Anda di halaman 1dari 12

KEADAAN POLITIK DAN EKONOMI

INDONESIA DI AWAL KEMERDEKAAN

OLEH :

1). ANDRA FAHREZA 01 XII MIA1


2). GEDE BAGUS ARTHA DANINDRA 04 XII MIA1
3). KOMANG AYU DEWI PARWATI 19 XII MIA1
4). MADE CEMPAKA AYU DAMARINA 24 XII MIA1
5). NYOMAN DEVI MAHAYONI 29 XII MIA1
6). TRI BAYU PRASATYA ADNYANA 35 XII MIA1

SMA NEGERI 1 SERIRIT


TAHUN AJARAN 2019/2020

Page i of 12
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Tidak lupa penulis haturkan terimakasih atas bantuan dari semua pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung memengaruhi pembuatan makalah ini.

Adapun judul dari makalah ini yaitu Keadaan Politik dan Ekonomi Indoneisa di
Awal Kemerdekaan. Tujuan penulis menuliskan makalah ini untuk memenuhi
tuntutan pembelajaran materi Sejarah Indonesia kelas XII SMA IPA dan berharap
apa yang penulis tulis dapat berguna suatu waktu nanti baik sebagian maupun
keseluruhan bagi para pembaca. Kami selaku penulis dari makalah ini sadar akan
kekurangan-kekurangan yang ada maka dari itu kami mohon saran, kritikannya, dan
pelengkapan makalah ini hingga isi dari makalah ini lebih akurat.

Seririt, 25 September 2019

Tim Penulis

Page ii of 12
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
I.I LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
II.I RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 1
III.I TUJUAN ............................................................................................................. 1
BAB II................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
II.I KEADAAN POLITIK INDONESIA DI AWAL KEMERDEKAAN ................ 2
II.II KEADAAN EKONOMI INDONESIA DI AWAL KEMERDEKAAN ............ 6
BAB III ............................................................................................................................... 8
KESIMPULAN ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9

Page iii of 12
BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG


Mengingat akan tuntutan pembelajaran materi Sejarah Indonesia kelas XII IPA SMA
dan hasil pembagian materi untuk setiap kelompok maka kami melakukan penulisan
makalah ini.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional dan
nonkonstitusional.
Ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Politik dan ekonomi selalu ada di setiap lini kehidupan baik perseorangan, kelompok,
maupun negara. Di negara Indonesia juga ada politk dan ekonomi bahkan dari sebelum
merdekanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Segala hal yang ada pastilah
memiliki sebab dan akibat, tidak terkecuali politik dan ekonomi. Sebab dan akibat dari
adanya politik akan memengaruhi keadaan pada suatu daerah- negara Indonesia- pada
suatu waktu-awal kemerdekaan negara Indonesia- dengan hasil yang berbeda-beda.
Mengingat hasil pembagian materi pembelajaran Sejarah Indonesia kelas XII IPA SMA
maka kami menulis makalah mengenai keadaan politik dan ekonomi Indonesia pada
awal kemerdekaan negara Indonesia.

II.I RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, kami mendapatkan beberapa permasalah sebagai
berikut :
II.I.A Bagaimana keadaan politik pada awal kemerdekaan negara Indonesia ?
II.I.B Bagaimana keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan negara Indonesia ?

III.I TUJUAN
Tujuan kami dalam makna menuliskan makalah ini untuk memenuhi tuntutan
pembelajaran materi Sejarah Indonesia kelas XII IPA SMA dan menambah wawasan
kami khususnya mengenai keadaan politik dan ekonomi pada awal kemerdekaan
negara Indonesia.

Page 1 of 12
BAB II

PEMBAHASAN

II.I KEADAAN POLITIK INDONESIA DI AWAL KEMERDEKAAN

Pada awal kemerdekaan politik di Indonesia belumlah stabil, yang dikarenakan


beberapa faktor internal dan faktor eksternal, serta Indonesia masih menyiapkan sistem
politik yang pas dengan kondisi Indonesia dengan beberapa tanda – tanda.
a. Faktor Internal :
1. Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi untuk
menjadi partai yang paling berpengaruh di indonesia;
2. Adanya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri;
3. Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok
sehingga terjadi.
b. Faktor Eksternal :
1. Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA (Belanda) yang
ingin kembali menjajah Indonesia,menimbulkan pertempuran di berbagai
daerah;
2. Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia sampai
Sekutu datang sehingga sering terjadi peperangan antara rakyat Indonesia dan
tentara Jepang.

