Anda di halaman 1dari 25

Landasan Politik Luar Negeri Bebas

Place Your Picture Here And Send To Back

Aktif

Kelompok 1 :
1. Chairunissa Putri W
2. Hanida Fauziyah
3. M.Raihan F
4. Nabila Zachra Y
5. Naufal Ibnu F
6. Salsabila
7. Tasya Nursipa
8. Terelasa Melda BR Sinaga
9.Tri Saiful Abrar R
10. Yahya Ayyas
11. Zafira Arayani F
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Landasan Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Landasan Konstitusional
4

Penjabaran Landasan
2 Ideal & Konstitusional

Landasan Operasional
1

Landasan
Konstitusional

Landasan Ideal UUD 1945

Pancasila
Landasan Ideal

▸ Landasan ideal dalam pelaksanaan politik luar negeri indonesia adalah


pancasila. Sebab, nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan
pedoman dan pijakan dalam melaksanakan politik luar negeri Indonesia.

▸ Moh. Hatta mengatakan bahwa pancasila merupakan salah satu faktor


objektif yang mempengaruhi politik luar negeri Indonesia karena
kedudukan pancasila sebagai falsafah negara mengikat seluruh bangsa
Indonesia.
Dasar politik luar negeri Indonesia kembali
dipertegas oleh Moh
Dasar politik luar negeri Indonesia kembali dipertegas oleh Moh. Hatta dalam
buku karyanya yang berjudul Dasar-Dasar Politik Luar Negeri Indonesia. Secara
garis besar tujuan politik luar negeri Indonesia dapat dirumuskan sebagai
berikut:

1.Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.

2.Memperoleh barang-barang dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat,


jika barang-barang itu tidak atau belum dapat dihasilkan sendiri.

3.Meningkatkan perdamaian nasional, karena hanya dalam keadaan damai,


Indonesia dapat melaksanakan pembangunan.

4.Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai cita-cita yang tersimpul


dalam Pancasila, undang- undang dasar, dan falsafah bangsa Indonesia.

M I L I TA R Y
Pancasila sebagai
Landasan Idiil
Pancasila merupakan Ideologi bangsa
dan negara Indonesia. Karena itu,
Pancasila menjadi landasan yang menjiwai
politik luar negeri Indonesia.
Kelima sila yang termuat dalam
pancasila, berisi pedoman dasar bagi
pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang ideal mencakup seluruh
sendi manusia. Hal ini karena pancasila
sebagai falsafah negara mengikat seluruh
bangsa Indonesia, sehingga parpol
manapun yang berkuasa di Indonesia tidak
dapat menjalankan suatu politik negara
yang menyimpang dari pancasila.
Landasan Konstitusional
Setiap politik luar negeri pasti memiliki satu tujuan

Setiap politik luar negeri pasti memiliki satu tujuan. Politik luar
Landasan konstitusional berkaitan dengan negeri Indonesia juga memiliki tujuan yaitu mengabdi kepada
konstitusi negara Indonesia yaitu UUD 1945. tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama, Pembukaan UUD alinea keempat yang menyatakan, "Melindungi
landasan konstitusional pelaksanaan politik luar segenap bangsa Indonesia dan seluru tumpah darah Indonesia
negeri Indonesia secara jelas dipaparkan, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial."
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.“ Dengan dasar tersebut, pemerintah Indonesia memainkan
Dengan kata lain, politik luar negeri Indonesia perannya dalam tatanan dunia Internasional. Sikap politik luar
menentang segala bentuk penjajahan di dunia. negeri Indonesia mulai tampak sejak pertengahan tahun 1950-an.
Ketika kondisi perang dingin mulai berpindah ke wilayah Asia
Tenggara khususnya wilayah Indo- Cina. Indonesia mampu
mengambil sikap politik yang tegas dan menyatukan negara-
negara di kawasan Asia Tenggara untuk mengatasi konflik yang
memanas di wilayah Indo-Cina.
UUD 1945 (HASIL AMANDEMEN)
sebagai Landasan Konstitusional
UUD 1945 (dan hasil amandemennya)
merupakan konstitusi bangsa Indonesia. Yang
menjadi landasan konstitusional politik luar negeri
Indonesia dalam hal ini meliputi:

 Pembukaan UUD 1945 alinea I:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah


hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan
dan perikeadilan.”

 Pembukaan UUD 1945 alinea IV:

“... Dan ikut melaksanakan ketertiban dunia


yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial...”
Landasan Operasional

Landasan operasional politik luar negeri bebas


aktif diperlukan agar prinsip bebas aktif dapat
dioperasionalkan dalam politik luar negeri
Indonesia. Oleh karena itu, landasan operasional Pada masa demokrasi Terpimpin, terjadi perubahan dalam
politik luar negeri Indonesia senantiasa berubah landasan operasional pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif.
sesuai kepentingan nasional. Landasan operasional politik luar negeri bebas aktif Indonesia
Sejak awal kemerdekaan hingga masa orde lama, terdapat dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945, pasal 11
landasan operasional pelaksanaan politik luar dan pasal 13 ayat (1) dan (2) UUD 1945, dan Amanat Presiden
negeri bebas aktif sebagian besar dinyatakan yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” tanggal 17
melalui maklumat-maklumat dan pidato-pidato Agustus 1959 atau yang dikenal sebagai “Manifesto Politik
Presiden Soekarno. Republik Indonesia” .

Amanat tersebut memuat tujuan jangka pendek dan tujuan


jangka panjang kebijakan luar negeri Indonesia. Tujuan jangka
pendek yaitu melanjutkan perjuangan anti imperialisme ditambah
dengan mempertahankan kepribadian Indonesia di tengah-
tengah tarikan-tarikan ke kanan dan ke kiri (blok Barat dan blok
Timur).
Adapun tujuan jangka panjang yaitu melenyapkan
imperialisme dan mencapai dasar- dasar bagi perdamaian
dunia yang kekal dan abadi.

▸ Adanya kedua tujuan tersebut tidak lepas dari sejarah


bangsa Indonesia yang pernah mengalami penjajahan.
Walaupun Indonesia sudah merdeka, perjuangan untuk
melenyapkan imperialisme belum berakhir sebab masih
ada negara-negara yang dianggap imperialis dan
kolonialis. Indonesia juga berusaha menghindari
keberpihakan pada dua blok yang bersengketa sehingga
masuk menjadi anggota Gerakan Non-Blok.

▸ Dengan kata lain, politik luar negeri Indonesia bukan


politik yang terkesan “cuci tangan”, tidak sekadar defensif,
tetapi juga aktif dan berprinsip serta berpendirian.

M I L I TA R Y
Pada masa Orde Baru landasan operasional politik luar negeri Indonesia semakin
dipertegas melalui beberapa peraturan formal. Adapun peraturan tersebut antara
lain Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966. Ketetapan tersebut dikeluar-kan pada
tanggal 5 Juli 1966 dan menyatakan bahwa sifat politik luar negeri Indonesia
adalah :

1.Bebas aktif, antiimperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk


manifestasinya dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

2.Mengabdi pada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat.


ATURAN LAINNYA
1. Aturan formal lainnya mengenai landasan pelaksanaan politik
luar negeri Indonesia yaitu Ketetapan MPR tanggal 22 Maret 2. Dalam Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1978
Adapun isi ketetapan MPR tanggal 22 Maret sebagai berikut: dijelaskan pula tentang perluasan pelaksanaan politik
luar negeri yang digunakan untuk kepentingan
a.Terus melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif dengan pembangunan di segala bidang. Selain itu, ada pula
mengabdikannya pada kepentingan nasional, khususnya Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1983 yang
pembangunan ekonomi. menjelaskan sasaran politik luar negeri Indonesia.

