Anda di halaman 1dari 3

Nama: Saddam Fajar Islami

Kelas: XII – IPS 4


Absen: 28
PJJ SEJARAH PEMINATAN
Simak dan pelajari materi tentang Perpecahan Cekoslowakia dan Gerakan Rakyat
Filipina 2. Kemudian jelaskan faktor internal dan eksternal serta faktor khusus
yang menyebabkan timbulnya perpecahan di Cekoslowakia 3. Jelaskan secara
singkat jalannya People Power di Filipina.
PERPECAHAN YANG TERJADI DI CEKOSLOWAKIA
Faktor Internal
1) Ada perbedaan kondisi masyarakat dan infrastruktur antara kedua negara
2) Ceko menganggap Slovakia sebagai beban, sebaliknya Slovakia merasa di
anaktirikan

Faktor Eksternal
1) Setelah sistem komunis tumbang, kedua negara sepakat akan lebih mudah
berkembang jika keduanya menjadi negara terrpisah. Karena persatuan tidak
pernah menjadi cita-cita atau aspirasi bangsa Ceko dan bangsa Slowakia.
Faktor Khusus
1) Slowakia merasa sebagai “ anak tiri” dalam negara Cekoslowakia. Dua
entitas (Ceko dan Slowakia) memang berasal dari leluhur yang sama, tetapi
memiliki nasib berbeda. Sejak berada di bawah kepemimpinan Borivoj
Premislovek, Praha (ibu kota Kerajaan Bohemia) tumbuh sebagai kota yang
maju. Hal sebaliknya dialami Bratislava, ibu kota Slowakia. Sejak bersatu
dalam negara federal Cekoslowakia, negara bagian Ceko secara reguler
memberi tunjangan sosial dan subsidi yang disebut transfer payments ke
negara bagian Slowakia. Dan Ceko (Praha) menjadi pusat kemajuan.

Artinya, kesenjangan ekonomi antara dua entitas tersebut begitu terasa.


Tanpa disadari, hal ini menimbulkan kecemburuan, yang pada akhirnya ikut
membentuk tekad bangsa Slowakia untuk membentuk negara sendiri.
Jelaskan secara singkat jalannya People Power di Filipina.

People Power di Filipina  adalah gerakan demonstrasi masal yang terjadi di


Filipina pada 22-25 Februari 1986. Dampak aksi massal ini adalah pemerintahan
Ferdinand Marcos, yang memerintah sejak tahun 1985.

Ferdinand Marcos awalnya terpilih sebagai presiden Filipina pada tahun 1965,
mengalahkan Presiden Diosdado Macapagal dengan selisih 52 hingga 43 persen.
Marcos terpilih lagi dalam pemilihan tahun 1969, kali ini mengalahkan Sergio
Osmeña Jr sebesar 61 hingga 39 persen. Presiden Marcos dilarang mencalonkan
diri untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden pada tahun 1973. Namun pada
tanggal 23 September 1972, dalam Proklamasi Presiden No. 1081, ia
mendeklarasikan darurat militer, dan menyatakan diri sebagai diktator.  

Pemerintahan Marcos ditandai dengan korupsi yang merajalela, yang melibatkan


istrinya, Imelda Marcos. Presiden Marcos menekan pihak yang berlawanan dan
menghapuskan kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan lainnya. Presiden Marcos
juga membubarkan Kongres Filipina dan menutup media.

Pemerintahan Presiden Marcos juga memerintahkan penangkapan segera atas


politiknya seperti Presiden Senat Jovito Salonga, Senator Jose Diokno, dan Senator
Benigno Aquino Jr, yang kemudian diasingkan ke luar negeri.

Pada 21 Agustus 1983, setelah pengasingan selama tiga tahun di Amerika Serikat,
Aquino kembali ke Filipina. Namun dia dibunuh ketika turun dari pesawat di
Bandara Internasional Manila.

Akibat kekejaman Marcos ini 2 juta warga Filipina turun ke jalan beserta
kelompok politik, militer, dan kelompok agama. Aksi ini dipimpin oleh istri
mendiang Benigno Aquino Jr, Corazon Aquino serta oleh Uskup Agung Manila,
Kardinal Jaime Sin, bersama dengan Uskup Agung Cebu, Kardinal Ricardo Vidal.

Protes “People Power” yang terus menerus menyebabkan jatunya pemerintahan


Marcos, sehingga dia dan keluarganya harus melarikan diri dari Istana Malacañang
ke pengasingan di Hawaii, Amerika.

Aksi ini kemudian diikuti dengan pemilihan umum dari yang memenangkan
Corazon Aquino sebagai presiden Filipina berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai