Analisis Gelombang
3.1. Hindcasting
Gelombang adalah salah satu parameter penting pada perencanaan bangunan
pantai. Gelombang yang sehari-hari terdapat di laut adalah gelombang yang
dibangkitkan oleh angin. Perhitungan gelombang berdasarkan data angin, disebut
dengan hindcasting gelombang. Input dari proses Hindcasting gelombang adalah :
a. Daerah pembangkit gelombang(Fetch)
b. Karakteristik angin
Daratan
B1 B2 B B3 B4 D
C
A
Daratan
Gambar 3.1. Fetch (F) untuk suatu arah angin, untuk suatu titik (titik A)
Bantai-SH-2021-3-1
Pada gambar 3.1. daerah pembentukan gelombang pada titik A, untuk angin yang
bertiup dari arah B ke A, maka panjang fetch untuk angin dengan arah BA untuk
titik A adalah panjang garis BA, untuk angin arah CA adalah panjang garis CA,
B’ B B”
15o
Pada gambar 3.2, garis B’A dan B’’A membentuk sudut 15o terhadap garis BA.
Karena itu angin yang bertiup dari titik-titik yang terletak pada sepanjang garis
B’B” menuju titik A dianggap mempunyai arah BA
Pada sistim arah di Indonesia hanya mengenal sistim 8 penjuru mata angin dan
pada data arah angin disebutkan tidak dengan angka derajat arahnya, melainkan
langsung nama arahnya, misal utara, selatan dan seterusnya, sedangkan pada
Bantai-SH-2021-3-2
sistim 8 arah mata angin ini penyimpangan arah angin mencapai 22.5o, seperti
terlihat pada gambar 2.3.
TL
22,5o
Gambar 3.3. Penyimpangan arah angin pada sistim 8 penjuru mata angin
Oleh karena itu pada data angin sebaiknya disebutkan angka derajat arahnya,
sedangkan perhitungan gelombang digunakan sistim 16 arah mata angin, dimana
penyimpangan arah hanya 11,25o.
Fi cos i
Frerata = …..…….. (3.1)
cos i
Bantai-SH-2021-3-3
Gambar 3.4. Perhitungan panjang fetch efektif
1. Koreksi elevasi
Data yang digunakan adalah data yang diukur pada elevasi 10 m diatas
permukaan tanah. Data yang digunakan adalah kecepatan angin terbesar
harian.
1
10 7
u10 u z …………………………(3.2)
z
z 20 m
2. Koreksi lokasi
Bantai-SH-2021-3-4
Kecepatan angin yang diperlukan adalah kecepatan pada permukaan laut.
Untuk data angin yang diukur di darat, perlu dilakukan transformasi
menjadi kecepatan di permukaan laut.
u Rd u d ……………………..(3.3)
dimana :
u = kecepatan angin pada permukaan laut
ud = kecepatan angin di darat
Rd = dihitung dengan menggunakan grafik seperti pada gambar 3.5.
Dalam hal ud > 18.5 m digunakan Rd = 0.9
u
Rd
ud
ud m/dt
Gambar 3.5. Koefisien koreksi lokasi
3. Koreksi stabilitas
Efisiensi pembentukan gelombang oleh angin tergantung pada perbedaan
temperatur udara dengan laut. Kecepatan efektif berdasarkan perbedaan
temperatur tersebut adalah
uef = RT u ………………(3.6)
dimana :
u = adalah kecepatan angin dari langkah 2
uef = adalah kecepatan angin efektif yang membangkitkan gelombang
RT = koefisien koreksi merupakan fungsi dari beda temperatur T
Bantai-SH-2021-3-5
T = Ta - Ts o C
Ta = temperatur udara
Ts = temperatur air laut
1.3
1.2
1.1
1.0
0.9
0.8
0.7
-20 -15 -10 -5 0 5 10 16 20
4. Koreksi durasi
Kecepatan yang terukur adalah kecepatan sesaat. Pada hindcasting,
dianggap kecepatan angin adalah konstan pada interval waktu tertentu yaitu
pada durasi angin. Oleh karena itu perlu dilakukan transformasi dari
kecepatan sesaat menjadi kecepatan rata-rata durasi, dengan langkah
perhitungan sebagai berikut.
