Anda di halaman 1dari 9

INDONESIA DALAM PANGGUNG DUNIA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas maata pelajaran Sejarah Indonesia

Disusun Oleh:
kelompok 9
1. Pitriyah
2. Santi
3. Krisna Yuliana

Kelas : XII IPS 1

SMA NEGERI 1 TUKDANA


Jl. KRN III, Desa Karangkerta, Tukdana
Indramayu
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Sejarah Indonesia ini dengan
baik dan tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan Tentang Peran Indonesia dalam
Panggung Dunia. Semoga Makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan
kita menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun Makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.

Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Tukdana, Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

A. Landasan Ideal dan Konstitusional Politik Luar Negeri Indonesia Benas Aktif ...... 2

B. Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Pelaksanaannya .............................................. 4

BAB II PENUTUP ......................................................................................................... 5

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 5

B. Saran .......................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu negara tidak mungkin bisa berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerja sama
dengan negara lainnya termasuk Indonesia sendiri. Sebagai masyarakat internasional,
Indonesia pun membutuhkan berbagai kerjasama internasional untuk memenuhi kebutuhan
negaranya dan demi tercapainya kepentingan nasional negara. Hal ini dilakukan karena tidak
meratanya sumber daya yang dimiliki oleh negara-negara tersebut. Misalnya negara A lebih
unggul dari segi sumber daya manusianya, negara B lebih unggul dari sumber alamnya,
negara C lebih unggul dari sisi tekhnologinya, dan sebagainya. Dengan alasan tersebut maka
dibuatlah suatu kebijakan yang disebut dengan politik luar negeri.

B. Rumusan Masalah

 Apakah yang dimaksud dalam arti luas, politik luar negeri


 Apakah yang dimaksud Dalam artian sempit, politik luar negeri
 Apa Rencana Strategi Politik Luar Negeri Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Ideal dan Konstitusional Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif

Politik luar negeri suatu negara lahir ketika negara itu sudah dinyatakan sebagai suatu
negara yang berdaulat.Kebijakan tersebut merupakan bagian dari politik luar negeri yang
dijalankan negara dan merupakan pencerminan dari kepentingan nasionalnya. Landasan ideal
dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah Pancasila yang merupakan dasar
negara Indonesia. Kelima sila yang termuat dalam pancasila, berisi pedoman dasar bagi
pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ideal dan mencakup seluruh sandi
kehidupan manusia.

Sedangkan landasan konstitusional dalam politik luar negeri Indonesia adalah


Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea pertama. Tujuan politik luar negeri
bebas aktif adalah untuk mengabdi kepada tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Sejak awal kemerdekaan hingga masa Orde
Lama , landasan operasional dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif sebagian
besar dinyatakan melalui maklumat dan pidato-pidato Presiden Soekarno.

Pada masa Demokrasi Terpimpin 1959-1965 landasan operasional politik luar negeri
Indonesia adalah berdasarkan UUD 1945 yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea
pertama, pasar 11 dan pasal 13 ayat 1 dan 2 UUD 1945, Amanat presiden yang berjudul
“penemuan kembali revolusi kita” pada 17 Agustus 1959 atau di kenal sebagai “Manifesto
Politik Republik Indonesia”.

Tujuan jangka pendek dan jangka panjang tidak terlepas dari sejarah Indonesia, sebagai
bangsa yang pernah mengalami penjajahan. Walaupun Indonesia sudah merdeka, perjuangan
untuk melenyapkan imperealisme belum berakhir, sebab negara-negara yang di anggap
imperealis dan kolonialis (barat), masih ada dan berusaha menanamkan pengaruhnya.
Pedoman pelaksanaan manifesto politik atau manipol Indonesia berdasarkan pada amanat
presiden 17 Agustus 1960 yang terkenal dengan nama “Djalanja Revolusi kita”, Politik bebas

2
tidak sekedar “cuci tangan”, tidak sekedsr defensif, tapi aktif dan berprinsip serta
berpendirian.

Manipol, Djarek (Djalanja Revolusi kita), merupakan embrio kelahiran serta doktrin baru,
yaitu tidak terbagi dalam blok barat,blok timur dan blok Asia Afrika/blok ketiga. Nefos
merupaka kekuatan-kekuatan baru yang sedang bangkit. Sementara Oldefos merupaka
kekuatan-kekuatan lama yang sudah mapan.

Pada masa orde baru, landasan operasional politik luar negeri Indonesia kemudian
semakin di pertegas dengan beberapa peraturan formal dengan ketetapan MPRS
No.XII/MPRS/1966 Tanggal 5 Juli 1966 tetang penegasan kembali landasan kebijaksanaan
politik luar negeri Indonesia :

1. Bebas aktif, anti-imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk manifestasinya


dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
2. Mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat.

Kebijakan politik luar negeri RI di pertegas lagi dalam ketetapan MPR No.IV/MPR/1973
tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara tanggal 22 Maret 1973, yang berisi :

1. Terus melaksanakan yang bebas aktif dengan mengabadikanya kepada kepentingan


nasioanal, khususnya pembangunan ekonomi;
2. Mengambil langkah-langkah untuk menetapkan stabilitas wilayah Asia Tenggara dan
Pasifik barat daya;
3. Mengembangkan kerjasama untuk maksud-maksud damai dengan semua negara dan
badan-badan Internasianal.

Pasca orde baru atau di kenal periode reformasi yang di mulai dari masa pemerintahan
Bj.Habibie sampai pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono secara substansif landasan
operasiaonal politik luar negeri Indonesia dapat dilihat melalui : Ketetapan MPR
No.IV/MPR/1999 tanggal 19 Oktober 1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) dalam rangka mewujudkan tujuan nasional periode 1999 samapi 2004.

Selanjutnya ketetapan ini juga menetapkan saran-saran yang harus di capai dalam
pelaksanaan politik dan hubungan luar negeri, yaitu :

1. Menegaskan kembali politik bebas aktif menuju pencapaian tujuan nasional;

3
2. Ikut serta dalam perjanjian Internasional dan peningkatan kerja sama untuk
kepentingan rakyat Indonesia;
3. Memperbaiki performa, penampilan,diplomat Indonesia dalam rangka suksesnya
pelaksanaan diplomasi pro-aktif di semua bidang;
4. Meningkatkan kualitas diplomasi dalam rangka mencapai pemulihan ekonomi
yang cepat mulai intensifikasi kerjasama regional dan internasional.

B. Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Pelaksanaannya

1. Lahirnya Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Pada masa tersebut politik luar negeri Indonesia sudah memiliki landasan operasional
yang jelas, yaitu hanya mengonsentrasikan diri pada tiga sasaran utama yaitu:

a) Memperoleh pengakuan Internasional terhadap kemerdekaan RI.


b) Mempertahankan kemerdekaan RI dari segala usaha Belanda untuk kembali bercokol
di Indonesia.
c) Mengusahakan serangkaian diplomasi untuk penyelesaian sengketa Indonesia-
Belanda melalui negosiasi dan akomodasi kepentingna ,dengan menggunakan bantuan
negara ketiga dalam bentuk good offices ataupun mediasi dan juga menggunakan
jalur perserikatan bangsa-bangsa (PBB).

Dalam perang dingin yang sedang berkecamuk antara blok Amerika (Barat) dengan
blok Uni Soviet (Timur) pada masa awal berdirinya negara Indonesia, Indonesia memilih
sikap tidak memihak kepada salah satu blok yang ada.Untuk pertama kali diuraikan
syahrir, menjabat sebagai perdana mentri di dalam pidatonya ada inter Asian Relations
Conforence di New Delhi pada tanggal 23 Maret-2 April 1947.

Keinginan Indonesia pada awal kemerdekaannya untuk tidak memihak dalam perang
dingin tersebut selain untuk meredakan ketegangan yang ada juga di latar belakangi oleh
kepentingan nasional Indonesia saat itu, yaitu mencari dukungan dunia internasional
terhadap perjuangan kemerdekaanya. Untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi
atau mimal meredakan Perang Dingin yang ada dengan cara bersahabat dengan semua
negara baik di blok Barat maupun di blok Timur,karena hanya cara demikian dengan cara
demikian cita-cita perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dapat di capai.

4
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Poltik luar negeri merupakan sebuah bentuk daripada kebijakan yang ada pada sebuah
negara yang dimana digunakan dalam melakukan pengaturan terhadap negara lainnya yang
dimana kemudian ada di dalam sebuah lingkup dari dunia internasional. Hal tersebut dengan
dimikian maka politik luar negeri yang ada tentu saja akan dapat berbeda antara negara yang
satu dengan yang lainnya hal itu kemudian tergantung daripada tujuan nasional pada masing-
masing negara.

Politik luar negeri Indonesia bebas aktif memiliki artian bahwa warga negara Indonesia
adalah sebuah negara yang dimana aktif dalam melakukan misi untuk menyelesaikan
berbagai macam permasalahan internasional.

B Saran
Makalah ini kami buat, agar pembaca khususnya agar kalian mengetahui tentang
Sejarah Indonesia dalam kanca Internasional. Makalah ini dibuat untuk pembaca bisa
memahami dan tidak malas untuk membaca.

5
DAFTAR PUSTAKA

Suasta, Putu. 2013. Menegakkan Demokrasi Mengawal Perubahan. Jakarta: Lestari


Kiranatana.
Southwood, Julie dan Patrick Flanangan. 2013. Teror Orde Baru; Penyelewengan Hukum
dan
Propaganda 1965-1981. Terj. Tim Komunitas Bambu. Depok: Komunitas Bambu.
Sriyono,A.A. 2004. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Zaman yang berubah. Dalam
A.A. Sriyono, Hubungan Internasional : Percikan Pemikiran Diplomat Indonesia
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai