Anda di halaman 1dari 15

SEKILAS INFO PAJAK

Mariska Sri Harlianti


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Aspek Perpajakan Apotek
Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara
untuk menyerahkan sebagian penghasilan (hasil
pendapatan) kepada negara menurut peraturan
perundang-undangan yg ditetapkan pemerintah &
dipergunakan untuk kepentingan masyarakat
Pajak Bumi & Bangunan (PBB)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Penghasilan (PPh)
PPN
Pajak yang dikenakan pada transaksi atas barang dan
jasa kena pajak di Indonesia, nilainya ditambahkan
pada harga pokok barang/jasa tersebut
Besarnya = 10%
PPh Pasal 21
Pajak yg dikenakan atas segala penghasilan (gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain) dengan
nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yg dilakukan
oleh orang pribadi subyek pajak dalam negri.
Pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak dilakukan
oleh pemberi kerja atau bendaharawan
Besarnya adalah :
PKP x Tarif PPh Pasal 21 (Pegawai Tetap)
Penghasilan Bruto x 50% x Tarif PPh Pasal 21 (Pegawai
Tidak Tetap)
PKP = Penghasilan Kena Pajak
= Penghasilan Netto – PTKP
Tarif PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) terbaru
selama setahun berdasarkan PMK No.
101/PMK.010/2016 adalah :
T/0 = Rp. 54.000.000
K/0 = Rp. 58.500.000
K/1 = Rp. 63.000.000
K/2 = Rp. 67.500.000
K/3 = Rp. 72.000.000
Berdasarkan PDJP No.PER-32/PJ/2015 :
Tarif PPh Pasal 21 bagi WP ber NPWP
PKP s/d Rp. 50 juta = 5%
PKP Rp. 50 – 250 juta = 15%
PKP Rp. 250 – 500 juta = 25%
PKP > Rp. 500 juta = 30%
Tarif PPh Pasal 21 bagi WP yg TIDAK ber NPWP
20% lebih tinggi dari WP ber NPWP
CONTOH (1)
Seorang Apoteker laki-laki, menikah, belum mempunyai anak,
bekerja sebagai karyawan tetap suatu PMA sejak Februari 2016.
Pendapatan bersih yang diterima pada bulan Agustus 2016 adalah
Rp. 8.000.000
> Penghasilan 1 tahun Rp. 96.000.000;
PTKP (K/0) Rp. 58.500.000;
PKP Rp. 37.500.000;
> PPh Pasal 21 5% x Rp. 37.500.000;
Pajak terutang (per tahun) Rp. 1.875.000;
> PPh pasal 21 bulan Agustus Rp. 156.250;
> Jika TIDAK ber NPWP 120% x Rp. 156.250:
Rp. 187.500;
CONTOH (2)
Seorang Apoteker bekerja sebagai tenaga lepas di
salah satu PBF. Pendapatan yang diterima pada bulan
April 2016 adalah Rp. 4.000.000:
PPh Pasal 21 bulan April 2016 :
Rp. 4.000.000 x 50% x 5% = Rp. 100.000;
Jika TIDAK ber NPWP :
120% x Rp. 100.000; = Rp. 120.000;
PPh Pasal 25
Wajib Pajak (WP), baik berupa Orang Pribadi (OP) atau
Badan, yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dikenai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25
PPh Pasal 25 : pembayaran pajak penghasilan secara
angsuran / per bulan, berdasarkan perhitungan PPh pasal
21 SPT tahun sebelumnya
Ada 2 jenis PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
(WPOP), yaitu :
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WPOPPT)
Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu
(WPOSPPT)
WPOPPT
Orang yg melakukan usaha penjualan barang, baik
grosir maupun eceran, serta jasa
PPh Pasal 25 = 0.75% x omzet bulanan tiap masing-
masing tempat usaha
WPOPSPPT
Pekerja bebas atau karyawan yg tidak memiliki usaha
sendiri
PPh Pasal 25 = PKP x Tarif PPh Pasal 17
PKP : Penghasilan Kena Pajak
PPh Pasal 17 :
Sampai Rp. 50.000.000 = 5%
Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000 = 15%
Rp. 250.000.000 – Rp. 500.000.000 = 25%
Di atas Rp. 500.000.000 = 30%
Wajib Pajak Badan
Perusahaan terbatas (PT), Perusahaan Firma (Fa),
Perusahaan Perseroan Komanditer (CV) dll yang
memiliki NPWP
PPh Pasal 25 = Laba Fiskal x 25%
CONTOH (3)
Seorang Apoteker laki-laki, menikah, 1 anak, membuka
usaha apotek yg dikelola sendiri. peredaran bruto bulan
November 2016 adalah Rp. 60.000.000;
> PPh pasal 25 WPOPPT
= 0.75% x omzet per bulan
= 0.75% x Rp. 60.000.000;
= Rp. 450.000;
Peredaran bruto setahun = 12 x Rp. 60 jt = Rp. 720 jt (< Rp.
4,8 M), dikenakan PPh final dan tidak ada angsuran PPh 25
PPh final = 1% x Rp. 60.000.000;
= Rp. 600.000;
Jika peredaran bruto per tahun > Rp. 4,8 M, maka
dikenakan tarif PPh pasal 17 :
= PKP x Tarif PPh pasal 17
= (Penghasilan netto setahun – PTKP) x Tarif PPh pasal
17
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai