Anda di halaman 1dari 35

DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada

Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pariwisata Indonesia berkembang ke arah positif. Sektor pariwisata
menjadi penyumbang devisa terbesar keempat setelah sektor minyak dan gas,
batubara, serta kelapa sawit. Selain itu, peringkat dunia pariwisata Indonesia
meningkat beberapa tahun ke belakang. Catatan Indeks Daya Saing Pariwisata
Indonesia World Economic Forum 2015 menyatakan Indonesia menempati urutan
50 dari 141 negara di dunia, meningkat dari urutan 74 tahun 2011 dan 70 tahun
20131. Peningkatan tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia. Kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2015
tercatat 10,405 juta, tumbuh sebesar 7,2% yang melebihi rata-rata pertumbuhan
pariwisata dunia sebesar 4,4%2. Selanjutnya, pemerintah menargetkan 20 juta
wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia tahun 2019.
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata gencar melakukan promosi
pariwisata untuk mencapai target yang ditetapkan. Keindahan alam serta ragam
budaya, menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi dan tujuan wisata untuk
dipromosikan. Namun, Indonesia harus bersaing dengan pariwisata di negara Asia
Tenggara lainnya seperti Thailand, Singapura, maupun Malaysia yang telah
menjadi tujuan wisata utama. Dikenalnya Thailand, Singapura, dan Malaysia
sebagai tujuan wisata utama tidak terlepas dari branding yang melekat pada
pariwisata negara tersebut. Thailand dikenal dengan branding Amazing Thailand,
Singapura dikenal dengan branding YourSingapore, dan Malaysia dikenal dengan
branding Truly Asia. Oleh karena itu, branding pariwisata (destination branding)
menjadi hal yang penting dalam mempromosikan pariwisata.

1
Aditya Ramadhan, “Pariwisata Indonesia Terus Tumbuh Tahun ke Tahun”, dalam
http://www.antaranews.com/berita/528492/pariwisata-indonesia-terus-tumbuh-tahun-ke-tahun
diakses 5 April 2017.
2
Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Kementerian Kementerian Pariwisata, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2015, (Jakarta: Kementerian Pariwisata,
2016), hlm. 59.

1
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Destination branding menjadi penting karena dapat meningkatkan


destination image. Destination image telah terbukti menjadi faktor penting bagi
pengunjung dalam menentukan pilihan3. Melalui destination branding,
pemerintah berupaya untuk mengubah persepsi wisatawan terhadap tujuan yang
ada di Indonesia dengan mempromosikan, membangun citra, dan memberikan
gambaran mengenai tujuan kepada wisatawan. Sehingga, jika pemerintah mampu
menciptakan citra positif tujuan, maka dapat mendorong wisatawan untuk
berwisata ke Indonesia.
Kementerian Pariwisata melakukan branding pariwisata Indonesia melalui
Wonderful Indonesia. Wonderful Indonesia merupakan janji pariwisata Indonesia
kepada dunia. Melalui branding ini, Indonesia menawarkan lima ketakjuban yaitu
natural wonders, sensory wonders, cultural wonders, modern wonders, dan
adventure wonders. Pada tahun 2015, branding Wonderful Indonesia berhasil
menduduki peringkat 47 dunia. Peringkat tersebut mengalahkan branding
pariwisata Thailand dan Malaysia yang masing-masing menduduki peringkat 83
dan 96 dunia4. Branding Wonderful Indonesia pun melekat pada promosi
pariwisata Indonesia kepada wisatawan mancanegara.
Dalam melakukan promosi pariwisata dan branding, Kementerian
Pariwisata tidak hanya menggunakan media offline namun juga online seperti
website. Penggunaan media online tidak terlepas dari keberadaan internet yang
mengalami pertumbuhan dan memiliki jumlah pengguna sebesar 3.675 juta
hingga Juni 20165. Didukung dengan penetrasi internet di dunia yang telah
mencapai angka 50.1%, menjadikan lebih dari setengah populasi masyarakat
dunia telah mengakses internet.
Selain itu, website telah menjadi sumber informasi bagi wisatawan. Bagi
wisatawan, informasi adalah hal yang penting karena “informasi mempunyai
peran yang sangat penting dalam melakukan perencanaan wisata karena dapat

3
Carmen Blain, Stuart E, Levy, dan J. R. Brient Ritchie, „Destination Branding: Insights and
Practices from Destination Management Organization‟, dalam Journal of Travel Research
(2005), hlm. 332.
4
Op.Cit., hlm. 62.
5
http://www.internetworldstats.com/stats.htm diakses 29 Desember 2016.

2
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

memengaruhi pengambilan keputusan destinasi tujuan wisata dan perencanaan


pembelian seperti akomodasi, transportasi, aktivitas, atraksi, makanan, dan
lainnya”6. Informasi dapat menjadi bahan pertimbangan bagi wisatawan dalam
menentukan tujuan wisata yang dituju. Sehingga sebesar 95% peselancar website
menggunakan internet untuk mengumpulkan konten wisata dan 93% diantaranya
mengunjungi website pariwisata ketika merencanakan untuk berwisata7.
Lebih lanjut, website telah menjadi media komunikasi. Website telah
bertransformasi menjadi instrumen utama dalam mengkomunikasikan destination
brand8. Melalui website, karakteristik tujuan yang membedakannya dengan
kompetitor dapat dikomunikasikan. Sehingga, website yang mengomunikasikan
tujuan harus menarik dan menyampaikan destination brands. Hal tersebut
menjadikan apa yang ditampilkan dan informasi apa yang diberikan dalam
website menjadi hal yang penting dalam mempromosikan pariwisata.
Kementerian Pariwisata menggunakan website sebagai media dalam
merilis hal seputar pariwisata baik melalui website lembaga maupun website
pariwisata. Www.kemenpar.go.id menjadi website lembaga yang memberikan
informasi kelembagaan dan www.indonesia.travel menjadi website promosi
pariwisata dalam menyajikan informasi pariwisata kepada wisatawan
mancanegara. Kementerian Pariwisata menjadikan website www.indonesia.travel
sebagai salah satu media promosi pariwisata. “Website itu menerapkan strategi
electronic-based marketing yakni promosi melalui media internet dengan
memberikan ketersediaan ragam informasi pariwisata di Indonesia termasuk
berbagai kelengkapan sebagai sebuah situs promosi pariwisata Indonesia”9.
Untuk mengkomunikasikan website www.indonesia.travel, Kementerian
Pariwisata melakukan beragam upaya promosi dengan menampilkan alamat

6
Kanneth F Hyde dalam Oktafiani Herlina, “Komunikasi Pemasaran Pariwisata DIY Melalui
Pemanfaatan E-tourism oleh Swasta dan Pemerintah (Studi Komparatif www.visitingjogja.com
dan www.YogYes.com), Tesis FISIP JIK UGM, 2013, hlm. 1.
7
Plog Research dikutip dari Pan, Bing dan Daniel R Fesenmaier. „Online Information Search
Vacation Planning Process‟, dalam Annals of Tourism Research, Vol. 33, (2006), hlm: 810.
8
http://www.revistalatinacs.org/068/paper/993_Barcelona/27_Caviaen.html. diakses 5 April 2017
9
“Pemerintah Luncurkan Situs Web Indonesia Travel”, dalam
http://www.antaranews.com/berita/349522/pemerintah-luncurkan-situs-web-indonesia-travel
diakses 5 April 2017.

3
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

website. Upaya tersebut dilakukan melalui komunikasi pemasaran di mancanegara


diantaranya melalui iklan, event, dan publikasi, baik offline maupun online. Pada
aktivitas offline, Kementerian Pariwisata aktif mengikuti pameran pariwisata
tingkat internasional serta melakukan publikasi di media cetak dan iklan di media
elektronik internasional. Sedangkan untuk aktivitas online, Kementerian
Pariwisata bekerja sama dengan Google, TripAdvisor, Youtube, dan Baidu10.
Sejak bekerjasama dengan Google misalnya, jumlah hit kunjungan ke website
www.indonesia.travel naik 600% atau 6 kali lipat11. Dengan demikian, alamat
website www.indonesia.travel turut dipromosikan sejalan dengan promosi
pariwisata yang dilakukan di mancanegara dan promosi tersebut dapat
meningkatkan trafik kunjungan ke website.
Menurut data www.similarweb.com pada 17 Maret 2017, website
www.indonesia.travel menembus peringkat 54.009 dunia12. Sedangkan peringkat
dunia website pariwisata negara di Asia Tenggara lainnya seperti
www.yoursingapore.com, www.tourismthailand.org, dan www.malaysia.travel
berada diperingkat 60.162, 78.752, dan 228.747. Selain itu, www.indonesia.travel
telah dikunjungi sebanyak 1,3 juta kali. Di sisi lain www.yoursingapore.com
sebanyak 1 juta kunjungan, www.tourismthailand.org sebanyak 610.000
kunjungan, dan www.malaysia.travel sebanyak 180.000 kunjungan. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa www.indonesia.travel dikunjungi lebih banyak di antara
website pariwisata negara tujuan wisata utama di Asia Tenggara.
Website www.indonesia.travel menyajikan beragam informasi pariwisata
dalam rubrik berita. Rubrik berita memuat rilis pariwisata Indonesia yang
bersumber baik dari website www.indonesia.travel maupun dari luar website.
Rubrik ini menyajikan informasi keindahan tujuan dan objek wisata dari culture,
nature, man made, event dan atraksi, fasilitas wisata, kegiatan promosi pariwisata

10
Kurnia Yustiana, “Strategi Kemenpar Genjot Wisman Tahun 2016”, dalam
https://travel.detik.com/travel-news/d-3244467/strategi-kemenpar-genjot-wisman-tahun-2016
diakses 5 April 2017.
11
Kurnia Yustiana, “Gaet Google, Situs Resmi Pariwisata Indonesia Banjir Kunjungan 600%”,
dalam https://travel.detik.com/travel-news/d-3105898/gaet-google-situs-resmi-pariwisata-
indonesia-banjir-kunjungan-600?v9911031381 diakses 19 Juli 2017.
12
https://www.similarweb.com/website/indonesia.travel diakses 5 April 2017.

