ESSAY RISET FESTIVAL - RAKHMAD HIDAYAT - ANDRA PARASDYAH - UTM - MyTravel Perangkat Aplikasi Mobile Berbasis E-Tourism Untuk Pariwisata Madura Menuju Revolusi Industri 4.0
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
148 tayangan9 halaman
essay ini terkait perkembangan pariwisata di daerah madura berbasis platform website
Judul Asli
ESSAY RISET FESTIVAL_RAKHMAD HIDAYAT_ANDRA PARASDYAH_UTM _ MyTravel Perangkat Aplikasi Mobile Berbasis E-Tourism Untuk Pariwisata Madura Menuju Revolusi Industri 4.0
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
148 tayangan9 halaman
ESSAY RISET FESTIVAL - RAKHMAD HIDAYAT - ANDRA PARASDYAH - UTM - MyTravel Perangkat Aplikasi Mobile Berbasis E-Tourism Untuk Pariwisata Madura Menuju Revolusi Industri 4.0
E-TOURISM UNTUK PARIWISATA MADURA MENUJU REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Disusun Oleh : 1. Rakhmad Hidayat 170221200245 / 2017 2. Andra Parasdyah 160221100141 / 2016
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN 2019 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan keragaman budaya yang besar. Contohnya di bidang maritim, nilai sumber daya dan jasa laut Indonesia mencapai US$ 2,5 triliun per tahun. Potensi sumber daya alam yang besar tersebut dapat dijadikan sebagai objek wisata. Saat ini, pariwisata memiliki posisi strategis dalam peningkatan devisa negara. Menurut data Kominfo pada tahun 2014, industri pariwisata Indonesia mampu menyumbang sekitar US$ 10 miliar devisa negara atau 9,2% dari PDB Nasional. Posisi tersebut menjadi nomor empat setelah minyak, batu bara dan kelapa sawit. Setiap daerah memiliki banyak potensi wisata yang menarik salah satunya adalah Madura. Madura dijuluki sebagai hidden paradise karena memiliki keanekaragaman wisata seperti kuliner, kerajinan batik, dan tempat wisata yang tersebar di empat Kabupaten yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. Sayangnya, dengan potensi wisata yang besar tersebut jumlah turis yang berkunjung di Madura masih sedikit. Menurut data BPS tahun 2017, jumlah pengunjung di Sumenep hanya mencapai 855 ribu pertahun, Bangkalan mencapai 1,6 juta pengunjung, Pamekasan mencapai 70 ribu pengunjung, dan Sampang mencapai 112 ribu pengunjung. Total wisatawan yang berkunjung di Pulau Madura hanya mencapai 2,6 juta pengunjung. Jumlah ini masih kalah jika dibandingkan dengan Malang yang hanya terdiri dari satu kota dapat mencapai 5 juta pengunjung setiap tahunnya. Salah satu permasalahan pariwisata di Madura disebabkan oleh kurangnya promosi wisata yang dilakukan oleh pemerintah sehingga menyebabkan adanya kesenjangan atau asimetri informasi antara calon pengunjung dan UMKM. Akibat kurangnya promosi, calon pengunjung tidak dapat mengakses informasi mengenai objek wisata secara lengkap, misalnya kesulitan untuk mendapatkan informasi objek wisata yang sudah memiliki sarana-prasana 3A (aksesibilitas, amenitas, dan atraksi). Selain itu, biro travel dan UMKM juga kesulitan untuk memasarkan produknya, hal ini menyebabkan rendahnya jumlah turis yang berkunjung di Madura. Untuk mempromosikan wisata di Madura, pemerintah membuat berbagai acara seperti festival dan promosi melalui media cetak maupun elektronik. Sayangnya metode seperti ini belum cukup untuk menarik banyak pengunjung secara cepat, karena informasi tersebut bersifat sporadis (terpecah-pecah) dan calon pengunjung harus mencari satu persatu informasi secara mandiri sebelum menentukan pilihan untuk berkunjung di salah satu objek wisata. Berangkat