Anda di halaman 1dari 9

Makalah Peran Politik Bebas Aktif

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam
hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti luas, politik luar negeri adalah pola
perilaku yang digunakan oleh suatu Negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain.
Politik luar negeri berhubungan dengan proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan
jalan tertentu. Dalam arti luas Politik luar negeri diartikan sebagai suatu kebijaksanaan yang
diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha
untuk mencapai tujuan nasional.
Melalui politik luar negeri, pemerintah memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam
masyarakat antar bangsa. Dari uraian di muka sesungguhnya dapat diketahui bahwa tujuan
politik luar negeri adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat
gambaran mengenai keadaan negara dimasa mendatang serta kondisi masa depan yang
diinginkan. Pelaksanaan politik luar negeri diawali oleh penetapan kebijaksanaan dan
keputusan dengan mempertimbangkan hal-hal yang didasarkan pada faktor-faktor nasional
sebagai faktor internal serta faktor-faktor internasional sebagai faktor eksternal.
Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tergambarkan secara jelas di
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea I dan alinea IV. Alinea I menyatakan
bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
Selanjutnya pada alinea IV dinyatakan bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial . Dari dua kutipan di atas,
jelaslah bahwa politik luar negeri RI mempunyai landasan atau dasar hukum yang sangat
kuat, karena diatur di dalam Pembukaan UUD 1945.
Politik Luar Negeri di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004 2009
kemarin, dalam visi dan misi beliau diantaranya dengan melakukan usaha memantapkan
politik luar negeri. Yaitu dengan cara meningkatkan kerjasama internasional dan
meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan
nasional. Prestasi Indonesia sejak 1 Januari 2007 menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB, dimana Republik Indonesia dipilih oleh 158 negara anggota PBB. Contoh
beberapa peran Indonesia di dunia internasional sebagai berikut , Ketua Komite Sanksi
Rwanda, Wakil Ketua Komite penyelesaian konflik Kongo, Wakil Ketua Komite
penyelesaian konfik Sudan. Baru-baru ini Indonesia berani mengambil sikap sebagai satu-
satunya negara anggota tidak tetap DK PBB yang bersikap abstain ketika semua Negara
lainnya memberikan dukungan untuk memberi sanksi pada Iran. Ciri-ciri Politik Bebas Aktif
Republik Indonesia Dalam berbagai uraian tentang politik Luar Negeri yang bebas aktif ,
maka Bebas dan Aktif disebut sebagai sifat politik luar negeri Republik Indonesia. Bahkan di
belakang kata bebas dan aktif masih ditambahkan dengan sifat-sifat yang lain, misalnya anti
kolonialisme, anti imperialisme.
B.Rumusan Masalah
1. Apa itu Politik Luar Negeri.
2. Bagaimana Kondisi Politik Luar Negri di Indonesia.
3. Bagaimana Pelaksanaan dan Pembangunan Politik Luar Negeri di Indonesia.
4. Apa pengaruh Demokratisasi Sistem Politik Luar Negeri di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Politik Luar Negeri


Politik luar negeri suatu negara merupakan suatu pola atau skema dari cara dan tujuan
secara terbuka dan tersembunyi dalam aksi negara tertentu terhadap negara lain ataupun
sekelompok negara lain, yang merupakan perpaduan dari tujuan dan kepentingan
nasional suatu negara. Politik luar negeri merupakan strategi dan taktik yang digunakan
oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain, atau dalam arti lebih
luas politik luar negeri merupakan pola perilaku yang digunakan oleh suatu negara dalam
hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri juga berhubungan dengan
proses pembuatan keputusan untuk menentukan pilihan tertentu. Politik luar negeri
Republik Indonesia merupakan suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam
hubungannya dengan dunia internasional. Kebijakan-kebijakan yang diamksud tentunya
dalam upaya untuk perwujudan mencapaian tujuan nasional. Melalui politik luar negeri,
pemerintah memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam masyarakat antar
bangsa. Adapun tujuan politik luar negeri Republik Indonesia adalah untuk mewujudkan
tujuan dan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai keadaan
negara dimasa mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan.
Proses pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tersebut diawali dengan
penetapan kebijakan dan keputusan dengan mempertimbangkan beberapa hal yang
didasarkan pada faktor-faktor nasional sebagai faktor internal, serta faktor-faktor
internasional sebagai faktor eksternal.
B. Pengertian Politik Bebas Aktif Republik Indonesia Setiap negara tidak dapat
melepaskan diri dari berhubungan dengan negara lain. Hubungan internasional
dilaksanakan guna kepentingan nasional masing-masing Negara. Politik luar negeri
adalah kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan
dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasiona Dasar Hukum Politik
LN :

1. Pembukaan UUD 1945 alinea 1 dan 4


2. Pasal 11 ayat 1 UUD 1945 : Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan
perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
3. Undang-undang No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.

