Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Cornelius Yansen


NIM : 1810212158
Hari / Tgl : 23 Juli 2020
Mata Kuliah : Lapangan Terbang
1. Adapun tahapan – tahapan nya adalah sebagai berikut :
• Menetukan batas azimut untuk setiap arah angina, 8 arah mata angin yang
meliputi Utara (00 atau 3600); Timur Laut (450) Timur (900);Tenggara (1350);
Selatan (1800); Barat Daya (2250); Barat (2700); dan Barat Laut (3150).
• Mencari nilai maksimum dan minimum kecepatan angin untuk membuat
rentang kecepatan angin Rentang kecepatan angina dapat dibuat 4 sampai 5
rentang kecepatan. Sebelumnya dicariterlebih dahulu nilai maksimum dan
minimumdari kecepatan angin.
• Mentapkan batas nilai calm wind, dan hitung frekuensinyaCalm wind
merupakan kecepatan angin yang berada di bawah ambang batas sensor
arahatau kecepatan angin. Karena kondisinya yang calm, membuat pengukuran
arah tidakberguna sehingga calm wind didistribusikan merata ke seluruh arah
mata angin. Batasnilai calm wind ditentukan dari hasil pengukuran kecepatan
dan analisis di lapangan.
• Menghitung frekuensi untuk tiap rentang kecepatan angin pada setiap arah
anginaPada setiap rentang kecepatan dihitung jumlah kecepatan angin yang
berada pada rentangyang telah ditetapkan tersebut.
• Menghitung persentase untuk setiap data (100% untuk total data)Persentase
data frekuensi masing-masing rentang kecepatan terhadap frekuensi
totalkeseluruhan (jumlah frekuensi dan calm wind) Gambar windrose yang
dihasilkan dan mentukan prevailing wind.
2. Berdasarkan rekomendasi dari ICAO, arah landas pacu sebuah bandar udara secara
prinsip diupayakan sedapat mungkin harus searah dengan arah angin yang dominan.
Pada saat pesawat udara mendarat atau lepas landas, pesawat udara dapat melakukan
pergerakan di atas landasan pacu sepanjang komponen angin yang bertiup tegak lurus
dengan bergeraknya pesawat udara (cross wind) tidak berlebihan atau bahwa arah
landasan pacu sebuah bandar udara harus diorientasikan sehingga pesawat udara
dapat mendarat dan lepas landas paling sedikit 95% dari seluruh komponen angin
yang bertiup. Karena Analisis angin adalah hal yang mendasar bagi perencanaan
runway yang pada umumnya runway sedapat mungkin harus searah dengan arah
angin yang dominan dan keadaan angin kadang bisa berubah-ubah variasi dalam
setahun. Berdasarkan diagram windrose pola angin sepanjang tahun cukup bervariasi
baik arah maupun kecepatannya. Angin dengan kecepatan lebih dari 7 knot dominan
berasal dari arah selatan, barat daya, dan barat sedangkan angin dengan kecepatan
kurang dari atau sama dengan 7 knot dominan berasal dari arah timur dan timur laut.

3. Karena Lingkungan lapangan terbang yang berpengaruh terhadap Panjang landasan


pacu (runway) antara lain adalah temperature. Pada temperatur yang lebih tinggi,
dibutuhkan landasan yang lebih panjang, sebab pada temperatur yang tinggi tingkat
density udara akan rendah, dengan menghasilkan output daya dorong pesawat
terbang yang rendah. Sebagai standar temperatur dipilih temperatur di atasmuka laut
sebesar 59° F = 15° C. Pada temperatur yang tinggi dibutuhkan landasan yang lebih
panjang sebab temperatur tinggi density udara rendah. Sebagai standar temperatur
diatas muka laut sebesar 150C. Karena untuk mengetahui lingkungan lapangan
terbang yang aman, Perhitungan dalam perencanaan sebuah landasan pacu
menggunakan standar ARFL (aeroplane reference field lenghth). Menurut ICAO, ARFL
adalah landas pacu minimum yang dibutuhkan untuk lepas landas pada max
certificated take off weight, elevasi muka laut, kondisi standar atmosfir, keadaan
tanpa ada angin bertiup, landas pacu tanpa kemiringan (kemiringan = 0). Setiap
pesawat mempunyai ARFL lain-lain seperti yang telah dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
4. Diketahui :
o Karakteristik Pesawat : Boeng 737-300
o Lebar Sayap ( Wingspan) : 10,363 ins
o Panjang Runway : 1940 m
o Ketinggian Lokasi Rencana : 158 ⇛NIM 1810212158
o Temperatur : 27ᵒ
Ditanyakan :
a. Koreksi Panjang Runway terhadap Ketinggian lokasi Pemukiman
b. Koreksi Panjang runway terhadap emperature
c. Kebutuhan lebar runway maksimum
Penyelesaian
𝐻 7%
a. L1 = Lo + (1000 𝑥 )
𝐿𝑂

158 7%
= 1940 + ( 𝑥 )
1000 1940

= 1940,10 m
b. T = T + 1/3 ( T2 – T1 )

L1 = Lo + 0,01 ( T-15 ) x Lo

T = 26 + (1/3 ( 26-26 )

= 26 + 1/3 x 0

= 26 ᵒ

Tahun T1 T2
2000 27,30 33,40
2001 28,60 32,80
2002 26,00 33,80
2003 28,30 33,90
2004 28,50 33,50
Rata-Rata 28,40 33,48

Jadi, T = 28,40 +1/3 ( 33,48 – 28,40 ) = 30,09 ᵒC


L1 = 1940 + ( 0,01 ( 30,09 ᵒC - 15ᵒC ) x 1940 ) = 2232,746 Ft
c. Penentuan Lebar Runway Maksimum dilihat berdasarkan Kode tipe Pesawat rencana
seperti pada table berikut :

Kode Kode Huruf


Angka
A B C D E
10 18 ( m ) 18 ( m ) 23 ( m )
20 23 ( m ) 23 ( m ) 30 ( m )
30 30 ( m ) 30 ( m ) 30 ( m ) 45 ( m )
40 45 ( m ) 45 ( m ) 45 ( m )

Berdasarkan Kode dari table diatas, maka lebar maksimum runway untuk pesawat
diatas adalah 45 m ( Kode AC )

Anda mungkin juga menyukai