Keadaan politik pada awal kemerdekaan negara Indonesia sebagai berikut :

a. Pembentukan Badan-Badan Kelengkapan Negara


Setelah proklamasi dikumandangkan, esok harinya yaitu 18 Agustus 1945,
PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya yang menjadi kelanjutan
sidang BPUPKI pada 10-16 Juli 1945 yang membahas rancangan Undang-
Undang Dasar Negara RI. Hasilnya sebagai berikut :
1 Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia.
2 Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs.Moh.Hatta sebagai
wakil presiden Republik Indonesia.

Page 2 of 12
Soekarno-hatta dipilih menjadi presiden dan wakil presiden atas usul
dari Otto Iskandar Dinata yang merupakan anggota PPKI. Ia memilih
Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan wakil presiden dengan alasan
karena keduanya adalah Ketua dan Wakil Ketua PPKI. Selain itu, dalam
buku Otobiografi tersebut, usul Otto agar Soekarno dan Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden karena dua Tokoh tersebut memiliki
kedekatan dengan Pemerintah Jepang dan diharap Soekarno - Hatta
dapat menjadi mediator dengan pihak Dai Nippon.
Diangkatnya Soekarno - Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
tanpa menuai reaksi maupun protes dari Anggota PPKI. Soekarno
sendiri hanya menanggapi secara santai amanah sebagai Presiden RI
yang pertama, sebagaimana yang dicatat dalam buku Cindy Adams,
berjudul 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Yayasan
Obor, tahun 2007.
Saat diangkat menjadi Presiden pertama RI, Soekarno kala itu masih
berusia 44 tahun dan menjadikannya sebagai Presiden RI pertama dan
termuda. Sementara Hatta berusia lebih muda dibanding Soekarno,
yakni berumur 43 tahun. Menurut Sejarah.
3 Pembagian Wilayah Indonesia
Menindaklanjuti keputusan PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 tentang
pembagian wilayah, maka panitia kecil yang terdiri dari Mr.Ahmad
Subardjo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman Singodomedjo,
membentuk departemen dan membagi wilayah Indonesia atas 8 provinsi
hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Sumatera : Teuku Mohammad Hasan;
b. Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo;
c. Jawa Tengah : R. Pandji Suroso;
d. Jawa Timur : R.M. Surjo;
e. Nusa Tenggara : I Gusti Ketut Pudja;
f. Maluku : Mr.J. Latuharhary;
g. Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangi;
h. Kalimantan : Ir. Pangeran Moh. Noor.
4 Pembentukan Kementrian

Page 3 of 12
Pembentukan 12 kementerian dalam kabinet dan pembagian wilayah
Indonesia menjadi 8 provinsi seperti yang diputuskan dalam sidang
PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945, direalisasikan pada 2 September
1945. Adapu susunan kabinet pertama Republik Indonesia sebagai
berikut:
a. Menteri Dalam Negeri : R.A.A.Wiranatakusumah;
b. Menteri Luar Negeri : Mr.Ahmad Subardjo;
c. Menteri Keuangan : Mr.A.A.Maramis;
d. Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Mr. Supomo;
e. Menteri Kemakmuran :Ir. Surachman

Tjokroadisurjo;

f. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi;


g. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara;
h. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifudin;
i. Menteri Kesehatan :Dr.Buntaran

Martoatmodjo;

j. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusuma Sumantri;


k. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso;
l. Menteri Perhubungan ad interim : Abikusno Tjokrosujoso;
m. Menteri Negara : Wachid Hasyim;
n. Menteri Negara : Mr. R.M.Sartono;
o. Menteri Negara : Dr. Mr. Amir;
p. Menteri Negara : Otto Iskandardinata.

