Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH IKLAN INDONESIA

STUDI KASUS PADA IKLAN WONDERFUL INDONESIA

Ditulis Oleh :

Rossya Zahroh H24160057

Indri Amanda H24160060

Ahmad Yuda Pratama H24160065

Nafisa Maulida Putri H24160067

Nerissa Arviani Dewi H24160072

Dosen Mata Kuliah :

Stevia Septiani, SE, M.Si

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Iklan Indonesia, studi kasus iklan wonderful Indonesia dengan baik,
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
banyak pada Ibu Stevia Septiani, SE, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Promosi
dan Periklanan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan Kita semua mengenai Iklan -iklan yang ada di media
terkhususnya Iklan Wonderful Indonesia. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Bogor, 20 Maret 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata menjadi salah satu primadona bagi negara-negara dalam


meningkatkan sumber pendapatannya diluar dari migas dan pajak. Saat ini
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mulai mempromosikan
negaranya guna menarik pandangan mata dunia lain, hal ini dimaksudkan agar
Indonesia semakin terkenal bagi warga/penduduk negara lain untuk berkunjung ke
Indonesia. Promosi-promosi yang dilakukan adalah menjual keragaman wisata
dan budaya Indonesia, hal inilah ditanggapi positif dengan banyaknya wisatawan
dari mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Indonesia sedang bersaing ketat dengan negara lain dalam mempromosikan
des-tinasi pariwisatanya, karena itu Indonesia juga harus mempunyai branding
pari-wisata yang merepresen-tasikan keunggulan produk-produk pariwisata
kepada calon wisatawan baik mancanegara (wisman) mau-pun nusantara (wisnus).
Pemilihan sebuah brand dalam promsi pariwisata Indonesia bukanlah hal mudah.
Karena brand yang digunakan haruus merepresentasikan keindahan destinasi
wisata yang dimiliki Indonesia secara keseluruhan. Branding Wonderful
Indonesia kemudian dukukuhkan sebagai branding pariwisata Indonesia terutama
untuk promosi ke mancanegara pada tahun 2014 bersanding dengan Pesona
Indonesia untuk branding pariwisata nusantara.
Sektor pariwisata Indonesia menargetkan kunjungan 20 juta kunjungan
wisman dan 275 juta perjalanan wisnus pada tahun 2019 (Kemenpar, 2015).
Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan strategi pemasaran pariwisata
yang tepat sehingga efektif menarik lebih banyak wisman untuk berkunjung.
Selain strategi pemasaran yang tepat, ke-bijakan lain seperti penguatan
infrastruktur pariwisata, mem-perbanyak produk wisata (diversifikasi), dan
menjaga stabilitas keamanan juga perlu terus ditingkatkan.
Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia sebagai branding pariwisata
diharapkan akan didukung oleh semua pemangku kepentingan bidang pariwisata
di Indonesia ter-masuk pelaku usaha (bisnis), dan pemerintah daerah. Dalam
strategi pengembangan pe-masaran pariwisata Indonesia, para pemangku
kepentingan yang terdiri dari lima aktor utama yaitu pemerintah, pelaku Industri,
akademisi, ma-syarakat, dan media (penta-helix), diharapkan dapat berperan aktif
dalam mem-promosikan pariwisata Indonesia. Semua aktivitas kepariwisataan
baik offline maupun online seyogyanya dapat menyertakan logo brand Wonderful
Indonesia atau Pesona Indonesia di dalamnya.
Sejalan dengan arah kebijakan pengembangan citra pariwisata Indonesia
yang meliputi peningkatan dan pemantapan citra pariwisata Indonesia secara
berkelanjutan maka diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan dan
memantapkan pemosisian citra pariwisata sebagai destinasi pariwisata yang aman,
nyaman dan berdaya saing. Salah satunya melalui promosi, diplomasi dan
komunikasi demi mewujudkan penguatan dan perluasan eksistensi promosi
pariwisata Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri. Intinya, kita
memerlukan penguatan dukungan, fasilitasi, koordinasi dan sinkronisasi fungsi
dan keberadaan. Misalnya, strategi untuk pengembangan dan penguatan
organisasi kepariwisataan yang menangani bidang pemasaran pariwisata
diantaranya yaitu memfasilitasi terbentuknya Badan Promosi Pariwisata Indonesia
dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kreatifitas iklan dari sudut pengetahuan (science) dan seni (art)
pada iklan Wonderful Indonesia?
2. Bagaimana strategi pesan utama yang diterapkan pada iklan Wonderful
Indonesia
3. Bagaimana pemikiran kreatif dari iklan dan bagaimana iklan tersebut
menjadi ide yang besar pada iklan Wonderful Indonesia?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui kreatifitas iklan dari sudut pengetahuan (science) dan


seni (art) pada iklan Wonderful Indonesia.
2. Untuk mengetahui strategi pesan utama yang diterapkan pada iklan
Wonderful Indonesia.
3. Untuk mengetahui pemikiran kreatif dari iklan dan bagaimana iklan
tersebut menjadi ide yang besar pada iklan Wonderful Indonesia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Pariwisata adalah suatu aktivitas yang kompleks, yang dapat dipandang


sebagai suatu system yang besar, yang mempunyai berbagai komponen seperti
ekonomi, politik, social, budaya, dan seterusnya. Melihat pariwisata sebagai suatu
system, berarti analisis mengenai berbagai aspek kepariwisataan tidak bias
dilepaskan dari subsistem yang lain, seperti politik, ekonomi, budaya, dan
seterusnya, dalam hubungan saling ketergantungan dan sailng terkait
(interconnectedness). Sebagai sebuah sistem, antar komponen dalam sistem
tersebut terjadi hubungan interdepensi, dimana perubahan pada salah satu
subsistem akan menyebabkan juga terjadinya perubahan pada subsistem yang
lainnya, sampai akhirnya kembali ditemukan harmoni yang baru.

Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam


menggerakkan sistem. Aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada
berbagai sektor. Secara umum, pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama,
yaitu (1) masyarakat, (2) swasta, (3) pemerintah. Yang termasuk masyarakat
adalah masyarakat umum yang ada pada destinasi, sebagai pemilik dari berbagai
sumber daya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan. Termasuk ke
dalam kelompok masyarakat ini juga tokoh-tokoh masyarakat, intelektual, LSM,
dan media massa. Selanjutnya, dalam kelompok swasta adalah asosiasi usaha
pariwisata dan para pengusaha, sedangkan kelompok pemerintah adalah berbagai
wilayah administrasi, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten,
kecamatan, dan seterusnya. Penyelenggaraan sistem pariwisata dapat berjalan
dengan sempurna bila komponen-komponen tersebut melebur menjadi satu dan
saling mendukung satu dengan lainnya, seperti kewajiban pemerintah adalah
bersama-sama merencanakan, pembangunan, pengorganisasian, pemeliharaan,
dan pengawasan dengan pemerintah daerah lainnya dalam segala sektor yang
mendukung kegiatan pariwisata.

Pariwisata memiliki peran yang besar dalam pembangunan nasional.


Karena selain menghasilkan pendapatan dan sekaligus sebagai penghasil devisa,
sektor pariwisata berkaitan erat dengan penanaman modal asing. Turis-turis yang
datang ke Indonesia adalah termasuk mereka yang berhubungan bisnis dengan
Indonesia. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan
jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata,
usaha barang pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut.

Industri pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah


maupun swasta, yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran
produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang
berpergian Pariwisata di daerah-daerah sangatlah banyak bila mampu
memanfaatkan potensi-potensi yang ada, pemerintah dan masyarakat daerah
saling membantu dalam pengembangannya tersebut sehingga akan mengangkat
segi ekonomi, budaya dan pendidikan daerah itu. Pariwisata sangatlah mampu
dalam mengatasi masalah kesejahteraan bila dikembangkan secara propesional.

2.2 Tujuan Pembanguna Kepariwisataan Nasional

Tujuan Pembangunan Kepariwisataan Nasional yaitu mengkomunikasikan


destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara
efektif, efisien dan bertanggung jawab. Satu hal yang perlu digarisbawahi yaitu
mengkomunikasikan (dalam hal ini kepariwisataan Indonesia) menggunakan
media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab. Tentu saja untuk
mewujudkan tujuan “pencitraan” tersebut kita memerlukan alat/media yang dapat
dengan tepat mengenai sasaran.