b.Mengambil langkah-langkah untuk memantapkan stabilitas 3. Pada periode reformasi terjadi perubahan dalam
wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daya sehingga landasan operasional politik negeri Indonesia. Secara
memungkinkan negara-negara di wilayah ini mampu mengurus substantif, landasan operasional politik luar negeri
masa depannya sendiri melalui pembangunan ketahanan Indonesia dapat dilihat melalui Ketetapan MPR No.
nasional serta memperkuat wadah kerja sama antar negara di IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan
kawasan asia tenggara. Negara dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
periode 1999-2004.
c.Mengembangkan kerja sama untuk tujuan damai di semua
negara dan badan-badan internasional dan lebih meningkatkan
perannya dalam membantu bangsa-bangsa yang sedang
memperjuangkan kemerdekannya.
4. Keluarnya ketetapan tersebut dilatarbelakangi oleh krisis e. Mengintensifkan kesiapan Indonesia memasuki era
ekonomi dan krisis nasional pada tahun yang kemudian dapat perdagangan bebas.
mengancam integrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh f. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-
karena itu, ketetapan tersebut menekankan perlunya reformasi di negara tetangga.
segala bidang, khususnya memberantas segala bentuk g. Mengintensifkan kerja sama dengan negara-
penyelewengan. negara tetangga dalam kerangka ASEAN dengan
tujuan memelihara stabilitas dan kemakmuran di
5. Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1999 juga menetapkan
wilayah Asia Tenggara.
sasaran yang harus dicapai. Adapun sasaran-sasaran tersebut
sebagai berikut:
5. Berbagai ketetapan tersebut menunjukkan landasan
a. Menegaskan kembali pelaksanaan politik luar negeri bebas pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Melalui berbagai
aktif menuju pencapaian tujuan nasional. undang-undang dan Ketetapan MPR di atas, secara jelas
b. Ikut serta dalam perjanjian internasional dan peningkatan tampak bahwa arah politik luar negeri Indonesia yang bebas
kerjasama untuk kepentingan rakyat Indonesia. dan aktif, berorientasi dengan kepentingan nasional,
c. Memperbaiki performa, penampilan diplomat Indonesia dalam menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang,
rangka suksesnya pelaksanaan diplomasi proaktif di segala mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak
bidang. segala bentuk penjajahan,
d. Meningkatkan kualitas diplomasi dalam rangka mencapai serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama
pemulihan ekonomi yang cepat melalui intensifikasi kerja internasional bagi kesejahteraan rakyat.
sama regional dan internasional.
LANDASAN OPERASIONAL ORDE LAMA

Maklumat Politik Pemerintah


3. Politik bertetangga baik dan
(1 November 1945) yang isinya kerjasama dengan semua
adalah: negara di bidang ekonomi,
politik, dan lain-lain Selalu
mengacu pada piagam PBB
1. Politik damai dan hidup dalam melakukan hubungan
berdampingan secara damai. dengan negara lain

2 Tidak campur tangan dalam 4. Selalu mengacu pada


urusan dalam negeri negara piagam PBB dalam melakukan
lain. . hubungan dengan negara lain.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009
Sebagai Landasan Operasional. Dalam pasal 2 Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri

Tentang Hubungan Luar Negeri dinyatakan, bahwa


hubungan luar negeri dan politik luar negeri RI didasarkan
pada Pancasila, UUD 1945, serta Garis-Garis Besar
Haluan Negara. Selanjutnya penjelasan dari pasal 2
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tadi menyebutkan:
Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif
berdasarkan atas hukum dasar, yaitu UUD 1945 sebagai
Pelaksanaan politik luar negeri RI haruslah merupakan
landasan konstitusional yang tidak lepas dari tujuan
pencerminan ideologi bangsa. Pancasila sebagai ideologi
nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub
bangsa Indonesia merupakan landasan idiil yang
dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat.
memengaruhi atau menjiwai politik luar negeri RI..
Garis-Garis Besar Haluan Negara adalah landasan
operasional politik luar negeri RI yaitu suatu landasan
pelaksanaan yang menegaskan dasar, sifat, dan
pedoman perjuangan untuk mencapai tujuan nasional
bangsa Indonesia.
Tujuan Politik Luar Negeri

