Ditulis Oleh :
DEPARTEMEN MANAJEMEN
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Iklan Indonesia, studi kasus iklan wonderful Indonesia dengan baik,
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
banyak pada Ibu Stevia Septiani, SE, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Promosi
dan Periklanan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan Kita semua mengenai Iklan -iklan yang ada di media
terkhususnya Iklan Wonderful Indonesia. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Bagaimana kreatifitas iklan dari sudut pengetahuan (science) dan seni (art)
pada iklan Wonderful Indonesia?
2. Bagaimana strategi pesan utama yang diterapkan pada iklan Wonderful
Indonesia
3. Bagaimana pemikiran kreatif dari iklan dan bagaimana iklan tersebut
menjadi ide yang besar pada iklan Wonderful Indonesia?
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pariwisata
2.3 Promosi
PEMBAHASAN
Dalam suatu buku editan tentang diplomasi publik baru (new public
diplomacy) yang membahas kekuatan perangkat lunak dalam hubungan
internasional (soft power in international relations) disebutkan bahwa pariwisata
(tourism) adalah suatu soft power tersendiri. Pariwisata merupakan industri
keempat terbesar di dunia dan tumbuh hampir dua digit persen per tahunnya.
Beberapa negara bahkan sangat tergantung pada pariwisatanya. Penjenamaan
nasional (national branding) sekarang menjadi agenda utama bagi negara. Suatu
citra negara yang atraktif kini merupakan suatu aset yang lebih dari sekadar harga.
Jika kita sekilas melihat kedua jenama di atas, kita langsung berpikir akan
burung garuda atau secara simbolik menggambarkan burung Garuda Pancasila.
Pada kenyataannya, burung adalah satwa dengan populasi terbesar di Indonesia
dan juga melambangkan perdamaian.
Selain itu, kita akan melihat garis-garis semburat lima warna yang
menggambarkan hijau zamrud khatuliswa, biru laut sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia, dan warna-warna lain yang penuh keanekaragaman, namun
sekaligus menunjukkan kebinekaan nusantara. Keanekaragaman tersebut
menggambarkan pesona Indonesia yang tiada habisnya. Sedangkan kebinekaan
menggambarkan persatuan dan kesatuan negara Indonesia yang damai dan
sejahtera.
Konsep video berlatar lagu berusia setengah abad yang dinyanyikan oleh
Louis Amstrong berjudul “What a Wonderful World” tersebut memadukan
konsep natural, sensory, cultural, modern, dan adventurous wonders dalam satu
kemasan video yang anggun dan indah telah memesona netizens serta kemudian
memilihnya sebagai yang terbaik. Bahkan video berdurasi tiga menit tersebut
memenangkan dua penghargaan sekaligus.
Selain itu, Asian Games ke-18 di Indonesia telah menetapkan tiga maskot
yang diberi nama Bhin-bhin, Atung, dan Kaka. Bhin-bhin adalah maskot burung
cendrawasih (Paradisaea Apoda) di Papua dan sekitarnya yang mencerminkan
“Strategi”. Atung adalah maskot rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) di Jawa Timur
yang mencerminkan “Kecepatan”. Sedangkan Kaka adalah maskot badak bercula
satu (Rhinoceros Sondaicus) di Ujung Kulon Banten yang mencerminkan
“Kekuatan”. Ketiga nama maskot tersebut sekaligus mencerminkan falsafah
“Bhinneka Tunggal Ika”, keberagaman sekaligus kesatuan, dan pariwisata
Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada saat ini iklan menjadi alat kamunikasi penting bagi produsen atau
perusahaan untuk dapat memperkenalkan produknya agar dapat dikenal oleh
masyarakat. Tujuan akhir dari periklanan adalah menciptakan Mega Brand
sehingga penting bagi perusahaan untuk tetap mempertahankan atau
meningkatnya kualitas produknya atau terus berinovasi agar terus mendapatkan
respon positif dari masyarakat. Iklan dapat pula dilakukan dengan cara membuat
tampilan se-unik mungkin sehingga menjadi ciri khas dari produk dan akan selalu
di ingat oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Li Ping A. Cai. 2016. ”Destination Branding” dalam Jafar Jafari and Honggen
Xiao, eds., Enclycopedia of Tourism, Switzerland: Springer Int. Pub. , hal.
242-244.
Wally Olins. 2005. , “Making a National Brand” dalam Jean Mellisen, ed., The
New Public Diplomacy: Soft Power in International Relations,
Basingstoke: Palgrave Macmillan, hal. 169-179.
Teare R , Costa J. 2000. Branding dalam Jafar Jafari, Ch. Ed., Encyclopedia of
Tourism, London: Routledge, hal. 55-56.