4
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

oleh Kementerian Pariwisata, hingga penghargaan yang diterima Indonesia dalam


bidang pariwisata. Rubrik berita terintegrasi dengan media sosial seperti
Facebook, Twitter, dan Google+. Melalui rubrik tersebut, Kementerian Pariwisata
berupaya untuk mengkomunikasikan janji bahwa Indonesia merupakan tujuan
yang kaya akan pesona dengan branding Wonderful Indonesia.
Dengan demikian, destination image pada website www.indonesia.travel
menarik untuk dilihat lebih lanjut dalam mempromosikan pariwisata Indonesia.
Melalui branding Wonderful Indonesia, Indonesia dapat menonjolkan
keunikkannya dibandingkan dengan Thailand, Singapura, maupun Malaysia dan
memproyeksikan destination image Indonesia yang dapat mempengaruhi
keputusan wisata wisatawan. Didukung dengan perkembangan internet dan peran
website sebagai media komunikasi dan sumber informasi, menjadikan destination
image Indonesia yang dibangun Kementerian Pariwisata dapat dikomunikasikan
kepada wisatawan melalui website. Sehingga destination image Indonesia pada
website www.indonesia.travel dalam mempromosikan pariwisata Indonesia
menjadi perlu untuk dilihat lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: Bagaimana destination image Indonesia yang dibangun Kementerian
Pariwisata pada website www.indonesia.travel?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan
mendeskripsikan destination image Indonesia yang dibangun dan
dikomunikasikan Kementerian Pariwisata melalui rubrik berita website
www.indonesia.travel dalam mempromosikan pariwisata Indonesia.

D. Manfaat Penelitian
Pada manfaat akademis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
penelitian mengenai destination branding melalui website dalam ranah ilmu
komunikasi. Pada manfaat praktis, diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

5
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

masukkan bagi Kementerian Pariwisata dalam membangun destination image


melalui website www.indonesia.travel.

E. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan objek yang dituju dan menjadi sasaran
peneliti. Lokus dalam penelitian ini adalah pesan. Lebih lanjut, fokus pada
penelitian ini adalah destination image yang dibangun melalui website. Penelitian
ini melihat destination image Indonesia yang dibangun Kementerian Pariwisata
dalam rubrik berita website www.indonesia.travel. Penelitian ini mendeskripsikan
pesan-pesan yang mengkomunikasikan destination image Indonesia dalam
mempromosikan pariwisata Indonesia kepada pengunjung website, khususnya
adalah wisatawan mancanegara.

F. Kerangka Pemikiran
1. Destination branding
Brand adalah kesan yang dirasakan, dibuat dan dibentuk dalam benak
konsumen. Brand merupakan seluruh nilai-nilai tangible atau intangible yang
menjadi keunikan dari suatu produk dan jasa13. Brand dapat dipahami sebagai
segala atribut yang datang ke dalam pikiran konsumen saat memikirkan
produk tertentu. Brand adalah sebuah „penanda‟ yang mengidentifikasi suatu
produk, jasa maupun tempat dengan simbol unik yang membedakannya
dengan produk serupa dipasaran. Sedangkan branding dipahami sebagai
serangkaian proses dan aktivitas untuk menciptakan brand14.
Branding untuk pariwisata dikenal dengan istilah destination
branding. Destination branding didefinisikan sebagai pemilihan bauran
brand elements yang konsisten untuk membedakan tujuan melalui
pembangunan citra positif15. Blain, Levy dan Ritchie mendefinisikan
destination branding sebagai serangkaian aktivitas pemasaran yang

13
Teemu Moilanen dan Seppo Rainistoi. How to Brand Nations, Cities and Destinations: A
Planning Book for Place Branding. (Hampshire: Palgrave Macmillan, 2009). Hlm. 6.
14
Ike Janita Dewi. Implementasi dan Implikasi Kelembagaan Pemasaran Pariwisata yang
Bertanggung jawab. (Jakarta: Kementerian Pariwisata, 2011). Hlm. 35.
15
Liping A. Cai, „Cooperative Branding for Rural Destinations‟. dalam Annals of Tourism
Research, Vol. 29, No. 3, (2002), hlm: 722.

6
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

mendukung16: (1) penciptaan nama, logo, tulisan, atau gambar grafis lainnya
yang secara langsung bisa mengidentifikasi dan membedakan suatu tujuan,
(2) secara konsisten mengkomunikasikan harapan atas pengalaman perjalanan
yang berkesan dari tujuan tersebut, (3) menyatukan dan memperkuat
hubungan emosional antara pengunjung dengan tujuan, untuk menciptakan
citra yang mempengaruhi keputusan konsumen mengunjungi tujuan, dan (4)
mengurangi biaya pencarian calon wisatawan dan resiko. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka dapat dipahami bahwa destination branding
berfungsi sebagai pembentukan destination image yang secara positif
mempengaruhi pemilihan tujuan wisatawan.
Destination branding merupakan konsep branding dengan tujuan
meningkatkan kualitas brand suatu tujuan wisata. Melalui brand, citra di
dalam benak wisatawan yang disertai harapan-harapan terhadap brand dapat
dibangkitkan. Ritchie dan Richie mengungkapkan bahwa:

“A Destination Brand is a name, symbol, logo, word mark or other


graphic that both identifies and differentiates the destination; furthermore,
it conveys the promise of a memorable travel experience that is uniquely
associated with the destination; it also serves to consolidate and reinforce
the recollection of pleasurable memories of the destination experience.”17.

Definisi ini menyatakan bahwa brand berhubungan dengan


identifikasi dan diferensiasi suatu tujuan. Destination brand dipahami untuk
menyampaikan nilai yang dihubungkan pada „sense of place’ dari tujuan yang
menyampaikan janji pengalaman perjalanan yang tak terlupakan. Destination
branding yang berhasil seharusnya menjadikan suatu brand menjadi dapat
dipercaya, dapat menyampaikan suatu pesan, berbeda dengan brand lainnya,
menjadi media untuk menyampaikan ide yang sangat kuat, menggairahkan
stakeholder dan partner, dan menggetarkan wisatawan18.

16
Op.Cit. Hlm. 39-40.
17
Carmen Blain, Stuart E, Levy, da J. R. Brient Ritchie, „Destination Branding: Insights and
Practices from Destination Management Organization‟. dalam Journal of Travel Research
(2005), hlm. 329.
18
Margon dan Pritchard dalam Burhan Bungin. Komunikasi Pariwisata: Pemasaran dan Brand
Tujuan. (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), hlm. 79.

7
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Selanjutnya, destination branding melibatkan brand identity, brand


positioning, dan brand image. Menurut Pike, brand identity, brand
positioning, dan brand image saling terkait dalam konsep destination brand19.
Berikut adalah gambar keterkaitan brand identity, brand positioning, dan
brand image dalam destination branding.