dari permasalahan latar belakang di atas, diperlukan solusi agar objek wisata di Madura lebih terkenal, salah satunya promosi yang dilakukan melalui platform digital. Era revolusi industri 4.0 ini sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk melibatkan peran teknologi di segala sektor, termasuk pariwisata. Solusi yang dimaksud adalah dengan menggunakan platform bernama My Travel. My Travel merupakan etalase produk pariwisata berwujud digital yang mengintegrasikan pelaku UMKM di bidang pakaian, makanan khas atau jasa seperti biro travel dan tourguide untuk memasarkan produknya dalam satu aplikasi sehingga memudahkan pengunjung dalam mencari informasi objek wisata yang dituju. Sekarang ini hampir semua metode pemasaran dilakukan dengan cara online dan memanfaatkan aplikasi berbasis android. Hal ini membuktikan bahwa online market saat ini mulai merambah pasar di kalangan masyarakat Indonesia. Perkembangan online market di Indonesia juga didukung dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang telah menggunakan akses Internet untuk mempermudah memperoleh informasi dan melakukan kegiatan lainnya. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh Asosiasi Pengguna Jasa Internet sepanjang tahun 2017, jumlah masyarakat Indonesia yang telah menggunakan akses Internet mencapai 143,26 juta jiwa atau lebih dari 54% dari jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai 262 juta jiwa. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya Internet akan memudahkan inovasi promosi dan penjualan paket wisata melalui platform digital. Adapun tujuan dari penulisan essai ini, yaitu untuk mengetahui cara optimalisasi pariwisata melalui mobile-apps My Travel dan untuk mengetahui manfaat yang dihasilkan oleh mobile-apps bagi pemangku kepentingan. II. PEMBAHASAN Pembangunan Pariwisata sampai saat ini, walaupun telah menunjukkan kinerja yang membaik, namun masih belum mampu mendorong upaya meningkatkan perekonomian yang tangguh dan mensejahterahkan rakyat. Meskipun Madura memiliki banyak potensi alam, budaya, ataupun makanan khas yang bisa menarik banyak wisatawan, namun hasil Kajian Ekonomi Regional (KER) Jawa Timur (Jatim) dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, selama kurun 2013–2015, Madura merupakan daerah termiskin di Jatim dengan rata-rata sebesar 21,86%. Hal ini menunjukkan bahwa potensi wisata yang besar masih belum meningkatkan perekonomian warga sekitar. Salah satu permasalahan di sektor pariwisata disebabkan oleh kurang optimalnya pengelolaan aspek pemasaran. Hal ini ditegaskan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia tahun 2010-2014 bahwa sarana pemasaran dan promosi belum optimal. Promosi yang tidak optimal akan mengakibatkan kurangnya informasi yang diterima oleh wisatawan mengenai tempat wisata yang dituju. Sedangkan bagi UMKM di sekitar tempat wisata juga kesulitan memasarkan produknya kepada wisatawan. Padahal media promosi dan pemasaran memiliki peran penting dalam pembangunan kepariwisataan. Harus diakui bahwa kekuatan pariwisata untuk menarik perhatian wisatawan terletak pada kemampuan pengelola dalam mengemas dan memasarkan objek wisata kepada wisatawan. Maka dari itu, berbagai kegiatan dan promosi melalui media elektronik dilakukan oleh pemerintah, namun belum memberikan dampak signifikan. Melihat permasalahan tersebut, munculah berbagai inovasi untuk membantu promosi objek wisata, salah satunya yaitu promosi yang menggunakan teknologi informasi di era revolusi industri 