Anda di halaman 1dari 4

BAB.

5 PERANAN BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

Sejak berdiri sebagai negara yang berdaulat, pemerintah Indonesia telah menjalin interaksi dengan
negara lain, baik dalam upaya memperoleh pengakuan kedaulatan dari negara lain, maupun
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman negara lain. Berbagai tujuan dalam interaksi pemerintah
Indonesia dengan negara lain dapat diraih melalui penerapan politik luar negeri. Pemerintah Indonesia
memiliki politik luar negeri yang merepresentasikan sikap pemerintah Indonesia dalam pergaulan
internasional, yaitu Politik Luar Negeri Bebas Aktif.

A. Pengertian Politik Luar Negeri Bebas Aktif.


Politik Luar Negeri Besabas mengandung arti :
Bebas berarti Indonesia bebas bergaul dengan semua bangsa di dunia dan tidak terikat dengan salah
satu kekuatan yang ada.
Aktif berarti Indonesia ikut serta secara aktf dalam upaya memelihara perdamaian dunia.

B. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia.


1. Landasan Ideal Politik Luar Negeri Indonesia
Landasan ideal dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah Pancasila yang merupakan
Dasar Negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan sebagai pedoman,
pijakan dalam melaksanakan politik luar negeri Indonesia. Menurut Moh. Hatta, kelima sila dalam
Pancasila berisi pedoman dasar bagi pelaksanaan kehidupan kebangsaan yang ideal dan Pancasila
merupakan salah satu Faktor objektif yang memepengaruhi politik luar negeri Indonesia. Dasar
politik luar negeri Indonesia dipertegas oleh Moh. Hatta dalam bukunya yang berjudul “Dasar-
dasar Politik Luar Negeri Indonesia.
2. Landasan Konstitusional Politik Luar Negeri Indonesia.
Landasan konstitusional berkaitan dengan konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD 1945. Dalam
UUD 1945, yang menjadi landasan politik luar negeri Indonesia adalah Pembukaan UUD 1945
Alinea pertama dan alinea keempat.

3. Landaan Operasional Politik Luar Negeri Indonesia.


Landasan operasional politik luar negeri diperlukan agar prinsip bebas aktif dapat dioperasionalkan
dalam politik luar negeri Indonesia. Oleh sebab itu, landasan operasional politik luar negeri
Indonesia senantiasa berubah sesuai dengan kepentingan nasional.
a. Sejak awal kemerdekaan hingga masa Orde Lama, landasan operasional politik luar negeri
Indonesia sebagian besar dinyatakan melalui pidato-pidato Presiden Soekarno dan maklumat-
maklumat pemerintah, diantaranya Maklumat Politik Pemerintah tanggal 1 November 1945,
yang isinya antara lain:
1). Politik damai dan hidup berdampingan secara damai.
2). Tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri Negara lain.
3). Politik bertengga baik dan bekerjasama secara baik
4). Selalu mengacu pada piagam PBB dalam melakukan hubungan dengan Negara lain.
b. Pada masa Demokrasi Terpimpin, 1959-1960 landasan operasional pelaksanaan politik luar
negeri Indonesia adalah berdasarkan UUD 1945 yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945,
pasal 11 dan pasal 13 ayat 1 dan 2 UUD 1945, Amanat Presiden Soekarno yang berjudul
“Penemuan Kembali Revolusi Kita” pada tanggal 17 Agustus 1959 atau dikenal senagai
“Manifesto Poltik Republik Indonesia” Pedoman Pelaksanaan Manifesto Politik/Manipol
Indonesia berdasarkan amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1960.yng dikenal dengan nama
“Djalannja Revolusi Kita”
c. Pada masa Orde Baru, landasan operasional politik luar negeri Indonesia semakin dipertegas
dengan beberapa peraturan formal, diantarnya adalah :
1). Ketetapan MPSR No.XII/MPRS/1966 tanggal 5 Juli 1966
2). Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 tanggal 22 Maret 1973
3). Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978
4). Ketetapan MPR No. II/MPR/1983
d. Pada masa Reformasi, yang menjadi landasan operasional politik luar negeri Indonesia adalah
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999.
Berbagai Ketetapan MPR diatas, secara jelas menegaskan arah politik luar negeri Indonesia
yang bebas dan aktif, berorientasi untuk kepentingan Nasional, menitikbertkan pada solidaritas
antarnegara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan angsa, menolak segala bentuk
penjajahan, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama internasional bagi
kesejahteraan rakyat.

C. Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Pelaksanaannya.


1. Lahirnya Politik Luar Negeri Bebas Aktif.
 Pada awal kemerdekaan, Indonesia belum mempunyai landasan yang jelas mengenai
rumusan politik luar negeri. Namun sudah memiliki landasan operasional yang jelas.
 Landasan operasional politik luar negeri Indonesia pada awal kemerdekaan mempunyai
tiga tujuan utama, yaitu :
 Memperoleh pengakuan dunia internasional terhadap kemerdekaan Republik
Indonesia,
 Mempertahankan kemerdekaan dari usaha Belanda untuk kembali berkuasa di
Indonesia.
 Mengusahakan serangkaian diplomasi untuk penyelesaian sengketa Indonesia-
Belanda melalui negara ketiga dan PBB.
 Sikap politik Luar Negeri Bebas Aktif pertama kali diuraikan oleh Sutan Syahrir pada
pidatonya dalam acara Inter Asian Relations Converence di New Delhi pada tanggal 23
Maret sampai 2 April 1947.
 Bentuk poltik Luar negeri Indonesia disampaikan oleh Moh. Hatta melalui sidang BP-
KNIP pada bulan September 1948. Pidato Moh. Hatta tersebut berjudul “Mendayung
Antara Dua Karang”. Dalam pidato tersebut ditegaskan bahwa Indonesia tidak akan
memeihak pada salah satu blok yang ada.
 Prinsip-prinsip dasar Poltik Luar Negeri Bebas Aktif :
a. Negara Indonesia menjalankan politik damai, Indonesia bersama dengan negara lain
berusaha memenegakkan perdamaian dunia.
b. Negara Indonesia bersahabat dengan negara lain dengan prinsip saling menghargai dan
tidak ikut campur dalam urusan dalam negara lain.
c. Negara Indonesia menjunjung tinggi sendi-sendi hukum Internasional.
d. Negara Indonesia memebantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan
berpedoman pada piagam PBB.

2. Poltik Luar Negeri Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal.


 Pada masa Demolkrasi Liberal, sikap politik luar negeri Indonesia diarahkan pada
penentangan terhadap segala bentuk penjajahan.
 Pada masa ini Indonesia melalui politik luar negerinya memprakarsai penyelelengaraan
Konverensi Asia Afrika dan pembentukan GerakanNon Blok.
 Pelaksanaan Poltik luar negeri Indonesia pada masa ini juga tergantung pada kabinet
yang berkuasa. Setiap kabinet membawa poltik luar negeri Indonesia yang bebeda
beda,
 Kabinet Soekiman, melanggar politik luar negeri bebas aktif dengan melakukan
kesepakatan anatara Menteri Luar Negeri Indoesia Ahmad Soebardjo dengan Duta
Besar Amerika Serikat Merle Cohran yang dikenal dengan Mutual Security Act.
 Pada masa Kabinet Ali Sastroamijoyo meminta parlemen menetapkan sikap yang pasti
tentang poltik luar negeri Indonesia,
 Pada masa kabinet Burhanuddin Harahap, politik luar negeri Indonesia lebeih condong
ke barat.