Gambar 1.1 Destination Branding


(Sumber: Pike, Steven. 2008. Destination Marketing An Integrated
Marketing Communication Approach. Oxford: Elsevier, Hlm. 218)

Brand identity fokus pada persoalan internal seperti citra diri dan visi
yang dapat memotivasi stakeholder. Brand identity diciptakan oleh
komunikator yang bertujuan untuk menentukan makna, tujuan, dan citra diri
dari brand. Dalam destination brand, komunikator (pemasar tujuan)
menonjolkan brand identity dari suatu tujuan melalui semua aspek dan
aktivitas yang membedakan tujuan terkait dari tujuan pesaing20. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa brand identity merepresentasikan brand
image yang diinginkan oleh pemasar tujuan.
Brand identity dan brand image dihubungkan oleh brand positioning.
Positioning merupakan sarana potensial meningkatkan kesesuaian antara
brand identity dan brand image. Brand position adalah bagian dari brand
identity dan value proposition yang dapat secara aktif dikomunikasikan

19
Steven Pike. Destination Marketing An Integrated Marketing Communication Approach.
(Oxford: Elsevier, 2008), hlm. 185.
20
Hailin Qu, Lisa Hyunjung Kim, Holly Hyunjung Im. 2011. A Model of Destination Branding:
Integrating The Concepts of The Branding and Destination Image. Tourism Management
Journal, hlm 465-476

8
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

kepada target audiens yang menunjukkan keuntungan brand dibandingkan


pesaingnya21. Dalam destination brand, positioning suatu tujuan bertujuan
membentuk destination image yang khas di benak konsumen. Sehingga dapat
dipahami bahwa positioning menekankan pada karakteristik khusus dari
brand identity yang menjadikan brand berbeda dari kompetitornya dan dapat
menarik publik.
Terakhir, brand image dilihat dari perspektif komunikan. Menurut
Keller, brand image didefinisikan sebagai persepsi konsumen terhadap brand
yang tercermin dari asosiasi brand yang dimiliki konsumen22. Asosiasi brand
datang dalam segala bentuk yang mencerminkan karakteristik produk atau
aspek di luar produk. Dalam destination brand, komunikan (wisatawan) akan
melihat destination image yang terbentuk dan disimpan dalam benak mereka.
Destination image mungkin atau mungkin tidak berbeda jauh dengan brand
identity yang dimaksudkan oleh pemasar tujuan. Destination image dipahami
sebagai kumpulan dari asosiasi brand yang dimiliki di benak konsumen, yang
mana asosiasi brand dapat berupa kognitif, afektif, konatif maupun
kombinasi ketiganya23. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa brand
image merupakan representasi destination image yang sebenarnya diterima
oleh wisatawan.
Lebih lanjut, destination brand dibangun di atas citra yang terdiri dari
citra yang dirasakan (perceived image) dan citra yang ditampilkan (projected
image)24. Oleh karena itu, selain destination image dilihat dari perspektif
komunikan, destination image dapat dilihat melalui perspektif komunikator
yakni pemasar tujuan atau lebih dikenal dengan istilah Destination Marketing
Organization (DMO). Secara sederhana, perceived image dapat dipahami
melalui brand image atau overall image, sedangkan projected image

21
Op.Cit., hlm. 217.
22
Kevin Lane Keller. Strategic Brand Management 4th Edition. (London: Pearson Education,
2013), hlm. 72
23
Op.Cit., hlm. 215
24
Tammy Reiko Koerte. The Projected and Perceived Image of the United Republic of Tanzania.
CFS Honors Program Undergraduate Theses Purdue University, 2009, hlm.1.

9
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dipahami melalui brand identity25. Citra yang ditampilkan dapat dipahami


melalui destination’s projected identity. Destination’s projected identity
adalah identitas tujuan yang diproyeksikan yang mencakup keistimewaan dan
atribut yang menguntungkan serta nilai-nilai simbolik, sosial, dan emosional
dari tujuan yang terdapat dalam brand26. Destination’s projected identity
merupakan citra yang diinginkan komunikator mencangkup harapan
mengenai bagaimana orang menilai tujuan. Sehingga citra yang ditampilkan
adalah destination image yang dibangun DMO melalui identitas maupun
atribut yang dimiliki tujuan.
Menurut Beerli dan Martin, atribut destination image dapat
dikelompokkan dalam sembilan kategori. Sembilan kategori tersebut meliputi
natural resource, general infrastructure, tourist infrastucture, tourist leisure
and recreation, culture, history and art, political and economic factors,
natural environment, social environment, dan atmosphere of the place27.
Atribut-atribut destination image diantaranya memiliki elemen-elemen
sebagai berikut:
a. Natural resource: destination image yang dimanifestasikan dalam
bentuk iklim, pantai, alam pedesaan, dan keanekaragaman flora serta
fauna.
b. General infrastucture: destination image yang dimanifestasikan dalam
bentuk pembangunan dan kualitas jalan, bandara, pelabuhan, fasilitas
transportasi publik dan pribadi, pembangunan layanan kesehatan,
telekomunikasi, infrastruktur komersil dan pembangunan lebih lanjut.
c. Tourist infrastructure: destination image yang dimanifestasikan dalam
bentuk hotel, restoran, bar, klub, kemudahan akses menuju tujuan, dan
tourist center.

25
Hailin Qu, Lisa Hyunjung Kim, Holly Hyunjung Im. A Model of Destination Branding:
Integrating The Concepts of The Branding and Destination Image. dalam Tourism Management
Journal, (2011), hlm 474.
26
Kavaratzis & Ashworth dalam Ni Made Asti Aksari. Exploring the Efficacy of a Destination
Branding Strategy in the Web 2.0 Environment: A Case Study of Bali. Thesis College of
Business Victoria University, 2014, hlm. 23.
27
Asuncio`n Beerli dan Josefa D. Martin. 2004. Factors Influencing Destination Image. Annals of
Tourism Research, Vol. 31, No. 3, pp. 657–681, hlm 474.

10
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

d. Tourist leisure and recreation: destination image yang


dimanifestasikan dalam bentuk taman hiburan dan aktivitas hiburan
serta olahraga (memancing, berburu, surfing, diving, trekking, hiburan
malam, golf dan lainnya).
e. Culture, history, and art: destination image yang dimanifestasikan
dalam bentuk museum, bangunan bersejarah, monumen, festival
konser, kerajinan, kuliner, cerita rakyat, dan adat istiadat.
f. Political and economic factors: destination image yang
dimanifestasikan dalam bentuk stabilitas dan tendesi politik,
pembangunan ekonomi, keamanan, dan harga-harga.
g. Natural environment: destination image yang dimanifestasikan dalam
bentuk keindahan pemandangan, daya tarik kota, kebersihan,
kepadatan polusi, dan kemacetan.
h. Social environment: destination image yang dimanifestasikan dalam
bentuk keramahtamahan penduduk lokal, kemiskinan, kualitas hidup,
dan language barrier.
i. Atmosphere of the place: destination image yang dimanifestasikan
dalam bentuk kemewahan, modernitas, tempat dengan reputasi yang
baik, tujuan untuk keluarga, eksotis, mistis, santai, menyenangkan,
menarik, membosankan dan stressful.

Beerli dan Martin memasukkan semua faktor yang mempengaruhi


citra ke dalam kesembilan atribut ini. Namun, pemilihan atribut tujuan yang
digunakan untuk melihat destination image sangat bergantung pada daya tarik
tujuan, positioning dari tujuan, dan tujuan dari citra yang ditampilkan.
Sehingga setiap aspek yang terdapat dalam kategori tersebut tidak terlepas
dari tujuan itu sendiri, karena setiap tujuan memiliki daya tarik, positioning,
dan tujuannya masing-masing dalam menampilkan citranya.
Lebih lanjut, destination image dibentuk oleh interpretasi rasional dan
emosional wisatawan yang terdiri dari dua komponen berkaitan yaitu kognitif
dan afektif. Komponen kognitif mengacu pada keyakinan atau pengetahuan

11
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

yang dimiliki individu terhadap karakteristik atau atribut dari tujuan


sedangkan komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap tujuan28.
Melalui komponen kognitif dan afektif, atribut destination image dapat
dikelompokkan. Pada penelitian destination’s projected identity yang
dilakukan oleh Aksari, Aksari mengelompokkan atribut destination image ke
dalam komponen kognitif dan afektif29. Pada komponen kognitif, atribut
tujuan terdiri dari natural resource, general infrastructure, tourist
infrastucture, tourist leisure and recreation, culture, history and art, political
and economic factors, dan natural environment. Sedangkan komponen afektif
terdiri dari social environment, dan atmosphere of the place. Melalui atribut
destination image yang dikelompokkan ke dalam komponen kognitif maupun
afektif, maka dapat diketahui bagaimana destination image yang dibangun
oleh DMO.
2. Komunikasi pemasaran dan pariwisata
Wisatawan akan mencari informasi mengenai tujuan wisata yang
menarik dalam merencanakan perjalanan wisata. Melalui komunikasi
pemasaran, informasi tersebut dapat dikomunikasikan kepada wisatawan.
Terdapat dua unsur pokok untuk memahami komunikasi pemasaran yaitu
komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi pemasaran terdiri dari unsur komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan
antarindividu atau antara organisasi dengan individu, sedangkan pemasaran
merupakan sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya
mentransfer nilai-nilai antara mereka dengan pelanggannya30. Jika
digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua
unsur dalam bauran pemasaran, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran

28
Gartner dalam Athena H.N. Mak. Online Destination Image: Comparing National Tourism
Organisation's and Tourists' Perspectives. dalam Tourism Management 60 (2017), hlm. 282.
29
Ni Made Asti Aksari. Exploring the Efficacy of a Destination Branding Strategy in the Web 2.0
Environment: A Case Study of Bali. Thesis College of Business Victoria University, 2014, hlm.
73-79.
30
Terence Shimp. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid
I ( edisi 5).. (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 4.

12
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau


kliennya31.
Komunikasi pemasaran merupakan sarana yang digunakan perusahaan
dalam upaya menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen,
baik langsung atau tidak, mengenai produk dan brand32. Komunikasi
pemasaran mewakili “suara” dari brand dan merupakan sarana yang dapat
membangun dialog dan hubungan dengan konsumen. Melalui komunikasi
pemasaran, brand dapat dihubungkan dengan orang, tempat, peristiwa,
pengalaman, perasaan, dan lain-lain, serta brand pada benak konsumen dapat
dibangun dan brand image dapat diciptakan. Berdasarkan penjelasan tersebut,
dapat dipahami bahwa komunikasi pemasaran adalah sarana bagi perusahaan
atau organisasi mengkomunikasikan produk dan brand kepada konsumen.
Lebih lanjut, komunikasi pemasaran merupakan upaya untuk
mengkomunikasikan produk dan brand kepada khalayak sasaran. Produk dan
brand tersebut dapat dikomunikasikan melalui aktivitas komunikasi
pemasaran. Aktivitas komunikasi pemasaran terangkum dalam bauran
komunikasi pemasaran yang meliputi33:
a. Advertising
Bentuk presentasi non-personal dan promosi berbayar dari gagasan,
barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan baik melalui
media cetak, media penyiaran, media jaringan, media elektronik,
maupun display media.
b. Sales promotion
Berbagai jenis intensif jangka pendek untuk mendorong orang
mencoba atau membeli barang atau jasa.
c. Event and experiences
Kegiatan yang disponsori perusahaan dan program yang dirancang
untuk menciptakan interaksi setiap hari atau berkaitan dengan brand.

31
Ibid., hlm. 4.
32
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Marketing Management. (New Jersey: Pearson, 2012),
hlm. 476.
33
Ibid., hlm. 478.

13
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

d. Public relations and publicity


Program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra
perusahaan atau masing-masing produknya.
e. Direct marketing
Penggunaan surat, telepon, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi
langsung atau meminta tanggapan maupun berdialog dengan
pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
f. Interactive marketing
Aktivitas online yang dirancang untuk menarik pelanggan atau
pembeli potensial secara langsung maupun tidak dengan maksud
menaikkan kesadaran, citra, serta mendatangkan pembelian barang
atau jasa.
g. Word-of-mouth marketing
Komunikasi orang per orang baik secara lisan, tertulis, maupun
elektronik yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan atau
pengalaman dalam menggunakan barang atau jasa.
h. Personal selling
Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan
maksud melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
memperoleh pemesanan.

Setiap saluran dalam bauran komunikasi pemasaran memiliki peran


serta fungsinya masing-masing dalam memperkuat brand yang
penggunaannya bergantung pada tujuan apa yang ingin dicapai dalam
aktivitas komunikasi pemasaran. Secara umum, aktivitas komunikasi
pemasaran meliputi tiga tujuan utama yaitu menyebarkan informasi
(komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau
menarik konsumen (komunikasi persuasif), maupun mengingatkan khalayak
untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
internet telah mempengaruhi komunikasi pemasaran. Kehadiran internet telah

14
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

memberikan dampak bagi komunikasi pemasaran dan menjadikannya sebagai


media penting dalam komunikasi pemasaran. Internet adalah media penting
dalam komunikasi pemasaran karena mampu menggabungkan karakteristik
dari media-media lainnya seperti surat kabar, majalah, katalog, televisi, radio,
maupun film34. Keberadaan internet sebagai media digital dapat
mempengaruhi komunikasi pemasaran diantaranya melalui35:
a. Interactivity
Teknologi digital menawarkan komunikasi interaktif dimana pesan
dapat langsung direspon secara cepat. Struktur baru dari teknologi
komunikasi memberikan peningkatan jumlah orang yang
berkesempatan merasakan komunikasi pemasaran secara interaktif.
b. Multichannel marketing
Teknologi digital memungkinkan organisasi menjangkau pasar baru
dan segmen berbeda dengan menggunakan lebih dari satu saluran
pemasaran. Multichannel marketing memberikan peluang pemasaran
baru dan memungkinkan khalayak mengakses barang dan jasa dengan
cara terbaik yang memenuhi gaya hidup dan kebutuhan mereka.
c. Personalisation
Teknologi digital memberikan kesempatan bagi organisasi untuk
mempersonalisasi pesan dan berkomunikasi dengan stakeholder-nya
secara one-by-one dalam lingkup komersil melalui penggunaan e-mail
communications.
d. Speed
Teknologi digital memungkinkan aspek-aspek komunikasi pemasaran
dapat dilakukan lebih cepat karena dapat ditransmisikan secara
elektronik.

34
Sarah Moriarty, Nancy Mitchell, dan William Wells. Advertising and IMC: Principles &
Practice Ninth Edition. (New Jersey: Pearson, 2012), hlm. 391.
35
Chris Fill. Marketing Communications: Interactivity, Communities and Content Fifth Edition.
(London: Pearson Education, 2009), hlm. 745.

15
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

e. Efficiency
Teknologi digital membantu organisasi menargetkan pesan mereka
secara lebih akurat kepada khalayak, memberikan khalayak informasi
yang tepat untuk mengurangi komunikasi yang sia-sia. Selain itu
penggunaan internet juga efisien secara biaya.

Aspek-aspek tersebut dapat mempengaruhi komunikasi pemasaran


yang dilakukan oleh organisasi dalam berbagai cara. Pelaksanaan dan
manfaat yang diperoleh dari aspek tersebut akan bervariasi pada setiap
organisasi tergantung pada kesiapan organisasi. Sehingga organisasi harus
mampu untuk beradaptasi dengan kehadiran teknologi baru khususnya
internet dalam melakukan komunikasi pemasaran. Dengan demikian, internet
merupakan media penting dalam komunikasi pemasaran yaitu menyampaikan
pesan mengenai produk dan brand secara lebih sering dan intensif.
Lebih lanjut, komunikasi pemasaran merupakan aspek kunci dalam
menyampaikan pariwisata36. Pariwisata didefinisikan sebagai sebuah tujuan
dimana semua tempat berpotensi dikembangkan menjadi tujuan pariwisata
sebagai alat pembangunan ekonomi dengan menyediakan sumber daya dan
fasilitas yang berhubungan dengan industri pariwisata37. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka dapat dipahami bahwa pengertian pariwisata
dimaknai sebagai suatu tujuan. Dalam konteks pariwisata, komunikasi
pemasaran menyediakan informasi mengenai tujuan atau aktivitas/event
sebagai penawaran tujuan yang akan mempengaruhi permintaan wisata.
Komunikasi pemasaran menjadi penting bagi sektor pariwisata karena
industri ini memiliki karakteristik khusus sebagai produk jasa. Sebagai suatu
tujuan, pariwisata termasuk ke dalam lingkup jasa dengan karakteristik

36
Scott McCabe. Marketing Communications in Tourism and Hospitality: Concepts, Strategies
and Cases. (Oxford: Elsevier, 2009), hlm. 1.
37
Ibid., hlm. 3.

16
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

penting yang berdampak pada bagaimana pariwisata dikomunikasikan kepada


konsumen. Karakteristik pariwisata sebagai suatu produk jasa yaitu38:
a. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa memiliki sifat tidak berwujud yang tidak dapat dilihat, diraba,
dirasa, didengar, maupun dicium sebelum terjadinya proses transaksi
pembelian. Sehingga penyedia jasa harus menyediakan bukti yang
membantu konsumen dalam mengevaluasi jasa yang akan dipilihnya.
b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang umumnya diproduksi, dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa
biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada saat yang bersamaan.
c. Variability (berubah-ubah)
Jasa bersifat berubah-ubah, tergantung pada siapa yang menyediakan
serta kapan, dimana, dan bagaimana jasa tersebut diberikan.
d. Persihability (daya tahan)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan untuk penjualan atau
penggunaan setelahnya.

Dengan karakteristik jasa di atas, maka penyedia jasa harus


memahami keempat karakteristik tersebut. Penyedia jasa perlu
mengomunikasikan wujud layanan dengan memberikan bukti yang nyata.
Selain itu penyedia jasa dan konsumen harus paham sistem pelayanan karena
keduanya memproduksi dan mengonsumsi jasa secara bersama. Penyedia jasa
juga perlu memahami bahwa kemampuan dan kinerjanya pada saat jasa
terjadi berpengaruh pada konsistensi produk jasa itu sendiri. Terakhir,
penyedia jasa perlu paham bahwa produk layanan tidak dapat disimpan untuk
penjualan berikutnya, sehingga harus berhati-hati ketika mempertahankan
brand image disaat mencoba mengurangi jumlah layanan yang tidak terjual.