4.0. Secara singkat, pengertian industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke 4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas karena mengintegrasikan teknologi dan kemampuan fisik dan biologis. Revolusi industri generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Revolusi industri 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju. Teknologi informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok menyebabkan semua orang dapat terhubung didalam sebuah jejaring sosial. Maka dari itu, era revolusi industri 4.0 merupakan dorongan bagi sektor pariwisata untuk memasarkan objek wisata, makanan, dan pakaian khas yang dimiliki UMKM di Madura ke seluruh Indonesia. Merujuk pada Renstra Kemenbudpar, pemanfaatan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bisa menjadi solusi dalam peningkatan upaya promosi dan pemasaran sehingga dapat memajukan pariwisata Madura di kancah nasional maupun internasional. Metode promosi yang tepat selain untuk mengenalkan objek wisata akan memajukan UMKM di sekitar objek wisata tersebut. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, terdapat beberapa definisi dari jenis usaha menurut skala usaha sebagai berikut. Nama Usaha Omzet Pertahun Aset Usaha Besar > Rp 50 miliar > Rp 10 miliar Usaha Menengah Rp 2,5 miliar – Rp 50 miliar Rp 500 juta – Rp 10 miliar Usaha Kecil Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar Rp 500 juta – Rp 10 miliar Usaha Mikro Hingga Rp 300 juta Hingga Rp 50 juta Indonesia merupakan negara yang memiliki pelaku UMKM yang cukup banyak. Menurut BPS, pada tahun 2013, terdapat 57.900.787 unit usaha. jumlah tersebut, hampir seluruhnya (98,7%) berkategori usaha mikro. UMKM yang perlu dikembangkan di Madura merupakan UMKM yang berkaitan dengan objek pariwisata yaitu usaha yang bergerak di bidang makanan, pakaian, ataupun jasa seperti tourguide dan Biro Travel. Sayangnya, banyak UMKM di Madura belum mengalami hambatan untuk memasarkan produknya karena tidak ada media promosi yang mendukung proses pemasaran dengan efektif dan efisien. Maka dari itu My Travel hadir sebagai solusi. My Travel merupakan perangkat aplikasi mobile berbasis e-tourism. E- Tourism adalah platform digital yang menghubungkan seluruh stakeholder pariwisata, mempermudah proses perizinan, mengintegrasikan seluruh kegiatan pariwisata serta memberikan kemudahan bagi seluruh wisatawan menjelajahi pesona Indonesia melalui aplikasi yang mudah digunakan, kapan pun dan di mana pun. Stakeholder yang dimaksud adalah pelaku UMKM di bidang makanan, pakaian atau jasa (Biro Travel dan tourguide) untuk memberikan informasi dan akomodasi terkait objek wisata, pemerintah, dan wisatawan. Keunggulan dari mobile-app ini adalah (1) user friendly, yang mempermudah user atau calon pengunjung untuk menemukan informasi penting terkait objek wisata. Konten dalam aplikasi ini juga tersusun dengan rapi. Dalam halaman utama, pengunjung dapat menemukan opsi tempat, makanan, atau pakaian khas Madura yang ingin dicari serta informasi mengenai diskon dan destinasi popular yang ingin dikunjungi; (2) responsive, yang dapat dengan mudah menyesuaikan tampilan sesuai dengan perangkat yang digunakan; (3) accountable, yang dapat mengetahui harga setiap destinasi wisata, (4) trusted, yang menyediakan informasi terpercaya yang telah di perbarui oleh masing- masing user. Pelaku UMKM dapat mengunggah produknya dan nantinya akan masuk ke akun pemerintah untuk dibuktikan dan diverifikasi oleh pemerintah setempat.
