Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Sejarah indonesia
‘Landasan Ideal Konstitusional Politik Luar Negeri Indonesia’

Disusun oleh:
M. Akbar Juliadi
M. Agil Marfian
Nurul Salwa
Jurusan [RPL]

SMK N 2 TANJUNG SELOR

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang hinnga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami di beri kesempatan yang luar biasa ini untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah ‘SEJARAH INDONESIA’ Proses penyusunan makalah
ini melibatkan pemahaman konsep, analisis mendalam, serta sintesis berbagai sumber informasi.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kendala, namun
dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat untuk terus belajar, makalah ini dapat diselesaikan.

Meskipun upaya telah dilakukan untuk menyajikan informasi seakurat mungkin, penulis
menyadari bahwa karya ini tidak lepas dari keterbatasan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat dihargai untuk perbaikan di masa depan.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Tanjung Selor, 09 maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Landasan Ideal dan Konstitusional Politik luar negeri Indonesia Bebas Aktif

2.2 Peran Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelaksaan politik luar negri Indonésia merupakan amanat paragraf keempar Preambule
Undang-Undang Dusar 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah Indonesia harus turut serta
dalam mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
social. Makna dari amanat tersebut pemerintah Indonesia harus turut serta memperjuangkan
terbebasnya pranata dunia dari segala macam bentuk kolonialisme.

Indonesia juga harus secara aktif mewujudkan tercapainya perdamaian dunia berupa
keterlibatan aktifnya dalam penyelesaian konflik dikawasan kawasan tertentu maupun
perjuangan bagi tercapainya perdamaian dunia.

Peran aktif Indonesin dalam pergaulan internasional diimplementasikan dalam berbagai


partisipasi aktif Indonesia dalam rangka menjaga perdamaian dunia. Beberapa peran alctif di
berbagai peristiwa seperti melaksanakan Konferensi Asia Afrika, aktif dalam Gerakan Non Blok,
membentuk ASEAN, dan mengirim pasukan garuda ke berbagai wilayah konflik dunia..

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan politik luar negri bebas aktif


2. Bagaimana pelaksanaan politik luar negri behas aktif
3. Sebutkan Upaya Indonesia dalam menciptakan persdamatan dunia? 4. Ragaimanakah
peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika (KAA)?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan landasan politik luar negri hebas aktif Indonesia


2. Menganalisis perkembangan politik luar negri Indonesia sejak whun 1945 samapi dengan
era reformasi.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Ideal dan Konstitusional Politik luar negeri Indonesia Bebas Aktif

Landasan ideal dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah Pancasila yang
merupakan dasar negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dijadikan
sebagai pedoman dan pijakan dalam melaksanaan politik luar negri Indonesia. Mohammad Hana
menyebutnyasebagai salah satu faktor yang membentuk polink luar negeri Indonesia. Kelima sila
yang termuar dalam pancasila, berisi pedoman dasar bagi pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang ideal dan mencukup seluruh sendi kehidupan manusia.

Sedangkan landasan konstitusional dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia


adalah Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alenia pertama "Hahver sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segula bangsa dan oleh sebab in maku penjajukun diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan dan alenia keempat
dan ikut melaksanakan ketertihan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan social.

Tujuan politik luar negeri bebas aktif adalah untuk mengabdi kepada tujuan nasional
bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat yang
menyatakan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan sanum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikur
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social...." Sejak
awal kemerdekaan hingga orde lama, landasan operasional dari politik luar negeri Indonesia
yang bebas aktif sebagian besar dinyatakan melalui maklumat dan pidato- pidato

presiden soekarno. Beberapa saat setelah kemerdekaan, dikeluarkanlah Maklumat Politik


Pemerintah tanggal 1 November 1945 yang isinya adalah politik damai dan hidup berdampingan
secara damai, tidak campur tangan dalam urusan dalam negri negara lain: politik bertetangga
baik dan kerja sama dengan semua negara di bidang ekonorni, polin, dan lain-lain: serta selalu
mengacu pada piagam PBB dalam melakukan hubongan dengan negara hain.

Selanjutnya pada masa Demokras Terpumpın 1959. 1965 landasan operasional polink
luar negeri Indonesia adalah berdasarkan UUD 1945 yang terdapat dalam pembukaan LULUD
1945 alenia pertama, pasal 11 dan pasal 13 ayat 1 dan 2 UUD 1945, amanat presiden yang
berjudul "penemuan kembali Revolusi kita" pada 17 Agustus 1959 atau dikenal sebagai
"Manifesto Polink Republik Indonesia"

v
Pada masa Orde Baru, landasan operasional politik luar negeri Indonesia kemudian semakin
dipertegas dengan beberupa peraturan formal, diantaranya adalah ketetapan MPRS No. XII/
MPRS/ 1966 tanggal 5 Juli 196n tentang penegasan kembali landasan kebijaksanaan politik luar
negri Indonesia.

TAP MPRS ini menyatakan bahwa sifat politik luar negeri Indonesia adalah:

 Bebas Aktif, anti- imperialism dan kolonialisme dalam segala bentuk manifestasinya dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perilarmaian
ahadh, dan keadilan social.
 Mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat.

Selanjutnya landasan operasional kebijakan politik luar negri RI dipertegas lagi dalam

ketetapan MPR Ne IV/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara tanggal 22 Maret
1973, yang berisi

 Terus melaksanakan politik luar negri yang behas aktif dengan mengabdikannya kepada
kepentingan nasional, khususnya pembangunan ekonomi
 Mengambil langkah langkah untuk memantapkan stabilnas wilayah Asta Tenggara dan
Pasifik Barat Daya, sehingga memungkinkan negara-negara di wilayah ini mampu
mengurus masa deapnnya sendiri melalui pembangunan ketahanan nasional masing-
masing, serta memperkuat wadah kerja sama antam negara anggota perhimpunan bangsa-
hangsa Asia Tenggara
 Mengembangkan kerja sama untuk maksud maksud damai dengan semua negara dan
hadan-badan internasional dan lebih meningkatkan perananya dalam membantu hangsa-
hangsa yang sedang memperjuangkan kemerdekaanya tanpa mengorbankan kepentingan
dan kedaulatan nasional.

Selanjutnya ketetapan ini juga menetapkan sasaran- sasaran yang harus dicapai dalam
pelaksanaan politik dan hubungan luar negri, yaitu:

1. Menegaskan kembali pelaksanaan politik bebas aktif menuju pencapaian tujuan

nasional

2. Ikut serta dalam perjanjian internasional dan peningkatan kerja sama untuk

kepentinganrakyat Indonesia

3. Memperbaiki performa, penampilan diplomat Indonesia dalam rangka sulosesnya


pelalosanaan diplomasi pro-aktiť di semua bidang

vi
4. Meningkatkan kualitas diplomasi dalam rangka mencapai pemulihan ekonomi yang cepat
melalui intensifikasi kerja sama regional dan internasional.

5. Meagimensifkan kesiapan Indonesia memasuki era perdangangan bebas

Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-negara tetangga

6. Mengintensifkan kerja sama dengan negara- negara teungga dalam kerangka ASEAN dengan
tujuan memelihara stabilitas dan kemakmuran di wilayah Asia Tenggara.