Politik luar negeri Indonesia mempunyai landasan atau dasar hukum yang sangat
kuat, karena diatur dalam UUD 1945. Penegasan politik luar negeri Indonesia
untuk pertama kali ditegaskan dalam sidang BPKNIP tanggal 2 September 1948.
Rumusan yang ada pada alinea I dan alinea IV Pembukaan UUD 1945
merupakan dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar negeri RI. Namun dari
rumusan tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna politik
luar negeri yang bebas aktif. Karena itu dalam uraian ini akan dikutip beberapa
pendapat mengenai pengertian bebas dan aktif. A.W Wijaya merumuskan: Bebas,
berarti tidak terikat oleh suatu ideologi atau oleh suatu politik negara asing atau
oleh blok negara-negara tertentu, atau negara-negara adikuasa (super power).
Aktif artinya dengan sumbangan realistis giat mengembangkan kebebasan
persahabatan dan kerjasama internasional dengan menghormati kedaulatan
negara lain.
Bebas : dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-
kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila.
Aktif : berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya,
Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadiankejadian internasionalnya,
melainkan bersifat aktif. B.A Urbani menguraikan pengertian bebas sebagai
berikut : perkataan bebas dalam politik bebas aktif tersebut mengalir dari kalimat
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut : supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas. Jadi menurut pengertian ini, dapat diberi
definisi sebagai berkebebasan politik untuk menentukan dan menyatakan
pendapat sendiri, terhadap tiap-tiap persoalan internasional sesuai dengan
nilainya masing-masing tanpa apriori memihak kepada suatu blok.
Sementara itu Mochtar Kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut :
Bebas : dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-
kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. Aktif : berarti bahwa di dalam
menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif
atas kejadiankejadian internasionalnya, melainkan bersifat aktif . Tujuan Politik
Luar Negeri Indonesia yang bebas dan aktif menurut Drs. Muh. Hatta:
1.Mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan menjaga keselamatan Negara
2.Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk
memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang tersebut belum bias doproduksi
di dalam negeri
3.Meningkatkan perdamaian Internasional karena hanya daam keadaan damai,
Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan
untuk memperbesar kemakmuran rakyat
4.Meningkatkan kemakmuran segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang
tersimpul di dalam Pancasila sebagai dasar falsafah Negara RI.
C.Kondisi Politik Luar Negeri di Indonesia
Konsep politik luar negeri yang bebas aktif muncul tahun 1948, agar Indonesia
tidak memihak pada salah satu blok yang ada pada masa tersebut yaitu blok barat
dan blok timur. Itu juga bukan berarti kita netral, karena Indonesia akan memilih
jalur politik kita sendiri. Meski Indonesia mengalami beberapa kali pergantian
pemerintahan dan perubahan sistem politik, konsep politik bebas aktif tidak
pernah berubah dan tetap menjadi prinsip utama dalam kebijakan luar negeri
Indonesia. Selama ini politik bebas aktif yang digunakan Indonesia menciptakan
citra Indonesia sebagai negara pencipta perdamaian, pembangun kepercayaan,
pemecah masalah, dan pembangun jembatan komunikasi. Hal ini sangat relevan
dengan kepentingan nasional yang ada dan kepentingan komunitas internasional
di dunia Istilah politik luar negeri bebas dan aktif merupakan suatu istilah
melekat dan istilah pelengkap pada watak dan sifat haluan politik luar negeri
yang berjiwa anti kolonialisme dan pro-perdamaian dan tidak mengikatkan diri
kepada salah satu blok kekuatan militer serta dapat bekerjasama atas dasar hidup
berdampingan secara damai. Kebijakan politik luar negeri bebas aktif ini bukan
merupakan suatu dogma yang mati, melainkan hanya sebagai suatu pedoman
dalam bertindak di antara kedua kekuatan blok dunia pada saat itu
yaitu Amerika Serikat dan sekutunya vs Uni Soviet dan sekutunya, demi
kepentingan nasional dan perdamaian internasional. Dalam suasana perang
dingin yang tidak menentu, Gerakan Non Blok tahun 1961 muncul sebagai suatu
gerakan moral dari negara-negara dunia ketiga yang berupaya untuk menjembati
perang dingin dua kekuatan raksasa tersebut guna mencegah jangan sampai
terjadi konfrontnasi terbuka apalagi perang nuklir yang dapat memusnahkan
peradaban manusia. Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif itu
sebenarnya dapat bersifat kenyal artinya dapat disesuaikan dengan kondisi dan
situasi pada saat itu walaupun prinsipnya tetap tetapi nuansanya dapat berubah.
Pedoman pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif Indonesia dewasa ini adalah
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) yang antara lain menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang
bebas-aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional dengan menitik-beratkan
pada solidaritas antara negara berkembang, mendukung kemerdekaan bangsa,
menolak penjajahan dalam segala bentuk serta meningkatkan kemandirian bangsa
dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat. Di samping itu, dengan
telah disyahkannya Undang-Undang No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar
Negeri tanggal 14 September 1999 maka Pemerintah Indonesia dalam
melaksanakan politik luar negeri selalu merujuk pada ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang tersebut.
D.Pembangunan Politik Luar Negeri di Indonesia Indonesia sebagai negara yang
berkembang terus-menerus memajukan pembangunannya di berbagai sektor,
seperti sektor ekonomi , pendidikan, pertahanan dan keamanan serta sektor yang
lainnya. Secara tidak langsung, hubungan politik luar negeri Indonesia dengan
dunia internasional juga ikut mempengaruhi keadaan pembangunan di Indonesia.
Dengan berubahnya lingkungan strategis dunia dewasa ini tentunya politik luar
negeri kita perlu menyesuaikan dengan kecenderungan global yang fundamental
seperti: Munculnya Amerika Serikat sebagai satu-satunya adikuasa politik-militer
di dunia dan dalam waktu yang bersamaan timbul multi polarisme yang
bersumber pada kekuatan-kekuatan politik ekonomi di Amerika Utara, Eropa dan
Asia Timur; Seiring dengan arus globalisasi dan interdependensi, semakin
menguatnya kondisi saling ketergantungan antar-negara dan saling keterkaitan
antara berbagai masalah-masalah global, baik dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, keamanan, lingkungan hidup dan lain-lain. Dalam konteks bilateral,
Indonesia bermaksud untuk lebih memantapkan sekaligus meningkatkan
hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat, seraya terus menjajagi
kemungkinan perintisan pembinaan hubungan bilateral dengan negara-negara
yang dinilai berpotensi membantu upaya pencapaian kepentingan nasional
Indonesia. Indonesia juga akan terus mengupayakan kehidupan politik
bertetangga baik dengan negara-negara yang secara geografis berbatasan
langsung, namun tentunya dengan tetap didasarkan pada prinsip kesejajaran dan
saling menghormati. Dalam hal Timor Timur, sekalipun dihadapkan pada kendala
adanya berbagai keterbatasan, Indonesia akan tetap membantu proses transisi
menuju kemerdekaan penuh Timor-Timur. Sementara itu, sekalipun Indonesia
dalam lima tahun ke depan telah berkomitmen untuk membina hubungan
bersahabat yang lebih baik dengan beberapa negara besar yang merupakan major
powers di Asia, hal ini tidaklah berarti Indonesia akan menomor-duakan
hubungannya dengan berbagai negara sahabat yang secara geografis berjauhan
dengan Indonesia. Rangkaian kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid selama
tahun 1999 ke beberapa negara di berbagai kawasan, mensiratkan keteguhan
prinsip menjaga hubungan bilateral dengan berbagai negara yang merupakan
mitra sejajar Indonesia. Adapun komitmen untuk mengoptimalkan hubungan
bersahabat dengan beberapa major powers Asia merupakan konsekwensi logis
dari kenyataan geografis Indonesia yang merupakan bagian integral dari Benua
Asia. Dalam konteks regional, Indonesia memasuki tahun 2000 dengan sikap
optimisme khususnya dengan memperhatikan kecenderungan mulai pulih,
membaik dan stabilnya perekonomian negara-negara di kawasan Asia Tenggara
dan Asia Timur pada umumnya. Dalam konteks upaya bersama bagi pemulihan
perekonomian Asia Tenggara, Indonesia sangat mendukung dan akan
berpartisipasi aktif dalam berbagai langkah inovatif ASEAN, seperti rencana
penggelaran promosi investasi bersama (Joint Investment Roadshow) yang akan
dilakukan di tahun 2000, serta upaya untuk meningkatkan daya saing pasar
AFTA melalui pengembangan ASEAN initiative.
E.Pengaruh Globalisasi Terhadap Demokratisasi pada Sistem Politik Luar Negeri
Indonesia Umumnya pembahasan mengenai demokratisasi lebih banyak
menekankan pada faktor-faktor domestik yang diduga akan menjadi faktor
pendukung ataupun penghambat proses demokratisasi. Keumuman ini terjadi
karena beberapa alasan. Diantaranya adalah bahwa aktor-aktor politik dalam
proses demokratisasi senantiasa berkonsentrasi untuk usaha-usaha
mengkonsolidasi kekuasaannya masing-masing. Karena itu, proses-proses politik
di masa transisi cenderung bersifat inward-looking. Selain itu, kuatnya
kecenderungan untuk menganalisis proses demokratisasi melalui lensa dinamika
politik domestik juga terjadi karena adanya anggapan bahwa pada akhirnya aktor
aktor politik domestiklah yang akan menentukan tindakan politik apa yang akan
diambil.
Akan tetapi, situasi ketidakpastian yang melingkupi setiap proses transisi politik
sebetulnya membuat sebuah negara yang sedang menjalani demokratisasi sangat
mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Pengaruh internasional dari
sebuah proses demokratisasi bisa terjadi dalam beberapa bentuk: contagion,
control, consent dan conditionality. Contagion terjadi ketika demokratisasi di
sebuah negara mendorong gelombang demokratisasi di negara lain. Proses
demokratisasi di negara-negara Eropa Timur setelah Perang Dingin usai dan juga
gelombang demokratisasi di negara-negara Amerika Latin pada tahun 1970-an
merupakan contoh signifikan. Mekanisme control terjadi ketika sebuah pihak di
luar negara berusaha menerapkan demokrasi di negara tersebut. Misalnya Doktrin
Truman 1947 mengharuskan Yunani untuk memenuhi beberapa kondisi untuk
mendapatkan status sebagai negara demokrasi dan karenanya berhak menerima
bantuan anti komunisme dari Amerika Serikat. Bentuk ketiga, consent, terjadi
ketika ekspektasi terhadap demokrasi muncul dari dalam negara sendiri karena
warga negaranya melihat bahwa sistem politik yang lebih baik, seperti yang
berjalan di negara demokrasi lain yang telah mapan, akan bisa juga dicapai oleh
negara tersebut. Dengan kata lain, pengaruh internasional datang sebagai sebuah
inspirasi yang kuat bagi warga negara di dalam negara itu. Kasus yang paling
sering disebut dalam hubungannya dengan hal ini adalah reunifikasi Jerman
Timur dengan Jerman Barat. Bentuk keempat dari dimensi internasional dalam
proses demokratisasi adalah conditionality, yaitu tindakan yang dilakukan
organisasi internasional yang memberi kondisi-kondisi tertentu yang harus
dipenuhi negara penerima bantuan. Keempat bentuk di atas menggambarkan
proses outside-in, dimana dorongan demokratisasi datang dari luar batas sebuah
negara. Proses lain yang mungkin terjdi adalah proses inside-out, yaitu proses
dimana negara yang tengah mengalami proses demokratisasi menggunakan
diplomasi dan politik luar negeri untuk mengkonsolidasikan demokrasinya.
Dalam studinya mengenai bagaimana negara-negara demokrasi baru
menggunakan politik luar negerinya, Alison Stanger menemukan bahwa proses
transisi bisa dipertahankan arahnya ketika negara-negara demokrasi baru
membawa dirinya lebih dekat kepada negara-negara demokrasi yang lebih
mapan. Dua alasan bisa dikemukakan untuk menjelaskan hal ini. Pertama, politik
luar negeri bisa digunakan sebagai alat untuk menjaga jarak atau membedakan
diri dari rezim yang digantikannya. Kedua, sebagai konsekuensi dari alasan
pertama, prospek bagi kerjasama internasional, terutama dengan negara-negara
yang mapan demokrasinya akan semakin baik dan pada akhirnya memberi
kontribusi positif bagi proses konsolidasi internal.
F.Program Program yang terkait dengan Politik Luar Negeri Indonesia
1.Program peningkatan kerjasama Internasional Program ini bertujuan
memanfaatkan secara lebih optimal berbagai potensi positif yang ada pada forum-
forum kerjasama internasional terutama melalui kerjasama ASEAN, APEC,
kerjasama multilateral lainnya, dan antara negara-negara yang memiliki
kepentingan yang sejalan dengan Indonesia. Kegiatan-kegiatan pokok yang akan
dilakukan adalah :
a.Penciptaan kesepahaman dan koordinasi yang lebih terarah antara Deplu
dengan lembaga pemerintah, antara lain dengan Dephan, Polhukkam, TNI, Polri,
dan komunitas intelijen untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga mitra secara
bilateral, regional dan internasional dalam meningkatkan saling pengertian dalam
upaya menjaga keamanan kawasan, integrasi wilayah dan pengamanan kekayaan
sumber daya alam nasional;
b.Penyusunan kerangka kerja yang lebih terarah dan tindak lanjut terciptanya
pembentukan ASEAN Security/Economic/Sociocultural Community;
c.Pemantapan kerjasama internasional di bidang ekonomi, perdagangan, sosial
dan budaya serta bagi pencapaian tujuan pembangunan sosial ekonomi yang
disepakati secara internasional termasuk Millenium Development Goals
(MDGs);
d.Fasilitasi jaringan diplomasi kebudayaan dan pendidikan berbasiskan inisiatif
masyarakat secara luas; serta
e.Fasilitasi upaya untuk memperluas jaringan dan peningkatan pemanfaatan
Sister City antara kota-kota dan propinsi di Indonesia dengan kota-kota dan
propinsi/distrik di mancanegara yang sudah berkembang dan maju.
2.Program Penegasan Kometmen Perdamaian Dunia
Program ini bertujuan menegaskan komitmen Indonesia terhadap pelaksaaan dan
perumusan aturan-aturan serta hukum internasional, mempertahankan pentingnya
prinsip-prinsip multilateralisme dalam hubungan internasional, serta menentang
unilateralisme, agresi dan penggunaan segala bentuk kekerasan dalam
menyelesaikan permasalahan internasional.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah :
a.Peningkatan komitmen dan peningkatan peran dalam upaya reformasi dan
revitalisasi PBB termasuk di dalamnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-
Bangsa (DK PBB) dengan menjadikannya lebih demokratis dalam aspek
keterwakilan dan prosedural;
b.Promosi dan peningkatan peran secara aktif di setiap forum internasional bagi
segera diselesaikannya masalah Palestina secara adil melalui PBB dan
pengakhiran pendudukan Israel, sebagai bagian dari upaya ikut menciptakan
perdamaian dunia;
c.Peningkatan upaya penanggulangan kejahatan lintas batas negara seperti
terorisme, pencucian uang, kejahatan narkotika, penyelundupan dan perdagangan
manusia melalui kerjasama bilateral, regional dan multilateral yang dilakukan
secara inklusif, demokratis dan sejalan dengan prinisp-prinsip hukum
internasional; serta,
d.Partisipasi dalam menciptakan perdamaian dunia.
Upaya pengembangan dan peningkatan hubungan bilateral dengan negara sahabat
juga tercermin dari disepakatinya 121 perjanjian dengan 44 negara, dibukanya 10
perwakilan RI di berbagai negara sahabat, termasuk pembukaan 1 Perwakilan
Tetap RI untuk ASEAN di Jakarta. Dalam konteks kerjasama regional, Indonesia
terlihat berkomitmen untuk senantiasa berkontribusi bagi terwujudnya Komunitas
ASEAN 2015 dan memastikan kawasan Asia Tenggara tetap dalam keadaan
damai sesuai prinsip-prinsip yang terkandung dalam Treaty of Amity and
Cooperation. Dalam kaitan ini, guna mengkonsolidasikan posisi sentral ASEAN
terhadap berbagai dinamika kawasan dan pembentukan Komunitas ASEAN,
Indonesia mendapatkan dukungan untuk mengubah giliran keketuaannya yang
seharusnya tahun 2013 menjadi tahun 2011. Sebagai Ketua ASEAN 2011,
Indonesia menunjukkan kepemimpinannya dalam proses kemajuan dalam
pencapaian Komunitas ASEAN 2015 dan pengguliran visi ASEAN pasca 2015
yang selaras dengan tema ASEAN Community in a global community of
nations. Untuk itu terdapat 3 prioritas Keketuaan Indonesia, yaitu:
1.Memajukan pencapaian komunitas ASEAN.
2.Memelihara tatanan dan situasi di kawasan yang kondusif bagi upaya
pencapaian pembangunan.
3.Menggulirkan pembahasan perlunya visi ASEAN pasca 2015 yang bertumpu
pada peran masyarakat ASEAN dalam masyarakat dunia. Untuk itu, Indonesia
akan mendorong agar ASEAN berkembang sebagai organisasi yang bersifat
people-centered.
Sementara itu dalam kaitannya dengan kerjasama kawasan, Indonesia terus
berupaya untuk semakin mengukuhkan peran dan kontribusinya untuk
mendorong pembangunan ekonomi dan politik secara lebih pararel dan seimbang.
Hal ini dilakukan melakukan serangkaian kerjasama, seperti dalam Bali
Democracy Forum dan kerjasama pemberantasan kejahatan terorisme.
Masih dalam konteks kerjasama regional, Indonesia kembali memperlihatkan
perannya melalui kontribusi nyata dan proaktif dalam pembahasan pembentukan
tatanan kawasan (regional architecture building) dengan ASEAN sebagai
penggerak utama (ASEAN as a driving force) dan dilakukannya penambahan
keanggotaan East Asia Summit dengan diterimanya Rusia dan Amerika Serikat
secara bersamaan. Sedangkan dalam konteks kerjasama global, pelaksanaan
diplomasi Indonesia dilaksanakan untuk memastikan pembangunan global dan
mendorong terjalinnya kemitraan strategis dan situasi yang kondusif dalam
mencapai pembangunan dan kesejahteraan untuk semua. Dalam kaitan ini terlihat
upaya Indonesia untuk secara konsisten terus memperjuangan kepentingan
nasional, regional dan internasional di berbagai forum multilateral dan
mendorong perdamaian internasional, termasuk Palestina-Israel.
Secara keseluruhan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia di tahun 2010 dapat
dikatakan mengalami peningkatan dan perkembangan yang cukup baik yang
ditandai dengan berbagai raihan-raihan dalam forum regional maupun global.
Namun demikian, disadari masih terdapat masalah-masalah yang perlu
dituntaskan lebih lanjut seperti masalah perbatasan dan upaya-upaya memberikan
perlindungan kepada masyarakat Indonesia yang bekerja di luar negeri. Untuk itu
kiranya patut disambut baik target Menlu RI untuk antara lain memprioritaskan
pelaksanaan kebijakan luar negeri dalam peningkatan perlindungan terhadap
WNI di luar negeri. Upaya-upaya diplomasi global dan regional akan diperkuat
dengan diplomasi bilateral yang tangguh. Sejalan dengan semboyan seribu
sahabat tanpa musuh, kebijakan luar negeri kita di tahun 2010 akan secara aktif
berupaya ditingkatkan ke tataran yang lebih tinggi. Hubungan yang telah terjalin
dengan negara-negara di seluruh penjuru dunia, Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan
Amerika, dalam kaitan ini disamping mendorong secara positif jalinan hubungan
politik maupun hubungan antar masyarakat people to people contact akan ada
pula upaya yang diperbaharui dan terarah untuk mendorong diplomasi ekonomi.

