PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu Supersemar?
2. Siapa yang membuat atau merumuskan Supersemar?
3. Bagaimana kronologi terjadinya peristiwa Supersemar?
4. Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa Supersemar?
5. Jika Supersemar itu memang ada, dimanakah naskah surat itu berada?
6. Mengapa surat itu diserahkan kepada Soeharto, tidak kepada Jenderal jenderal
lain yang jabatannya lebih tinggi dari Soeharto?
7. Bagaimana keadaan Indonesia setelah lahirnya Supersemar?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar adalah surat perintah yang
ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966.
Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando
Operasi Keamanan dan Ketertiban ( Pangkopkamtib ) untuk mengambil segala tindakan
yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.
B. Perumusan Supersemar.
Tiga orang perwira tinggi yaitu, Mayor Jendral Basuki Rahmat, Brigadir Jendral
M.Yusuf, dan Brigadir Jendral Amir Machmud yang telah diberi izin oleh Soeharto
selaku Menteri Panglima Angkatan Darat untuk menghadap Presiden Soekarno untuk
memohon agar mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan. Adapun yang
merumuskan surat perintah tersebut adalah ketiga perwira tinggi, bersama Brigadir
Jendral Subur (Komandan Pengawal Presiden Cakrabirawa).
3
D. Keberadaan Supersemar.
Ada yang mengatakan bahwa naskah tersebut ada 3, ketiga naskah Supersemar
tersebut disimpan Arsip Negara Republik Indonesia (ANRI).
Pertama, yakni surat yang berasal dari sekretariatnegara. Surat itu terdiri dari 2
lembar,berkop burung garuda, diketik rapi dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta
nama Soekarno.
Surat kedua berasal dari pusat penerangan TNI AD. Surat ini terdiri dari satu
lembar dan juga berkop burung garuda. Ketika surat versi kedua tampak tidak serapi
pertama, tertulis nama Soekarno, versi bahkan terkesan amatiran. Jika versi pertama
kali tertulis nama Soekarno, versi kedua tertulis nama Soekarno.
Untuk versi ke-3, lebih aneh lagi. Surat yang terakhir diterima ANRI itu terdiri
dari 1 lembar, tidak berkop dan hanya berupa salinan tandatangan Soekarno di versi
ketiga ini juga tampak berbeda dari versi pertama dan kedua.
4
F. Supersemar diberikan di bawah tekanan.
Tanggal 9 Maret 1966 malam, Hasjim Ning dan M Dasaad, dua pengusaha yang
dekat dengan presiden Soekarno diminta oleh asisten VII Men/Pangad Mayjen
Alamsjah Ratu Prawiranegara untuk juga membujuk Presiden Soekarno agar
menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.
Jelas upaya ini sepengetahuan Letjen Soeharto. Keduanya kemudian mendapat
surat perintah yang ditandatangani sendiri oleh Men/ Pangad Letjen Soeharto yang
menyatakan bahwa mereka adalah penghubung antara Presiden Soekarno dan Men/
Pangad.Keduanya berhasil bertemu dengan Presiden Soekarno pada 10 Maret 1966 di
Istana Bogor.Hasjim Ning menyampaikan pesan tersebut. Presiden Soekarno menjadi
marah dan melempar asbak kepadanya sambil berkata: Kamu juga sudah pro-
Soeharto!Dari sini terlihat bahwa usaha membujuk Soekarno telah dilakukan,
kemudian diikuti dengan mengirim tiga orang jenderal ke Istana Bogor. Sementara itu
mantan Kepala Staf Kostrad Kemal Idris mengajukan satu kalimat.
Katanya, Kalau saya tarik pasukan itu dari Istana, Presiden Soekarno tidak
akan lari, kan? Dengan kata lain, dia ingin mengatakan,kalau pasukan liar yang
berada di bawah komandonya ditarik dari sekeliling Istana belum tentu ada Supersemar.
Seperti diketahui, Brigjen Kemal Idris pada waktu itu mengerahkan sejumlah pasukan
dari Kostrad dan RPKAD untuk mengepung Istana.Tujuan utamanya adalah
menangkap Dr Soebandrio yang ditengarai bersembunyi di kompleks Istana.Memang
pasukan-pasukan itu mencopot identitas mereka sehingga tidak mengherankan
Komandan Tjakrabirawa Brigjen Sabur melaporkannya sebagai pasukan tidak
dikenal kepada Presiden Soekarno.
Sebetulnya banyak faktor yang terjadi sebelum tanggal 11 Maret 1966 yang
semua menjadikan semacam tekanan yang berfokus terhadap Presiden Soekarno.
Dan puncak dari tekanan itu datang dari ketiga jenderal di atas. Bila tidak ada
demonstrasi dan pasukan tak dikenal yang mengepung Istana di Jakarta tentu peristiwa
keluarnya Supersemar di Bogor tidak terjadi.
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
6
DAFTAR PUSTAKA
https://pelajarpro.com/supersemar-sejarah-yang-belum-terungkap/