2.2 Peran Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia

Berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi
permusuhan di antara bungsa- bangsa didunia dan tercipta perdamaian dan keamanan Ternyata di
berbagai hagian dunia, terutama di belahan bumi Asia Afrika, masih ada masalah dan muncul
masalah haru yang mengakibatkan permusuhan yang tertas herlangsung, bahkan pada tingkat
perang terbuka, seperti wilayah Korea, Indochian, Palestina, Afrika Selatan, dan Afrika Utara

Masalah masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahinya dua blok kekuatan yang
bertentangan secara ideologi maupun kepentingan yaitu Blok Barut dan Blok Timur. Masing
masing blok berusaha menarik negara negara Asia dan Afrika untuk menjadi pendukung mereka.
Hal ini mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permustuhan yang
terselubung diantara dua blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan. tersebut dikenal
dengan nama "perang dingin

Munculnya ketengangan dunia akibat dari adanya persaingan antara blok barat dan blok
tumtür sängät mengkhawatirkan sebagian negara-negara di kawasan Asia dan Afrika yang pada
akhir PD II sebagian besar memperoleh kernerdekaannya. Adanya persaingan kedua. blok
tersebut, membuat negara-negara Asia Afrika khawatir harwa wilayah mereka akan dijadikan
arena persaingan dan perebunan pengaruh yang bisa menyebabkan ketidakstabilan politik dan
ekonomi di kawasan tersebut. Kekhawatiran mereka menjadi kenyataan dengan munculnya
heherapa konflik dikawasan Asta seperti Perang Vietnam dan Perang Korea

Melihat fenomena tersebut, beberapa pemimpin negara negara Asia Afrika yang baru
merdeka berinisiatif untuk membuat pertemuan yang akan mendiskusikan permasalahan-
permasalahan dunia yang krusial pada saat itu. Keadaan itulah yang melatar belakangi lahirnya
gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika.

Gagasan untuk membuat konferensi yang melibatkan negara-negara Asta-Afrika diawali dari
pertemuan di Kolombo yang digagas olely PM Srilangka Sri John Kotewala. Pertemuan ini
dikenal dengan sidang Panca Perdana Menteri yang dihadiri oleh para Perdana Mentri dari
Burma. Srilangka, India, Indonesia dan Pakistan. Munculnya gagasan untuk mengadakan sidang

vii
ini didorong oleh kekhawatiran dan keprihatinan atas simasi peperangan yang sedang
berkecambak di Indocina, dan perkembangan perlomhaan senjata nuklir antara dua blok.

Pertemuan lima perdana mentri itu berlangsung pada tanggal 28 April-2 Mei 1954
Perdana Mentri Ceylon Srilangka (Sir Jhon Korewala), Perdana Mentri Burma (U Nu). India
(Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammad Ali Jinah)
melakukan pertemuan informal di Kolomho. Pertemuan tersebut dinamakan Konferensi
Kolombo.

viii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kobijakan Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas aktif, Bebas maksudnya tidak
terlihat pada blok tertentu, sedangkan aktif berarti selalu ikut serta dalam upaya perdamaian
dunia. Konsep hebas aktif lahir ketika dunia tengah berada dalam pengaruh dua blok utansa
setelah selesainya perang dunia II, yaitu Blok Amerika Serikat dan Blok Uni Soviet.
Keikutsertaan Indonesia dalam upaya perdamaian dunia antara lain tercermin dari pengiriman
pasukan masi perdamaian garuda ke wilayah- wilayah konflik dunia. Indonesia juga menjadi
pelopor atau pendiri organisasi organisasi antarbangsa seperti gerakan non blok, asean, dan
konferensi asia afrika.

3.2 Saran

Dengan mempelajari materi "Indonesia dalam panggung dunia merupakan hal yang
sangat penting agar kita bisa mengetahui faktör faktor yang melatarbelakangi lakinya kebijakan
politik luar negeri bebas aktif serta implementasi penerapannya sejuk proklamasi kemerdekaan
RI tahun 1945 hingga masa reformasi

Selain itu, kita bisa mengambil hikmah dari berbagai peristiwa perjalanan politik luar negri bebas
aktif dari setiap periode pemerintahan sehingga kita dapat mengambil hikmah. dan pelajaran dari
peristiwa- peristiwa tersebut.

ix
.

Anda mungkin juga menyukai