Tujuan politik luar negeri bebas aktif tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 alinea IV. Adapun uraian tentang tujuan politik luar negeri Indonesia
dalam preambul tersebut kurang lebihnya sebagai berikut:

a) Indonesia menghendaki pergaulan internasional tertib d) Indonesia berusaha memperkuat sendi-sendi hukum
tanpa pertikaian, perang, atau penjajahan oleh satu internasional dan berpartisipasi aktif dalam organisasi
bangsa kepada bangsa lain. internasional untuk mewujudkan perdamaian dunia yang
b) Indonesia mengupayakan agar tidak terjadi abadi.
kesenjangan ekonomi, sosial, dan politik antara e) Indonesia mengupayakan agar setiap manusia di
negara satu dengan yang lain. muka bumi bergaul dengan damai antara satu dengan
c) Indonesia berusaha agar hasil-hasil pembangunan yang lain, menghormati hak asasi manusia, juga
tidak hanya dinikmati oleh bangsa Indonesia sendiri, menghormati kedaulatan negara masing-masing.
tetapi juga disumbangkan kepada masyarakat di
negara lain.
LANDASAN OPERASIONAL
DEMOKRASI TERPIMPIN
(1959-1965)
Pada saat masa demokrasi terpimpin. Landasan
politik luar negeri Indonesia adalah:

 Pembukaan alinea ke I
 Pasal 11 dan pasal 13 ayat 1 dan 2 UUD 1945
 Amanat Presiden “Manifesto Politik Republik Indonesia” Yang
kemudian berubah menjadi Garis Haluan Besar Negara / GBHN.

GBHN

PEDOMAN
ISI
PELAKSANAAN
ISI GARIS HALUAN BESAR NEGARA

“Tudjuan djangka pendek jaitu melandjutkan perdjuangan anti


imperialisme ditambah dengan mempertahankan kepribadian
Indoneisa di tengah-tengah tarikan-tarikan ke kanan dan ke kiri jang
sekarang sedang berlaku kepada negara kit dalam pergolakan dunia
menudju kepada suatu imbangan baru. Sementara dalam djangka
pandjang di bidang luar negeri Revolusi Indonessia bertudjuan
melenjapkan imperialisme di mana-mana, dan mentjacapai dasar-
dasar bagi perdamaian dunia jang kekal dan abadi. Menurut Manipol,
diplomasi jang sesuai dengan fungsinja sebagai art jang
berhubungan dengan tjara melaksanakannja harus tidak mengenal
kompromi, harus radikal dan revolusioner “.
PEDOMAN PELAKSANAAN MANIFESTO POLITIK

Pedoman manipol Indonesia berdasarkan tanggal 17


Agustus 1960 “Djalanja Revolusioner Kita”, yang
menetapkan cara pelaksanaan Manipol di bidang politik
luar negeri. Manipol, Djarek merupakan embrio kelahiran
serta doktrin baru, yaitu duania tidak berbagi dalam Blok
Barat, Timur dan Asia Afrika/ Blok Ketiga. Namun, dunia
terbagi menjadi 2 blok yang saling bertentangan yaitu:
New Emerging Forces / Nefos dan Old Established Forces
/ Oldefos. Nefos adalah kekuatan baru yang sedang bangkit.
Sedangkan, Oldefos adalah kekuatan lama yang sudah
mapan. Kedua doktrin tersebut menjadi dasar politik luar
negeri anti imperialis dan kolonialis yang lebih militan.
Soekarno mewujudkan gagasan Nefos dan Oldefos
dengan suatu strategi diplomasi yang agresif dan
konfrontatif dengan negara-negara Barat.

