SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program
Studi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran
Disusun Oleh :
170610190081
MINI THESIS
Arranged By :
170610190081
IV
ABSTRAC
V
BAB I
PENDAHULUAN
Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang cukup besar dengan beberapa
kota dan kabupaten yang memiliki posisi yang menguntungkan bagi kegiatan
geografinya dengan DKI Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, yang berfungsi sebagai
pintu masuk utama Indonesia dan sumber pasar wisata internasional. Selain itu,
Jawa Barat merupakan Provinsi dengan tingkat daya tarik wisata yang tinggi.
Hampir semua bentuk rekreasi, baik wisata alam (gunung sampai pantai), wisata
budaya, wisata religi dan wisata buatan lainnya tersedia di Jawa Barat.
Awards 2020. Berdasarkan fakta diatas membuktikan bahwa Provinsi Jawa Barat
sangat bisa mengelola bisnis terutama dalam sektor pariwisata yang menjadikan
wisata di Jawa Barat tahun 2018 dari 20.713.169 orang meningkat di 2019 menjadi
dikarenakan COVID-19 dan kebijakan dari pemerintah , tetapi penurunan ini tidak
terjadi hanya di Jawa Barat tapi di seluruh Indonesia contohnya di Provinsi DKI
1
2
yang berarti Jawa Barat termasuk wilayah Provinsi yang memulihkan angka
Salah satu kota di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung, sangat terkenal
dengan destinasi wisata dan pemandangan alam sekitarnya. Wisata alam, wisata
gastronomi, wisata budaya, bahkan wisata buatan merupakan bagian dari daya tarik
Kabupaten Bandung pada tahun 2018 yaitu 161.000 dan meningkat di tahun 2019
menjadi 2.490.261 dan menurun di tahun 2021 menjadi 1.836.675 akibat COVID-
Bandung cukup unggul dalam mengatasi penurunan ini dibandingkan Bogor yang
1.800.393 di tahun 2021. Melihat pemulihan dan perkembangan yang cukup baik
dari Kabupaten Bandung maka hal itu akan berpotensi pada bisnis pariwisata itu
sendiri.
Desa Wisata para pemandu wisata lokal di Desa Wisata Tanjungwangi juga
diberikan pelatihan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk bisa optimal
Hal ini menunjukan bahwa potensi pariwisata cukup baik di Kecamatan Cicalengka
menuntut masing-masing memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki produk yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat menjadi prioritas
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu di antaranya, yang
dimana disitu konsumen melibatkan merek pula untuk akhirnya mereka melakukan
pembelian.
pengambilan keputusan sebelum membeli produk agar setelah membeli tidak ada
menurut (Kotler & Amstrong, 2007) antara lain pengenalan kebutuhan, pencarian
tentang kualitas produk yang diberikan akan tetapi juga mempertimbangkan brand
dalam naungan PT. Tahfidz Land Group. Cicalengka Dreamland berdiri pada tahun
2020 dengan menyediakan kawasan wisata yang mencitrakan religi islam, dengan
Cicalengka Dreamland memiliki 4 kolom antara lain kolom bulan adalah periode
di bulan apa itu terjadi, kolom harapan merupakan target yang diharapkan
perusahaan, kolom realita adalah kenyataanya di lapangan dan kolom selisih adalah
untuk mengetahui jumlah selisih dari target yang ditetapkan dengan realita yang
Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengunjung dari
Cicalengka Dreamland pada bulan Januari hingga Desember 2022 belum mencapai
terutama pada objek wisata, menyebabkan banyaknya objek wisata yang muncul
dengan brand yang sudah terbentuk dan lebih dikenal. Menurut (Kotler & Keller,
2012) brand adalah nama, istilah, tanda, simbol atau gabungan dari seluruh
komponen itu, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dan
menggambarkan suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan. Maka dari itu,
perusahaan harus mengenalkan dengan baik dan teliti brand yang mereka miliki
Suatu perusahaan yang memiliki brand yang baik adalah sesuatu yang
brand yang mempunyai citra yang baik mereka yakin bahwa mereka memilih
produk yang berkualitas. Maka dari itu perusahaan haruslah mempertahankan atau
membangun kualitas yang baik pada produk atau jasanya guna mempertahankan
atau meningkatkan citra merek atau disebut juga brand image perusahaan mereka.
consumers can recall existing associations and responses and how easily they can
link additional associations and responses to the brand in memory. (Keller, 2013).
Berdasarkan dari pernyatan diatas citra merek adalah persepsi mengenai sebuah
merek yang digambarkan dengan brand association akan suatu merek tersebut
merek saat memutuskan apakah akan membeli suatu produk atau jasa.
manajemen adalah “wisata bagi anak muda yang bernuansa alam dan religi islami”
dan kegiatan yang mereka lakukan adalah dengan promosi melalui media sosial
7
terutama tiktok dan instagram yang dimana isi iklan tersebut menunjukan image
perusahaan dan juga gratis tiket masuk bagi mereka para penghapal Al-Quran
(hafidz)
memanah, berkuda dan sajadah terbang, selain itu, manajemen pun menyediakan
spot foto yang bernuarnsa islam seperti tulisan i love Al-Quran, pintu Al-Quran, 7
tingkatan alam menurut islam, pengingat kematian, kubah dan juga memiliki
wahana flying fox terpanjang se-Indonesia dengan panjang 720 meter untuk
Cicalengka Dreamland juga wajib memakai pakaian sesuai syariat islam dan musik
yang dimainkan di kawasan wisata adalah musik bernuansa islam. Jadi , secara garis
dirinya sebagai objek wisata bernuansa religi islami dengan membuat wahana dan
persaingan yang semakin ketat dan juga banyak brand atau objek wisata yang lebih
5 daya tarik wisata di Kabupaten Bandung yang dimana antara lain adalah Sunrise
Point Cukul, Riung Gunung, Ranca Upas, Kawah Putih dan Situ Patenggang.
Bandung Raya yang biasanya dikunjungi karena memiliki citra yang baik dan juga
8
pemandangan yang indah yaitu Lembang Park & Zoo, Taman Langit, The Great
Asia Africa, Kawah Putih Ciwidey, Kiara Artha Park, Jembatan Gantung
melihat objek wisata yang menjadi top of mind di Bandung Raya, kemudahan dalam
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa hanya 9 orang (18%) atau urutan
ada 10 orang (20%) yang memilih yakin untuk mengunjungi objek wisata tersebut,
mind, dan masih kurang optimal dalam memberikan akses informasi dan juga masih
Berdasarkan fenomena diatas dan dari hasil pra-research. Dalam hal ini,
DREAMLAND”
berikut:
Cicalengka Dreamland
1. Aspek Akademis
2. Aspek Praktis
Maret 2022.
11
Bulan
Mar 2022
Mar 2023
Agu 2022
Apr 2022
Nov 2022
Apr 2023
Okt 2022
Mei 2022
Mei 2023
Jun 2022
Jun 2023
Feb 2023
Sep 2022
Jan 2023
Des 2022
Jul 2022
Jul 2023
No Kegiatan
1 Penjajakan
Awal
2 Pengajuan
Matriks
Skripsi
3 ACC Matriks
Skripsi
4 Penyusunan
Bab 1-3
5 Bimbingan
Bab 1-3
6 ACC Bab 1-3
7 Pengesahan
Bab 1-3
8 Pendaftaran
Seminar UP
9 Seminar UP
10 Clerance UP
11 Pengumpulan
Data
Kuesioner
12 Bimbingan
Bab 4-5
13 ACC Dosen
Pembimbing
dan
Pengesahan
14 Pengumpulan
dan
Pendaftaran
syarat sidang
15 Sidang Akhir
16 Clerance
Sidang Akhir
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Berikut peneliti akan menjelaskan singkat
BAB I PENDAHULUAN
Peneliti menguraikan latar belakang dan fenomena yang akan diteliti dalam
bab ini. Bab ini juga memberikan bantuan dalam menjelaskan masalah utama
penelitian serta tujuan dan kegunaan penelitian serta menjelaskan hasil dan tempat
serta waktu penelitian, yang menjelaskan di mana dan kapan penelitian dilakukan,
HIPOTESIS
Pada bab ini, peneliti menguraikan teori dari variabel penelitian, bab ini juga
digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang selanjutnya dari konsep tersebut
akan terbentuk kerangka pemikiran sebagai alur pemikiran peneliti dan juga
Pada bab ini, peneliti menjabarkan objek penelitian dan metode penelitian
yang digunakan seperti jenis penelitian, sumber data, populasi, sampel, teknik
Pada bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil penelitian dan secara garis besar
Pada bab ini, peneliti akan menjabarkan mengenai kesimpulan dari penelitian