Kabinet tersebut merupakan kabinet presidensil yang bertanggung


jawab kepada presiden yang anggotanya diangkat dan diberhentikan
oleh presiden dan tugasnya adalah membantu presiden menjalankan
roda pemerintahan sesuai dengan amanat UUD 1945.
5 Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu Presiden selama
MPR dan DPR belum terbentuk.
Pada Minggu, 19 Agustus 1945, PPKI melanjutkan sidangnya yang
dipimpin oleh Otto Iskandarnita. Selain pembagian wilayah yang terdiri

Page 4 of 12
atas delapan provinsi beserta calon gubernurnya juga dibentuk Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) yang dibentuk
pada 16 dibentuk tanggal 16 Oktober 1945 yang diketuai oleh Sutan
Sjahrir dan penulis oleh Soepeno dan beranggotakan 28 orang. Para
anggota BP-KNIP tercatat antara lain: Sutan Syahrir, Mohamad Natsir,
Soepeno, Mr. Assaat Datuk Mudo, dr. Abdul Halim, Tan Leng Djie,
Soegondo Djojopoespito, Soebadio Sastrosatomo, Soesilowati,
Rangkayo Rasuna Said, Adam Malik, Soekarni, Sarmidi
Mangunsarkoro, Ir. Tandiono Manoe, Nyoto, Mr. Abdul Gafar
Pringgodigdo, Abdoel Moethalib Sangadji, Hoetomo Soepardan, Mr.
A.M. Tamboenan, Mr. I Gusti Pudja, Mr. Lukman Hakim, Manai
Sophiaan, Tadjudin Sutan Makmur, Mr. Mohamad Daljono, Sekarmadji
Kartosoewirjo, Mr. Prawoto Mangkusasmito, Sahjar Tedjasoekmana,
I.J. Kasimo, Mr. Kasman Singodimedjo, Maruto Nitimihardja, Mr.
Abdoel Hakim, Hamdani, dll.

b. Perubahan bentuk negara NKRI menjadi RIS


Pada 23 Agustus sampai 2 november 1949, Konferensi meja bundar (KMB)
diselenggarakan di Den Haag, Belanda. dalam konferensi ini, Belanda
mengakui RIS (Republik Indonesia Serikat) sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat. Pengakuan Belanda terhadap RIS memberikan keuntungan bagi
Indonesia karena Belanda mengakui secara formal kedaulatan penuh negara
Indonesia di bekas wilayah Hindia-Belanda Meskipun membawa keuntungan,
pengakuan ini juga membawa dampak negatif republik Indonesia yang semula
berbentuk negara kesatuan berubah menjadi negara serikat.
Akibatnya, Republik Indonesia hanya menjadi salah satu negara bagian saja dari
RIS. Adapun wilayah RIS seperti berikut :
1 Negara bagian yaitu Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara
Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra, Negara Sumatra Timur,
dan Republik Indonesia;
2 Satuan Kenagaraan yaitu : Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau,
dan Jawa Tengah;
3 Daerah Swapraja meliputi Kota Waringin, Sabang, dan Padang.

Page 5 of 12
c. Perubahan bentuk negara kembali NKRI

“Dikarenakan oleh keinginan dan juga jiwa rakyat Indonesia yang sendari awal
menginginkan dan cocok dengan negara kesatuan akhirnya RIS dibubarkan.
Kesepakatan ini dituangakan dalam piagam persetujuan yang disahkan pada
tanggal 19 Mei 1950. Karena perubahan ini juga terbentuklah UUDS- Undang-
undang Dasar Sementara- yang bersifat sementara dan juga menggantikan
Konstitusi RIS. Hingga pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS resmi dibubarkan.”
Terbentuknya RIS benar-benar dianggap tidak sesuai dengan jiwa dan semangat
Proklamasi 17 Agustus 1945. Pemerintahan RIS dinilai sebagai bentuk warisan
penjajah yang dimaksudkan untuk dapat mempertahankan kekuasaannya di
Indonesia. Tidak sampai 1 tahun setelah pembentukan RIS, muncul berbagai
pergerakan di negara-negara bagian. Negara-negara ini hendak bergabung
dengan RI untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada awal bulan Mei 1950, terjadi penggabungan negara-negara bagian dalam
negara RIS sehingga hanya tinggal tiga negara bagian, yaitu negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatra Timur. Perkembangan
berikutnya adalah munculnya kesepakatan antara RIS yang mewakili Negara
Indonesia Timur dan
Negara Sumatra Timur dengan Republik Indonesia untuk kembali ke bentuk
negara kesatuan.
Kesepakatan tersebut kemudian dituangkan dalam Piagam Persetujuan tanggal
19 Mei 1950. Untuk mengubah negara serikat menjadi negara kesatuan,
diperlukan suatu UUD Negara Kesatuan. Oleh karena itu, dibentuklah UUDS
1950 (UndangUndang Dasar Sementara) sebagai pengganti Konstitusi RIS.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS resmi dibubarkan dan Indonesia kembali
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