M I L I TA R Y
Place Your Picture Here And Send To Back

Landasan
Operasional
Orde Baru

TAP MPRS TAP MPR


no.XII/ tanggal 22
MPRS/ Maret 1973
1996
You can simply impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations. Get a modern
TAP MPR PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I
TAP MPR RI hope and I believe that this Template will your Time,
RI
no. Money and Reputation.
no.IV/MPR/
II/MPR/1983
1978
TAP MPRS no.XII/ MPRS/ 1996 Tap MPRS ini TAP MPR tanggal 22 Maret 1973 Tap MPR ini
menyatakan bahwa sifat politik luar negeri berisi:
Indonesia:
1. Terus melaksanakan politik luar negeri yang bebas
1. Bebas aktif, anti imperialisme dan kolonialisme aktif dengan mengabdikan kepada kepentingan
dalam segala bentuk manifestasinya dan ikut serta nasional, khususnya pembangunan ekonomi.
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang 2. Mengambil langkah-langkah untuk memantapkan
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan stabilitas wilayah Asia Tenggar dan Pasifik Barat
keadilan sosial. Daya, sehingga memungkinkan negara di wilayah
ini mampu mengurus masa depannya sendiri
2. Mengabdi kepada kepentingan nasional dan melalui pembangunan ketahanan nasional masing-
amanat penderitaan rakyat. masing, serta memperkuat wadah dan kerjasama
antara negara anggota PBB Asia Tenggara.
TAP MPRS No.IV/MPR/1973 DENGAN TAP TAP MPR RI no.IV/MPR/1978 & TAP MPR RI no.
MPRS II/MPR/1983 Tap MPR RI No. II/MPR/1978

Pergantian ini seiring dengan pergantian Pelaksanaan politik luar negeri telah diperluas yang ditujukan
pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, untuk kepentingan pembangunan di segala bidang. Hal ini
sehingga konsep perjuangan Indonesia yang berbeda dengan TAP MPR sebelumnya, yang hanya mencakup
selalu didengung-dengungkan oleh Soekarno satu aspek saja (bidang ekonomi).
sebagai anti-kolonialisme dan anti-imperialisme Kemudian sasaran politik luar negeri Indonesia diperjelas
tidak muncul dalam TAP MPR 1973 di atas. secara spesifik dan rinci pada Tap MPR RI No. II/MPR/1983,
Selain itu, sosok politik luar negeri Indonesia juga yang merupakan bukti bahwa Indonesia sudah mulai mengikuti
lebih difokuskan pada upaya pembangunan perkembangan pollitik luar negeri pada masa itu.
bidang ekonomi dan peningkatan kerjassama
dengan dunia internasional.

M I L I TA R Y
Place Your Picture Here And Send To Back

Landasan Operasional
Reformasi
You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I hope and I believe that this Template will your Time, Money
and Reputation. Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I hope and I believe that this
Template will your Time, Money and Reputation.
Landasan Operasional Reformasi
Masa ini dimulai dari masa pemerintan Presiden B.J. Habibie
sampai pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, secara
substansi landasan operasional politik luar negeri Indonesia
dapat dilihat melalui: TAP MPR No. IV/MPR/1999 (19 Oktober
1999) tentang GBHN dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
periode 1999-2004.
GBHN ini yang menekan faktor-faktor yang melatar belakangi
terjadinya krisis ekonomi dan ekonomi nasional pada 1997 yang
kemudian mengancam integrasi NKRI. Selanjutnya ketetapan ini
menetapkan sasaran yang harus dicapai:

1. Menegaskan kembali pelaksanaan politik bebas dan aktif


menuju pencapaian tujuan nasional.
2.Ikut serta di dalam perjanjian internasional dan peningkatan
kerjasama untuk kepentingan rakyat Indonesia.
3.Memperbaiki peforma, penampilan diplomat Indonesia dalam
rangka suksesnya pelaksanaan diplomasi pro-aktif di semua
bidang.
4.Meningkatan kualitas diplomasi dalam rangka mencapai
pemulihan ekonomi yang cepat melalui intensifikasi kerjasam
regional dan internasional.
POLITIK LUAR NEGERI RI BEBAS AKTIF

Indonesia memilih dasar politik luar negeri


yang bebas aktif yang artinya dalam
menjalankan politik luar negerinya Indonesia
tidak memihak tetapi juga “aktif” dalam usaha
memelihara peerdamaian dan meredakan
pertentangan yang ada di antara dua blok
tersebut dengan cara “bebas” mengadakan
persahabatan dengan semua negara atas
dasar saling menghargai.
Sekian
&
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai