Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah Administrasi Perpajakan

Tugas Kuliah Praktik Hitung PPh 21 (1)

Dosen Pengampu :
1. Dr. Nenden Kostini, S.E., M.Si.
2. Raden Marsha Aulia Hakim, SAB., MAB.

Disusun Oleh :
Hasna Kamila (170610205001)
Karina Imelia Irfani (170610200065)
Muhammad Rifky Nawawi (170610200071)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai
kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi individu
seperti kepentingan rakyat, pendidikan, kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat dan
sebagainya. Sehingga pajak merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan Negara.
Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) terutang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri
dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan.
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 menggambarkan
Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan orang pribadi subjek pajak dalam negeri dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa dan kegiatan yangdilakukannya. Menurut Diana Sari (2014:25), Pajak
Penghasilan Pasal 21 adalah pajak penghasilan yang harus dipotong oleh setiap
pemberi kerja terhadap imbalan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
penghargaan maupun pembayaran lainnya yang mereka bayar atau terutang kepada
orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan yang
dilakukan orang pribadi tersebut.
Maka, PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Kemudian berikut adalah pembahasan
mengenai tarif PPh 21 dan Penerapannya :

A. PTKP (setahun) terbaru :


• TK/0 = Tidak Kawin, 0 Tanggungan = 54.000.000
• TK/1 = Tidak Kawin, 1 Tanggungan = 58.500.000
• TK/2 = Tidak Kawin, 2 Tanggungan = 63.000.000
• TK/3 = Tidak Kawin, 3 Tanggungan = 67.500.000
• K/0 = Kawin, 0 Tanggungan = 58.500.000
• K/1 = Kawin, 1 Tanggungan = 63.000.000
• K/2 = Kawin, 2 Tanggungan = 67.500.000
• K/3 = Kawin, 3 Tanggungan = 72.000.000
• K/I/0 = Kawin, Penghasilan Istri-Suami gabung, 0 Tanggungan =
112.500.000
• K/I/1 = Kawin, Penghasilan Istri-Suami gabung, 0 Tanggungan =
117.000.000
• K/I/2 = Kawin, Penghasilan Istri-Suami gabung, 0 Tanggungan =
121.500.000
• K/I/3 = Kawin, Penghasilan Istri-Suami gabung, 0 Tanggungan =
126.000.000

B. Tarif Perhitungan PPh Pasal 21 :


Sampai tahun 2021 tarif yang digunakan untuk perhitungan PPh Pasal 21
adalah Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh. Berikut adalah lapisan tarif Pasal 17
sesuai tingkatan Penghasilan Kena Pajak:

• 0 – RP. 50.000.000 = 5%
• 50.000.0000 – Rp. 250.000.000 = 15%
• 250.0000.000 – Rp. 500.000.000 = 25%
• > Rp. 500.000.000 = 30%

C. Cara atau metode Perhitungan PPh 21 Karyawan Tetap


Metode yang digunakan perusahaan dalam melakukan sistem perpajakan
dalam PPh Pasal 21 dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
• Metode Net (Dipotong dari Gaji Karyawan), metode ini membebankan
PPh 21 kepada karyawan dengan memotong gaji yang diterima karyawan.
• Metode Gross (Ditanggung Perusahaan atau Pemberi Kerja), metode ini
perusahaan menanggung beban PPh 21 karyawan tetapi tidak dimasukkan
sebagai tambahan penghasilan perusahaan, sehingga pajak yang
ditanggung perusahaan tidak dimasukan sebagai tambahan penghasilan
karyawan.
• Metode Gross Up (Ditunjang oleh Perusahaan atau pemberi Kerja),
metode ini perusahaan menunjang atau memberikan tambahan gaji kepada
karyawan yaitu sebagai Tunjangan Pajak.

Dibawah ini akan diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan metode


perhitungan PPh 21 secara Net (Dipotong dari gaji karyawan) atau metode Gross
(ditanggung oleh perusahaan atau pemberi kerja).

1. Bapak Budi bekerja di PT. A sebagai pegawai tetap, Beliau mendapatkan


gaji pokok 5 juta/bulan, dengan tunjangan transport dan makan 1 juta.
Beliau belum berkeluarga dan tidak memiliki tanggungan. Berapa PPh 21
Bapak Budi pada bulan Januari?

Diketahui :
* Gaji Pokok = 5.000.000
* Tunjangan = 1.000.000
* Biaya Jabatan = 5%

Penghasilan Bruto
= Gaji Pokok + Tunjangan
= 5.000.000 + 1.000.000
= 6.000.000

Biaya Jabatan
= Persentase Jabatan x Penghasilan Bruto
= 5% x 6.000.000
= 300.000

Penghasilan Neto
= 6.000.000 - 300.000
= 5.700.000

Penghasilan Neto
= 5.700.000 X 12
= 68.400.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Bapak Budi
= Penghasilan Neto Setahun - PTKP tk/0
= 68.400.000 - 54.000.000
= 14.400.000

Maka, PPh terutang setahun


= Tarif sesuai tingkatan PKP x PKP setahun
= 5% x 14.400.000
= 720.000

dan PPh Pasal 21 Pak Budi Bulan Juli


= 720.000/12 = 60.000

2. Bapak Joni bekerja di PT. B, beliau mendapatkan gaji pokok 10 juta/bulan,


dengan tunjangan transport dan makan total 5 juta (tergantung kinerja dan
absensi). Pada bulan Desember beliau mendapatkan THR 10 Juta dan
Bonus 20 juta. Perusahaan memberikan tunjangan asuransi JKK 0,24%
dan JKM 0,3%. Beliau berkeluarga dan memiliki 1 anak. Berapa PPh 21
Bapak Joni pada bulan Juli?

Diketahui :
* Gaji Pokok = 10.000.000
* Tunjangan, Transport = 5.000.000
* Biaya Jabatan = 5%
* JKK = 0,24%
* JKM = 0,3%
* THR = 10.000.000
* Bonus = 20.000.000

Penghasilan Teratur Sebulan


= Gaji Pokok + Tunjangan + JKK(x10.000.000) + JKM(x10.000.000)
= 10.000.000 + 5.000.000 + 24.000 + 30.000
= 15.054.000

Penghasilan Neto dalam satu tahun


= Jumlah bulan dlm satu tahun x Penghasilan Teratur Sebulan
= 12 x 15.054.000
= 180.648.000

Penghasilan Bruto Setahun


= Penghasilan Neto Setahun + THR + Bonus
= 180.648.000 + 10.000.000 + 20.000.000
= 210.648.000

Penghasilan Neto Setahun


Penghasilan Bruto Setahun - Biaya jabatan
= 210.648.000 - 6.000.000
= 204.648.000

Penghasilan Kena Pajak Setahun


Penghasilan Netto Setahun - PTKP K/1
= 204.648.000 - 63.000.000
= 141.648.000

Maka, PPh terutang setahun


= Tarif sesuai tingkatan PKP x PKP setahun
= (5% x 50.000.000) + (15% x 91.648.000)
= 2.500.000 + 13.747.000
= 16.247.200

dan PPh Pasal 21 Bulan Juli


= 16.247.200/12 = 1.353.933

3. Bapak Anwar bekerja di PT. C. Beliau merupakan manager keuangan di


perusahaan tersebut dan mendapatkan gaji pokok 50 juta/bulan dengan
tunjangan transport 10 juta/ bulan. JKK 0,24% dan JKM 0,3%. Beliau
belum berkeluarga dan tidak memiliki tanggungan. Berapa PPh 21 Bapak
Anwar pada bulan Januari ?

Diketahui :
* Gaji Pokok = 50.000.000
* Tunjangan = 10.000.000
* Biaya Jabatan = 5%
* JKK = 0,24%
* JKM = 0,3%
* PTKP (TK/0) = 54.000.000

Penghasilan Bruto
= Gaji Pokok + Tunjangan + JKK + JKM
= 50.000.000 + 10.000.000 + (0,24% X 50.000.000) + (0,3% X 50.000.000)
= 50.000.000 + 10.000.000 + 120.000 + 150.000
= 60.270.000

Biaya Jabatan (max. 500.000)


= 500.000

Penghasilan Neto
= 60.270.000 - 500.000
= 59.770.000

Penghasilan Neto Setahun


= 59.770.000 X 12
= 717.240.000

Penghasilan Kena Pajak Setahun


= Penghasilan Neto Setahun - PTKP TK/0
= 717.240.000 - 54.000.000
= 663.240.000

Maka, PPh terutang setahun


= Tarif sesuai tingkatan PKP x PKP setahun
= (5% x 50.000.000) + (15% x 200.000) + (,25% x 250.000.000) + (30% x
163.240.000)
= 2.500.000 + 30.000.000 + 62.500.000 + 48.972.000
= 143.972.000

dan PPh Pasal 21 Bulan Januari


= 143.972.000/12 = 11.997.667

Berdasarkan penjelasan praktik hitung diatas dapat disimpulkan bahwa PPh Pasal
21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang priba di dalam
negeri. Pemotong PPh pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau badan yang diwajibkan
oleh UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 17 tahun 2000 dan mengikuti setiap pembaruan.

Anda mungkin juga menyukai