Promosi perdagangan, investasi dan pariwisata merupakan hal yang sangat


penting dalam memastikan bahwa kebijakan politik luar negeri membawa
sumbangan yang nyata bagi pembangunan nasional. Mekanisme politik luar
negeri akan dikerahkan bagi pencapaian tujuan dimaksud. Perhatian khusus juga
akan diberikan kepada diplomasi perbatasan guna mencapai kemajuan dalam
penuntasan isu-isu yang masih ada terkait dengan penentuan demarkasi dan garis
perbatasan dengan negara-negara tetangga melalui perundingan atau negosiasi.
Yang tidak kalah pentingnya politik luar negeri di tahun 2010 akan
memperhatikan apa yang kita sebut sebagai isu-isu yang intermestik, yaitu isu
yang mencerminkan semakin kaburnya perbedaan antara isu internasional dan
domestik.

Salah satunya adalah mengenai perlindungan Warga Negara Indonesia di luar


negeri, khususnya Tenaga Kerja Indonesia. Kebijakan luar negeri Indonesia akan
berupaya memastikan adanya pengakuan yang lebih baik mengenai hubungan
yang saling menguntungkan antara negara pengirim dan negara penerima tenaga
kerja, bahwa setiap tenaga kerja Indonesia sebenarnya telah memberikan
kontribusi yang nyata bagi negara dimana dia bekerja, disamping pada saat yang
sama juga menjadi sumber devisa. Kenyataan ini harus dapat terwujudkan dengan
lebih baik melalui pengakuan akan hak dan tanggungjawab tenaga kerja kita di
luar negeri. Kebijakan luar negeri di tahun 2010 akan berupaya memastikan
bahwa kerangka hukum yang diperlukan bagi keperluan tersebut akan tersedia.

Yang paling penting, kebijakan luar negeri Indonesia dan bahkan setiap
diplomasi Indonesia akan terus dipandu dengan prinsip keberpihakan dan
perlindungan Warga Negara Indonesia tanpa terkecuali. Satu isu lagi yang
diperkirakan akan terus memerlukan perhatian adalah pemberantasan terorisme,
politik luar negeri Indonesia akan terus menggunakan berbagai upaya bilateral,
regional, dan global untuk mengatasi ancaman ini.
Pembangunan kapasitas kelembagaan akan menjadi kunci utama, demikian juga
pertukaran informasi dan intelijen. Namun demikian tidaklah cukup apabila
upaya-upaya kita terbatas pada hal ini semata, politik luar negeri Indonesia di
tahun 2010 akan terus berupaya mengatasi apa yang disebut sebagai akar
permasalahan atau kondisi yang kondusif bagi tumbuhnya terorisme. Interfaith
dialogue melalui kerjasama bilateral, regional dan antar kawasan, akan menjadi
garis depan diplomasi kita. Keseluruhan spectrum soft power akan menempati
perhatian utama kebijakan luar negeri kita.
BAB III
PENUTUP
AKesimpulan
Setiap bangsa di muka bumi ini tidak terlepas kerjasamanya dengan bangsa
lainnya dalam upaya untuk mencapai kepentingan nasional dari bangsa tersebut.
Kepentingan nasional merupakan kunci politik luar negeri suatu Negara di bumi
ini. Suatu negara dalam forum internasional akan selalu memperjuangkan dan
mempertahankan kepentingan nasionalnya.
Sebagai contoh: dalam rangka mengurangi pengangguran dan peningkatan
devisa, kita telah melakukan kerja sama dengan Negara - negara tetangga dalam
hal pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW)
ke luar negeri. Namun dari dulu sampai sekarang, antara Negara maju dan juga
Negara yang berkembang tetap saja ada perbedaan salah satunya adalah
kekuasaan baik itu dari sector ekonomi, politik dan sebagainya.
Hal inilah yang menyebabkan terkadang, kebijakan kebijakan yang diambil
terkait politik luar negeri tidak lepas dari pengaruh dan campur tangan Negara
adidaya, oleh karna itu tidak heran kebijakan dan keputusan yang diambil sering
sekali tidak mewakili sepenuhnya untuk kepentingan Nasional saja, tapi ada
terkandung kepentingan para Negara adidaya.
B.Saran

Kita sebagai masyarakat awam terkadang tidak dapat berbuat banyak mengenai
kebijakan yang diambil oleh pemerintah apalagi masalah yang berhubungan
dengan politik luar negri. Namun kita dapat berperan serta untuk membantu
perubahan kearah yang lebih baik dengan cara memilih wakil atau pemimpin kita
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan menyadarkan diri kita masing-
masing agar dapat berguna bagi bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalah-politik-bebas-aktif.html Pada 25 Oktober 2011.
http://younghendra.wordpress.com Pada 25 Oktober 2011
http://mustofasmp2.wordpress.com Pada 25 Oktober 2011
http://umum.kompasiana.com Pada 25 Oktober 2011
http://matulessi.wordpress.com Pada 25 Oktober 2011
http:/www.tabloiddiplomasi.org Pada 20 Oktober 2011
http://politik.kompasiana.com Pada 20 Oktober 2011
http://hubungan-antara-pembangunan-dan-politik.html Pada 20 Oktober 2011

Anda mungkin juga menyukai