Kecepatan yang terukur adalah kecepatan sesaat. Pada hindcasting,
dianggap kecepatan angin adalah konstan pada interval waktu tertentu yaitu
pada suatu durasi angin. Oleh karena itu perlu dilakukan transformasi dari
kecepatan sesaat menjadi kecepatan rata-rata durasi, dengan langkah
perhitungan sebagai berikut.
Bantai-SH-2021-3-6
1609
tf ..............................(3.7)
uf
uf
u 3600 ..........(3.8)
cf
45
c f 1.277 0.296 tanh 0.9 log 1 t f 3600 dt .......(3.9)
t f
c f 0.15 log t f 1.5334 3600 t 36000 dt .....(3.10)
ut ct u 3600 .....(3.11)
45
ct 1.277 0.296 tanh 0.9 log 1 t 3600 dt ...........(3.12)
t
ct 0.15 log t 1.5334 3600 t 36000 dt ...(3.12)
u3600 : kecepatan angin rata-rata pada durasi 3600 detik atau 1 jam
u10800 : kecepatan angin rata-rata pada durasi 10800 detik atau 3 jam
Bantai-SH-2021-3-7
u18000 : kecepatan angin rata-rata pada durasi 18000 detik atau 5 jam
a) Pembentukan sempurna
Pembentukan gelombang jenis ini memerlukan lama angin bertiup (durasi) t yang
sangat panjang. Adapun durasi minimumnya adalah,
uA
t min FD 7.15 x10 4 detik .......................(3.14)
g
u A : faktor tegangan angin
g : percepatan gravitasi , 9.81 m/dt2
Tinggi dan perioda gelombang yang terbentuk bukan merupakan fungsi dari
durasi angin maupun panjang Fetch F ,
gH
Tinggi gelombang : 0.2433 m .....................(3.15)
u A2
Bantai-SH-2021-3-8
gT
Perioda Gelombang : 0.95 x8.134 detik ......................(3.16)
uA
Tabel (3...) Hasil perhitungan H dan T dengan pembentukan sempurna
u uA tmin-FD H T
(m/dt) (jam) (m) (dt)
1 0,71 1,437 0,012 0,559
2 1,665 3,372 0,069 1,312
3 2,742 5,552 0,186 2,16
4 3,907 7,909 0,378 3,077
5 5,14 10,407 0,655 4,049
6 6,433 13,023 1,025 5,067
Catatan : u A 0.71u 1.23 , tanpa koreksi lainnya
Pada hasil perhitungan tersebut, terlihat bahwa durasi minimum tmin-FD yang
cukup rasionil adalah untuk kecepatan angin kurang dari 2 m. Sedangkan untuk
kecepatan yang lebih besar lagi, durasi minimum terlalu besar. Karena itu dapat
dikatakan tidak pernah terjadi pembentukan sempurna.
Persamaan (3.18) ini menyatakan durasi minimum yang diperlukan untuk suatu
kecepatan angin dan suatu panjang fetch, agar terjadi pembentukan jenis fetch
limited. Bila durasi angin kurang dari t min FL , maka tidak terjadi pembentukan
gelombang jenis Fetch Limited, akan terjadi pembentukan gelombang jenis Time-
limited yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
Bantai-SH-2021-3-9
1
gH gF 2
Tinggi gelombang : 2
1.6 x10 3 2 ........................(3.19)
uA uA
1
gT gF 3
Perioda gelombang : 0.95 x0.2857 2 .................(3.20)
uA uA
Hasil perhitungan dengan persamaan Fetch limited, tabel (3.2), memperlihatkan
bahwa untuk suatu kecepatan, semakin besar panjang fetch semakin besar tinggi
dan perioda gelombang, dan juga semakin besar kecepatan angin, semakin besar
tinggi dan perioda gelombang.