3. Poltik Luar Negri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.


Pada masa Demokrasi Terpimpin, politik luar negeri Indonesia tidak lagi dijalankan secara
tepat azaz. Dalam Manipol-USDEK ditegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia bertujuan
melenyapkan imperealisme dan mencapai dasar-dasar perdamaian dunia yang kekal dan abadi.
Tujuan itu harus dicapai dengan cara radikal dan revolusi tanpa kompromi.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia lebihcenderung dekat dengan negara-negara Blok
Timur atau Komunsia, akibatnya terjadi berbagai penyimpangan terhadap poltik Luar Negri
Bebas Aktif. Apa saja bentuk penyimpangan tersebut?

4. Poltik Luar Negeri Indonesia pada Masa Orde Baru.


 Pada masa Orde Baru, terjadi perubahan politik luar negeri Indonesia. Presiden Soeharto
berupaya menjalankan poltik luar negeri sebagai sarana mewujudkan stabilitas ekonomi
dengan membangun hubungan baik negara-negara tetangga.
 Pemerintah Indonesia berupaya memperbaiki hubungan dengan Malaysia dengan
menandatangani normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia tanggal 11 Agustus 1966
 Indonesia membekukan hubungan dengan Tiongkok
 Indonesia ikut memebentuk ASEAN tanggal 8 Agustus 1967.
 Pada masa Orde Baru juga terlihat kedekatan Indonesia dengan Blok Barta, terlihat
dengan adanya kunjungan Presdien Amerika Serikat Richard Nixon ke Indonesia tanggal
27-29 JULI 1969 dan kunjungfan balsan Presiden Soeharto ke Amerika Serikat tanggal 26
Mei 1970
 Peningkatan posisi tawar Indonesia secara global semakin meningkat dengan ditunjuknya
Indonesia sebagai Ketau pertemuan APEC dan KTT Non Blok tahun 1990. Indonesia juga
masuk mernjadi anggota OPEC.
 Politik luar negeri Indonesia mendapat masalah dengan terjadinya “Peristiwa 17 Januari
1974” atau “Peristiwa Malari”(Malapetaka Januari) dan ketegangan antara Indonesia
dengan Australia setelah Integrasi Timor Timur.
 Melaului poltik luar negeri, juga terjadi peningkatan wilayah Republik Indonesia karena
disahkannya “Deklarasi Djuanda” tahun 1982

5. Poltik Luar Negeri Indonesia pada Masa Reformasi.


 Pada masa Reformasi, politik luar negeri Indonesia masih dipengaruhi oleh krisis
multidimensial yang melanda Indonesia yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan
dunia INdternasional terhadap Indonesia.
 Pada Periode Presiden BJ. Habibie, Indonesia berusaha keras mengembalikan
kepercayaan dunia internasional dengan memberlakukan referendum untuk Tiomor
Timur, sehingga Habibie mendapat kepercayaan dari IMF dan Bank Dunia.
 Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, lebih cenderung untuk mengadakan kunjungan
keluar negeri
 Pada masa Presiden Megawati , Indonesia mengakhiri hubungan dengan IMF.
 Pada tahun 2003, pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari Indonesia yang menunjukkan
masih lemahnya politik luar negeri Indonesia.
 Politik luar negeri Indonesia mengalami perbaikan pada masa Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa SBY adalah :
a. Terbentuknya kemitraan startegis dengan negara lain, seperti Jepang, Tiongkok, dan
India.
b. Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan domestic dan global.
c. Bersifat pragmatis dan oportunis
d. Konsep TRUST, membangun kepercayaan terhadap dunia internasional melalui
prinsip-prinsip dalam konsep TURST yaitu unity, harmony, security, leadership dan
prosperity.
 Pada masa Presiden Joko Widodo, Indonesia kembali berpartisipasi dalam momen-
momen penting internasional, diantaranya : Presiden Jokowidodo mengikuti KTT APEC
di Beijing bulan November 2014, menggelar peringatan Enam Puluh Tahun KAA,
memberikan tempat pengungsi dari Rohingya.

Anda mungkin juga menyukai