Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN PAJAK

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang —sehingga dapat
dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa
berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa
kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah Direktorat


Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang ada di bawah
naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

FUNGSI PAJAK

 Fungsi budgetair, yang disebut pula sebagai fungsi penerimaan dan sumber utama
kas negara. Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan
pengeluaran- pengeluaran pemerintah.
 Fungsi regular, yang disebut pula sebagai fungsi mengatur/ alat pengatur kegiatan
ekonomi. Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
di bidang social dan ekonomi.
 Fungsi alokasi, yang disebut pula sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Kas
negara yang telah terisi dan bersumber dari pajak yang telah terhimpun, harus
dialokasikan untuk pembiayaan pembangunan dalam segala bidang.
 Fungsi distribusi, yang disebut pula sebagai alat pemerataan pendapatan. Wajib pajak
harus membayar pajak , pajak tersebut digunakan sebagai biaya pembangunan dalam
segala bidang. Biaya pembangunan tersebut harus merata ke seluruh pelosok tanah air
agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmatinya.

JENIS PAJAK

 Pajak Penghasilan

PPh adalah Pajak atas penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan bentuk apapun yang diterima
oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan jasa
dan kegiatan.

Untuk perorangan/pribadi :

Besarnya PTKP (penghasilan tidak kena pajak) :

1 Rp.
Untuk diri Wajib Pajak orang pribadi
. 15.840.000,-
2 Rp.
Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
. 1.320.000,-
3 Tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan Rp.
. penghasilan suami 15.840.000,-
Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
4 Rp.
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
. 1.320.000,-
sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga
TARIF PAJAK PPH :

Tarif
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Pajak
sampai dengan Rp. 50.000.000,- 5 %
> Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 250.000.000,- 15 %
> Rp. 250.000.000,- s/d Rp.
25 %
500.000.000,-
> Rp. 500.000.000,- 30 %

Pajak Pertambahan NilaiPajak Penjualan atas Barang Mewah

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai
dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Tarif PPN adalah 10%
(sepuluh persen).

CONTOH SOAL

1) Ibnu zabila adalah seorang karyawan yang bekerja pada sebuah perusahaan PT.
matahari abadi dengan memperoleh gaji sebulan sebesar Rp. 5.000.000 , membayar iuran
pensiun sebesar Rp. 100.000, ia berstatus telah menikah tetapi belum memiliki anak. Dia juga
telah memiliki NPWP .

Jawaban :

Gaji sebulan Rp. 5.000.000

Pengurangan :

Biaya jabatan 5% x Rp.5.000.000=250.000

Rp. 350.000

Penghasilan neto sebulan Rp. 4.650.000

Penghasilan neto setahun Rp. 55.800.000

PTKP Setahun :

Untuk WP sendiri Rp. 15.840.000

Tambahan WP kawin Rp. 1.320.000

Rp. 17.160.000

PKP Setahun Rp. 38.640.000

Pph terutang : 5% x Rp.38.640.000 = Rp. 1.932.000


Pph sebulan : Rp.1.932.000 : 12 = Rp. 161.000

Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

Pajak di bagi menjadi dua, yaitu pajak Spesifik dan Pajak Proporsional

pajak Spesifik adalah Pajak Yang ditentukan langsung oleh pemerintah jumlah harganya
perunit

pajak Proporsional adalah Pajak yang tidak ditentukan langsung oleh pemerintah jumlah
harganya perunit dari sebuah barang, akan tetapi pemerintah menentukan jumlah pajaknya itu
berdasarkan prosentase dikalikan dengan harga barang tersebut.

Pengaruh Pajak Spesifik Terhadap Keseimbangan Pasar

Pemerintah dalam memungut pajak, tidak memungutnya langsung dari pembeli, namun
menggunakan cara mengambil melalui penjual.

Fungsi Penawaran sebelum pajak ==> p=a+bQ

Pajak Spesifik (t)

Fungsi Penawaran setelah Pajak ==> p=a+bQ+t ==> p=(a+t)+bQ

Contoh:

Fungsi Permintaannya p=15 – Q

Fungsi Penawarannya p=3 + 0,5Q

Contoh Soal:

1. Tentukan keseimbangan pasarnya(ME)

2.Tentukan Keseimbangan Pasar (ME) jika pemerintah mengenakan Pajak Spesifik sebesar
3/unit?

Jawab:

1). D —> P=15-Q

S —> P=3+0,5Q

rumus D=S

15-Q=3+0,5Q

15-3=Q+0,5Q

12=1,5Q
Q=12/1,5

Q=8

P=15-Q

P=15-8

P=7

Jadi Kseimbangan pasarnya adalah ketika harganya 7 dan jumlah barangnya adalah 8

2. ) Jawab :

D –> P=15-Q

S –>P=3+0,5Q+3 —-> P=6+0,5Q

D=S

15-Q=6+0,5Q

15-6=Q+0,5Q

9= 1,5Q

Q=9/1,5 Q=6

P=15-Q

P=15-6

P=9

Jadi Keseimbangan Pasar Setelah Dikenakan Pajak Spesifik Harganya menjadi 9 dan jumlah
barang yang diminta adalah 6

Contoh soal yang lain :

Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan,
sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.

Contoh:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan P = 50 – 2Q, dan fungsi penawaran ditunjukkan
dengan

P = -30 + 2 Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar Rp 10,00 per unit.
Tentukan Titik keseimbangan pasar setelah pajak.
Jawab:
Penawaran sesudah pajak:
P = -30 + 2 Q + 10
P = -20 + 2 Q
Sedangkan persamaan permintaan tetap.
Keseimbangan pasar setelah pajak :

Pd = Ps
50 – 2Q = -20 + 2 Q
-4 Q = -70
Q = 17,5
Jika Q = 17,5 maka P = 50 – 2 (17,5) = 15
Jadi keseimbangan setelah pajak adalah P = 15 dan Q = 17,5 atau (17,5 ; 15)

PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR

Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan konsumen,
sehingga subsidi selalu megurangi harga barang yang ditawarkan atau hanya mempengaruhi
fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.

Contoh Soal:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan P = 50 – 2Q, dan fungsi penawaran ditunjukkan
dengan P = -30 + 2 Q. Terhadap barang tersebut Pemeintah memberi subsidi Rp 10,00 per
unit. Tentukan Titik keseimbangan pasar setelah subsidi
Jawab:
Penawaran tanpa subsidi : P = -30 + 2 Q
Penawaran dengan subsidi: P = -30 + 2 Q – 10
P = -40 + 2 Q
Karena persamaan permintaannya tetap, maka keseimbangan setelah subsidi adalah
50 – 2Q = -40 + 2 Q
-4 Q = -90
Q = 22,5
Jika Q = 22,5 maka P = 50 – 2 (22,5) = 5
Jadi keseimbangan setelah subsidi adalah: P = 5 dan Q = 22,5 atau (22½, 5)

Anda mungkin juga menyukai