UU Pajak Penghasilan
Nomor 36 Tahun 2008
UU Ketentuan Umum Perpajakan
Nomor 28 Tahun 2007
UU Pajak Pertambahan Nilai
Nomor 28 Tahun 2007
UU KUP
Nomor 28 Tahun 2007
Sanksi Administrasi
Terlambat Setor Terlambat Lapor
PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
Penghasilan
Dibayarkan kepada :
PNS, TNI, Polri, Pejabat Negara Bukan PNS, TNI, Polri, Pejabat Negara
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Bruto – PTKP – (Biaya Jabatan + Iuran Pensiun)
Tarif Pasal 17 UU PPh
sebagai dasar penghitungan PPH Pasal 21
NO Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d. Rp 50.000.000 5%
Status PTKP
WP Kode Jumlah
Tidak Kawin - 0 TK/0 54.000.000
Kawin - 0 K/0 58.500.000
Kawin - 1 Anak K/1 63.000.000
Kawin - 2 Anak K/2 67.500.000
Kawin - 3 Anak K/3 72.000.000
Faktor Pengurang
untuk menentukan Penghasilan Kena Pajak
IURAN PENSIUN
4,75 % x PENGHASILAN BRUTO (Gaji)
Contoh Penghitungan
PPh Pasal 21
Jenderal Formulir ini digunakan untuk melaporkan Tahun Kalender Formulir Penerima Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan
29 Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan Pembayaran Lain
Pajak kewajiban Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal
21 dan/atau Pasal 26 20 1721 Sejenis yang Dibayarkan Sekaligus
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI/POLRI
30 dan Pensiunan yang Menerima Honorarium dan Imbalan Lain
(Bulan/Tahun) yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara/Daerah
Masa Pajak 31
Jumlah Bagian C
Bagian D – Lampiran
Bagian A – Informasi Identitas Wajib Pajak
a) Surat Setoran Pajak ____ lembar b) Surat Setoran Pajak PPh Pasal 21 c) Surat Kuasa Khusus/Surat Keterangan
DTP Kematian
1 NPWP -
d) Daftar Bukti Pemotongan Pajak e) Daftar Bukti Pemotongan Pajak f) Formulir 1721 – I
2 Nama W P Penghasilan Tidak Final Penghasilan Final (Disampaikan hanya pada Masa
Pajak Desember)
6 Pegawai Tetap PEMOTONG PAJAK (PIMPINAN) Kuasa W ajib Pajak SPT Masa Diterima:
7 Penerima Pensiun Berkala
8 Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas Nama
Langsung dari WP
9 Distributor MLM
Melalui Pos
10 Petugas Dinas Luar Asuransi NPW P -
11 Penjaja Barang Dagangan
Tanda Tangan Tanggal (dd/mm/yyyy) Tanggal (dd/mm/yyyy) Tanda Tangan
12 Tenaga Ahli
Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang
13 ____/_____/____ ___/___/_____
tidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap
Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi,
14
Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain
15 Pegawai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun TARIF PPh PASAL 21 MENGGUNAKAN TARIF PASAL 17 UU PPh
16 Peserta Kegiatan
Dalam ketentuan baru ini, tarif pemotongan PPh Pasal 21 adalah dengan menggunakan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas penghasilan yang diterima oleh:
Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang 1. Pegawai tetap.
17
Bersifat Berkesinambungan 2. Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan.
Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Tidak Bersifat 3. Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan secara bulanan.
18 4. Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan dan uang saku harian yang tidak
Berkesinambungan
dibayarkan secara bulanan.
Pegawai atau Pemberi Jasa sebagai W ajib Pajak Luar
19 5. Bukan pegawai yang menerima pembayaran yang bersifat tidak berkesinambungan.
Negeri
6. Peserta kegiatan setiap kali menerima pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah.
Jumlah Bagian B 7. Bukan pegawai yang menerima imbalan yang berkesinambungan.
20
(Penjumlahan Angka 6 s.d. 19) 8. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap yang menerima atau memperoleh honorarium atau
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November imbalan yang bersifat tidak teratur.
21
(Diisi hanya pada Masa Pajak Desember) 9. Mantan pegawai yang menerima atau memperoleh jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur.
22 STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 (hanya Pokok Pajak) 10. Peserta program pensiun yang berstatus sebagai pegawai yang melakukan penarikan Dana Pensiun.
(Pasal 13, 14, 15 dan 16 PMK 252/PMK.03/2008)
Kelebihan setor PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dari: Tahun Kalender
Masa Pajak PTKP BAGI PENERIMA PENGHASILAN BUKAN PEGAWAI
23
PTKP Bagi orang pribadi bukan Pegawai seperti petugas dinas luar asuransi yang tidak berstatus sebagai pegawai, distributor MLM atau direct selling, penjaja barang dagangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 yang tidak berstatus pegawai atau penerima penghasilan lainnya yang menerima pengh
25a. Penyetoran dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah BIAYA JABATAN
25b. Penyetoran dengan SSP Biaya Jabatan ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp 500.000,00 sebulan.
Biaya Pensiun ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah setinggi-tingginya Rp 2.400.000,00 setahun atau Rp 200.000,00 sebulan.
Jika SPT Pembetulan, maka dilanjutkan ke angka 26 dan 27 (Pasal 1 PMK 250/PMK.03/2008)
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor pada SPT yang Dibetulkan
26 BATAS UPAH HARIAN YANG TIDAK DIPOTONG PPh PASAL 21
(merupakan pindahan dari Bagian B Angka 25 dari SPT yang Dibetulkan)
27 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor karena pembetulan (angka 25 – angka 26) Batas penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh pegawai harian, mingguan dan pegawai tidak tetap lainnya sampai dengan jumlah Rp 150.000,00 sehari tidak dipotong PPh
Pasal 21. Namun ketentuan ini tidak berlaku jika penghasilan bruto ini telah melebih
28 Kelebihan setor pada angka 25 atau angka 27 akan dikompensasikan ke Masa Pajak Tahun
PEMOTONGAN PPh PASAL 21 YANG TIDAK MEMILIKI NPWP
Atas penghasilan yang dibayarkan kepada pegawai dan bukan pegawai yang tidak memiliki NPWP, dikenakan Pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif yang lebih tinggi 20% daripada
Catatan:
tarif yang diterapkan dalam PPh Pasal 21, sehingga jumlah PPh yang dipotong tarifnya
Khusus Untuk Masa Pajak Desember, Jumlah Penghasilan Bruto (kolom 4) dan Jumlah Pajak Terutang (kolom 5) pada angka (Pasal 20 PMK 252/PMK.03/2008).
6 sampai dengan angka 20 diisi jumlah kumulatif dalam Tahun Kalender yang bersangkutan.
TAHUN KALENDER
1. Lembar 1 untuk Pegawai
1721 - A2
2. Lembar 2 untuk Pemotong Pajak
BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI
FORMULIR
PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA TENTARA NASIONAL
NOMOR URUT :
NPWP BENDAHARA :
NAMA BENDAHARA :
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
NAMA PEGAWAI / PENSIUNAN :
Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak
PANGKAT / GOLONGAN :
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21
(FINAL) JABATAN :
NOMOR : ……………………………………… (2) JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP : K/ TK/ HB/
3. TUNJANGAN ANAK 3
No. Jenis Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto Tarif PPh yang dipotong
4. JUMLAH GAJI DAN TUNJANGAN KELUARGA ( 1+2+3 ) 4
JUMLAH
13. JUMLAH PENGURANGAN (11 + 12) 13
…………………., ……………………. 20 ……. (4) 16. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 16
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
F.1.1.33.02
Kode SSP
PPh Pasal 21
Nama Bendahara
Kode Akun Kode Jenis Uraian
