PENDAHULUAN
Sektor pariwisata kini menjadi salah satu sektor andalan bagi negara-
investasi (Investment) dalam negeri. Apalagi pada umumnya setiap orang di dunia
ini pasti akan melakukan kegiatan pariwisata dengan pergi ke suatu tempat, baik
itu untuk berlibur, kunjungan study tour, student exchange, atau pun untuk
Begitu pula dengan Indonesia yang melihat potensi negaranya untuk dapat
kita ketahui, Indonesia adalah negara yang memang memilliki potensi yang sangat
berjajarnya pulau-pulau, laut, sungai dan kekayaan alam yang dimilikinya tentu
branding. Tujuannya tidak lain untuk dapat membangun citra yang baik untuk
1
mendukung promosi pariwisata negaranya. Sehingga hal tersebut mampu
Hal itulah yang juga dilakukan oleh Indonesia. Di mana Indonesia juga
mata dunia, setelah sebelumnya tahun 2010 menggunakan nation branding “Visit
yang mewakili tentang citra pariwisata Indonesia yang sangat mempesona. Slogan
itu. Pada tahun 2011, Indonesia mampu menarik perhatian dunia dengan naik
peringkat berdasarkan World Economic Forum (WEF) yang secara rutin tiap
tahun mempublikasikan hasil perhitungan daya saing pariwisata tiap negara dalam
Indonesia berada pada posisi 74 dari 139 negara, sebelumnya Indonesia berada di
2
posisi 81.1 Selain itu, menurut data The Travel and Tourism Competitiveness
Index yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF) 2013, daya saing
pariwisata Indonesia naik 4 tingkat, bila tahun 2012 berada di peringkat 74, tahun
Tahun 2015 pun juga memperlihatkan hasil yang sangat baik, sebab dapat
mampu bersaing dengan negara lain dalam konteks strategi promosi pariwisata
melalui nation branding yang baik bagi negaranya. Nation branding yang
Indonesia untuk dapat dikenal oleh dunia internasional. Terbukti dengan naiknya
1
Agus Syarip Hidayat, Persiapan Sektor Pariwisata Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015 (Jakarta: LIPI Press, 2015), p. 47.
2
Puskompublik, „Kemenpar (Siaran Pers: Menparekraf Buka Konferensi Nasional Penyiapan
SDM Pariwisata Mengantisipasi Implementasi MEA 2015)‟
<http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2664> [accessed 4 May 2016].
3
Roberto Crotti and Tiffany Misrahi, The Travel & Tourism Competitiveness Report 2015
Growth through Shocks (Geneva: World Economic Forum, 2015), p. 5
<http://ep00.epimg.net/descargables/2015/05/06/f2c1e517ce56a6453171d3a9d1b1da05.pdf>.
3
berkontribusi pula pada peningkatan perdagangan dan investasi. Sektor pariwisata
akan mendatangkan tourist, dan hal itu dapat membuat perdagangan dan investasi
tourist, tetapi juga buyer dan investor di Indonesia. Banyaknya wisatawan dan
industri kreatif yang mana dijual di tempat wisata dan juga kegiatan investasi
perekonomian Indonesia pula. Apalagi hal ini juga didukung oleh pemerintah
Indonesia, yakni Presiden Joko Widodo yang juga telah menetapkan bahwa
pariwisata sebagai sektor andalan yang harus didukung oleh semua sektor lain
itu juga tentu memudahkan peran Kemenparekraf untuk dapat didukung dan
BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dan lembaga lainnya untuk dapat
Indonesia”.
4
pengusaha, dan lembaga kementerian lain tentunya. Salah satunya seperti yang
diungkapkan oleh Menteri Arief Yahya yang menegaskan bahwasanya usaha yang
dengan pihak media saluran televisi Internasional dari berbagai negara pula salah
luar negeri seperti pada event Annual Investment Meeting, pada bulan April 2012
di Dubai, Uni Emirat Arab, dan juga event Tourism, Trade, and Investment di tiga
kota Spanyol yakni di Madrid, Sevilla, dan Barcelona. Dimana kegiatan ini
Koordinasi Penanaman Modal). Hal yang dilakukan tersebut adalah salah satu
promosi dan kerjasama dengan berbagai pihak baik di dalam dan luar negeri.