38
Philip Kotler, John T. Bowen, dan James Makens. Marketing for Hospitality and Tourism.
(London: Pearson, 2014), hlm. 39.

17
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Pada komunikasi pemasaran di sektor pariwisata, DMO sebagai


komunikator juga perlu memperhatikan pesan yang dirancangnya untuk
disampaikan kepada khalayak sasaran. Pesan yang terkandung didalamnya
sengaja dibuat dengan tujuan tertentu yang umumnya berkaitan dengan
promosi atau membangun kesadaran dan sikap yang menguntungkan
organisasi. Menurut Kotler, Bowen, dan Makens, dalam komunikasi
pemasaran di sektor pariwisata, pesan dirancang untuk mencapai respon yang
diinginkan sehingga pesan yang disampaikan oleh komunikator akan
memperhatikan39:
a. Isi pesan
Komunikator harus mencari tahu daya tarik yang dapat menghasilkan
respon sesuai dengan yang diinginkan. Terdapat tiga jenis daya tarik
yakni:
1) Daya tarik rasional
Daya tarik ini berhubungan dengan minat yang dimiliki oleh
khalayak. Daya tarik ini akan memperlihatkan produk yang
menghasilkan manfaat yang diinginkan.
2) Daya tarik emosional
Daya tarik ini berupaya untuk membangkitkan emosi yang dapat
memotivasi terjadinya pembelian. Daya tarik ini menimbulkan
emosi yang akan memotivasi melalui rasa takut, rasa salah, atau
rasa malu yang menimbulkan minat.
3) Daya tarik moral
Daya tarik ini menggiring pikiran khalayak tentang apa yang
benar dan pantas. Daya tarik ini umumnya digunakan untuk
mendorong orang mendukung isu-isu sosial seperti isu
lingkungan, persamaan hak, maupun pemberian bantuan kepada
yang membutuhkan.

39
Ibid, hlm. 390-391.

18
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

b. Struktur pesan
Komunikator harus memutuskan bagaimana mengatasi tiga persoalan
dalam struktur pesan yaitu pertama apakah menarik kesimpulan
terlebih dahulu atau membiarkan khalayak membuat kesimpulan
sendiri. Kedua, apakah memberikan satu atau dua sisi argumen.
Ketiga, apakah memberikan argumen yang kuat di awal atau di akhir.
c. Format pesan
Komunikator juga memerlukan format yang kuat untuk pesan yang
ingin disampaikannya. Format tersebut tergantung pada media yang
digunakan. Pada iklan cetak komunikator harus menentukan headline,
copy, ilustrasi, dan warna yang bagaimana. Jika melalui radio
komunikator harus memilih kata-kata, musik, dan suara yang seperti
apa. Sedangkan jika pesan dibawakan melalui televisi atau seseorang,
semua elemen tersebut ditambah dengan bahasa tubuh, juga harus
dipikirkan.

Setiap aspek tersebut berupaya untuk memecahkan masalah mengenai


apa yang dikatakan, bagaimana hal tersebut dikatakan secara logis, dan
bagaimana mengatakannya secara simbolis. Komunikator berupaya untuk
menempatkan pesan secara bersamaan dan mengatasi masalah melalui isi
pesan (apa yang dikatakan), struktur pesan (bagaimana mengatakannya), dan
format pesan (bagaimana mengatakannya secara simbolis).
Lebih lanjut, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
mengubah jenis promosi pariwisata. Melalui kehadiran internet, komunikasi
pemasaran pariwisata telah menggunakan media online seperti melalui
website untuk mempromosikan tujuan yang ditawarkan. Website dalam
pariwisata merupakan alat penting dalam menyebarluaskan gambaran,
mempromosikan brand, dan memasarkan tujuan wisata40. Sehingga dapat
dipahami bahwa destination brand dapat dikomunikasikan melalui website.

40
José Fernández-Cavia dan Daniela Castro. Communication and Branding on National Tourism
Websites dalam http://www.scielo.cl/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0719-
367X2015000200012 diakses 6 Mei 2017.

19
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3. Website sebagai media komunikasi


Website dapat didefinisikan sebagai “kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,
suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis
maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling
terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman (hyperlink)”41. Secara umum website dikelompokkan menjadi tiga
jenis yang meliputi:
a. Website statis: informasi dalam website bersifat tetap, jarang
berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website.
b. Website dinamis: secara struktur diperbaharui sesering mungkin.
Website yang bisa diperbaharui secara mudah sehingga isi dari
website tersebut bisa berubah sesuai keinginan pemilik website.
c. Website interaktif: pengembangan lebih lanjut website dinamis.
Terjadi komunikasi dua arah dalam website antara pengunjung dan
pengurus website atau antara pengunjung dengan sesama
pengunjung.

Dalam pengembangan website, desain website terdiri dari beberapa


aspek yang berbeda. Masing-masing aspek mencakup berbagai keterampilan
yaitu arsitektur informasi, desain interaksi, desain antarmuka, desain navigasi,
desain informasi, dan desain visual42. Arsitektur informasi berkaitan dengan
perorganisiran konten pada website, menggambarkan desain umum untuk
merencanakan struktur sebuah website yang membantu meningkatkan aspek
kegunaan pada pengguna. Sedangkan desain interaksi adalah sistem penataan
yang menghasilkan tindakan dalam menanggapi perilaku pengguna,
mempertemukan harapan pengunjung dengan arus informasi yang disediakan.

41
Yuhefizar, dalam Ellsye Maria, Strategi Komunikasi Pemasaran Bisnis Online Berbasis E-
Commerce (Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran Website www.bukalapak.com), Skripsi
FISIP JIK UGM tidak diterbitkan, 2016, hlm. 23.
42
Shane Diffily. Website Development (extract from The Website Manager’s Handbook). dalam
http://www.diffily.com/book/website_development.pdf, hlm: 22-26.

20
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Selanjutnya, desain antarmuka berkaitan dengan pilihan elemen yang


memfasilitasi interaksi dengan pengunjung. Fitur tersebut umumnya
mencakup tautan, tombol, kotak centang, dan lainnya. Sedangkan desain
navigasi berkaitan dengan membantu pengunjung menyesuaikan diri dalam
sebuah website, menjawab pertanyaan pengunjung mengenai dimana ia,
bagaimana kembali, berasal dan pergi dalam website melalui sistem navigasi
seperti search, index, maupun sitemap. Kemudian aspek desain informasi
berkaitan dengan presentasi konten pada layar, mengoptimalkan komunikasi
dengan mengatur informasi dalam sebuah layout yang kohesif dan
menyenangkan. Lebih lanjut, desain visual berkaitan tampilan visual yang
sejalan dengan tujuan dari website, ekspektasi pengguna, dan nilai dari
organisasi itu sendiri. Sehingga desain visual tidak hanya sekedar tampilan
grafis yang keren atau menarik. Berdasarkan uraian tersebut, maka desain
website dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana konten website
ditampilkan sebagai media komunikasi oleh pemilik website.
Setelah membangun website, website perlu dipromosikan untuk
menjangkau khalayak sasaran. Promosi dapat dilakukan secara online
maupun offline43 untuk menarik target sasaran mengakses laman website.
Secara online, website dapat dipromosikan melalui media sosial (Facebook,
Twitter, Instagram, Youtube, Linkedin), mesin pencari (Google, Yahoo),
iklan online (banner ads, sidebar ads, pop up ads) maupun e-mail.
Sedangkan secara offline, website dapat dipromosikan melalui word of mouth,
material cetak (kartu, brosur, iklan cetak, majalah, laporan), atau promotional
giveaway (t-shirt, cangkir, kalendar, buku agenda). Melalui semua teknik
promosi tersebut, website berusaha untuk menjangkau khalayak sasaran
dengan harapan khalayak sasaran akan mengunjungi laman website.
Setelah dipromosikan, website perlu dikembangkan dan dipelihara.
Mengembangkan dan memelihara website yang sukses memerlukan waktu
dan usaha. Untuk menarik pengunjung mengunjungi website dan membuat
mereka kembali berkunjung, diperlukan kombinasi antara kreativitas,

43
Jennifer T. Campbell. Web Design: Introductory 6th. (Cengage Learning, 2017), hlm. 183-192.

21
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pemasaran efektif, dan pembaharuan yang terus menerus pada wesbite.


