Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya politik luar negeri Indonesia senantiasa amat dipengaruhi oleh
realitas politik domestik Indonesia. Di lain sisi situasi politik domestik Indonesia
juga tidak dapat terlepas dari konstelasi politik global. Politik luar negeri indonesia
bebas aktif pada era demokrasi liberal tentulah menjadi situasi politik yang menarik
untuk dicermati. Pada masa era itu dimana Indonesia masih berupa bayi yang baru
terlahir setelah sekian lama dikandung dalam situasi kolonialisme (penjajahan), harus
menentukan sikap politik luar negerinya.
Dalam situasi ini tuntutan terhadap sebuah Negara yang baru merdeka seperti
Indonesia untuk menentukan sikap dan posisinya dalam kancah politik Global.
Sistem pemerintahan di Indonesia yang saat itu dapat kita katakan sebagai masa
percobaan demokrasi, yang mana semenjak revolusi kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945, di tandai dengan polarisasi maupun fragmentasi politik di Indonesia
yang di tandai dengan menjamurnya partai politik saat itu yang di bentuk oleh elit
politik sebagai sarana pengejahwantahan kepantingan politik masing-masing. Bukti
yang cukup kuat untk menegaskan situasi ini adalah situasi politik domestik yang
tidak stabil dan sering bergantinya pimpinan pemerintah dalam hal ini perdana
menteri beserta kabinetnya yang setiap masa kepemimpinannya selalu
mengutamakan kepentingan atas ideologi maupun partainya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka ditemukan beberapa masalah yang akan
dibahas selanjutnya yaitu :
1. Apakah politik luar negeri itu?
2. Mengapa Indonesia mengambil politik luar negeri bebas aktif?
3. Sebutkan model pembentukan proses pembuatan keputusan Politik Luar
Negeri?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi atau pengertian politik


Menurut Gabriel A. Almond, bahwa politik adalah kegiatan yang
berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu
di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya
otoritatif (berwenang secara sah) dan koersif (bersifat memaksa). Politik mengacu
pada penggunaan instrumn otoritatif dan koersif ini-siapa yang berhak
menggunakannya dan dengan tujuan apa.

B. Pengertian Politik secara umum


Pengertian Politik atau definisi dan makna politik secara umum yaitu sebuah
tahapan dimana untuk membentuk atau membangun posisi-posisi kekuasaan didalam
masyarakat yang berguna sebagai pengambil keputusan-keputusan yang terkait
dengan kondisi masyarakat. Politik adalah pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan, terkhusus pada
negara. Pengertian Politik jika ditinjau dari kepentingan penggunanya dimana
pengertian politik terbagi atas dua yaitu pengertian politik dalam arti kepentingan
umum dan pengertian politik dalam arti kebijaksanaan. Pengertian politik dalam arti
kepentingan umum adalah segala usaha demi kepentingan umum baik itu yang ada
dibawah kekuasaan negara maupun pada daerah. Pengertian politik Secara Singkat
atau sederhana adalah teori, metode atau teknik dalam memengaruhi orang sipil atau
individu. Politik merupakan tingkatan suatu kelompok atau individu yang
membicarakan mengenai hal-hal yang terjadi didalam masyarakat atau negara.
Seseorang yang menjalankan atau melakukan kegiatan politik disebut sebagai
"Politikus".

C. Pengertian politik luar negeri


Secara sederhana politik luar negeri diartikan sebagai skema atau pola dari
cara dan tujuan secara terbuka dan tersembunyi dalam aksi negara tertentu
berhadapan dengan negara lain atau sekelompok negara lain. Politik luar negeri

2
merupakan perpaduan dari tujuan atau kepentingan nasional dengan power dan
kapabilitas (kemampuan). Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang
digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam
arti luas, politik luar negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh suatu negara
dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan
dengan proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan jalan tertentu. Menurut
buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-
1988), politik luar negeri diartikan sebagai suatu kebijaksanaan yang diambil oleh
pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha
untuk mencapai tujuan nasional. Melalui politik luar negeri, pemerintah
memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam masyarakat antar bangsa.
Politik Luar negeri merupakan politik pengejahwantahan kepentingan nasional suatu
negara terhadap negara lain. Sementara kepentingan nasional menurut Jack C. Plano
dan Roy Olton merupakan tujuan fundamental dan determinan utama yang menjadi
pedoman para pengambil keputusan suatu negaradalam menentukan politik luar
negerinya, berupa konsepsi yang diformulasikan sangat khas dari berbagai elemen,
yang merupakan kebutuhan paling vital suatu negara berdaulat
Dari uraian dapat diketahui bahwa tujuan politik luar negeri adalah untuk
mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai
keadaan negara dimasa mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan.
Pelaksanaan politik luar negeri diawali oleh penetapan kebijaksanaan dan keputusan
dengan mempertimbangkan hal-hal yang didasarkan pada faktor-faktor nasional
sebagai faktor internal serta faktor-faktor internasional sebagai faktor eksternal.

D. Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Politik Luar Negeri yang bebas aktif mengandung dua unsur pokok. Pertama,
"bebas" biasanya diartikan tidak terlibat dalam aliansi militer atau pakta pertahanan
dengan kekuatan-kekuatan luar yang merupakan ciri Perang Dingin. Dalam arti lebih
luas Politik Luar Negeri yang bebas menunjukkan tingkat nasionalisme yang tinggi,
yang menolak keterlibatan atau ketergantungan terhadap pihak luar yang dapat
mengurangi kedaulatan Indonesia. Kedua, kata "aktif" menunjukkan bahwa Politik
Luar Negeri Indonesia tidaklah pasif dan hanya mengambil sikap netral dalam

3
menghadapi permasalahan-permasalahan international. Muqadimah UUD 45 secara
jelas menuntut Indonesia untuk menentang segala bentuk penjajahan dan ikut
memajukan perdamaian dunia.

Dalam bulan september 1948 sebagai wakil Presiden merangkap Perdana


Menteri dan Menteri Pertahanan,bung Hatta memberi keterangan kepada Badan
Pekerja KNIP tentang kedudukan dan politik Negara Republik Indonesia dewasa itu.
RI menghadapi berbagai kesulitan yang tidak sedikit. Sejak keterangan bung Hatta
itu politik luar negeri Republik Indonesia di sebut politik bebas aktif. Bebas,
artinya menentukan jalan sendiri, tidak terpengaruh oleh pihak manapun juga, Aktif,
artinya menuju perdamaian dunia dan bersahabat dengan seluruh bangsa.

Tampak jelas bahwa ide dasar politik luar negeri bebas aktif, Sudah
merupakan suatu konsensus nasional bahwa dasar politik luar negeri kita adalah
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan GBHN dengan tujuan untuk
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Sedangkan watak dan sifatnya adalah anti kolonialisme. Secara
eksplisit, istilah politik luar negeri bebas aktif tersebut tidak terdapat dalam UUD
ataupun peraturan-peraturan lainnya. Namun istilah ini mulai banyak dipergunakan
oleh para politisi dan negarawan kita semasa memuncaknya perang Korea (1950
1953). Kabinet RI ke-12 di bawah Perdana Menteri Dr. Sukiman (27 April 1951 3
April 1952) yang untuk pertama kalinya mencantumkan istilah ini dalam Program
Kabinet yang antara lain menyatakan, menjalankan politik luar negeri yang bebas
dan aktif menuju perdamaian.

Isitilah ini dipertegas lagi oleh Presiden Soekarno pada HUT RI tgl. 17
Agustus 1952 bahwa politik bebas dan aktif menuju perdamaian dunia. Sejak
itulah, istilah politik luar negeri bebas dan aktif merupakan suatu istilah melekat dan
istilah pelengkap pada watak dan sifat haluan politik luar negeri yang berjiwa anti
kolonialisme dan pro-perdamaian dan tidak mengikatkan diri kepada salah satu blok
kekuatan militer serta dapat bekerjasama atas dasar hidup berdampingan secara
damai. Kebijakan politik luar negeri bebas aktif ini bukan merupakan suatu dogma
yang mati, melainkan hanya sebagai suatu pedoman dalam bertindak di antara kedua
kekuatan blok dunia pada saat itu yaitu Amerika Serikat dan sekutunya vs Uni Soviet

4
dan sekutunya, demi kepentingan nasional dan perdamaian internasional. Dalam
suasana perang dingin yang tidak menentu, Gerakan Non Blok tahun 1961 muncul
sebagai suatu gerakan moral dari negara-negara dunia ketiga yang berupaya untuk
menjembati perang dingin dua kekuatan raksasa tersebut guna mencegah jangan
sampai terjadi konfrontnasi terbuka apalagi perang nuklir yang dapat memusnahkan
peradaban manusia. Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif itu
sebenarnya dapat bersifat kenyal artinya dapat disesuaikan dengan kondisi dan
situasi pada saat itu walaupun prinsipnya tetap tetapi nuansanya dapat berubah.

Pedoman pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif Indonesia dewasa ini
adalah Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) yang antara lain menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas-
aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional dengan menitik-beratkan pada
solidaritas antara negara berkembang, mendukung kemerdekaan bangsa, menolak
penjajahan dalam segala bentuk serta meningkatkan kemandirian bangsa dan
kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat.

Di samping itu, dengan telah disyahkannya Undang-Undang No. 37 tahun


1999 tentang Hubungan Luar Negeri tanggal 14 September 1999 maka Pemerintah
Indonesia dalam melaksanakan politik luar negeri selalu merujuk pada ketentuan-
ketentuan dalam Undang-Undang tersebut.

