Penyusun:
1. Anindita Rafa Shabira
2. Dewi Setyaningrum
3. Diva Nurfadhilah Ardiansyah
4. Ismail Jabal Haq
5. Sabrina Revanza
XII IPS 1
SMAN 18 BEKASI
Jl. Rudal Blok D4 No. 17, Aren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat
17111 Tahun Ajaran 2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Sejarah Minat yang berjudul “People Power di Filipina
& Peristiwa 11 September 2001” yang disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Sejarah Minat. Makalah ini sudah kami susun dengan
maksimal melalui riset mendalam dari berbagai sumber terpercaya.
Terlepas hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu,
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah Sejarah Minat ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. People Power di Filipina
People power adalah istilah bagi suatu gerakan aksi demonstrasi
massa yang ingin menggulingkan kekuasaan presiden secara paksa.
Upaya gerakan ini dilakukan dengan cara aksi demonstrasi masa yang
melibatkan banyak rakyat turun ke jalan. Tujuan aksi ini adalah
memaksa presiden melepaskan jabatannya yang dianggap telah
melanggar konstitusi negara atau penyimpangan yang berbahaya bagi
negara.
Istilah people power dapat disama artikan dengan kekuatan
rakyat. Hal ini karena rakyat berupaya mengumpulkan kekuatan untuk
melawan dan melakukan protes terhadap kesewenangan yang dilakukan
penguasa. Lazimnya pengertian people power merujuk pada gekan
masa yang non-kekerasan untuk menggulingkan pemerintahan yang
diktator dan otoriter.
Sejarah people power kemudian tidak pernah lepas dari revolusi
sosial damai yang terjadi di Filipina tahun 1986 untuk menggulingkan
Presiden Ferdinand Marcos yang berkuasa 20 tahun lamanya.
Peristiwa people power itu dimulai dari protes anti kekerasan untuk
menggulingkan Marcos yang dilakukan oleh Corazon Aquino, istri dari
pemimpin oposisi saat itu, yakni Benigno Aquino Jr. Saat itu Aquino
mulai melancarkan kampanye protes sebagai konsekuensi dari deklarasi
kemenangan Marcos pada pemilihan Presiden Filipina tahun 1986.
Sejak saat kejadian itu, people power dikenang sebagai
perlawanan damai dengan demonstrasi jalanan yang dilakukan rakyat
Filipina di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
c. Untuk mengetahui bagaimana kronologi Peristiwa 11 September
2001
d. Untuk mengetahui berapa banyak korban Peristiwa 11 September
2001
e. Untuk mengetahui apa saja dampak dari Peristiwa 11 September
2001
3
BAB II
PEMBAHASAN
Revolusi EDSA
4
Selama masa jabatan Marcos periode pertama (1966-
1969) dia membuat berbagai kemajuan bagi Filipina di bidang
pertanian, industry, dan pendidikan. Namun, saat terpilih
kembali untuk periode kedua (1969-1972) pemerintahannya
bermasalah, Filipina mengalami krisis ekonomi dan politik. Hal
itu memicu gelombang demonstrasi mahasiswa dan golongan
oposisi. Sementara dalam menghadapi kondisi tersebut Rezim
Ferdinand Marcos kerap melakukan tindakan represif yaitu
mengeluarkan Undang-Undang Darurat Militer (1972). Undang-
Undang ini memungkinkan Marcos berkuasa tanpa batas waktu.
Sekitar 70.000 lawan politiknya dijebloskan dalam penjara tanpa
diproses, bahkan dibunuh. Kebebasan dan hak-hak kaum sipil
dikekang, dan media massa diambil alih menjadi alat
kepentingan pemerintah. Pada 1981 Undang-Undang Darurat
Militer dicabut dan pemilu dilaksanakan dan Marcos terpilih
kembali sebagai presiden (1981-1986).
2. Kondisi ekonomi memburuk
Sebagian besar dana pembangunan bergantung pada
utang luar negeri sampai akhir 1984, dikarenakan korupsi uang
negara yang merajalela. Utang luar negeri diperkirakan
mencapai 4/5 dari gross national product (GNP). Ketika Marcos
lengser dari kursi kekuasaannya pada 1986, utang Filipina
membengkak menjadi 28 miliar dollar.
3. Nepotisme
Selama masa jabatannya, Marcos banyak memberikan
posisi-posisi penting pemerintahan kepada sanak saudaranya,
dan istrinya Imelda yang diberi jabatan sebagai Gubernur
Metropolitan Manila (1975-1979) serta Menteri Lingkungan
Hidup dan Perumahan Rakyat (1979-1986).
4. Pembunuhan Benigno S. Aquino Jr.
5
Aquino, yang merupakan mantan senator Filipina
ditembak saat turun melalui tangga pesawat pada 21 Agustus
1983, saat kepulangannya dari Amerika setelah menjalani
operasi. Hal ini menjadi puncak kemarahan rakyat Filipina
kepada pemerintahan Ferdinand Marcos. Bahkan rival-rival
politik Marcos pun bersatu untuk menggulingkan pemerintahan
Marcos.
6
Presiden Ferdinand Marcos. Sementara itu, Kardinal Sin mengimbau
massa untuk turun ke EDSA melalui Radio Veritas.
Pada 23 Februari 1986, EDSA dipadati jutaan massa. Pasukan
Marcos berusaha menerobos barikade massa untuk menangkap Enrille
dan Ramos namun gagal. Jenderal Fabian Crisologo Ver, sekutu
Marcos, mengancam akan menembaki massa menggunakan jet tempur
dan helicopter. Saat jet tempur sungguh melintas, massa pun berlutut
dan berdoa. Namun, secara mengejutkan jet tempur mendarat dan para
pilot melambaikan bendera putih lalu ikut bergabung dengan massa.
Pada 25 Februari 1986, Mahkamah Agung Filipina akhirnya melantik
Corazon Aquino sebagai Presiden Filipina yang baru. Keesokan
harinya, Marcos beserta keluarganya mengungsi ke Honolulu, Hawaii,
Amerika Serikat.
7
2. Juan Ponce Enrille, Menteri Pertahanan yang membuat mosi
tidak percaya.
8
sosial di sebuah negara. Berdasarkan sejarah, berikut ini beberapa
dampak yang muncul setelah adanya people power di Filipina, bahkan
berpengaruh pula bagi negara-negara lain.
5. Revolusi di EDSA yang terjadi 35 tahun yang lalu
memberikan dampak positif di panggung dunia atas
kebebasan manusia. People power di Filipina menunjukan
bahwa transisi demokrasi juga merupakan transisi menuju
kehormatan yang lebih besar terhadap Hak Asasi Manusia
(HAM).
6. People power di Filipina berdampak pada gerakan
demokrasi di beberapa negara seperti Taiwan, Korea Selatan,
dan beberapa negara di Asia yang menerapkan asas
demokrasi, termasuk Indonesia. Dari sinilah banyak orang
mengklaim gerakan demonstrasi yang mereka lakukan
mengacu pada people power di Filipina.
7. Adanya pemulihan kebebasan pers sejak people
power berhasil di Filipina.
8. Penghapusan Undang-undang yang dianggap represif pada
rezim sebelumnya.
9. Terjadinya adopsi Konstitusi 1987
10. Adanya subordinasi militer ke pemerintahan sipil, meskipun
ada beberapa upaya kudeta yang dilakukan selama
pemerintahan Corazon Aquino.
11. Setelah people power berhasil pada 1986, revolusi ini
menyediakan pemulihan lembaga-lembaga demokrasi setelah
13 tahun diperintah oleh kekuasaan yang totaliter. Lembaga-
lembaga ini kemudian digunakan untuk menentang keluarga
politik yang mengakar untuk memperkuat demokrasi
Filipina.
9
12. Pertumbuhan ekonomi mulai meningkat sejak people power
EDSA pada tahun 1986. Meskipun tetap jatuh beberapa kali
sejak krisis keuangan lain, namun kegagalan yang terjadi
setelah revolusi tidak pernah melebihi angka jatuh yang
tercatat selama darurat militer.
13. Standar hidup rata-rata orang Filipina juga jauh lebih baik
daripada sebelum hukum perang. Hal ini diukur oleh dengan
PDB per kapita negara tau output ekonomi negara per
orangnya.
14. Gerakan massa yang dikenal sebagai “Revolusi Kekuatan
Rakyat” tidak hanya penting bagi transisi demokrasi di
Filipina. Melainkan juga menjadi inspirasi bagi gerakan
massa berikutnya yang mengarah pada transisi demokrasi
lebih lanjut di seluruh dunia ketiga dan bekas blok Komunis
di Timur Eropa dan Uni soviet.
WTC Attack
10
Manhattan, NYC, Pentagon yang merupakan markas besar Departemen
Pertahanan AS, dan lapangan Pensylvania.
11
6. Pemerintah pro-Amerika di Timur Tengah yang
bertentangan dengan kepentingan umat Muslim
7. Adanya penindasan terhadap warga Muslim di Kashmir
oleh India
8. Penolakan atas kehadiran militer AS di Arab Saudi
9. Pemberlakuan sanksi embargo terhadap Iraq
12
Pesawat keempat jatuh di sebuah ladang di Pennsylvania pukul
10:03 setelah para penumpang yang lain melakukan perlawanan. Diduga
para pembajak bermaksud menyerang Gedung Capitol di Washington
DC.
Pennsylvania Attack
d. Jumlah Korban Peristiwa 11
September 2001
Jumlah korban tewas dalam serangan 11 September secara luas
dilaporkan sebanyak 2.977 orang. Korban terbanyak akibat tragedy itu
ada di Menara Kembar WTC sebanyak 2.753 orang. Di Pentagon,
korban tewas mencapai 184 orang. Sementara di Pennsylvania, 40 orang
tewas. Beberapa di antara korban tewas seketika sementara yang lain
meninggal kemudian karena luka-luka mereka. Ada juga korban jiwa
dari kalangan layanan darurat
yang bergegas ke tempat
kejadian untuk membantu. Usia
para korban berkisar antara dua
tahun hingga 85 tahun. Sekitar
75% hingga 80% korban tewas adalah laki-laki.
e. Dampak dari Peristiwa 11 September 2001
Di lokasi tersebut sekarang muncul gedung-gedung baru dengan
rancangan berbeda, ditambah sebuah gedung memorial dan museum
untuk mengenang peristiwa tersebut. Di sana sudah tegak berdiri
gedung One World Trade Center, atau "Freedom Tower" setinggi 1.776
kaki (541 meter), melampaui ketinggian menara sebelumnya yang sudah
runtuh yaitu 1.368 kaki. Rekonstruksi di Pentagon selesai kurang dari
satu tahun dan para staf sudah kembali bekerja di sana pada Agustus
2002.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
https://intisari.grid.id/read/032531062/sejarah-terjadinya-people-power-di-
filipina-latar-belakang-hingga-tergulingnya-rezim-diktator-ferdinand-marcos?
page=all
https://www.gramedia.com/best-seller/people-power/
15
https://tirto.id/tumbangnya-ferdinand-marcos-soeharto-dari-filipina-cFcq
https://www.beritasatu.com/dunia/823707/apa-yang-terjadi-pada-11-september-
2001
https://internasional.kontan.co.id/news/peringatan-peristiwa-911-ini-dia-latar-
belakang-serangan-al-qaeda-ke-gedung-wtc?page=2
16