5
National Geographic Indonesia, „Promosikan Wonderful Indonesia Di Mancanegara, Kemenpar
Gandeng Google‟ <http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/12/promosikan-wonderful-
indonesia-di-mancanegara-kemenpar-gandeng-google> [accessed 28 April 2016].
6
Hazliansyah, „Ini Komposisi Iklan “Wonderful Indonesia” Di Tujuh Negara Dunia‟, Republika
Online <http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/15/08/10/nsuquq280-ini-
komposisi-iklan-wonderful-indonesia-di-tujuh-negara-dunia> [accessed 28 April 2016].
5
yakni nation brand hexagon yang dikemukakan oleh Simon Anholt. Melalui
konsep nation brand hexagon, Simon Anholt menggambarkan ada enam aspek
immigrations, culture and heritage, people yang tidak lain juga menggambarkan
Penelitian ini juga secara lebih dalam akan menjelaskan perubahan nation
branding pariwisata dari Visit Indonesia Year menjadi Wonderful Indonesia yang
saat ini digunakan, menjelaskan pula seperti apa pentingnya nation branding bagi
peningkatan TTI di Indonesia, arti logo dan slogan “Wonderful Indonesia”, peran
Kemenparekraf untuk optimalkan TTI dan nation branding, hingga akan dibahas
lebih lanjut mengenai berbagai upaya Indonesia untuk meningkatkan TTI melalui
branding “Wonderful Indonesia” sejak tahun 2011 hingga tahun 2015, serta
2015?
6
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini di antaranya ada
Indonesia.
Kementerian lainnya yang terkait dalam upaya meningkatkan TTI melalui strategi
jurnal dan tesis, yang mana kurang lebih tema pembahasan yang diangkat sama
yakni mengenai nation branding namun memiliki perbedaan dari segi judul
7
dan Ngurah Rai Bali)” yang diteliti oleh Sri Utami, Vanessa Gaffar, dan
branding Indonesia dalam tiga elemen yakni tourism, culture, and people.
and length of stay decision, kind of tourist destination decision, final destination,
Australia ke Indonesia.7
Namun bedanya terletak pada penerapan konsep yang digunakan yakni path
Penelitian kedua berupa tesis yang diteliti oleh Cocomma Bassey yang
Tesis ini mengkaji tentang konsep nation branding yang dihubungkan dengan
7
Sri Utami and Vanessa Gaffar, „Pengaruh Strategi Nation Branding “Wonderful
Indonesia”terhadap Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan Australia Ke Indonesia‟, Tourism
and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.IV No.1.2014.
8
diplomasi publik yang kemudian diimplementasikan dalam praktik hubungan
internasional negara Jerman ketika mengalami krisis identitas di mata dunia yang
disebabkan oleh kriris Eropa saat itu. Pandangan dunia tentang Jerman saat itu
pun menurun, namun berubah saat Jerman menjadi tuan rumah piala dunia tahun
2006. Branding yang dibuat Jerman adalah “A time to Makes Friend” membuat
kesuksesan yang luar biasa dalam penyelenggaraan piala dunia waktu itu. Jerman
mampu bangkit dari keterpurukan, dapat mengubah kondisi menjadi lebih baik
negara partner untuk kerjasama. Selain itu, nation branding telah membangkitkan
penelitian tersebut fokus pada negara Jerman sedangkan peneliti fokus objek
penelitian pada negara Indonesia. Selain itu, konsep nation branding yang
Dinnie, Simon Anholt dan beberapa pendapat ahli lainnya yang di padukan
8
Cocomma Bassey, „Understanding Nation Branding: A “New Nationalism” in Germany‟, 2012,
pp.46–48
<https://bir.brandeis.edu/bitstream/handle/10192/86/CBassey_MastersThesis_August2012.pdf>
[accessed 22 February 2017].
9
Selanjutnya penelitian ketiga berasal dari sebuah jurnal penelitian yang
diteliti oleh Ratih Indraswari dan Yulius Purwadi Hermawan yang berjudul
konsep diplomasi publik dan nation branding terhadap kegiatan diplomasi yang
pendekatan utama yang kemukakan oleh Szondi terkait hubungan antara konsep
diplomasi publik dan nation branding. Penelitian ini kemudian akan mencoba
Hasil penelitian contoh kegiatan nation branding internal Indonesia yang bersifat
Persamaan penelitian Ratih dan Yulius dengan penelitian ini terletak pada
konsep nation branding yang digunakan dan objek penelitian yang berfokus pada
Sektor Pariwisata Indonesia” yang diteliti oleh Retno Budi Lestari & Rini
9
Ratih Indraswari and Yulius Purwadi Hermawan, „Diplomasi Publik Dan Nation Branding‟,
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan,
2015, p. 3 <journal.unpar.ac.id/index.php/Sosial/article/download/1655/1582>.
10
Indraswari and Hermawan, p. hal 63.
1
Aprilia. Penelitian ini menganalisis model konseptual yang tepat dalam
penciptaan nation branding sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing sektor
yang kuat harus memiliki tiga unsur utama yaitu Positioning, Differentiation dan
Segitiga PDB harus dilengkapi dengan 3i yaitu brand identity, brand integrity,
selama ini antara positioning dan diferensiasi belum mampu bersinergi dan tidak
memiliki brand integrity akhirnya Indonesia tidak memiliki brand image yang
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini ialah ada pada materi
yang berfokus pada konsep nation branding Indonesia yang kurang lebih sama
terdapat perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yakni terdapat pada
Simon Anholt. Selain itu, penelitian ini tujuannya tidak hanya fokus pada upaya
11
Retno Budi Lestari and Rini Aprilia, „Membangun Nation Branding Dalam Upaya
Meningkatkan Daya Saing Sektor Pariwisata Indonesia‟, Vol. 5 Oktober 2013.
1
Meningkatkan Pariwisata Indonesia di Dunia Internasional Tahun 2011-
Diamond dan John W. McDonald dan soft diplomacy sedangkan peneliti kali ini
Multi Track Diplomacy, dapat dilihat bagaimana dan siapa saja yang terlibat
mengindikasikan bahwa bukan hanya pemerintah yang terlibat dalam hal ini,
Dimana keberhasilan ini bukan hanya milik pemerintah, namun milik seluruh
pihak yang terlibat, yaitu para stakeholder pariwisata. Penelitian ini bertujuan
Wonderful Indonesia” jadi bukan hanya pariwisata saja yang menjadi fokus
penelitian tapi juga perdagangan, tentunya dan juga invetasi atau disingkat
1
Nation Branding “Wonderful Indonesia” Tahun 2011-2015 yang diteliti oleh
Dewi Dilla Novalina . Pada penelitian ini peneliti menggunakan konsep nation
telah diraih Indonesia mulai dari naiknya peringkat wisata akibat penggunaan
1
ekonomi dan politik melalui
kampanye pariwisata. Jerman
dengan memperkuat Nation
Brandingnya juga untuk
memperkuat industri dan
ekonominya agar terhindar
dari kriris Eropa seperti yang
dialami Yunani.
Menggunakan konsep Nation
Branding Simon Anholt
melalui penyelenggaraan
FIFA World Cup di Jerman
telah memperoleh kesuksesan
besar dalam
mengkampanyekan budaya
negaranya sekaligus
memperbaiki reputasi jerman.
Jurnal: Diplomasi Publik dan Konsep Pendekatan : Penelitian ini mencoba
Nation Branding Diplomasi Publik dan mengaplikasikan konsep
Nation Branding diplomasi publik dan nation
3 Oleh : Ratih Indraswari dan branding terhadap kegiatan
Yulius Purwadi Hermawan diplomasi yang dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia
dan digunakan lima
pendekatan utama yang
ditawarkan oleh Szondi
terkait hubungan antara
konsep diplomasi publik dan
nation branding. Hasilnya
contoh kegiatan nation
branding internal Indonesia
yang bersifat Governmental-
led, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan teoritis terhadap
nation branding mengadopsi
pendekatan kelima dimana
aktivitas nation branding
berkesinambungan dengan
kegiatan diplomasi publik.