2.3 Promosi

Promosi merupakan kegiatan yang lebih banyak mencakup mendistribusikan


promotion materials, seperti film, slides, advertisement, brochures, booklets,
leaflets, folders, melalui bermacam-macam saluran (channel) seperti: TV, radio,
majalah, bioskop, direct-mail baik pada “potential tourist”, yaitu sejumlah orang
yanag memenuhi syarat minimal untuk melakukan perjalanan pariwisata, karena
memiliki banyak uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempuanyai
waktu senggang untuk bepergian sebagai wisatawan maupun “actual tourist”,
yaitu orang yang sedang melakukan perjalanan pariwisata ke suatu daerah tujuan
tertentu; dengan tujuan mentransfer informasi dan mempengaruhi calon-calon
wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.
BAB III

PEMBAHASAN

Indonesia: Pesona Pariwisata tiada Habis

Penjenamaan atau pemerekan atau pelabelan suatu negara (country


branding atau nation branding) adalah suatu hal yang sangat penting bagi suatu
negara-bangsa (nation state), tidak terkecuali Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Country branding sangat penting karena terkait erat dengan
kepribadian (personality), jati diri (identity), citra (image), dan nama baik
(reputation), bahkan kepercayaan (trust) negara-bangsa di mata dunia
internasional. Dan, kesemuanya akan bermuara pada pariwisata (tourism).
Penjenamaan pariwisata negara (country branding atau nation branding) yang
baik dengan sendirinya akan meningkatkan nilai tambah (value added) negara
tersebut.

Jenama (brand) adalah suatu nama, peristilahan, lambang, atau rancang


bangun atau gabungannya yang ditujukan untuk memperkenalkan barang dan jasa
penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari para pesaingnya.
Pengertian jenama yang dipergunakan dalam dunia manajemen pemasaran ini
pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan dunia kepariwisataan di tengah dunia
yang terus berubah dan penuh dengan persaingan untuk dapat bertahan hidup
(survive) dan memenangkan persaingan.

Dalam suatu buku editan tentang diplomasi publik baru (new public
diplomacy) yang membahas kekuatan perangkat lunak dalam hubungan
internasional (soft power in international relations) disebutkan bahwa pariwisata
(tourism) adalah suatu soft power tersendiri. Pariwisata merupakan industri
keempat terbesar di dunia dan tumbuh hampir dua digit persen per tahunnya.
Beberapa negara bahkan sangat tergantung pada pariwisatanya. Penjenamaan
nasional (national branding) sekarang menjadi agenda utama bagi negara. Suatu
citra negara yang atraktif kini merupakan suatu aset yang lebih dari sekadar harga.

Dalam pada itu, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia telah


membuat penjenamaan pariwisata Indonesia untuk menjadi ujung tombak segenap
upaya peningkatan pariwisata Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.
Penjenamaan pariwisata Indonesia adalah sebagaimana diperlihatkan pada dua
jenama (brand) berikut:

Masing-masing jenama memiliki logotype dan logogram yang tidak dapat


dipisahkan dalam penggunaannya. Kedua jenama di atas memiliki logotype yang
berbeda. Logotype pertama, pesona indonesia, dibuat untuk konsumsi dalam
negeri; sedangkan logotype kedua, wonderful indonesia, dibuat untuk konsumsi
dalam dan luar negeri. Kedua jenama di atas memiliki logogram yang sama, yakni
berupa beberapa tarikan kuas dalam lima warna, dan jenis huruf (typeface) yang
sama, yakni Signika.

Jika kita sekilas melihat kedua jenama di atas, kita langsung berpikir akan
burung garuda atau secara simbolik menggambarkan burung Garuda Pancasila.
Pada kenyataannya, burung adalah satwa dengan populasi terbesar di Indonesia
dan juga melambangkan perdamaian.

Selain itu, kita akan melihat garis-garis semburat lima warna yang
menggambarkan hijau zamrud khatuliswa, biru laut sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia, dan warna-warna lain yang penuh keanekaragaman, namun
sekaligus menunjukkan kebinekaan nusantara. Keanekaragaman tersebut
menggambarkan pesona Indonesia yang tiada habisnya. Sedangkan kebinekaan
menggambarkan persatuan dan kesatuan negara Indonesia yang damai dan
sejahtera.

Lima warna dapat pula ditafsirkan sebagai pengejawantahan Pancasila,


lima dasar ideologi negara. Selain itu, lima warna dapat pula ditafsirkan sebagai
lambang lima pemangku kepentingan (stakeholders) dunia kepariwisataan yang
meliputi Pemerintah, komunitas, bisnis, media, dan akademisi.

