Anda di halaman 1dari 2

POLITIK LUAR NEGERI

Politik Luar Negeri adalah upaya pencapaian kepentingan-kepentingan nasional melalui kebijakan yang
berhubungan dengan negara lain.

Politik luar negeri yang diterapkan suatu negara dapat mencerminkan kondisi dalam negeri negara
tersebut.

Pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia 1945-1949, Indonesia mempunyai prioritas kepentingan
nasional untuk memperoleh kedaulatan secara penuh serta mendapatkan pengakuan dari dunia
Internasional, khususnya Belanda.

Oleh karena itu, politik luar negeri Indonesia diarahkan pada usaha-usaha untuk mencari simpati dan
berhubungan baik dengan negara-negara maju serta negara dunia ketiga. Moh Hatta mencetuskan
konsep politik luar negeri bebas aktif pada 2 September 1948 dalam kelompok kerja KNIP.

PENGERTIAN POLITIK BEBAS AKTIF

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Riclefs, politik bebas aktif adalah
sikap Indonesia yang mempunyai jalan atau pendirian sendiri dalam menghadapi masalah internasional
tanpa memihak pada blok Barat maupun blok Timur serta turut berperan aktif dalam menciptakan
perdamaian dunia. Atas dasar politik bebas aktif, Indonesia memposisikan dirinya sebagai subyek dalam
pengambilan keputusan hubungan luar negeri dan tidak dapat dikendalikan oleh kepentingan politik
negara lain.

LANDASAN POLITIK LUAR NEGERI AKTIF

 Landasan Ideal
1. Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara berisi tentang pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam seluruh aspek kehidupan termasuk politik luar negeri.
 Landasan Konstitusional
1. UUD 1945 alinea pertama dan alinea keempat
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.”
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
2. Batang tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13
Pasal 11
(1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. ****)
(2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat
yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara,
dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undangundang harus dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. ***)
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undangundang.
Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat. *)
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat. *)
 Landasan Operasional
1. TAP MPR no IV/MPR/1978

Anda mungkin juga menyukai