Jurnal : Membangun Nation Analisis Deskriftif Untuk meningkatkan Nation
Branding dalam Upaya Konsep : Branding, Indonesia harus
Meningkatkan Daya Saing Nation Branding bisa membangun merek yang
4 Sektor Pariwisata Indonesia kuat dengan positioning dan
differensiasi sebab antara
Oleh: Retno Budi Lestari & Rini brand integrity dan brand
Aprilia image masih belum positif.
Tepatnya Indonesia memiliki
diferensiasi, namun selama
ini antara positioning dan
diferensiasi belum mampu
1
bersinergi dan tidak memiliki
brand integrity akhirnya
Indonesia tidak memiliki
brand image yang positif
untuk meningkatkan daya
saing pariwisatanya
Jurnal: Diplomasi Indonesia Teori: Menggunakan Multi track
melalui Kampanye Wonderful Soft Diplomacy dan Diplomasi bukan hanya
5 Indonesia dalam Meningkatkan Multitrack Diplomacy pemerintah yang berupaya
Pariwisata Indonesia di Dunia meningkatkan pariwisatanya
Internasional Tahun 2011-2015 tetapi juga dibantu oleh
stakeholder non pemerintah,
Oleh : Gusti Idriasih kampanye country
brandingwonderful
Indonesia, pengelolaan,
pengembangan sumber daya
manusia juga menjadi upaya
pemerintah dan pihak lainnya
untuk mempresentasikan
pariwisata Indonesia di dunia
Internasional.
Skripsi : Upaya Indonesia Jenis Penelitian : Deskriftif Upaya Indonesia melalui
6 Meningkatkan Tourism, Trade, Teori/Konsep: Nation Branding “Wonderful
and Investment dalam Negeri Konsep Nation Branding Indonesia” mampu
melalui Nation Branding ,Simon Anholt meningkatkan tourism, trade,
“Wonderful Indonesia” and investment dalam negeri.
Ada banyak hasil pencapaian
Oleh : Dewi Dilla Novalina yang telah diraih Indonesia
dari naiknya peringkat wisata
akibat penggunaan nation
branding “Wonderful
Indonesia”sejak tahun 2011-
2015 hingga pendapatan
devisa negara yang
meningkat pula dari sektor
perdagangan, pariwisata, dan
investasi asing ke Indonesia
dengan adanya promosi
wisata melalui branding
Wonderful Indonesia.
konsep nation branding yang dikemukakan oleh Simon Anholt. Menurut Simon
1
Anholt, nation branding termasuk dalam brand. Negara memiliki brand dalam
arti untuk memiliki citra bangsa yang penting bagi kemajuan dan kemakmuran di
mengenai nation brand pada tahun 1996. Objek observasinya pada nation
branding adalah reputasi negara yang memiliki brand image. Dimana dalam
communication. Nation branding dalam hal ini menjadi bagian dari teknik
Indonesia dalam hal ini juga berupaya membangun sebuah brand melalui
kemajuan dan manajemen yang baik dalam hal perdagangan, pariwisata, dan
kesempatan promosinya baik dalam acara pameran, dan upaya lainnya. Brand
Indonesia di mata dunia bahwa Indonesia dapat diakui dan dikenal sebagai salah
satu tempat tujuan wisata dan menjadi sebuah pilihan bagi kunjungan wisatawan
13
Simon Anholt, Places : Identity, Image, and Reputation (New York: Palgrave Macmillan, 2010),
p. 2.
14
Simon Anholt, „Beyond the Nation Brand:The Role of Image and Identity in International
Relations‟, pp. 1–2 <http://surface.syr.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1013&context=exchange>
[accessed 5 May 2017].
1
asing. Hal ini juga yang akan mendorong perekonomian guna meningkatkan TTI
Kemudian dijelaskan pula oleh Simon Anholt bahwa ada tiga komponen
utama dalam proses untuk menetapkan nation branding yakni ada strategy,
dengan negara lain yang memiliki fungsi dan harapan agar Indonesia
Indonesia”.
kemajuan dalam bidang ekonomi, bisnis dan lainnya. Untuk hal ini
Indoensia”.
peningkatan TTI.
15
Anholt, „Beyond the Nation Brand:The Role of Image and Identity in International Relations‟,
p. 2,3.
1
Selain itu menurut Anholt, nation branding merupakan sebuah realitas
yang kompleks dari suatu negara dengan cara merangkum budaya, sejarah,
masyarakat, pemerintah dalam suatu gambar dan logo yang nantinya akan
internasional, reputasi inilah yang memberikan image negara, jika suatu negara
memiliki image yang positif di mata internasional, wisatawan akan tertarik untuk
berkunjung ke negara tersebut.16 Indonesia dalam hal ini telah membangun nation
brand tersebut. Menurut Menteri Pariwisata, Pak Arief Yahya juga telah
16
Utami and Gaffar, p. 698.
17
Kemenpar, „CEO Message #18 Pariwisata Sebagai Core Economy Negara‟
<http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=193&id=3443> [accessed 10 April 2017].
18
Simon Anholt, „Three Interlinking Concepts : Intellectual Property, Nation Branding, and
Economic Development‟, p. 1
1
Pernyataan ini menjelaskan adanya nation branding dapat membantu
negara dalam hal meningkatkan pelanggan, pengunjung, investor dari negara lain
berdatangan. Hal ini pula yang tentunya akan membuat Indonesia mampu
Jadi dalam hal ini sebuah strategi place branding menurutnya adalah
kompetitif, lebih menarik bagi negara, wilayah, atau kota yang kemudian harus
Berikut adalah gambar konsep nation brand hexagon, Simon Anholt dalam
dalam branding. Di mana setiap poin dari hexagon melibatkan aspek yang
sosial dan budaya. Poin-poin pada nation brand hexagon ini perlu dikelola,
dilindungi dan dipatuhi untuk kebaikan negara agar terjadi harmonisasi antara
tindakan upaya dan bentuk komunikasi.20 Konsep nation brand hexagon itu
<http://www.wipo.int/edocs/mdocs/mdocs/en/isipd_05/isipd_05_www_103990.pdf> [accessed 14
March 2017].
19
Rita Clifton, John Simmons, and Simon Anholt, Brands and Branding (The Economist in
Association with Profile Books, 2003), p. 231.
20
Simon Anholt, „Three Interlinking Concept: Intellectual Property, Nation Branding,and
Economic Development.‟, 2005, p. 3
<http://www.wipo.int/edocs/mdocs/mdocs/en/isipd_05/isipd_05_www_103990.pdf>.
1
tepatnya berbentuk persegi enam dimana mencakup aspek pariwisata, ekspor,
pemerintah, investasi dan imigrasi, budaya dan sejarah, serta masyarakat yang
ikut terlibat untuk ketika nation branding ada. Pada setiap poin yang ada di dalam
hexagon tersebut memiliki aspek yang berbeda, namun jika semua bersama dan
branding yang dibangun akan bermanfaat dan memiliki dampak positif bagi
negara.
barang dan jasa sebuah negara, serta mengukur permintaan produk dari negara
21
Anholt, „Three Interlinking Concept: Intellectual Property, Nation Branding,and Economic
Development.‟
22
Vadim Volos, „About NBI (Nation Brands Index)Place Branding‟ <http://nation-
brands.gfk.com/> [accessed 22 November 2016].
2
tersebut oleh konsumen. Indonesia untuk urusan ekspor dengan dibantu nation
branding yang ada sasaran upaya yang ingin dicapai dalam melakukan
Perbaikan citra produk ekspor Indonesia di pasar global, yang pada akhirnya akan
masalah global, dan kepercayaan publik pada pemerintah. Pemerintah dalam hal
ini yang berusaha merancang, menjalankan dan mengontrol semua aspek yang ada
dengan baik.
persepsi global terhadap warisan dan budaya negara peninggalan masa lampau
juga penghormatan terhadap budaya saat ini. Indonesia pun melakukan beberapa
upaya untuk tetpat melestarikan budaya dan warisannya agar tidak punah.