E. Model pembentukan politik luar negeri

Secara teoritis dasar pembentukan politik luar negeri berdasarkan yang


diajukan oleh Graham Alison maka proses pembentukan politik luar negeri Indonesia
bebas aktif .

1. model Rasional Aktor,

yang mana tokohnya adalah Ir. Muhamad Hatta. Seperti diketahui dalam
keterangan sebagai pemerintah tentang politiknya dimuka sidang badan pekerja
KNIP di Yogyakarta, yang diajukannya pada tanggal 2 september 1948. pidatonya
yang kemudian diberi judul Mendayung Antara Dua Karang.. Pada model ini
politik luar negeri di pandang sebagai akibat dari tindakan-tindakan aktor rasional,

5
dalam kerangka untuk memaksimalkan pencapaian kepentingan nasional. Pembuatan
keputusan politik luar negeri digambarkan sebagai suatu proses intelektual. Perilaku
pemerintah dianalogikan dengan perilaku individuyang bernalarkan dan
terkoordinasi oleh naktor yang bersangkutan.

2. Organisation process.

Politik luar negeri dipandang sebagai hasil kerja sama suatu organisasi
yang berfungsi menurut suatu pola perilaku. Pada pola ini politik luar negeri
bukanlah semata-mata proses intelektual, tatapi lebih merupakan proses mekanis.
Pembuatan keputusan dilakukan dengan cara mekanis yang merujuk pada keputusan-
keputusan yang telah dibuat dimasa lalu, pada presenden, prosedur rutin yang
berlaku, atau pada peran yang ditetapkan bagi unit birokrasi itu.

3. Bereucratic politic.

Politik luar negeri dipandang sebagai hasil dari proses interaksi, penyesuaian
diri dan perpolitikan diantara berbagai actor dan organisasi, Dalam arti setiap
keputusan luar negeri pasti melalui proses Bargaining antar kekuatan lembaga-
lembaga politik dalam suatu Negara. Dengan kata lain, pembuatan keputusan politik
luar negeri adalah proses sosial bukan proses intelektual. Berdasarkan ketiga model
pembuatan keputusan tersebut politik luar negeri Indonesia bebas aktif dapat kita
analisis sebagai hasil dari model pembentukan politik luar negeri

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Politik luar negeri Republik Indonesia di sebut politik bebas aktif. Bebas,
artinya menentukan jalan sendiri, tidak terpengaruh oleh pihak manapun juga; Aktif,
artinya menuju perdamaian dunia dan bersahabat dengan seluruh bangsa. Politik luar
negeri Bebas Aktif menjadi jawaban atas tuntutan gejolak politik Global paska
perang dunia II yang terpolarisasi dalam pertarungan dua Blok besar dunia atas nama
perbedaan ideology, yang mengharuskan Negara-negara dunia ketiga paska kolonial
harus menentukan pilihan politik luar negerinya. Para Founding Fathers secara
brilian mampu merumuskan politik luar negeri yang tidak terjebak dalam alur politik
global yang terkena sindrom perang Dingin. Disisi lain pertentangan terbuka antar
kekuatan politik dalam negeri kerap membawa dampak pada implementasi politik
luar negeri yang kerap keluar jalur dari konsep Bebas Aktif yang di kemukakan oleh
Ir. Muhammad Hatta dalm pidatonya yan g berjudul Mendayung Antara Dua Karang.

Secara teoritis dasar pembentukan politik luar negeri berdasarkan yang


diajukan oleh Graham Alison maka proses pembentukan politik luar negeri Indonesia
bebas aktif .

a. model Rasional Aktor, yang mana tokohnya adalah Ir. Muhamad Hatta.
Seperti diketahui dalam keterangan sebagai pemerintah tentang politiknya
dimuka sidang badan pekerja KNIP di Yogyakarta, yang diajukannya pada
tanggal 2 september 1948.
b. Organisation process. Politik luar negeri dipandang sebagai hasil kerja
sama suatu organisasi yang berfungsi menurut suatu pola perilaku.
c. Bereucratic politic. Politik luar negeri dipandang sebagai hasil dari proses
interaksi.
B. Saran

Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kesempunaan untuk
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Leifer, Michael. 1989,Politik Luar Negeri Indonesia.Jakarta, PT. Gramedia.


Ricklefs, M.C. 2005, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004,Jakarta, PT. Ikrar
Mandiriabadi.
Swasono, Sri-Edi. Ridzal, Fauzi, 2002, Satu Abad Bung Hatta, Demokrasi kita,
Bebas Aktif, Ekonomi Masa Depan. Jakarta, UIP, Yogyakarta.
http://fdib.tripod.com/makalah/awang.html

Anda mungkin juga menyukai