Berbasis e-toursim yang
menggabungkan pelaku UMKM bidang jasa, makanan, dan pakaian untuk membantu memasarkan produknya dalam satu aplikasi. Berikut ini fitur yang tersedia dalam My Travel :
Salah satu contoh flowchart cara memesan objek wisata menggunakan My
Travel yang digambarkan di bawah ini :
My Travel akan bermanfaat bagi pemangku kepentingan terkait, yaitu
wisatawan, pelaku UMKM, dan pemerintah. Bagi wisatawan My Travel akan memudahkan mereka untuk mencari tempat wisata yang dituju beserta informasi secara lengkap (seperti harga, fasilitas, dan aksesibilitas). Bagi pelaku UMKM, My Travel akan memudahkan mereka untuk memasarkan produknya, sehingga akan meningkatkan pendapatan mereka. Bagi Pemerintah, My Travel akan menambah memudahkan promosi daerah dan meningkatkan pengunjung, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. III. PENUTUP Potensi pariwisata di Indonesia sangat besar, karena memiliki berbagai keragaman alam, makanan, dan pakaian khas di tiap daerahnya, termasuk di Pulau Madura. Sayangnya, potensi tersebut belum maksimal karena kurangnya promosi objek wisata. Pengelolaan promosi dan pemasaran merupakan aspek penting untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Era revolusi industri 4.0 ini sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk melibatkan peran teknologi di segala sektor, termasuk pariwisata. Solusi yang dimaksud adalah dengan menggunakan platform bernama My Travel. My Travel merupakan etalase produk pariwisata berwujud digital yang mengintegrasikan pelaku UMKM di bidang pakaian, makanan khas atau jasa seperti biro travel dan tourguide untuk memasarkan produknya dalam satu aplikasi sehingga memudahkan pengunjung dalam mencari informasi objek wisata yang dituju. My Travel memiliki beberapa kelebihan, yaitu user-friendly, responsive, accountable, dan trusted. My Travel akan bermanfaat bagi pemangku kepentingan terkait, yaitu wisatawan, pelaku UMKM, dan pemerintah. Bagi wisatawan My Travel akan memudahkan mereka untuk mencari tempat wisata yang dituju beserta informasi secara lengkap (seperti harga, fasilitas, dan aksesibilitas). Bagi pelaku UMKM, My Travel akan memudahkan mereka untuk memasarkan produknya, sehingga akan meningkatkan pendapatan mereka. Bagi Pemerintah, My Travel akan menambah memudahkan promosi daerah dan meningkatkan pengunjung, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Selain meningkatkan aspek promosi dan pemasaran, pemerintah harus memperbaiki sarana-prasarana di setiap objek wisata, misalnya seperti memperbaiki akses jalan menuju objek wisata, memperbaiki fasilitas di dalam objek wisata sehingga memberikan kenyamanan kepada pengunjung untuk berwisata. DAFTAR PUSTAKA. Desrianto, Mico (2019). Sambut Revolusi Industri 4.0, Menpar Beberkan Visi Pariwisata RI [Online]. Tersedia di: https://travel.kompas.com/read/2019/03/22/153000827/sambut-revolusi industri-4.0-menpar-beberkan-visi-pariwisata-ri. Di akses pada 21 April 2019 pukul 19.13 WIB Hartriani, Jeany (2019). Potensi Besar Laut Indonesia [Online]. Tersedia di: https://katadata.co.id/infografik/2017/02/13/potensi-besar-laut Indonesia. Di akses pada Minggu, 21 April 2019 pukul 18.37 WIB Noviyanti, Sri. “E-Tourism”, Bentuk Promosi Pariwisata Indonesia Selanjutnya". [Online]. Tersedia di https://travel.kompas.com/read/2014/12/24/143100127/. E-Tourism.Bentuk.Promosi.Pariwisata.Indonesia.Selanjutnya. Di akses pada Senin, 22 April 2019 pukul 19.00 WIB Prasetya, D. D. (2011). Aplikasi Virtual Tour Berbasis Web Sebagai Media Promosi Pariwisata. Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang: Malang Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution. Crown Business Press. Slamet, at all, 2016. Strategi Pembangunan UKM Digital dalam Menghadapi Era Pasar Bebas. Jurnal Manajemen Indonesia. Vol. Vl. 16 – No. 2. Tofler, A. (1970). Future shock. USA: Random House. https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/5640/Saatnya+Kembangkan+Poten si+Pariwisata+Indonesia/0/infografis. Di akses pada Minggu, 21 April 2019 pukul 18.30 WIB https://www.inews.id/travel/read/16518/pariwisata-indonesia-kalah-dengan- negara-lain-ini-kata-arief-yahya. Di akses pada Minggu, 21 April 2019 pukul 18.43 WIB https://www.jawapos.com/jpg-today/30/12/2018/5-juta-wisatawan-berkunjung-ke- malang-selama-2018/. Di akses pada Minggu, 21 April 2019 pukul 18.43 WIB