Pemilik website harus menjaga keberlangsungan laman website dan
memperbaharuinya secara teratur. Menurut Campbell terdapat lima hal yang
perlu dilakukan pemilik website44. Pertama pemilik website harus menambah
dan mempromosikan konten tepat waktu. Hal tersebut bisa dilakukan dengan
mengganti foto, menambah tulisan, mempublikasikan event yang akan datang
maupun memberikan tips. Gunakan juga media sosial maupun e-mail untuk
mempromosikan konten terbaru dari website. Kedua, memasukkan call-to-
action (pesan yang mengundang pengunjung website untuk mengambil
tindakan langsung) yang tetap maupun berubah untuk menjaga pengunjung
website terlibat dan mengumpulkan umpan balik. Tanggapan dari pengunjung
dapat meningkatkan kualitas website.
Ketiga, meyakinkan pengunjung website untuk dapat menemukan
konten yang dicarinya dengan memelihara sistem fungsi navigasi meliputi
fitur pencarian dan links untuk semua halaman website. Keempat,
menggunakan fitur analisis untuk melacak seberapa sering halaman website
dikunjungi, berapa kali pengunjung membagikan konten melalui media
sosial, dan mengetahui konten yang menjadi tren. Buatlah konten yang dapat
membantu untuk mencapai tujuan dari pembuatan website. Kelima,
melakukan evaluasi dan mengimplementasikan teknologi baru serta
meningkatkan aksesbilitas dan penggunaan. Langkah-langkah inilah yang
dapat dilakukan pemilik website untuk memelihara keberlanjutan website
yang menjadi media komunikasinya kepada khalayak sasaran.
Sebagai sebuah media komunikasi, website adalah suatu alat perantara
yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan. Bagi organisasi, website dimanfaatkan sebagai corporate or
brand website dan marketing website. Corporate or brand website didesain
untuk membangun customer good-will, mengumpulkan umpan balik dari
konsumen, dan menjadi media penjualan tambahan daripada menjual produk
secara langsung, sedangkan marketing website digunakan untuk menarik

44
Ibid, hlm. 192.

22
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

perhatian konsumen dalam interaksi yang lebih dekat pada pembelian secara
langsung atau tujuan pemasaran lainnya45.
Organisasi akan menggunakan corporate or brand website ketika
ingin memberikan beragam pesan dalam upaya menjawab pertanyaan
konsumen, membangun hubungan dengan konsumen, dan memberikan pesan
positif mengenai organisasi. Sedangkan marketing website digunakan dalam
rangka menciptakan nilai dan kegembiraan untuk membuat konsumen yang
mengunjungi website tetap bertahan di website serta kembali mengunjungi
website dan menjadikannya semakin dekat dengan pembelian secara
langsung. Sehingga penggunaan jenis website, baik corporate or brand
website maupun marketing website, bergantung pada tujuan dan kontennya.
Website yang efektif ditentukan oleh tujuan atau apa yang diharapkan oleh
organisasi agar dapat dicapai melalui website.
Pada sektor pariwisata, penggunaan website oleh DMO menjadi
penting. Website pariwisata merupakan alat penting dalam menyebarluaskan
gambaran, mempromosikan brand, dan memasarkan tujuan wisata. DMO
menyadari kebutuhan akan menciptakan, menjaga, dan memperbaharui
website pariwisata resmi mereka dalam upaya menarik pengunjung website.
Morrison menambahkan bahwa website adalah bagian penting strategi
pemasaran untuk mengomunikasikan positioning dan branding dari tujuan
wisata, membangun hubungan dengan wisatawan dan travel trade, serta
memungkinkan terjadinya pemesanan46. Selanjutnya Cavia dan Castro
merumuskan aspek-aspek penting dalam website pariwisata resmi yakni47:
a. Technical aspect
Aspek ini meliputi information architecture (susunan dan struktur
untuk mengakses informasi dalam website), web positioning (desain

45
Philip Kotler, John T. Bowen, dan James Makens. Marketing for Hospitality and Tourism.
(London: Pearson, 2014), hlm. 516-517.
46
José Fernández-Cavia dan Daniela Castro. Communication and Branding on National Tourism
Websites dalam http://www.scielo.cl/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0719-
367X2015000200012 diakses 6 Mei 2017.
47
José Fernández-Cavia dan Daniela Castro. Communication and Branding on National Tourism
Websites dalam http://www.scielo.cl/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0719-
367X2015000200012 diakses 6 Mei 2017.

23
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

yang memadai untuk positioning yang cocok dalam hasil pencarian


melalui mesin pencari), usability and accessibility (kemudahan bagi
pengguna untuk mencari informasi dalam website).
b. Communicative aspect
Aspek ini meliputi home page (keserasian dan daya tarik pada home
page dalam website), languages (pilihan bahasa dan adaptasi
budaya dalam konten), serta content amount and quantity (konten
informasi dalam bentuk yang beragam dan sesuai dengan kebutuhan
wisatawan).
c. Relational aspect
Aspek ini meliputi interactivity (hubungan komunikasi dua arah
antara pengguna dan konten, pengirim, dan pengguna lainnya),
social web (tersedianya 2.0 tools pada website), dan mobile
communication (adaptasi ke dalam bentuk mobile).
d. Persuasive aspect
Aspek ini meliputi discourse analysis (kemampuan untuk
meyakinkan pengunjung bahwa tujuan layak untuk dilihat baik
dalam teks maupun gambar), branding (bagaimana destination
brand image disampaikan dan dikelola melalui konten website),
marketing (mendistribusikan produk dan jasa wisata yang
disediakan dalam website yaitu sistem pemesanan dan pembelian).

Melalui aspek-aspek tersebut, DMO dapat melakukan komunikasi dan


branding melalui website. Website dapat memberikan informasi kepada
wisatawan yang mencari tahu tentang tujuan yang menarik, apa yang ada di
tujuan, cara merencanakan perjalanan mereka, hingga atraksi dan akomodasi.
Untuk destination branding, website dapat menyampaikan nilai-nilai dan
atribut brand dari tujuan, sebagai alat untuk membujuk wisatawan potensial,
sebagai media pemasaran yang berkaitan dengan produk dan jasa serta

24
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

sebagai platform untuk berbagi informasi dan pengalaman48. Sehingga


melalui desain maupun konten, website mampu menunjukkan kekuatan
tangible dan nilai-nilai emosional yang bersifat intangible dari suatu tujuan.

G. Kerangka Konsep
Terdapat konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini
akan mengidentifikasi dan mendeskripsikan destination image Indonesia yang
dibangun dan dikomunikasikan oleh Kementerian Pariwisata pada artikel rubrik
berita website www.indonesia.travel dalam mempromosikan pariwisata Indonesia.
Berikut adalah bagan konsep penelitian:

Gambar 1.2: Kerangka Konsep


Destination branding melibatkan brand identity. Brand identity diciptakan
oleh komunikator untuk menentukan citra diri dari brand49. Brand identity hadir
untuk merepresentasikan citra yang diinginkan oleh DMO. Citra yang diinginkan
tersebut dipahami sebagai destination image yang ingin dibangun dan
diproyeksikan oleh DMO. Destination image yang ditampilkan tersebut dapat

48
José Fernández-Cavia, Cristòfol Rovira, Pablo Díaz-Luque, Víctor Cavalle. 2014. “Web Quality
Index (WQI) for official tourist destination websites. Proposal for an assessment system”.
Tourism Management Perspectives 9, hlm. 5-13.
49
Steven Pike. Destination Marketing An Integrated Marketing Communication Approach.
(Oxford: Elsevier, 2008), hlm. 185.

25
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dipahami melalui destination’s projected identity. Destination’s projected identity


adalah identitas tujuan yang diproyeksikan yang mencakup keistimewaan dan
atribut yang menguntungkan serta nilai-nilai simbolik, sosial, dan emosional dari
tujuan yang terdapat dalam brand50. Melalui ini, destination image yang
diproyeksikan oleh DMO dapat diketahui.
Selanjutnya, destination image dilihat melalui citra kognitif dan citra afektif,
yang mana komponen kognitif dan afektif terdapat dalam asosiasi brand dalam
destination image yang dirasakan oleh konsumen51. Kedua citra tersebut
kemudian dapat dieksplorasi melalui sembilan atribut tujuan dari Beerli dan
Martin. Kesembilan atribut tujuan terdiri dari natural resource, general
infrastructure, tourist infrastucture, tourist leisure and recreation, culture, history
and art, political and economic factors, natural environment, social environment,
dan atmosphere of the place52. Dalam citra kognitif, destination image dapat
dilihat melalui atribut yakni natural resource, general infrastructure, tourist
infrastucture, tourist leisure and recreation, culture, history and art, political and
economic factors, dan natural environment. Sedangkan citra afektif dapat dilihat
melalui atribut tujuan berupa social environment, dan atmosphere of the place53.
Selanjutnya, penelitian ini melihat bagaimana destination image yang
dibangun disampaikan melalui website www.indonesia.travel dalam
mempromosikan pariwisata Indonesia. Efektivitas komunikasi bergantung pada
bagaimana pesan diekspresikan dan juga isi pesan itu sendiri. Oleh karena itu,
penelitian ini akan melihat pesan yang terdapat pada artikel rubrik berita website
www.indonesia.travel. Pesan akan dilihat melalui isi pesan. Isi pesan merupakan
pencarian daya tarik oleh komunikator yang menghasilkan respon sesuai dengan
yang diinginkan. Menurut Kotler, Bowen dan Makens, terdapat tiga jenis daya

50
Kavaratzis & Ashworth dalam Ni Made Asti Aksari. Exploring the Efficacy of a Destination
Branding Strategy in the Web 2.0 Environment: A Case Study of Bali. Thesis College of
Business Victoria University, 2014, hlm. 23.
51
Op.Cit., hlm. 215.
52
Asuncion Beerli dan Josefa D. Martin. 2004. Factors Influencing Destination Image. Annals of
Tourism Research, Vol. 31, No. 3, pp. 657–681.
53
Ni Made Asti Aksari. Exploring the Efficacy of a Destination Branding Strategy in the Web 2.0
Environment: A Case Study of Bali. Thesis College of Business Victoria University, 2014, hlm.
74.