II.II KEADAAN EKONOMI INDONESIA DI AWAL KEMERDEKAAN

Kondisi ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaaan belumlah stabil, banyak faktor
yang memengaruhi perekonomian di Indonesia seperti inflasi dan blokade dilakukan
oleh Belanda dalam rangka meruntuhkan Indonesia.
Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan negara Indonesia sebagai berikut :
a. Inflasi
Pada awal kemerdekaan terjadi inflasi di Indonesia. Inflasi sendiri memiliki
pengertian proses naiknya harga barang secara umum yang disertai dengan
penurunan nilai mata uang yang berkelanjutan
Inflasi yang terjadi di Indonesia pada awal kemerdekaan disebabkan oleh
peredaran uang Jepang yang tidak terkendali. Salah satu alasan mengapa uang

Page 6 of 12
Jepang beredar dengan tidak terkendali di Indonesia pada awal kemerdekaan
yaitu Indonesia belum memiliki mata uang sendiri. Menanggapi krisis ini
pemerintah memberlakukan mata uang De Javasche Bank –mata uang Hindia
Belanda-.
b. Blokade Ekonomi
Blokade ekonomi adalah blokir atau penutupan atau penghambatan inilah
salah satu cara Belanda untuk menghancurkan Indonesia dengan menutup
jalur perdagangan keluar Indonesia.
Alasan pemerintah Belanda melakukan blokade yaitu :
1 Mencegah masuk senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
2 Mencegah keluarnya hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing;
3 Melindungi bangsa Indonesia dari negara lainnya.
Adapun dampak yang terjadi akibat blokade yaitu :
1 Terlambatnya pengeksporan Indonesia.
2 Berkurangnya barang impor yang dibutuhkan Indonesia;
3 Banyak barang ekspor Indonesia yang gagal kirim bahkan
dihancurkan;
4 Terjadi dan memparahnya inflasi di Indonesia;
5 Upaya Mengatasi Blokade Ekonomi Belanda ( NICA )
Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai
Berikut :
1 Diplomasi beras ke India;
2 Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri;
3 Konferensi Ekonomi;
4 Pinjaman Nasional;
5 Pembentukan Badan Perancang Ekonomi;
6 Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang;
7 Rencana Kasimo;
8 Persatuan Tenaga Ekonomi.

Page 7 of 12
BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil pencarian dan pengertian sementara dari kami, kami dapat simpulkan bahwanya
pada awal kemerdekaan negara Indonesia banyak pihak yang tidak senang dengan
merdekanya negara Indonesia misalnya Belanda yang melakukan beberapa tindakan untuk
kembali menguasai negara Indonesia, namun dengan kerja keras, gotong royong, saling
hargai, saling percayai, dan berbagai hal positipliannya negara Indonesia dapat melewati
masa-masa yang sulit tersebut khususnya dari segi politik dan ekonomi. Walau ada pihak
yang tidak setuju Indonesia merdeka ada juga pihak yang setuju Indonesia meredeka
misalkan saja negara India yang bahkan juga menjalin kerjasama dengan negara Indonesia
pada awal kemerdekaan negara Indonesia.

Page 8 of 12
DAFTAR PUSTAKA

Danindra, Gede. 2018. Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya Indonesia Awal
Kemerdekaan.pptx (05.47)

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi (06.41)

https://id.wikipedia.org/wiki/Politik (06.40)
www.duniabahasait.blogspot.com/p/site-map.html (05.29)

Page 9 of 12

Anda mungkin juga menyukai