Pajak Setoran
Jika Rekanan Tidak Memiliki NPWP maka Tarifnya 100% Lebih Tinggi
Dikecualikan Dari Pemungutan PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
TTd Bendahara
Tata Cara Pelaporan
PPh Pasal 22
SPT Masa
PPh Pasal 22
ke KPP/
KP2KP/
Pos Pelayanan
Paling lambat 14 hari setelah bulan berakhir
Jika jatuh pada hari libur maka pada hari kerja berikutnya
SPT Masa
PPh Pasal 22
Dilapor paling lambat
tanggal 15 Bulan
berikutnya
Contoh Penghitungan
PPh Pasal 22
Tarif sebesar 2 %
dari nilai bruto tidak termasuk PPN
Jika Rekanan Tidak Memiliki NPWP maka Tarifnya 100% Lebih Tinggi
Jenis Jasa yang menjadi Objek PPh Pasal 23
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-244/PMK.03/2008
PPh Pasal 23
TTd Bendahara
SPT Masa
PPh Pasal 23
Objek PPh
Pasal 4 ayat 2 Kode MAP Tarif
3. Jasa Konstruksi
Pelaksanaan Konstruksi
- Kualifikasi Kecil 2%
- Kualifikasi Menengah dan Besar
3%
- Non Kualifikasi 411128 - 409 4%
Perencanaan / Pengawasan Konstruksi
- Kualifikasi Usaha
4%
- Non Kualifikasi 6%
Tata Cara Pemotongan dan Pelaporan
Instansi XYZ menyewa Gedung untuk tempat belajar siswa kepada Pulan selama 2
bulan dengan harga sewa sebesar Rp 4.000.000 pada tanggal 07 Juli 2015.
Maka pajak yang harus dipotong oleh Instansi XYZ atas jasa tersebut adalah :
Barang Hasil Pertambangan Atau Hasil Pengeboran Yang Diambil Langsung Dari
Sumbernya, Yaitu :
Minyak Mentah (Crude Oil), Gas Bumi, Panas Bumi, Pasir Dan Kerikil, Batubara
Sebelum Diproses Menjadi Briket Batubara Dan Bijih Besi, Bijih Timah, Bijih Emas,
Bijih Tembaga, Bijih Nikel, Dan Bijih Perak Serta Bijih Bauksit
Barang Kebutuhan Pokok Yang Sangat Dibutuhkan Oleh Rakyat Banyak, Yaitu :
Beras, Gabah, Jagung, Sagu, Kedelai, Dan Garam Baik Yang Beryodium Maupun Yang
Tidak Beryodium, Daging, Telur Susu, Buah
Jasa di Bidang :
1. Pelayanan Kesehatan Medik
2. Pelayanan Sosial
3. Pengiriman Surat dengan Perangko
4. Keuangan
5. Keagamaan
6. Pendidikan
7. Kesenian dan Hiburan
8. Penyiaran yang tidak bersifat iklan
9. Angkutan umum di darat dan di air
10. Tenaga Kerja
11. Perhotelan
12. Pemerintahan
Kelompok BKP Tertentu
Yang PPN nya dibebaskan
DASAR PEMUNGUTAN
Pembayaran oleh Bendahara sudah termasuk PPN
SPT Masa
SSP Faktur Pajak
PPN PUT
TTd Bendahara
SPT Masa
PPN PUT
49
WP Dalam Kriteria
PP Nomor 46 Tahun 2013
Penghasilan dari usaha yang diperoleh wajib pajak dengan omset kurang dari Rp
4,8 miliar dalam 1 tahun untuk semua gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik
pusat maupun cabangnya.
Bukan mendapatkan penghasilan dari usaha dagang dan jasa yang dikenai PPh
Final (Pasal 4 ayat (2), misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi
(perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan), PPh usaha migas, dan lainnya.
Bukan kegiatan usaha perdagangan atau jasa yang menggunakan sarana yang
dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk
kepentingan umum, misalnya pedagang keliling, pedagang asongan, warung
tenda di area kaki-lima, dan sejenisnya.
Pemotongan / Pemungutan PPh Terhadap
WP Dalam Kriteria
PP Nomor 46 Tahun 2013
Contoh:
o Bengkel mobil menerima pembayaran atas jasa reparasi mobil. Atas
pembayaran tersebut dipotong PPh Pasal 23 kecuali pemilik bengkel
memiliki SKB Potput.
o Toko ATK menjual kertas kepada sekolah negeri. Bendahara sekolah
memungut PPh Pasal 22 kecuali pemilik toko memiliki SKB Potput.