26
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

tarik dalam pesan yakni daya tarik rasional (berkaitan dengan manfaat yang
diinginkan khalayak), emosional (berkaitan dengan pembangkitan emosi), dan
moral (berkaitan dengan apa yang benar dan pantas)54.

H. Definisi Konsep
Kerangka konsep yang telah dituliskan merupakan sudut pandang yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Bagian pertama membahas mengenai
destination image Indonesia yang dibangun Kementerian Pariwisata pada rubrik
berita website www.indonesia.travel. Peneliti akan mengidentifikasi dan
menginterpretasikan citra kognitif dan afektif melalui atribut-atribut tujuan yang
dibangun dalam website. Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya:
a. Natural resource memanifestasikan destination image mengenai sumber
daya alam tujuan yang dibangun dalam bentuk iklim (suhu dan
kelembaban), pantai (pasir, air laut, ombak), dan alam pedesaan (flora,
fauna, danau, gunung).
b. General infrastucture memanifestasikan destination image mengenai
infrastruktur umum tujuan yang dibangun dalam bentuk jalan, bandara,
pelabuhan, transportasi, rumah sakit, dan fasilitas komunikasi.
c. Tourist infrastructure memanifestasikan destination image mengenai
infrastruktur yang ditujukan bagi wisatawan dibangun dalam bentuk
hotel, restoran, pusat hiburan dan rekreasi.
d. Tourist leisure and recreation memanifestasikan destination image
mengenai aktivitas wisata yang dibangun dalam bentuk aktivitas hiburan
dan olahraga (memancing, berburu, surfing, diving, trekking, hiburan
malam).
e. Culture, history, and art memanifestasikan destination image mengenai
budaya, sejarah, dan seni dari suatu tujuan yang dibangun dalam bentuk
monumen, bangunan bersejarah, muesum, festival, konser, kerajinan,
kuliner, agama, dan adat istiadat.

54
Philip Kotler, John T. Bowen, dan James Makens. Marketing for Hospitality and Tourism.
(London: Pearson, 2014)., hlm. 390-391.

27
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

f. Political and economic factors memanifestasikan destination image


mengenai sektor politik dan ekonomi dalam bentuk stabilitas politik,
keamanan, dan harga-harga.
g. Natural environment memanifestasikan destination image mengenai
pemandangan lingkungan yang dibangun dalam bentuk keindahan
pemandangan, daya tarik kota, kebersihan, polusi, dan kemacetan.
h. Social environment memanifestasikan destination image mengenai
lingkungan sosial tujuan dalam bentuk keramahtamahan penduduk lokal,
kemiskinan, kualitas hidup, dan langguage barrier.
i. Atmosphere of the place memanifestasikan destination image mengenai
suasana yang dibangun tujuan dalam bentuk kemewahan, modernitas,
tempat dengan reputasi yang baik, tujuan untuk keluarga, eksotis, mistis,
santai, menyenangkan, menarik, membosankan dan stressful.

Sedangkan pada bagian kedua dibahas mengenai pesan destination image


yang dikomunikasikan Kementerian Pariwisata dalam mempromosikan pariwisata
Indonesia pada rubrik berita website www.indonesia.travel. Peneliti akan
menganalisis pesan-pesan yang disampaikan dalam website melalui isi pesan yang
meliputi daya tarik rasional, daya tarik emosional, dan daya tarik moral. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjutnya:
a. Daya tarik rasional
Daya tarik yang mengandung pesan rasional dengan menyampaikan
atribut dan keunggulan produk dan manfaat yang diberikan.
b. Daya tarik emosional
Daya tarik yang mengandung pesan emosional yang menimbulkan emosi
yang membangkitkan minat.
c. Daya tarik moral
Daya tarik yang menggiring pikiran khalayak tentang apa yang benar dan
pantas. Daya tarik ini mengandung pesan moral dan digunakan untuk
mendorong orang mendukung isu-isu sosial seperti isu lingkungan,
persamaan hak, maupun pemberian bantuan kepada yang membutuhkan.

28
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan
berbagai metode yang ada55. Denzim dan Lincoln menjelaskan “the word
qualitative implies an emphasis on process and meaning that are non
rigorously examined or measured”56, sehingga melalui penjelasan tersebut
maka dapat dipahami bahwa kata kualitatif ditekankan pada makna dan
proses. Lebih lanjut, penelitian ini akan bersifat deskriptif. Deskriptif
digunakan untuk menggambarkan fakta, gejala, atau fenomena. Analisis
deskriptif memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memaparkan
berbagai hal yang terjadi secara jelas melalui uraian kalimat57.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi
(content analysis). Analisis isi adalah metode yang khas untuk penelitian
komunikasi yang dipandang mampu menjamin adanya cara yang efisien,
memberikan alat, dan menyediakan langkah-langkah yang bermanfaat bagi
peneliti isi media (message)58. Analisis isi merupakan prosedur sistematis
yang dirancang untuk menguji konten informasi terekam59. Penggunaan
metode analisis isi dalam penelitian komunikasi dilakukan terhadap berbagai
masalah terkait dengan isi media massa seperti surat kabar. Namun
perkembangan teknologi membuka peluang untuk menerapkan metode
analisis isi sajian media baru60.

55
Denzin dan Lincoln dalam Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 5.
56
Andi Prastowo. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspective Rancangan Penelitian.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 22.
57
Husaini Usman. Metode Penelitian Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 4.
58
Nunung Prajarto. Analisis isi Metode Penelitian Komunikasi. (Yogyakarta: FISIPOL UGM,
2010), hlm. 1.
59
Wlizer dan Wienir dalam Roger D. Wimmick dan Joseph R. Dominick. Mass Media Research:
An Introduction 10th Edition. (United States: Wadworth Cengage Learning, 2014). Hlm. 159.
60
Op.Cit. Hlm. 10.

29
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Analisis isi adalah teknik dengan memiliki sisi ganda yang dapat
digunakan pada teknik kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada sisi
mana peneliti memanfaatkannya. Pada teknik kualitatif, karakteristik dari
penelitian kualitatif sendiri meliputi61:
a. Bersifat deskriptif
Penelitian kualitatif memberikan gambaran secara mendalam
mengenai situasi dan proses yang diteliti dan tidak digunakan
untuk menguji hipotesis.
b. Human instrument
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan oleh
peneliti sendiri dengan istilah peneliti sebagai alat penelitian
(human instrument). Sehingga kedudukan peneliti menjadi penting
dalam desain penelitian kualitatif. Peneliti dituntut memahami
berbagai hal terkait subyek penelitian diantaranya seperti perilaku,
mimik, nilai-nilai, maupun simbol.
c. Analisis data dilakukan secara induktif
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada eksplorasi serta
penemuan dan tidak bermaksud menguji teori dengan
menguraikan fakta-fakta yang ada, kemudian dirumuskan menjadi
sebuah kesimpulan umum.

Melalui pendekatan kualitatif, peneliti ingin mendeskripsikan lebih


dalam analisis teks. Analisis isi pada penelitian kualitatif menekankan
bagaimana peneliti melihat keajekan isi komunikasi secara kualitatif,
memaknai isi komunikasi, membaca simbol, memaknakan isi interaksi
simbolis yang terjadi dalam komunikasi62. Dengan analisis isi kualitatif,
peneliti menggunakan literatur yang diketahui untuk mengkontekstualkan
bacaan teks serta mengartikan kembali makna teks berdasarkan konteks yang

61
Idrus, dalam Rizky Ajeng Pratiwi. Membangun Citra Politisi Melalui Situs Pribadi (Analisis Isi
Citra Fadli Zon dan Fahri Hamzah dalam Situs Pribadinya), Skripsi FISIP JIK UGM tidak
diterbitkan, 2016. Hlm 28.
62
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 156.

30
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

diasumsikan63. Peneliti kualitatif dengan metode ini mendukung interpretasi


mereka dengan memberikan kutipan dari teks yang dianalisis mengenai
konteks teks ke dalam kesimpulan mereka.
Pada beberapa penelitian dengan menggunakan metode analisis isi
kualitatif, intercoder reliability digunakan. Intercoder reliabilty adalah suatu
indikator pengukuran konsistensi64 dan biasa digunakan dalam analisis isi
sebagai ukuran untuk meningkatkan reliabilitas. Meskipun demikian, menurut
Burla et.al, pengukuran intercoder reliability bermanfaat ketika
menggunakan analisis isi deduktif65. Hal tersebut juga dinyatakan oleh
Vaismarodi yang berpendapat bahwa intercoder reliability dibutuhkan ketika
lebih dari satu pengkode terlibat dalam analisis data dekdutif66. Selain itu
analisis intercoder reliability memiliki keterbatasan dalam penilaian kode
dengan frekuensi rendah dan tidak sesuai untuk metode kualitatif yang lebih
interpretatif67. Sehingga dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan
intercoder reliability karena hanya melibatkan peneliti sebagai pengkode dan
alat penelitian dalam menganalisis data melalui pendekatan kualitatif yang
lebih interpretatif dan induktif.
Dengan demikian, melalui metode analisis isi kualitatif, peneliti akan
berupaya melihat konten website www.indonesia.travel dan
mengintrepretasikan teks dan gambar dalam artikel rubrik berita. Fokus
penelitian pada konten pesan yang termuat di rubrik berita untuk menemukan
bagaimana informasi dalam website www.indonesia.travel memproyeksikan
destination image Indonesia yang diinginkan Kementerian Pariwisata.

63
Klaus Krippendorff. Content Analysis: An Introductions to Its Methodology (Second
Edition). (California: Sage Publication. 2004), hlm. 87.
64
“Intercoder Reliability” dalam http://iralab.unt.edu/intercoder-reliability. Diakses 19 Juli 2017.
65
Burla et.al dalam Elo et.al. 2014. Qualitative Content Analysis: A Focus on Trustworthiness.
SAGE Open January-March 2014: 1 –10, pp. 5.
66
Vaismoradi et.al dalam Elo et.al. 2014. Qualitative Content Analysis: A Focus on
Trustworthiness. SAGE Open January-March 2014: 1 –10, pp. 5.
67
Burla, Knierim, Barth, Duetz, dan Abel. 2008. From Text to Codings Intercoder Reliability
Assessment in Qualitative Content Analysis dalam http://www.juergen-barth.de/en/wp-
content/uploads/2009/06/BurlaetalPrinted2008Intercoder.pdf. Diakses 19 Juli 2017.

31
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Sampel Penelitian
Melalui website pariwisata resmi www.indonesia.travel, peneliti akan
menganalisis informasi yang terdapat pada website untuk melihat bagaimana
destination image Indonesia dibangun dan disampaikan oleh Kementerian
Pariwisata. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh elemen-elemen
dalam website yang dikelompokkan menurut jenisnya (teks dan foto/gambar).
Tidak semua informasi dalam website akan diteliti. Informasi yang dipilih
untuk diteliti berasal dari rubrik berita. Rubrik berita dipilih karena memuat
lebih banyak keterangan mengenai pariwisata Indonesia dan informasi dalam
rubrik ini bersifat highly time-sensitive yaitu informasi yang diperbaharui
sesering mungkin. Informasi dalam rubrik berita yang diteliti adalah
informasi yang hanya bersumber dari website www.indonesia.travel.
Dalam rubrik berita, peneliti mengambil sampel informasi yang
ditampilkan pada tahun 2016. Informasi pada tahun 2016 dipilih karena
sepanjang tahun 2016, branding Wonderful Indonesia diakui dan telah
menerima 46 penghargaan dari 22 negara68. Oleh karena itu, dapat dilihat
bagaimana destination image yang dibangun Kementerian Pariwisata melalui
branding Wonderful Indonesia. Selain itu, website www.indonesia.travel
melakukan pembaharuan ditahun 2016. Sehingga tampilan dan konten
website mulai disajikan dengan tampilan baru sejak tahun 2016.
3. Unit Analisis
Unit Kajian Kategori Elemen Keterangan
Destination image yang dibangun
natural
dalam bentuk iklim, pantai, alam
resource
Atribut pedesaan.
destination kognitif Destination image yang dibangun
image general dalam bentuk jalan raya, bandara,
infrastructure transportasi umum, rumah sakit,
fasilitas komunikasi.

68
Ramadhan Triwijanarko “Menilik Kekuatan Branding Wonderful Indonesia”, dalam
http://marketeers.com/menilik-kekuatan-branding-wonderful-indonesia/ diakses 5 April 2017.

32
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Destination image yang dibangun


tourist
dalam bentuk hotel, restoran, pusat
infrastructure
hiburan dan rekreasi.
Destination image yang dibangun
tourist
dalam bentuk aktivitas wisata seperti
leisure and
memancing, berburu, surfing, diving,
recreation
trekking, hiburan malam.
Destination image yang dibangun
culture,
dalam bentuk festival, kerajinan,
history, and
gastronomy, agama, adat istiadat,
art
bangunan bersejarah.
political and Destination image yang dibangun
economic dalam bentuk stabilitas politik,
factors keamanan, harga-harga.
Destination image yang dibangun
natural
dalam bentuk keindahan
environment
pemandangan, daya tarik kota,
kebersihan, polusi, kemacetan.
Destination image yang dibangun
social
dalam bentuk keramahtamahan
environment
penduduk, kesejukan, kehangatan.
afektif Destination image yang dibangun
atmosphere dalam bentuk kenyamanan,
of the place kesejukan, kehangatan, reputasi
tujuan.
Pesan yang menginformasikan
daya tarik pesan mengenai pariwisata Indonesia
Isi pesan
rasional rasional dengan menampilkan keunggulan dan
manfaat yang diberikan.

33
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

daya tarik pesan Pesan yang menimbulkan emosi dan


emosional emosional membangkitkan minat.

Pesan yang mengandung isu-isu sosial


daya tarik seperti lingkungan, persamaan hak,
pesan moral
moral maupun pemberian bantuan kepada
yang membutuhkan.
Tabel 1.1: Unit Analisis
4. Teknik pengumpulan data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi
yang terdapat dalam rubrik berita website www.indonesia.travel. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah melalui pengamatan objek yang
akan mengamati konten dalam rubrik berita website www.indonesia.travel
tahun 2016. Peneliti mengumpulkan data dan mengunduh data dari website
www.indonesia.travel terkait dengan konten yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah studi pustaka. Studi
pustaka dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan sumber-sumber
tertulis yang relevan dengan topik penelitian. Sumber yang dikumpulkan
dapat berupa buku, jurnal, maupun artikel-artikel dalam situs internet yang
layak sebagai acuan.
5. Teknik Pengolahan Data
Peneliti akan memilih dokumen komunikasi yang akan diteliti. Pada
penelitian ini dokumen komunikasi berupa artikel dalam rubrik berita (terdiri
dari teks dan foto/gambar) yang hanya bersumber dari website
www.indonesia.travel di tahun 2016. Kemudian, peneliti akan menentukan
sejumlah unit untuk mengidentifikasi isi dokumen yang memproyeksikan dan
mengkomunikasikan destination image Indonesia. Setelah menentukan unit,
peneliti akan membangun kategori konten. Data akan diolah dengan
memasukkannya ke dalam coding sheet yang digunakan peneliti sebagai alat
bantu penelitian dan sarana untuk mengorganisasi data penelitian yang

34
DESTINATION IMAGE DALAM WEBSITE (Analisis Isi Kualitatif Destination Image Indonesia pada
Website
www.indonesia.travel)
NIRWANDANI ADITYA MARTHA IRNANDA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

didapatkan. Coding sheet merupakan penjabaran atas unit kajian yang


memuat poin-poin penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Tipe kategori akan menginformasikan kepada peneliti mengenai apa
yang dikomunikasikan. Sehingga analisis data destination image pada artikel
rubrik berita website www.indonesia.travel dilakukan melalui identifikasi
konten teks sesuai dengan unit kajian dan kategori. Kemudian peneliti
memberikan interpretasi atas data yang diidentifikasi dan dideskripsikan
berdasarkan kajian teoritis yang sesuai dengan alur kerangka pemikiran dan
kerangka konsep.
7. Limitasi Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada destination image yang diproyeksikan
Kementerian Pariwisata pada website www.indonesia.travel. Dalam artian,
peneliti akan melihat destination image yang dibangun Kementerian
Pariwisata dalam rubrik berita pada website. Penelitian ini akan
mendeskripsikan citra yang ditampilkan sebagai hasil dari destination image
Indonesia yang diinginkan Kementerian Pariwisata.

35

Anda mungkin juga menyukai