2
wisatawan yang datang. Pelayanan dan sikap yang baik dan sikap dan sifat orang
Indonesia yang dikenal sebagai sosok yang friendly menjadi modal bagi Indonesia
mengunjungi negara tersebut. Hal ini dapat dillihat dari jumlah kunjungan
wisatawan asing yang terus berdatangan ke Indonesia. Banyak pula upaya yang
dalam negeri yang akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya salah satunya
mengenai promosi pariwisata melalui media placement di luar negeri, ikut bursa
Indonesia juga berupaya dalam bidang investasi yang mana promosi investasi
melalui sektor pariwisata juga dilakukan melalui event-event antara lain seperti
24
Kemenpar, Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2014, 2014, p. 48.
2
Selain itu untuk urusan imigrasi, Indonesia sejak tahun 2011, para
aspek keamanan (smart and secure travel). Akses masuk dan keluar negara yang
cepat, efisien, dan aman dimungkinkan dengan mengurangi restriksi (bebas visa),
berkunjung ke Indonesia merasakan kesan nyaman dan aman saat pertama kali
memasuki Indonesia. Enam aspek dalam Nation Brand Hexagon tersebutlah yang
diterapkan oleh indonesia dalam sebuah nation branding untuk dapat berkembang
dan dikelola dengan baik. Begitu pula dalam penelitian kali ini akan dijelaskan
berbagai aspek tersebut sesuai apa yang telah diupayakan Indonesia dalam
25
Kompas Cyber Media, „Bebas Visa Dan Potensi Pariwisata Indonesia‟
<http://travel.kompas.com/read/2015/03/24/082133027/Bebas.Visa.dan.Potensi.Pariwisata.Indone
sia> [accessed 9 March 2017].
2
1.7.2 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang peneliti gunakan dalam penelitian kali ini adalah
and Investment (TTI) dalam negeri dengan Strategi Nation Branding Wonderful
Data yang didapat dan digunakan oleh peneliti kali ini melalui
dokumentasi dimana pencarian data dilakukan melalui studi literatur dari buku,
jurnal dan artikel online, website resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Indonesia serta berbagai sumber lainnya yang dianggap relevan untuk
Batasan Waktu
meningkatkan TTI dalam negeri sejak awal mula nation branding “Wonderful
Indonesia” berlaku sejak tahun 2011 sampai pada tahun 2015 yang
memperlihatkan hasil yang cukup signifikan atas berbagai bentuk upaya yang
2
Batasan Materi
tahun 2011-2015.
Indonesia” tahun 2011-2015 tentu akan mampu membangun citra pariwisata yang
lebih baik dari sebelumnya, apalagi didukung dengan meningkatnya daya saing
pariwisata Indonesia di dunia Internasional pada tahun itu. Indonesia juga tentu
investasi dan peningkatan dari perdagangan produk pariwisata yang berasal dari
ekonomi kreatif. Sebab telah banyak hal yang dilakukan Indonesia melalui segala
yang juga bekerjasama dengan kementerian lainnya. Hal tersebut pun tergambar
dalam konsep nation brand hexagon, Simon Anholt dimana upaya-upaya tersebut
juga berdasarkan keenam aspek di antaranya terdiri dari aspek pariwisata, ekspor,
kinerja dan tata kelola berdasarkan keenam aspek tersebut agar penerapan nation
2
1.9 Sistematika Penulisan
2
3.1.2 Masyarakat (People)
3.1.3 Budaya dan Warisan Sejarah
(Culture & Heritage)
3.1.4 Investasi dan Imigrasi (Investment &
Immigration)
3.1.5 Pemerintah (Governance)
3.1.6 Ekspor (Export)
PENUTUP Kesimpulan dan Saran
IV
Daftar Pustaka
Lampiran