Dalam hal durasi angin tidak cukup panjang, maka akan terjadi pembentukan
gelombang dengan jenis terbatas waktu. Durasi angin yang diperlukan agar terjadi
pembentukan gelombang terbatas fetch adalah cukup panjang. Persamaan untuk
menghitung waktu minimum yang diperlukan agar terjadi pembentukan
gelombang jenis Fetch-Limited adalah seperti dinyatakan pada persamaan (3.18),
2/3
68.8uA gF
yaitu : t min FL 2
g uA
2/3
68.8uA gF
Tabel (3.3) Durasi minimum t min FL 2 untuk pembentukan
g uA
gelombang terbatas fetch
Bantai-SH-2021-3-10
u uA Panjang Fetch F (km)
(m/dt) (m/dt) 10 20 30 40 50 60 70 80
5 5,14 2,4 3,81 4,99 6,05 7,02 7,93 8,79 9,6
10 12,06 1,81 2,87 3,76 4,55 5,28 5,97 6,61 7,23
15 19,85 1,53 2,43 3,18 3,86 4,47 5,05 5,6 6,12
20 28,28 1,36 2,16 2,83 3,43 3,98 4,49 4,98 5,44
25 37,22 1,24 1,97 2,58 3,13 3,63 4,1 4,54 4,96
30 46,57 1,15 1,83 2,4 2,9 3,37 3,8 4,21 4,61
35 56,29 1,08 1,72 2,25 2,72 3,16 3,57 3,96 4,32
40 66,34 1,02 1,62 2,13 2,58 2,99 3,38 3,75 4,09
45 76,68 0,98 1,55 2,03 2,46 2,85 3,22 3,57 3,9
50 87,3 0,93 1,48 1,94 2,35 2,73 3,08 3,42 3,74
Hasil perhitungan t min FL untuk berbagai kecepatan angin dan berbagai panjang
Fetch diperlihatkan pada tabel (3.3). Terlihat bahwa semakin besar kecepatan
angin semakin kecil t min FL dan semakin besar panjang Fetch, semakin besar
t min FL .
Durasi angin bertiup pada umumnya paling lama adalah 3 jam. Semakin besar
kecepatan angin semakin kecil durasinya. Pada tabel (3.3), angin dengan
kecepatan 50 m/detik memerlukan waktu 3.08 jam agar terjadi pembentukan
gelombang jenis Fetch-Limited untuk panjang Fetch 60 km. Jadi untuk kecepatan
angin 50 m/detik, dimana kecepatan ini tergolong sangat jarang terjadi, hanya
panjang Fetch 60 km dapat terjadi pembentukan gelombang jenis fetch-limited.
Dengan kata lain panjang fetch lebih dari 60 km, potensi pembentukan
gelombangnya adalah jenis Time- Limited.
2/3
68.8uA gF
Persamaan (3.17), t 2 , bila durasi t ditetapkan sebagai
g uA
bilangan yang diketahui, maka dengan persamaan ini dapat dihitung panjang
Fetch Fef dimana terjadi pebentukan gelombang jenis Fetch-limited.
2/3 3
68.8uA g Feff gt 2
g Feff
t 2
atau 2
, atau
g uA 68.8u A uA
Bantai-SH-2021-3-11
3
u2 gt 2
Feff A ................................(3.21)
g 68.8u A
Limited.
u uA Durasi t (jam)
(m/dt) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
F-efektif (km)
5 5,14 3 8 14 22 30 40 50 61 73
10 12,06 4 12 21 33 46 61 76 93 111
15 19,85 5 15 27 42 59 78 98 120 143
20 28,28 6 18 33 50 70 93 117 143 170
25 37,22 7 20 38 58 81 106 134 164 195
30 46,57 8 23 42 65 90 119 150 183 218
35 56,29 9 25 46 71 99 131 165 201 240
40 66,34 10 27 50 77 108 142 179 218 261
45 76,68 10 29 54 83 116 153 192 235 280
50 87,3 11 31 58 89 124 163 205 251 299
Pada tabel (3.4), diperlihatkan hasil perhitungan Feff untuk berbagai kecepatan
dan durasi angin. Terlihat bahwa semakin besar kecepatan angin semakin besar
panjang Feff , begitu juga bahwa semakin besar durasi angin semakin besar Feff .
Bila durasi angin maksimum 3 jam, maka untuk kecepatan angin 50 m/dt, panjang
Feff 58 km. Jadi dapat dikatakan bahwa panjang fetch yang lebih dari 60 km
Pada SPM 1984, tidak terdapat persamaan untuk perhitungan gelombang jenis
time-limited, yang tersedia adalah perhitungan untuk jenis pembentukan Fetch-
Limited. Seperti telah ditunjukkan bahwa diperlukan durasi angin yang cukup
lama agar terjadi pembentukan gelombang Fetch-Limited dimana semakin
Bantai-SH-2021-3-12
panjang fetch semakin lama durasi yang diperlukan. Dengan sifat ini maka pada
suatu fetch dimana terjadi pembentukan gelombang Time-Limited, terdapat suatu
bagian dimana terjadi pembentukan gelombang Fetch-Limited (gambar (3.7)).
Fetch tersebut disebut dengan fetch effektif Feff . Dengan menggunakan Fetch
3
u2 gt 2
Feff A
g 68.8u A
Dengan prosedur perhitungan Time-Limited ini dan dengan sifat-sifat Feff seperti
pada tabel (3.3) dan (3.4), maka sebenarnya tidak perlu digunakan panjang fetch
F yang besar, lebih dari 60 km, karena akan terjadi pembentukan jenis time-
Bantai-SH-2021-3-13
limited dan akan dikioreksi panjang fetchnya. Jadi bila pada peta dijumpai
panjang fetch lebih dari 60 km, dapat digunakan panjang fetch sebesar 60 km.
1. Input u , t dan F
uA
3. Hitung t min FD 7.15 x10 4
g
2/3
68.8uA gF
5. Hitung t min FL 2
g uA
Bantai-SH-2021-3-14
H
Persamaan Wiegel : T 15.6 detik ......................(3.22)
g
Pada suatu N data pengamatan gelombang yang telah diurutkan dari terbesar ke
m
terkecil, maka H p adalah harga rata-rata m data terbesar, dimana p atau
N
m pN , dimana m bilangan bulat, berharga 1, 2, 3 ........ N, sedangkan p adalah
bilangan pecah berharga lebih kecil dari 1.
Jadi bila terdapat 15 data (N = 15) yang telah diurutkan dari besar ke kecil maka
H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 5 1
H dimana m 5 m sedang p .
1 5 15 3
3
Algoritma dari analisis tersebut adalah :
1. urutkan data dari terbesar ke terkecil
2. jumlahkan data m terbesar dan dibagi dengan N
3. hitung H p
H C H
p p rms
1 N
H Hi
2
rms N i=1
Bantai-SH-2021-3-15
1 p 1
C p = ln + erfc ln
p 2p p
C p adalah suatu koefisien yang dalam hal ini dihitung dengan metoda Rayleigh.
Error Function
2 x x2
erf x = e dt
0
2 x3 x5 x7 x9
erf x x ..........
1!3 2!5 3!7 4!9
Banyaknya suku n untuk menghitung erf x tersebut tergantung pada harga x ,
dimana pada prinsipnya semakin besar n semakin baik hasilnya. Adapun harga n
tersebut adalah,
x 3 , nx n int x 1
x 3 , nx n int x 2
x 4 , nx n int x 3
x 6 , nx n int x 4
banyaknya suku n = 10nx.
Bantai-SH-2021-3-16
H1 C 1 H rm s C1
10
10
atau H 1 10
H 1 . Dengan cara ng sama dapat diperoleh
H1 C 1 H rm s 10 C1 3
3 3 3
C1 C1
relasi H 1 5
H1 , H1 4
H1 .... dan seterusnya.
5 C1 3 4 C1 3
3 3
Cp
Tabel (3.5). Harga C p dan
C1
3
Cp
1
p Cp C1
N N 3
15 0,0667 1,9108 1,3497
14 0,0714 1,8925 1,3367
13 0,0769 1,8725 1,3226
12 0,0833 1,8507 1,3072
11 0,0909 1,8266 1,2902
10 0,1 1,7999 1,2714
9 0,1111 1,7699 1,2502
8 0,125 1,7357 1,226
7 0,1429 1,696 1,1979
6 0,1667 1,6489 1,1647
5 0,2 1,5912 1,1239
4 0,25 1,5173 1,0718
3 0,3333 1,4157 1
2 0,5 1,2562 0,8873
1 1 0,8862 0,626
Bantai-SH-2021-3-17
hasil hindcasting memberikan H 1 1.50 m, maka akan terdapat gelombang-
3
Cp
1 Hp
N p C1
N 3 (m)
10 0,1 1,2714 1,907
9 0,1111 1,2502 1,8752
8 0,125 1,226 1,839
7 0,1429 1,1979 1,7969
6 0,1667 1,1647 1,747
5 0,2 1,1239 1,6859
4 0,25 1,0718 1,6076
3 0,3333 1 1,5
2 0,5 0,8873 1,331
1 1 0,626 0,939
3.3.1.Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi adalah analisis untuk mendapatkan tinggi gelombang extrim
dengan suatu perioda ulang tertentu. Bila untuk suatu perioda ulang T p diperoleh
yang kuat, sehingga semakin besar T p , semakin besar H T akan semakin kuat
mahal dan bangunan cukup kuat. Untuk perencanaan bangunan pantai, pada
umumnya cukup digunakan T p 25 tahun.
Bantai-SH-2021-3-18
Analisis frekuensi dilakukan dengan menggunakan data gelombang terbesar
tahunan dengan rentang data minimal 10 tahun. Analisis dapat dilakukan dengan
metoda analisis frekuensi yang sudah banyak dikenal, yaitu antara lain metoda
Normal, Log-Normal, Log Pearson Type III, Gumbel, Log-Gumbel. Dimana hasil
analisis yang digunakan adalah metoda yang memberikan kesalahan terkecil.
Seperti telah diketahui bahwa pada suatu perairan pantai akan terdapat beberapa
arah gelombang. Analis frekuensi sebaiknya dilakukan pada masing-masing arah
gelombang, sehingga diperoleh H T pada masing-masing arah. Selanjunya sebagai
gelombang perencanaan digunakan tinggi gelombang H T terbesar diantara H T
yang lain. Misal pada suatu pantai terdapat gelombang dari arah Utara (N), Timur
Laut (NE) dan Barat Laut (NW), maka dilakukan analisis frekuensi untuk tinggi
gelombang tahunan pada ketiga arah gelombang tersebut. Diperoleh H TN , H TNE
Bantai-SH-2021-3-19
4. Hitung tinggi gelombang ekstrim dan periodanya pada masing-masing arah
untuk suatu perioda ulang yang diperlukan, misal 25 tahun, 30 tahun dan
lain sebagainya, dengan melakukan analisis frekuensi.
Bantai-SH-2021-3-20
Dengan data Mean dan Exc, dapat dibuat gambar grafik kurva eksidensi seperti
pada gambar (3.8).
Bantai-SH-2021-3-21
Tabel (3.9) Tinggi gelombang ekstrim dengan perioda ulangnya
Perioda
Ulang
(tahun) 5 10 15 20 25
Arah H T H T H T H T H T
(cm) (detik) (cm (detik (cm (detik (cm (detik (cm (detik
N 44,7 3,1 117,1 5,1 130,5 5,4 140,7 5,6 149,1 5,7
NE 48,5 3,3 137,7 5,5 154,7 5,9 167,9 6,1 178,8 6,3
E 56,5 3,5 163,2 6 183,8 6,4 199,7 6,7 213 6,9
SE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
S 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
W 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bantai-SH-2021-3-22
Bantai-SH-2021-3-23