BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN MASALAH
4. Pelaksanaan Politik Luar Negeri Bebas Aktif pada Masa Orde Lama
Pada masa orde lama (Demokrasi Terpimpin), politik luar negeri Indonesia
pernah belok ke arah negara-negara Eropa Timur atau Uni Sovyet, dan memusuhi
negara-negara eropa. Hal ini disebabkan oleh dua faktor penting, yaitu:
a. Faktor dari dalam negeri (intern), yaitu karena dominannya (besarnya
pengaruh) Partai Komunis Indonesia (PKI) menguasai kehidupan politik
Indonesia;
b. Faktor dari luar negeri (ekstern), yaitu kurang simpatiknya bangsa eropa dan
Amerika dalam menghadapi berbagai persoalan di negara Indonesia.
Dengan dua alasan itu, pemerintah Indonesia akhirnya membelokkan
haluan politiknya ke arah timur (Uni Sovyet). Indonesia mengambil haluan politik
luar negeri dengan membentuk Poros Jakarta _ Hanoi _ Phnom Penh _ Peking _
Pyongyang.
Dianutnya politik luar negeri yang cenderung condong ke Sovyet
menyebabkan perubahan kehidupan sosial politik bangsa Indonesia. Partai
Komunis Indonesia (PKI) berkembang dengan leluasa. Partai-partai politik lain
dibubarkan satu per satu, sehingga dalam negara hanya ada satu partai, yaitu
Partai Komunis Indonesia (PKI). Puncaknya terjadilah peristiwa G30S/PKI pada
tanggal 30 September 1965.
5. Mendirikan ASEAN
Sebagai perwujudan dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif,
pada tanggal 8 Agustus 1967, Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara
lainnya mendirikan organisasi yang diberi nama ASEAN (Association of The
South East Asian Nations), Organisasi Negara-negara Asia Tenggara.
ASEAN ini didirikan berdasarkan Deklarasi Bangkok. Tujuan
didirikannya ASEAN adalah untuk:
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta mengembangkan
kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kebersamaan
dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-
bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai;
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati
keadilan dan ketertiban hukum dalam hubungan antarnegara di kawasan ini serta
mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB;
c. Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu dalam masalah yang
menjadi kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu
pengetahuan, dan administrasi;
d. Saling memberi bantuan dalam bentuk sarana pelatihan dan penelitian dalam
bidang-bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi;
e. Bekerja sama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian
dan industri, perluasan perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi
internasional, perbaikan sarana-sarana, pengangkutan dan komunikasi serta taraf
hidup rakyatnya;
f. Memelihara kerja sama yang erat dan berguna dengan organisasi – organisasi
internasional dan regional dengan tujuan serupa yang ada dan untuk menjajaki
segala kemungkinan untuk saling bekerja sama secara erat di antara mereka
sendiri.
Tujuan tersebut termaktub dalam Deklarasi Bangkok yang ditanda tangani
oleh lima menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara. Kelima menteri
tersebut ialah:
a) Adam Malik (Indonesia),
b) Tun Abdul Razak (Malaysia),
c) Thanat Khoman (Thailand),
d) Rajaratnam (Singapura),
e) Narcisco Ramos (Filipina).
Dalam usaha memelihara stabilitas dan keamanan Asia Tenggara,
Indonesia memprakarsai untuk melakukan pendekatan agar Asia Tenggara
menjadi daerah bebas nuklir. Pada saat berkecamuk Perang Vietnam, Indonesia
juga memprakarsai diselenggarakannya Jakarta Informal Meeting (JIM) yang
membahas mengenai upaya-upaya mendamaikan Vietnam.
BAB III
PENUTUP
Politik luar negeri Indonesia merupakan bebas aktif. Bebas, artinya bahwa
bangsa kita bebas menjalin hubungan dengan negara-negara lain di dunia tanpa
harus terikat dengan blok barat atau blok timur. Aktif, artinya bahwa kita akan
senantiasa berusaha menciptakan dan mewujudkan kehidupan dunia yang aman
dan damai.
Landasan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif
tertuang dalam alinea pertama dan keempat Pembukaan UUD 1945 serta dalam
pasal 11 UUD 1945.
Sebagai wujud pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif,
Indonesia melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950;
b . menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1 9 5 5 ;
c . mengirimkan misi perdamaian dunia yang tergabung dalam Misi Republik
Indonesia Garuda (MISIRIGA);
d. membentuk gerakan non blok (non aligned) untuk meredakan ketegangan
akibat perang dingin antara blok barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok
timur yang dipimpin Uni Sovyet.
e . Membentuk organisasi ASEAN untuk menciptakan stabilitas Asia Tenggara
yang aman, tertib, dan damai pada tanggal 8 Agustus 1967.
f. Menjalin kerja sama ekonomi, politik, sosial budaya, dan iptek dengan negara-
negara di dunia.
g. Aktif dalam organisasi internasional seperti OKI, APEC, OPEC, dan
sebagainya.
Di abad globalisasi, ketergantungan antarnegara semakin tinggi, sehingga
tidak mungkin suatu negara hanya menjalin hubungan dengan Negara tertentu
saja. Bagi bangsa Indonesia, tututan globalisasi tidak menjadi penghambat dalam
pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif, sebab sejak awal kemerdekaan
Indonesia menjalin hubungan dengan semua bangsa di dunia, tanpa ada
pembatasan blok atau kepentingan politik. Sehingga dapat dikatakan, bahwa
politik luar negeri bebas aktif sesuai dengan situasi globalisasi seperti sekarang
ini.
Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif ditujukan untuk
mencapai kepentingan dan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.