didasarkan atas hasil penelitian yang dimana saran ini dapat digunakan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA
Mereek berfungsi sebagai identitas untuk membedakan bisnis dan orang satu
sama lain. Merek juga merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap
adalah suatu nama, simbol, tanda dan desain atau bahkan kombinasi dari semuanya,
yang bertujuan untuk menjadi identitas pembeda antara satu penjual dengan penjual
lainnya. Maka menciptakan dan juga memelihara sebuah citra merek adalah hal
Menurut (Sangadji & Sopiah, 2013) citra merek adalah sekumpulan asosiasi
yang mempunyai keunikan sendiri yang ingin dibentuk dan dipelihara oleh
how easily consumers can recall existing associations and responses and how
easily they can link additional associations and responses to the brand in memory.”
(Keller, 2013)
persepsi merek yang ditandai dengan asosiasi merek di benak konsumen, dan
asosiasi ini mengungkapkan kebenaran tentang merek dan apa yang dijanjikan
bisnis kepada pelanggannya. Oleh karena itu, dalam hal ini diyakini bahwa citra
merek berdampak pada perilaku konsumen dalam hal tingkat kepercayan mereka
14
15
terhadap merek yang ingin mereka gunakan atau konsumsi. Selain itu, konsumen
merek tersebut.
Secara umum, konsumen akan lebih senang dan percaya jika membeli suatu
produk atau jasa dari merek yang mereka sudah kenal atas dasar pertimbangan
kenyamanan, keamanan dan kepercayaan mereka guna menghindari resiko dari apa
yang mereka gunakan. Maka dari itu, penting untuk membuat kesan yang baik pada
suatu merek, kesan baik pada merek bisa berupa keunggulan yang unik, reputasi
yang baik, populer, dapat percaya, dan bersedia memberikan pelayan baik. Untuk
itu, dalam rangka pembuatan citra merek yang positif merupakan hal penting bagi
akan lebih percaya diri dalam menggunakan merek yang memiliki citra yang baik.
digunakan untuk mengukur citra merek, antara lain Strength of Brand Associations,
Dalam dimensi ini, yaitu tentang kekuatan asosiasi sebuah merek yang ada
sebagai informasi mengenai merek yang melekat pada benak konsumen seperti
identitas dari sebuah merek tersebut yaitu, nama, logo, warna dan juga desain
bahwa merek yang akan mereka gunakan dapat memberi manfaat bagi mereka.
(diinginkan) yang artinya sejauh mana merek dari produk tersebut dapat
Dimensi ini merupakan keunikan dari suatu merek yang akan menjadi pembeda
1. Menurut (Keller, 2013) Citra merek yang kuat mampu membangun kesetiaan
di pasar.
2. Menurut (Aaker, 1991) Citra merek yang kuat dapat meningkatkan citra
3. Menurut (Yoo & Donthu, 2001) Merek yang memiliki citra positif akan
Menurut (Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gayatri, 2005) keputusan
berkunjung adalah sebuah proses psikologis yang kompleks yang terdiri dari tahap-
tahap seleksi, persetujuan, persiapan dan perjalanan yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor internal dan eksternal yang mungkin berubah seiring waktu dan situasi.
keputusan yang diambil oleh individu atau kelompok yang melakukan perjalanan
Keputusan pembelian ini jika dilihat dalam konteks pariwisata bisa juga disebut
Seorang konsumen akan memilih produk atau layanan yang mereka yakini
pembelian. Menurut (Tjiptono, 2014) pelanggan akan mengenali merek dan menilai
bahwa pelangga membuat penilaian mereka dan akhirnya membeli barang atau jasa
keleluasaan, paling tidak seperti yang dijelaskan oleh (Mathieson & Wall dalam
bagian dari produk yang tangible seperti cinderamata namun preparasinya sangat
pembelian produk.
19
lain.
ke destinasi yang dituju, berbeda dengan produk lain yang dapat dikirim kepada
pembeli. Produk dari pariwisata tidak dapat dinikmati pada waktu yang berbeda.
penting berwisata
oleh beberapa faktor baik secara internal maupun internal. (Kotler & Keller, 2012)
1. Faktor Budaya
a. Budaya
jasanya.
b. Sub budaya
20
Setiap budaya tentunya memiliki budaya yang kecil dan spesifik yang
terfokus pada keyakinan yang dimiliki tiap-tiap sub kelompok seperti ras.
2. Faktor Sosial
a. Keluarga
yang berbeda.
b. Kelompok Referensi
jasa.
masing. Seseorang akan memilih produk atau jasa yang dirasa cocok
3. Faktor Psikologi
akhirnya memperoleh keyakinan dan sikap yang dimana keyakinan dan sikap
4. Faktor Pribadi
a. Usia
keinginannya akan berbeda beda, maka usia ini menjadi faktor dalam
b. Pekerjaan
pula, maka dari itu daya beli dari setiap orang akan berbeda hal itulah yang
c. Gaya Hidup
d. Kepribadian
karakteristik perilaku.
3. Gambaran perjalanan yang meliputi jarak, durasi, kendala, biaya, resiko dan
4. Keunggulan daerah atau tujuan wisata yang meliputi jenis, sifat atraksi yang
suatu tempat.
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses ini diawali dengan konsumen merasakan dan mengenali apa yang jadi
kebutuhan dan keinginan mereka. Pada proses ini pemasar dan perusahaan harus
konsumen.
2. Pencarian Informasi
Didalam proses ini, konsumen telah menyadari dan mulai tertarik pada suatu
produk atau jasa dan mulai mencari-cari informasi terkait produk atau jasa tersebut.
Konsumen akan mencari informasi dari berbagai sumber bisa melalui sumber
pribadi seperti keluarga, teman atau lainnya, bisa juga melalui sumber komersial
seperti iklan atau situs web, bisa juga melalui sumber pengalaman dan juga sumber
3. Evaluasi Alternatif
Dalam proses ini, konsumen telah berhasil mendapatkan informasi dari segala
alternatif yang telah konsumen kumpulkan dan memberi tingkatan pada setiap
merek yang mereka temukan berdasarkan apa yang menurut mereka baik.
4. Keputusan Pembelian
Dalam proses ini, konsumen akan melakukan pembelian dan konsumen akan
memiliki kecenderungan untuk membeli dan mengarah pada merek yang mereka
Dalam proses ini, konsumen akan menilai dan mengalami kepuasan atau
Menurut (Bowie & Buttle, 2004) keputusan berkunjung adalah hasil dari
proses kognitif dan emosional yang melibatkan evaluasi alternatif tujuan dan
aktivitas, dan ditentukan oleh tingkat kesenangan relatif yang diharapkan faktor-
Menurut (Bowie & Buttle, 2004) Menjelaskan juga bahwa proses keputusan
berwisata
4. Purchase, adalah kegiatan membeli suatu produk atau jasa layanan yang
wisata masa depannya dan juga akan mendorong mereka memberikan ulasan
wisatawan. Menurut (Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gayatri, 2005) proses
fase, yaitu:
organisasi bisnis, pada proses ini proses ini konsumen benar-benar sudah membeli
produk tersebut. Menurut (Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gayatri, 2005)
berkunjung, yaitu :
tidak
Keputusan ini meliputi daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi, jenis
akomodasi, cara berpergian dan aktivitas yang akan dilakukan di daerah tujuan
wisata
adanya hubungan antara citra merek dengan proses keputusan berkunjung yang
Citra merek adalah kumpulan ingatan, baik atau buruk, yang dimiliki orang
mengumpulkan berbagai pilihan merek utnuk dievaluasi. Selama tahap ini, mereka
dapat memutuskan apakah mereka menyukai citranya atau tidak, dan jika mereka
27
suatu produk atau layanan saat membuat keputusan pembelian atau keputusan
berkunjung
kepercayaan tersebut dapat membentuk citra merek dari produk tersebut, yang pada
Menurut (Elaine & Aqilah, 2014) Karena wisatawan itu pemilih, sangat
penting untuk membangun citra merek yang positif sehingga jelas bahwa citra itu
terkait dengan keputusan untuk berkunjung. Selain itu, pariwisata itu rentan
bencana alam, penyakit, pandemik, dan kerentanan itu dapat merusak citra
destinawi wisata.
Menurut (Pitana & Gayatri, 2005) salah satu faktor yang mempengaruhi
manfaat perjalanan, pengetahuan terhadap destinasi yang akan dikunjungi dan citra
terdahulu diambil dari beberapa jurnal yang sudah dipublikasi. Pertama, penelitian
ini dilakukan oleh (Indrianty et al., 2019) yang berjudul Pengaruh Citra Terhadap
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan survey dilakukan kepada 100 orang
responden dan hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Citra berpengaruh
Kedua, penelitian ini dilakukan oleh (Rafika & Nugroho, 2021) yang
ini menunjukan Terdapat pengaruh partial atribut produk wisata terhadap keputusan
berkunjung secara signifikan sebesar 55,3% dan pengaruh partial citra destinasi
simultan atribut produk wisata dan citra destinasi terhadap keputusan berkunjung
pada Taman Sri Baduga Purwakarta sebesar 83,3% dan sisanya 16,7% dipengaruhi
faktor lain.
Ketiga, penelitian ini dilakukan oleh (Susanto et al., n.d.) dengan judul
Sari Ater Hotel & Resort, Kabupaten Subang – Jawa Barat. Jenis penelitian ini
29
adalah deskriptif verifikatif dan melakukan survey kepada 100 wisatawan. Hasil
Perbedaan Penelitian
Judul, Nama
Peneliti & Hasil Penelitian
Tahun, Jurnal Penelitian
Penelitian Penulis
Terdahulu
The Effect On
Image Towards
Visiting Penelitian ini
Decision In menggunakan metode
Geology kuantitatif dengan
Museum pendekatan deskriptif dan
Objek penelitian
Bandung survey dilakukan kepada
Objek penelitian lebih merupakan
100 orang responden dan
ke tempat wisata wisatawan
Indriyanti S & hasil penelitian ini
sejarah dan edukasi cicalengka
Rahma A. Vol. menunjukan bahwa
dreamland
5 No.1 (2019) variabel Citra berpengaruh
Tourism positif dan signifikan
Scientific terhadap Keputusan
Journal Berkunjung.
STIEPAR
Yapari
Pengaruh Atribut
Produk Wisata Hasil dari penelitian ini
Dan Citra menunjukan Terdapat
Destinasi pengaruh partial atribut
Terhadap produk wisata terhadap
Keputusan keputusan berkunjung
Berkunjung Pada secara signifikan sebesar
Destinasi Wisata 55,3% dan pengaruh partial
Taman Sri Baduga Penelitian dilakukan Penelitian dilakukan
citra destinasi terhadap
Kabupaten mengetahui atribut untuk mengetahui
keputusan berkunjung
Purwakarta produk wisata, citra pengaruh citra merek
sebesar 28%. Kemudian
destinasi terhadap terhadap keputusan
Rafika A & terdapat pengaruh simultan
keputusan berkunjung berkunjung
Nugroho E.S. Vol atribut produk wisata dan
4 No 2 (2021) citra destinasi terhadap
COSTING: keputusan berkunjung pada
Journal of Taman Sri Baduga
Economic, Purwakarta sebesar 83,3%
Business and dan sisanya 16,7%
Accounting
dipengaruhi faktor lain.
IPM2KPE
30
Perbedaan Penelitian
Judul, Nama
Peneliti & Hasil Penelitian
Tahun, Jurnal Penelitian
Penelitian Penulis
Terdahulu
Pengaruh Brand
Image Terhadap
Keputusan
Berkunjung
Wisatawan
Nusantara Ke
Sari Ater Hotel Jenis penelitian ini adalah
& Resort, deskriptif verifikatif dan
Kabupaten melakukan survey kepada
Subang - Jawa 100 wisatawan. Hasil
Barat penelitian menunjukan Penelitian ini Penelitian ini
bahwa brand image menggunakan teori menggunakan teori
Susanto A, berpengaruh signifikan keputusan keputusan berkunjung
Laksana P.A & terhadap keputusan berkunjung dari dari Mathieson dan
Prianka G.W. berkunjung dan faktor yang kotler dan keller 2012 Wall. 2005
Vol. 3 No.2 paling mempengaruhi
(2019) Jurnal keputusan berkunjung
Kepariwisataan: adalah kekuatan asosiasi
Destinasi. merek.
Hospitalis dan
Perjalanan.
Sekolah Tinggi
Pariwisata
Bandung
bersaing dengan ketat. Perusahaan saling berlomba untuk menjadi yang terdepan.
Melalui positioning, perusahaan berharap bisa mewujudkan citra merek yang baik
di benak konsumen.
31
Definisi citra merek menurut (Sangadji & Sopiah, 2013) citra merek adalah
sekumpulan asosiasi yang mempunyai keunikan sendiri yang ingin dibentuk dan
terdapat tiga tahapan dalam mengukur citra merek perusahaan yaitu strength of
dan spot foto yang bernuansa islami dan lain-lain untuk menimbulkan citra yang
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih
satu di antaranya, yang dimana disitu konsumen melibatkan suatu citra dari merek
memilih produk dari merek yang terkenal untuk menghindari resiko pembelian.
Sedangkan (Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gayatri, 2005) menjelaskan
bahwa keputusan berkunjung terdapat lima fase terpenting antara lain adalah
Dapat dilihat bahwa adanya hubungan antara citra merek dengan keputusan
pembelian, yang akan diuji apakah citra merek tersebut akan berpengaruh terhadap
Berdasarkan teori para ahli mengenai adanya keterkaitan antara citra merek
pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara Citra Merek terhadap Proses
METODOLOGI PENELITIAN
Objek pada penelitian ini adalah citra merek yang mempunyai dimensi
wisata sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada konsumen atau
2022.
33
34
(2013) metode survey ini digunakan untuk mendapatkan data dari tempat yang yang
sebenarnya, bukan buatan, tetapi peneliti juga melakukan perlakuan terhadap data
untuk memberikan gejala, fakta, atau kejadian tentang ciri-ciri suatu kelompok atau
tempat tertentu secara sistematis dan akurat. Menurut (Ahyar et al., 2020) penelitian
verifikatif adalah studi yang berusaha untuk menentukan apakah suatu fenomena
1. Data Primer
Menurut (Ahyar et al., 2020) data primer adalah data yang peneliti peroleh
2. Data Sekunder
Menurut (Ahyar et al., 2020) data sekunder dalam penelitian adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung dari orang lain, melainkan dari
35
laporan, profil, buku pedoman atau pustaka. Data sekunder yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah melalui buku, jurnal, artikel dan situs
penelitian ini.
pemahaman tentang variabel apa saja yang diteliti. Menurut (Sugiyono, 2013)
operasional variabel adalah atribut atau sifat dari suatu objek penelitian yang
Pada penelitian ini terdapat dua jenis variabel penelitian, antara lain variabel
dependen atau variabel terikat (Y). Variabel dependen yaitu variabel terikat yang
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel sebagai objek penelitian. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah citra merek dan variabel terikat pada penelitian
a. Personal
Strenght of brand
“ Brand image is important Relevance 1-5
associations
because the image b. Consistency
determine how easily
consumers can recall
existing associations and Favorabillity of brand a. Desirable
Ordinal 6-15
responses and how easily associations b. Deliverable
they can link additional
associations and responses
to the brand in memory.”
Uniqueness of brand
(Keller, 2013) a. Point of difference 16-20
Associations
Kebutuhan atau
a. Kebutuhan
keinginan untuk
terhadap perjalanan 21-23
melakukan perjalanan
wisata
wisata
a. Perolehan
Pencarian dan informasi untuk
24-29
penilaian informasi memenuhi
Keputusan berkunjung kebutuhan wisata
adalah sebuah proses a. Motivasi untuk
psikologis yang kompleks melakukan
Keputusan melakukan
yang terdiri dari tahap-tahap perjalanan wisata 30-32
perjalanan wisata
seleksi, persetujuan, b. Aktivitas yang
persiapan dan perjalanan dilakukan
Ordinal
yang dipengaruhi oleh a. Mempersiapkan
faktor-faktor internal dan segala kebutuhan
eksternal yang mungkin Persiapan perjalanan
untuk berwisata
berubah seiring waktu dan dan pengalaman 33-37
b. Mendapatkan
situasi wisata
pengalaman saat
(Mathieson dan Wall, 2005) berkunjung
a. Kepuasan
wisatawan setelah
berkunjung
Evaluasi kepuasan b. Melakukan
38-40
perjalanan wisata kunjungan kembali
c.
Merekomendasikan
kepada orang lain
37
3.5.1 Populasi
Menurut (Sugiyono, 2013) populasi adalah suatu kategori luas dari hal-hal
atau orang-orang yang telah dipilih oleh peneliti untuk diselidiki guna menarik
generalisasi dari temuan-temuan mereka. Pada penelitian ini yang menjadi populasi
3.5.2 Sampel
pengambilan sampel, dan harus secara akurat mewakili keadaan populasi agar
data yang diberikan pihak manajemen yaitu jumlah konsumen atau wisatawan
sebanyak 3207 populasi dan kemudian ditarik mejadi sampel. Sehingga dapat
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁. 𝑒
3207
𝑛=
1 + 3207 (10%)
𝑛 = 96,9
38
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
probability sampling cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel
yang terbatas.
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menurut
(Ahyar et al., 2020) simple random sampling adalah pengambilan sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi, ciri utamanya adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih. Pada penelitian ini cara peneliti untuk
website rakoo tools kemudian setelah mendapatkan angka dari lotre tersebut,
berbagai kriteria yang mencakup demografi wisatawan seperti jenis kelamin, usia,
asal domisili dan juga pekerjaan. Berikut adalah karakteristik responden dari hasil
pria, karena hobby pria tidaklah berwisata dan lebih cenderung untuk bekerja.
sesuai dengan target pasar yang ditargetkan oleh Cicalengka Dreamland yaitu
Hal ini juga menunjukan bahwa wilayah terutama Kabupaten Bandung menjadi
diikuti dengan ibu rumah tangga. Hal ini sudah sesuai dengan target wisatawan
yang ditargetkan oleh manajemen yaitu kepada anak muda, data diatas
1. Kuesioner
kuesioner online melalui platform google form yang berisikan identitas diri
2. Wawancara
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
3. Observasi
terlibat secara langsung dan hanya berperan sebagai pengamat dari luar.
4. Dokumenter
1. Uji Validitas
Menurut (Ahyar et al., 2020) Uji validitas merupakan derajat ketapatan antara
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi secara garis besar uji validitas ini
menguku variabel yang diteliti. Menurut (Hidayat, 2021) uji validitas menurut
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑟
[𝑛 ∑ 𝑋 − (∑ 𝑋) ][𝑛 ∑ 𝑌 − (∑ 𝑌) ]
Keterangan:
Y = Skor total
n = Banyaknya responden
2. Uji Reliabilitas
kehandalan suatu item pertanyaan dalam mengukur variabel yang diteliti, suatu
𝑘 ∑𝑠
𝑎= 1−
𝑘−1 𝑠
α = Reliabilitas instrumen
𝑠 = Varian total
Dalam penelitian ini, peneliti sudah melakukan uji validitas dan reliabilitas
Editing adalah langkah awal yang bertujuan untuk memeriksa atau mengecek
data yang telah terkumpul yang kemudian akan diteliti kelengkapannya agar
2. Coding (pengkodean)
3. Tabulating (tabulasi)
dengan membentuk tabel yang berisi data yang akan dihitung secara
analisis.
yang diperoleh dari kuesioner dan kemudian dihitung menggunakan skala likert.
Menurut (Sugiyono, 2017) Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Menurut (Ahyar et al., 2020) Skala likert biasanya teridri dari 5 poin dari skala
Agree dan Disagree yang biasanya setiap item merupakan pernyataan tentang
produk, acara, atau sikap tertentu. Untuk mempermudah dalam memilih jawaban
cenderung untuk melakukan penilaian yang sifatnya netral atau ragu-ragu sehingga
sulit untuk dilakukan analisis, maka jawaban akan dibuatkan dengan 4 skala.
Menurut (Sugiyono, 2017) untuk setiap instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai beberapa gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata antara lain, sangat positif, positif, negatif, dan sangat negatif.
Jawaban Skor
Setuju (S) 3
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, hipotesis
penelitian yang diajukan akan diuji melalui analisis korelasi pearson. Asumsi yang
harus dipenuhi pada saat melakukan analisis korelasi pearson yaitu data
pengamatan minimal memiliki skala pengukuran interval. Data yang dimiliki oleh
peneliti adalah data skala pengukuran ordinal, oleh karena itu agar dapat dianalisis
melalui uji korelasi pearson harus melalui proses transformasi data dari skala
Menurut (Hair et al., 2014) data ordinal perlu dirubah menjadi data interval
ketika akan melakukan perhitungan analisis regresi linear sederhana karena analisis
regresi linear sederhana membutuhkan data interval yang dapat menghasilkan nilai
yang berkelanjutan dan dapat dihitung secara matematika, sedangkan data ordinal
hanya menunjukan urutan atau tingkatan namun tidak menunjukan jarak antara
masing-masing nilai. Oleh karena itu data ordinal perlu dirubah menjadi data
interval untuk menghasilkan nilai yang dapat dihitung secara matematis. Langkah
1. Uji Normalitas
mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Siregar &
Syofian, 2017) Normalitas data adalah syarat yang harus dipenuhi dalam
analisis parametrik. Data yang normal juga dianggap dapat mewakili populasi
2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel terikat dan variabel
bebas memiliki hubungan linear atau tidak. Uji linieritas digunakan untuk
3.9.4 Korelasi
data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu (Ridwan et al., 2012) Korelasi
pearson juga dapat diintrepretasikan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
antara variabel X dan variabel Y dan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi
masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahan dapat diperkecil. Penggunaan
analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini bertujuan untuk membangun
model sistematis dari pengaruh citra merek terhadap proses keputusan berkunjung
wisatawan.
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝑿
Keterangan:
X = Variabel independen
Y = Variabel dependen
𝐾𝐷 = 𝑟 × 100%
Keterangan:
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai 𝑟 yang kecil
dependen sangat terbatas. Kisaran nilai 𝑟 adalah dari 0-100 atau dari 0%-100%.
Jika nilai 𝑟 adalah 1 (satu) berarti suatu kecocokan sempurna, sedangkan jika
bernilai 0 (nol) berarti tidak ada hubungan antar variabel terikat dengan variabel
terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak diantara variabel X dan variabel Y.
Dalam penelitian ini yaitu dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh atau
49
tidak antara variabel citra merek terhadap variabel proses keputusan berkunjung.
Dalam melakukan uji hipotesis menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:
𝑏
𝑡 =
𝑆𝑏
Keterangan:
𝑡 = Nilai t
b = Koefesien regresi
Dreamland