Dalam buku panduan mengenai jenama resmi (official brand) yang


disusun oleh Kementerian Pariwisata tertulis bahwa terdapat lima pilar
komunikasi tematik pesona. Kelima pesona tersebut adalah pesona alam (natural
wonders); pesona cita rasa indrawi (sensory wonders); pesona budaya (cultural
wonders); pesona kekinian (modern wonders); dan pesona petualangan
(adventurous wonders). Kelima pesona tersebut memiliki kesatuan dengan apa
yang disebut sebagai “Dunia Pesona” (World of Wonders), yakni Indonesia itu
sendiri.

Kelima pesona tersebut diejawantahkan dalam lima warna dasar dan


gradasinya. Kelima warna dasar beserta gradasinya tersebut adalah warna hijau
(green), ungu (purple). jingga (orange), biru (blue), dan magenta (magenta).
Warna ungu (purple) adalah warna utama (primary). Warna ini harus menjadi
latar pada saat memperlihatkan beberapa wonders sekaligus atau pada saat tidak
mengomunikasikan satu wonder pun.

Secara umum keterkaitan antara kelima warna (colors) dan pesona


(wonders) beserta uraiannya dapat dijelaskan secara sederhana pada tabel berikut:

Uraian Warna dan Pesona Indonesia / Wonder Indonesia

Sumber: Diolah dari Ministry of Tourism Republic of Indonesia,


Pedoman Aplikasi Brand & Design (Brand and Design Apllication Guidances),
Jakarta: Ministry of Tourism Republic of Indonesia, 2016.
Jenama (brand) pariwisata Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pariwisata telah memenangkan beberapa penghargaan di mancanegara. Country
branding “Wonderful Indonesia” telah meraih sekitar 50 penghargaan di lebih dari
20 negara dan kawasan dunia.Sumber: Diolah dari Ministry of Tourism Republic
of Indonesia, Pedoman Aplikasi Brand & Design (Brand and Design Apllication
Guidances), Jakarta: Ministry of Tourism Republic of Indonesia, 2016.

World Economic Forum (WEF) yang mengeluarkan The Travel &


Tourism Competitiveness Report 2017 melaporkan bahwa Indonesia menduduki
peringkat ke-42 dari 136 negara. Indonesia mengalami kenaikan 8 peringkat di
mana dalam perhitungan sebelumnya menempati peringkat ke-50 dari 141 negara
pada tahun 2015. Laporan WEF yang berbasis di Jenewa, Swiss, tersebut
menyatakan bahwa Indonesia telah memperbaiki indeks-indeks sumber daya alam
(natural resources) yang diakui secara global dengan harga yang sangat
terjangkau (price). Selain itu, Indonesia telah memperbaiki indeks keterbukaan
internasional (international openness) dan menjadi salah satu negara yang getol
mengeluarkan kebijakan bebas visa (visa-free policy).

Terlebih lagi, pada bulan September 2017 Indonesia juga memenangkan


penghargaan UNWTO Video Competition 2017 atau kompetisi video Organisasi
Pariwisata Dunia PBB (United Nations World Tourism Organization/UNWTO).
Video promosi pariwisata Indonesia yang berjudul “Wonderful Indonesia: The
Journey to a Wonderful World”
[https://www.youtube.com/watch?v=TT8J3wUX_YY] tersebut memenangkan
penghargaan kategori video pariwisata terbaik untuk kawasan Asia Timur dan
Pasifik dan kategori pilihan masyarakat (People’s Choice Award) yang
diumumkan pada The 22nd UNWTO General Assembly di Chengdu, Tiongkok,
pada pertengahan bulan September 2017.

Konsep video berlatar lagu berusia setengah abad yang dinyanyikan oleh
Louis Amstrong berjudul “What a Wonderful World” tersebut memadukan
konsep natural, sensory, cultural, modern, dan adventurous wonders dalam satu
kemasan video yang anggun dan indah telah memesona netizens serta kemudian
memilihnya sebagai yang terbaik. Bahkan video berdurasi tiga menit tersebut
memenangkan dua penghargaan sekaligus.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, pada akhir tahun


2017 juga memenangkan The DIVE Magazine’s 2017 Travel Awards. Majalah
pariwisata dunia DIVE yang berbasis di London, Inggris, telah memilih Indonesia
sebagai destinasi wisata selam terbaik dunia (Best Destination Award), dua tahun
berturut-turut. Selain itu, Indonesia juga meraih penghargaan untuk kategori Best
Drive Centre or Resort di Siladen Resort and Spa, Bunaken, Sulawesi Utara.
Kebijakan Pemerintah dan Potensi Wisata Tahun 2018

Dalam rangka meningkatkan pariwisata, Pemerintah telah mengambil


kebijakan berupa penetapan sepuluh destinasi wisata baru. Sepuluh destinasi baru
tersebut dinamakan sebagai “Sepuluh Bali Baru” (New Ten Bali). Sepuluh Bali
Baru tersebut adalah Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara, Tanjung Kelayang
di Provinsi Bangka Belitung, Tanjung Lesung di Provinsi Banten, Kepulauan
Seribu di Provinsi DKI Jakarta, Candi Borobudur di Provinsi Jawa Tengah,
Kawasan Bromo-Tengger-Semeru di Provinsi Jawa Timur, Mandalika di Provinsi
Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wakatobi
di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Provinsi Maluku Utara. Dari
Sepuluh Bali Baru, enam destinasi berada di kawasan Indonesia Barat dan empat
destinasi berada di kawasan Indonesia Timur. Selain itu, tiga destinasi berupa
pariwisata di wilayah dalam daratan (inland tourism), sedangkan tujuh sisanya
berupa pariwisata di wilayah sekitar laut (maritime tourism).

Pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan bahwa kita harus


memberikan fokus kepada empat Bali Baru. Keempat destinasi tersebut adalah
Danau Toba di Provinsi Sumatra Utara, Candi Borobudur di Provinsi Jawa
Tengah, Mandalika di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Labuan Bajo di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dua pariwisata daratan di kawasan Indonesia
Barat dan dua pariwisata lautan di kawasan Indonesia Timur kini menjadi fokus
untuk terus dikembangkan dalam jangka pendek.

Pada tahun 2018 Indonesia akan menyelenggarakan dua perhelatan akbar


yang tentunya akan menjadi potensi pariwisata, baik dalam menjaring wisatawan
nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Kedua agenda
besar tersebut adalah “The 18th Asian Games” dan “The 2018 Annual Meetings of
the International Monetary Fund and World Bank Group”. Asian Games ke-18
akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang pada tanggal 18 Agustus s.d. 2
September 2018. Asian Games merupakan pesta olahraga terakbar kedua di dunia
setelah Olimpiade, mengingat benua Asia adalah benua terbesar dan terpadat
penduduknya di dunia. Ajang kompetisi kecepatan, ketinggian, dan kekuatan
(Citius, Altius, Fortius) tersebut akan diikuti oleh 45 negara dalam 462 nomor
pertandingan dengan sekitar 15.000 atlet dan official.

Selain itu, Asian Games ke-18 di Indonesia telah menetapkan tiga maskot
yang diberi nama Bhin-bhin, Atung, dan Kaka. Bhin-bhin adalah maskot burung
cendrawasih (Paradisaea Apoda) di Papua dan sekitarnya yang mencerminkan
“Strategi”. Atung adalah maskot rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) di Jawa Timur
yang mencerminkan “Kecepatan”. Sedangkan Kaka adalah maskot badak bercula
satu (Rhinoceros Sondaicus) di Ujung Kulon Banten yang mencerminkan
“Kekuatan”. Ketiga nama maskot tersebut sekaligus mencerminkan falsafah
“Bhinneka Tunggal Ika”, keberagaman sekaligus kesatuan, dan pariwisata
Indonesia.

Sedangkan The 2018 Annual Meetings International Monetary Fund and


World Bank Group akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 12-14 Oktober
2018. Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia ini akan dihadiri oleh 189 negara,
15.000 delegasi, 100 media, dan akan mengadakan 200 pertemuan.

Selain itu, Pemerintah akan menyelenggarakan kegiatan “Voyage to


Indonesia 2018” (VTI). VTI adalah serangkaian program kegiatan (konferensi,
seminar, lokakarya, diskusi, forum, pameran, pagelaran, pertunjukan, dan lain-
lain) dalam rangka persiapan menuju Pertemuan Tahunan IMF dan Grup Bank
Dunia. VIT ditujukan untuk menunjukkan capaian-capaian Indonesia dalam
reformasi dan demokrasi, ketahanan nasional dan kemajuan ekonomi,
kepemimpinan Indonesia dalam masalah-masalah dunia, dan, tentunya, promosi
budaya, pariwisata, dan industri kreatif Indonesia, serta optimalisasi kepentingan-
kepentingan nasional lainnya.

Kedua acara di atas menjadi peluang bagi peningkatan pariwisata


Indonesia. Hal ini bukan saja dapat terjadi karena akan banyaknya jumlah negara
dan peserta yang hadir, akan tetapi adalah peluang untuk mengembangkan
destinasi wisata Empat Bali Baru. Asian Games akan disenggarakan di Jakarta
dan Palembang. Mengingat faktor kedekatan dan transportasi antara Danau Toba
dan Palembang serta antara Jakarta dan Candi Borobudur, maka merupakan suatu
kesempatan bagi pihak-pihak terkait untuk menjaring wisatawan mancanegara
dalam pesta olahraga tersebut. Sedangkan pertemuan tahunan IMF dan Grup Bank
Dunia yang diadakan di Provinsi Bali dapat dikembangkan dalam menarik
wisman untuk mengunjungi Mandalika di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengingat ketiganya adalah
provinsi yang bertetangga.

Our Indonesia is the World’s Wonders

Pemerintah telah menetapkan Pesona Indonesia / Wonderful


Indonesia sebagai brand atau jenama negara (country branding atau nation
branding) Indonesia. Jenama tersebut terbukti telah berhasil meningkatkan
kepribadian, jati diri, citra, dan nama baik Indonesia serta kepercayaan
mancanegara terhadap Indonesia.

Menteri Pariwisata menyatakan bahwa “Untuk Indonesia, pariwisata


sebagai penyumbang PDB, devisa, dan lapangan kerja yang paling mudah dan
murah. Pariwisata menyumbang 10% PDB (Produk Domestik Bruto) nasional;
menduduki peringkat ke-4 penyumbang devisa nasional, sebesar 9,3%; dan
menyumbang 8,4% lapangan kerja. Pariwisata terus tumbuh dengan persentase
yang terus menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Tugas para
pemangku kepentingan (stakeholders) yang terdiri atas Pemerintah, media,
akademisi, bisnis, dan komunitas – kita semua – untuk ikut urun serta
menggalakan pariwisata. Kita kedepankan jenama “Pesona Indonesia” dan
“Wonderful Indonesia” guna meningkatkan pembangunan kepariwisataan demi
menciptakan negara-bangsa Indonesia yang damai, sejahtera, dan maju.

Pariwisata adalah kekuatan besar Indonesia. Pariwisata adalah DNA


(Deoxyribonucleic Acid) Indonesia. Pariwisata adalah core business Indonesia.
Pariwisata adalah prioritas pembangunan Indonesia. Pariwisata Indonesia kita
adalah pesona-pesona milik dunia.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Pada saat ini iklan menjadi alat kamunikasi penting bagi produsen atau
perusahaan untuk dapat memperkenalkan produknya agar dapat dikenal oleh
masyarakat. Tujuan akhir dari periklanan adalah menciptakan Mega Brand
sehingga penting bagi perusahaan untuk tetap mempertahankan atau
meningkatnya kualitas produknya atau terus berinovasi agar terus mendapatkan
respon positif dari masyarakat. Iklan dapat pula dilakukan dengan cara membuat
tampilan se-unik mungkin sehingga menjadi ciri khas dari produk dan akan selalu
di ingat oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ministry of Tourism Republic of Indonesia. 2016. Pedoman Aplikasi Brand &


Design (Brand and Design Apllication Guidances). Jakarta (ID) : Ministry
of Tourism Republic of Indonesia.

Li Ping A. Cai. 2016. ”Destination Branding” dalam Jafar Jafari and Honggen
Xiao, eds., Enclycopedia of Tourism, Switzerland: Springer Int. Pub. , hal.
242-244.

McCabe S. 2014. PART 7: Destination Marketing and Branding Issues. The


Routledge Handbook of Tourism Marketing, London and New York:
Routledge, hal. 409-4072.

Wally Olins. 2005. , “Making a National Brand” dalam Jean Mellisen, ed., The
New Public Diplomacy: Soft Power in International Relations,
Basingstoke: Palgrave Macmillan, hal. 169-179.

Teare R , Costa J. 2000. Branding dalam Jafar Jafari, Ch. Ed., Encyclopedia of
Tourism, London: Routledge, hal. 55-56.

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia http://www.kemenpar.go.id [


Diakses pada 20 Maret 2018]

Wonderful Indonesia. http://www.indonesia.travel [ Diakses pada 19 Maret 2018]

Promosi Pariwisata Indonesia. https://pesona.indonesia.travel [ Diakses pada 19


Maret 2018]
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai