000 m F=20000 m F=30000 m F=40000 m
H T H T H T H T
(m/dt) (m) (dt) (m) (dt) (m) (dt) (m) (dt)
5 0,26 2,2 0,37 2,77 0,45 3,18 0,53 3,5
10 0,62 2,93 0,87 3,69 1,07 4,22 1,23 4,64
15 1,01 3,46 1,43 4,35 1,76 4,98 2,03 5,48
20 1,44 3,89 2,04 4,9 2,5 5,61 2,89 6,17
25 1,9 4,26 2,69 5,37 3,29 6,14 3,8 6,76
30 2,38 4,59 3,36 5,78 4,12 6,62 4,76 7,29
35 2,88 4,89 4,07 6,16 4,98 7,05 5,75 7,76
40 3,39 5,17 4,79 6,51 5,87 7,45 6,78 8,2
45 3,92 5,42 5,54 6,83 6,79 7,82 7,83 8,61
50 4,46 5,66 6,31 7,13 7,72 8,16 8,92 8,99

c) Pembentukan terbatas waktu

Dalam hal durasi angin tidak cukup panjang, maka akan terjadi pembentukan
gelombang dengan jenis terbatas waktu. Durasi angin yang diperlukan agar terjadi
pembentukan gelombang terbatas fetch adalah cukup panjang. Persamaan untuk
menghitung waktu minimum yang diperlukan agar terjadi pembentukan
gelombang jenis Fetch-Limited adalah seperti dinyatakan pada persamaan (3.18),
2/3
68.8uA  gF
yaitu : t min FL   2 
g  uA 
2/3
68.8uA  gF
Tabel (3.3) Durasi minimum t min FL   2  untuk pembentukan
g  uA 
gelombang terbatas fetch

Bantai-SH-2021-3-10
u uA Panjang Fetch F (km)
(m/dt) (m/dt) 10 20 30 40 50 60 70 80
5 5,14 2,4 3,81 4,99 6,05 7,02 7,93 8,79 9,6
10 12,06 1,81 2,87 3,76 4,55 5,28 5,97 6,61 7,23
15 19,85 1,53 2,43 3,18 3,86 4,47 5,05 5,6 6,12
20 28,28 1,36 2,16 2,83 3,43 3,98 4,49 4,98 5,44
25 37,22 1,24 1,97 2,58 3,13 3,63 4,1 4,54 4,96
30 46,57 1,15 1,83 2,4 2,9 3,37 3,8 4,21 4,61
35 56,29 1,08 1,72 2,25 2,72 3,16 3,57 3,96 4,32
40 66,34 1,02 1,62 2,13 2,58 2,99 3,38 3,75 4,09
45 76,68 0,98 1,55 2,03 2,46 2,85 3,22 3,57 3,9
50 87,3 0,93 1,48 1,94 2,35 2,73 3,08 3,42 3,74

Hasil perhitungan t min FL untuk berbagai kecepatan angin dan berbagai panjang
Fetch diperlihatkan pada tabel (3.3). Terlihat bahwa semakin besar kecepatan
angin semakin kecil t min FL dan semakin besar panjang Fetch, semakin besar

t min FL .

Durasi angin bertiup pada umumnya paling lama adalah 3 jam. Semakin besar
kecepatan angin semakin kecil durasinya. Pada tabel (3.3), angin dengan
kecepatan 50 m/detik memerlukan waktu 3.08 jam agar terjadi pembentukan
gelombang jenis Fetch-Limited untuk panjang Fetch 60 km. Jadi untuk kecepatan
angin 50 m/detik, dimana kecepatan ini tergolong sangat jarang terjadi, hanya
panjang Fetch 60 km dapat terjadi pembentukan gelombang jenis fetch-limited.
Dengan kata lain panjang fetch lebih dari 60 km, potensi pembentukan
gelombangnya adalah jenis Time- Limited.
2/3
68.8uA  gF
Persamaan (3.17), t   2  , bila durasi t ditetapkan sebagai
g  uA 
bilangan yang diketahui, maka dengan persamaan ini dapat dihitung panjang
Fetch Fef dimana terjadi pebentukan gelombang jenis Fetch-limited.

2/3 3
68.8uA  g Feff   gt  2
 g Feff 
t  2
 atau     2
 , atau
g  uA   68.8u A   uA 

Bantai-SH-2021-3-11
3
u2  gt  2
Feff  A   ................................(3.21)
g  68.8u A 

Persamaan (3.21) ini menyatakan panjang Fetch maksimum untuk suatu


kecepatan dan durasi angin dimana terjadi jenis pembentukan gelombang Fetch-
Limited. Bila panjang Fetch lebih dari Feff , maka terjadi pembentukan Time-

Limited.

Tabel (3.4) Panjang Fetch maximum agar terjadi pembentukan gelombang


terbatas Fetch untuk suatu kecepatan dan durasi angin.

u uA Durasi t (jam)
(m/dt) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
F-efektif (km)
5 5,14 3 8 14 22 30 40 50 61 73
10 12,06 4 12 21 33 46 61 76 93 111
15 19,85 5 15 27 42 59 78 98 120 143
20 28,28 6 18 33 50 70 93 117 143 170
25 37,22 7 20 38 58 81 106 134 164 195
30 46,57 8 23 42 65 90 119 150 183 218
35 56,29 9 25 46 71 99 131 165 201 240
40 66,34 10 27 50 77 108 142 179 218 261
45 76,68 10 29 54 83 116 153 192 235 280
50 87,3 11 31 58 89 124 163 205 251 299

Pada tabel (3.4), diperlihatkan hasil perhitungan Feff untuk berbagai kecepatan

dan durasi angin. Terlihat bahwa semakin besar kecepatan angin semakin besar
panjang Feff , begitu juga bahwa semakin besar durasi angin semakin besar Feff .

Bila durasi angin maksimum 3 jam, maka untuk kecepatan angin 50 m/dt, panjang
Feff  58 km. Jadi dapat dikatakan bahwa panjang fetch yang lebih dari 60 km

sangat berpotensi terjadi pembentukan gelombang jenis time limited.

Pada SPM 1984, tidak terdapat persamaan untuk perhitungan gelombang jenis
time-limited, yang tersedia adalah perhitungan untuk jenis pembentukan Fetch-
Limited. Seperti telah ditunjukkan bahwa diperlukan durasi angin yang cukup
lama agar terjadi pembentukan gelombang Fetch-Limited dimana semakin

Bantai-SH-2021-3-12
panjang fetch semakin lama durasi yang diperlukan. Dengan sifat ini maka pada
suatu fetch dimana terjadi pembentukan gelombang Time-Limited, terdapat suatu
bagian dimana terjadi pembentukan gelombang Fetch-Limited (gambar (3.7)).
Fetch tersebut disebut dengan fetch effektif Feff . Dengan menggunakan Fetch

effektif Feff ini dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan-

persamaan Fetch-Limited. Jadi dengan mengkoreksi atau memperpendek panjang


Fetch nya menjadi Feff , problem Time-Limited diubah menjadi problem Fetch-

Limited.. Dengan demikian bila dijumpai kondisi pembentukan gelombang


adalah time-limited, maka prosedur perhitungannya adalah :

1. Dengan durasi t yang diketahui, hitung panjang Feff dengan persamaan

3
u2  gt  2
Feff  A  
g  68.8u A 

2. Dengan panjang fetch Feff , dilakukan perhitungan tinggi gelombang dan

perioda gelombang dengan menggunakanpersamaan-persamaan untuk jenis


pembentukan fetch-limited.

Gambar (3.7) Koreksi panjang fetch pada jenis pembentukan gelombang


time-limited

Dengan prosedur perhitungan Time-Limited ini dan dengan sifat-sifat Feff seperti

pada tabel (3.3) dan (3.4), maka sebenarnya tidak perlu digunakan panjang fetch
F yang besar, lebih dari 60 km, karena akan terjadi pembentukan jenis time-
Bantai-SH-2021-3-13
limited dan akan dikioreksi panjang fetchnya. Jadi bila pada peta dijumpai
panjang fetch lebih dari 60 km, dapat digunakan panjang fetch sebesar 60 km.

Langkah Perhitungan Gelombang

1. Input u , t dan F

2. Lakukan koreksi kecepatan angin, sampai diperoleh u A

uA
3. Hitung t min  FD  7.15 x10 4
g

4. Periksa durasi t terhadap t minFD , yaitu

a. Bila t  t min FD , terjadi jenis pembentukan sempurna, lakukan perhitungan H


dan T dengan persamaan-persamaan pembentukan sempurna.

b. Bila t  t min FD , ke langkah 5.

2/3
68.8uA  gF
5. Hitung t min FL   2 
g  uA 

6. Periksa jenis pembentukan

a. Bila t  t min FL , maka terjadi jenis pembentukan gelombang Fetch-Limited,


kelangkah 7 (lakukan perhitungan H dan T dengan persamaan-persamaan Fetch-
Limited), dimana F  Fada .

b. Bila t  t min FL , maka terjadi jenis pembentukan gelombang Time-Limited,


3
u2  gt  2
lakukan koreksi panjang fetch, F  Feff  A   , kelangkah 7
g  68.8u A 

7. Lakukan perhitungan-perhitungan H dengan menggunakan persamaan-


persamaan fetch-limited, dan T dihitung dengan menggunakan persamaan
Wiegel.

Bantai-SH-2021-3-14
H
Persamaan Wiegel : T  15.6 detik ......................(3.22)
g

3.2. Statistik Gelombang


Kondisi gelombang pada suatu perairan adalah bersifat acak. Untuk perencanaan
bangunan pantai diperlukan suatu tinggi gelombang tertentu yang mewakili.
Untuk mendapatkan gelombang monochromatik tersebut dilakukan analisis
statistik untuk memperoleh H p .

Pada suatu N data pengamatan gelombang yang telah diurutkan dari terbesar ke
m
terkecil, maka H p adalah harga rata-rata m data terbesar, dimana p  atau
N
m  pN , dimana m bilangan bulat, berharga 1, 2, 3 ........ N, sedangkan p adalah
bilangan pecah berharga lebih kecil dari 1.

Jadi bila terdapat 15 data (N = 15) yang telah diurutkan dari besar ke kecil maka
H 1  H 2  H 3  H 4  H 5  5 1
H  dimana m  5 m sedang p   .
1 5 15 3
3
Algoritma dari analisis tersebut adalah :
1. urutkan data dari terbesar ke terkecil
2. jumlahkan data m terbesar dan dibagi dengan N
3. hitung H p

Analisis Statistik Gelombang dengan Metoda Rayleigh


Sebelumnya telah dijelaskan perhitungan H p berdasarkan data set. Pada bagian ini

H p dihitung berdasarkan persamaan :

H C H
p p rms

1 N
H   Hi
2
rms N i=1

Bantai-SH-2021-3-15
1 p  1 
C p = ln + erfc  ln 
p 2p  p 

C p adalah suatu koefisien yang dalam hal ini dihitung dengan metoda Rayleigh.

Error Function

2 x  x2
erf x = e dt
 0

2  x3 x5 x7 x9 
erf x    x     ..........
  1!3 2!5 3!7 4!9 

Banyaknya suku n untuk menghitung erf x tersebut tergantung pada harga x ,
dimana pada prinsipnya semakin besar n semakin baik hasilnya. Adapun harga n
tersebut adalah,
x  3 , nx  n int x  1
x  3 , nx  n int x  2
x  4 , nx  n int x  3
x  6 , nx  n int x  4
banyaknya suku n = 10nx.

Komplemen Error Function


erfc x  1  erf x

Dengan persamaan H C H diperoleh hubungan :


p p rms

H 1  C 1 H rms , H 1  C 1 H rms , H 1  C 1 H rms ..........dan seterusnya. Dari


10 10 6 6 3 3

relasi ini dapat dirumuskan relasi lainnya,

Bantai-SH-2021-3-16
H1 C 1 H rm s C1
10
 10
atau H 1  10
H 1 . Dengan cara ng sama dapat diperoleh
H1 C 1 H rm s 10 C1 3
3 3 3

C1 C1
relasi H 1  5
H1 , H1  4
H1 .... dan seterusnya.
5 C1 3 4 C1 3
3 3

Cp
Tabel (3.5). Harga C p dan
C1
3

Cp
1
p Cp C1
N N 3
15 0,0667 1,9108 1,3497
14 0,0714 1,8925 1,3367
13 0,0769 1,8725 1,3226
12 0,0833 1,8507 1,3072
11 0,0909 1,8266 1,2902
10 0,1 1,7999 1,2714
9 0,1111 1,7699 1,2502
8 0,125 1,7357 1,226
7 0,1429 1,696 1,1979
6 0,1667 1,6489 1,1647
5 0,2 1,5912 1,1239
4 0,25 1,5173 1,0718
3 0,3333 1,4157 1
2 0,5 1,2562 0,8873
1 1 0,8862 0,626

Uraian H 1 menjadi sejumlah gelombang


3

Hasil hindcasting gelombang adalah H 1 yang banyak disebut sebagai tinggi


3

gelombang significant atau H s . Harga H 1 itu sendiri adalah hasil analisis


3

berdasarkan sejumlah data gelombang. Jadi dapat dikatakan bahwa sesungguhnya


gelombang yang terjadi selama angin bertiup tidak berupa gelombang tunggal
dengan tinggi gelombang H 1 . Bila dianggap terdiri dari 10 gelombang maka
3

terdapat gelombang-gelombang dengan tinggi gelombang dari yang terkecil


sampai yang terbesar H1 , H 1 , H 1 , H 1 ................. H 1 . Sebagai contoh, bila
2 3 4 10

Bantai-SH-2021-3-17
hasil hindcasting memberikan H 1  1.50 m, maka akan terdapat gelombang-
3

gelombang dengan tinggi gelombang sebagai berikut,

Tabel (3.6). Harga H p dari H 1  1.50 m


3

Cp
1 Hp
N p C1
N 3 (m)
10 0,1 1,2714 1,907
9 0,1111 1,2502 1,8752
8 0,125 1,226 1,839
7 0,1429 1,1979 1,7969
6 0,1667 1,1647 1,747
5 0,2 1,1239 1,6859
4 0,25 1,0718 1,6076
3 0,3333 1 1,5
2 0,5 0,8873 1,331
1 1 0,626 0,939

3.3. Gelombang Perencanaan

3.3.1.Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi adalah analisis untuk mendapatkan tinggi gelombang extrim
dengan suatu perioda ulang tertentu. Bila untuk suatu perioda ulang T p diperoleh

tinggi gelombangnya adalah H T , maka probabilitas bahwa tinggi gelombang

tersebut terjadi ataupun terlampaui dalam setahun adalah PH  H T  


1
.
TP

Penetapan harga T p , cukup sulit, tetapi pada prinsipnya diinginkan bangunan

yang kuat, sehingga semakin besar T p , semakin besar H T akan semakin kuat

bangunannya. Tetapi semakin besar H T akan semakin mahal biaya konstruksi


bangunan. Karena itu diperlukan T p optimal dimana iaya konstruksi tidak terlalu

mahal dan bangunan cukup kuat. Untuk perencanaan bangunan pantai, pada
umumnya cukup digunakan T p  25 tahun.

Bantai-SH-2021-3-18
Analisis frekuensi dilakukan dengan menggunakan data gelombang terbesar
tahunan dengan rentang data minimal 10 tahun. Analisis dapat dilakukan dengan
metoda analisis frekuensi yang sudah banyak dikenal, yaitu antara lain metoda
Normal, Log-Normal, Log Pearson Type III, Gumbel, Log-Gumbel. Dimana hasil
analisis yang digunakan adalah metoda yang memberikan kesalahan terkecil.

Seperti telah diketahui bahwa pada suatu perairan pantai akan terdapat beberapa
arah gelombang. Analis frekuensi sebaiknya dilakukan pada masing-masing arah
gelombang, sehingga diperoleh H T pada masing-masing arah. Selanjunya sebagai
gelombang perencanaan digunakan tinggi gelombang H T terbesar diantara H T
yang lain. Misal pada suatu pantai terdapat gelombang dari arah Utara (N), Timur
Laut (NE) dan Barat Laut (NW), maka dilakukan analisis frekuensi untuk tinggi
gelombang tahunan pada ketiga arah gelombang tersebut. Diperoleh H TN , H TNE

dan H TNW . Selanjutnya sebagai tinggi gelombang perencanaan adalah yang


terbesat diantara ke 3 tinggi gelombang tersebut. Perioda gelombangnya dapat
dihitung dengan persamaan Wiegel atau Pierson-Moskowitz atau rata-rata dari
keduanya.

3.4. Langkah Perhitungan Gelombang Perencanaan


Gelombang perencanaan untuk kegiatan perencanaan bangunan pantai ada dua
jenis, yaitu iklim gelombang rata-rata tahunan dan gelombang ekstrim terbesar
yang mungkin terjadi. Adapun langkah perhitungan gelombang perencanaan
adalah sebagai berikut :

1. Lakukan perhitungan gelombang (hindcasting dan uraian Rayleigh) untuk


data angin selama minimum 10 tahun.
2. Buat distribusi gelombang, yaitu prosentase kejadian suatu tinggi
gelombang rata-rata tahunan pada masing-masing arah.
3. Cari tinggi gelombang terbesar pada masing-masing arah pada setiap tahun.

Bantai-SH-2021-3-19
4. Hitung tinggi gelombang ekstrim dan periodanya pada masing-masing arah
untuk suatu perioda ulang yang diperlukan, misal 25 tahun, 30 tahun dan
lain sebagainya, dengan melakukan analisis frekuensi.

Tabel (3.7) Contoh hasil perhitungan hindcasting gelombang, Tinggi Gelombang


Rata-rata Tahunan
H Frekuensi kejadian dalam setahun (%) Occ Exc Mean
(cm) N NE E SE S SW W NW (%) (%) (%)
0-5 0 0,01 0,02 23,02 4,08 4,74 12,57 8,68 53,12 46,88 0
5-10 0,08 0,15 0,32 0 0 0 0 0 0,55 46,33 8,7
10-20 0,59 1,3 3,35 0 0 0 0 0 5,25 41,09 16,38
20-30 1,07 2,22 7,83 0 0 0 0 0 11,12 29,97 25,63
30-40 0,55 1,94 9,78 0 0 0 0 0 12,27 17,69 35,4
40-60 0,49 1,44 11,35 0 0 0 0 0 13,29 4,4 49,47
60-80 0,11 0,28 2,87 0 0 0 0 0 3,27 1,13 67,68
80-100 0,02 0,06 0,61 0 0 0 0 0 0,69 0,45 87,63
100-120 0,03 0,03 0,21 0 0 0 0 0 0,27 0,18 107,05
120-140 0,01 0,03 0,04 0 0 0 0 0 0,08 0,1 129,97
140-160 0,01 0,03 0,03 0 0 0 0 0 0,07 0,04 146,83
160-180 0,01 0,01 0,01 0 0 0 0 0 0,02 0,01 166,27
180-200 0 0,01 0 0 0 0 0 0 0,01 0,01 186,71
200-250 0 0 0,01 0 0 0 0 0 0,01 0 223,06
Jumlah (%) 2,97 7,51 36,43 23,02 4,08 4,74 12,57 8,68 100

Parameter Rata-rata Total Standard deviasi


Statistik 18.039 cm 22.811 cm
Tinggi gelombang Hallermeier (0.14%) terlampaui, H e 118.49 cm Te  5.42 dt
Closure depth hc 236.80 cm
Catatan :
Occ : (%) kejadian dalam setahun (occcurence)
Exc : (%) terlampaui dalam setahun
Mean : rata-rata
Pada hasil hindcasting, tabel (3.7) tersebut, terbaca bahwa gelombang dengan
tinggi gelombang antara 20-30 cm, terjadi dari arah N 1.07 %, dari arah NE 2.22
% dan dari arah E 7.83 % dalam setahun, dengan total kejadian OCC= 11.12 %,
dengan tinggi gelombang yang lebih dari 30 cm Exc = 29.97 %. Rata-rata tinggi
gelombang antara 20-30 cm adalah Mean = 25.63 cm.

Bantai-SH-2021-3-20
Dengan data Mean dan Exc, dapat dibuat gambar grafik kurva eksidensi seperti
pada gambar (3.8).

Gambar (2.8) Gambar kurva exceedence

Tabel (3.8) Tinggi gelombang terbesar pada masing-masing tahun


Tinggi gelombang terbesar (cm)
Tahun N NE E SE S SW W NW
1992 75,51 102,76 85,62 0 0 0 0 0
1993 62,62 62,62 102,76 0 0 0 0 0
1994 71,03 140,37 91,52 0 0 0 0 0
1995 66,78 58,45 75,51 0 0 0 0 0
1996 54,17 75,51 71,03 0 0 0 0 0
1997 62,62 66,78 71,03 0 0 0 0 0
1998 54,17 49,7 62,62 0 0 0 0 0
1999 54,17 66,78 75,51 0 0 0 0 0
2000 62,62 102,76 102,76 0 0 0 0 0
2001 110,02 66,78 164,43 0 0 0 0 0
2002 71,03 124,93 91,52 0 0 0 0 0
2003 62,62 95,64 102,76 0 0 0 0 0
2004 102,76 91,52 140,37 0 0 0 0 0
2005 102,76 80,32 156,29 0 0 0 0 0
2006 117,41 102,76 117,41 0 0 0 0 0
2016 164,43 189,54 233,55 0 0 0 0 0

Bantai-SH-2021-3-21
Tabel (3.9) Tinggi gelombang ekstrim dengan perioda ulangnya
Perioda
Ulang
(tahun) 5 10 15 20 25
Arah H T H T H T H T H T
(cm) (detik) (cm (detik (cm (detik (cm (detik (cm (detik
N 44,7 3,1 117,1 5,1 130,5 5,4 140,7 5,6 149,1 5,7
NE 48,5 3,3 137,7 5,5 154,7 5,9 167,9 6,1 178,8 6,3
E 56,5 3,5 163,2 6 183,8 6,4 199,7 6,7 213 6,9
SE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
S 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
W 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3.5. Analisis Transformasi Gelombang


Gelombang dalam perjalanannya dari perairan dalam menuju perairan pantai yang
dangkal akan mengalami sejumlah perubahan, yaitu perubahan arah gelombang
dan perubahan tinggi gelombang. Perubahan arah gelombang banyak dikenal
dengan fenomena refraksi gelombang, sedangkan perubahan tinggi gelombang
dapat disebabkan oleh dua peristiwa, yaitu shoaling dan breaking. Shoaling adalah
pembesaran tinggi gelombang akibat berkurangnya kedalaman, sedangkan
breaking adalah berkurangnya tinggi gelombang pada perairan yang sangat
dangkal.

Hindcasting gelombang seperti yang telah dibahas pada bagian terdahulu,


menghasilkan gelombang diperairan dalam, sedangkan bangunan pantai terletak di
perairan pantai yang dangkal. Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa
karakteristik gelombang diperairan dalam akan mengalami transformasi atau
perubahan ketika mencapai perairan pantai. Karena itu pada gelombang hasil
hindcasting, perlu dilakukan analisis transformasi gelombang. Analisis
transformasi gelombang, sering juga disebut dengan analisis refraksi-difraksi,
karena batimetri pantai selain menyebabkan peristiwa refraksi, juga menimbulkan
peristiwa difraksi.

Bantai-SH-2021-3-22
Bantai-SH-2021-3-23

Anda mungkin juga menyukai