Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

“GRAMEDIA DI PALANGKA RAYA”

Disusun Oleh :
NAMA : BOBIE
NIM : DBB 114 020

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Membaca telah menjadi bagian dari kehidupan setiap orang, baik bagi
anak-anak, pelajar, mahasiswa, orang dewasa, dan tidak menutup
kemungkinan bagi para manula. Membaca merupakan salah satu bagian
penting dalam proses belajar, dengan membaca maka akan banyak
pengetahuan dan informasi yang didapatkan. Semenjak usia dini, anak-anak
sudah dibiasakan untuk membaca, mulai dari TK, SD, SMP, SMA bahkan
hingga Perguruan Tinggi, semua mengharuskan para siswa dan mahasiswanya
untuk banyak belajar melalui membaca, hal tersebut yang membuat kebutuhan
terhadap buku semakin meningkat setiap harinya.
Seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
buku atau bahan pustaka, berbagai industri penerbitan dan percetakan pun
mulai bersaing untuk menerbitkan buku yang berkualitas. Kondisi tersebut
menciptakan peluang usaha bagi para distributor buku, karena membaca telah
menjadi bagian vital bagi setiap orang, tidak terbatas usia. Membaca bukan
suatu trend yang hanya booming pada suatu waktu tertentu, namun merupakan
hal yang terus-menerus menjadi bagian dari masyarakat.
Toko Buku Gramedia sebagai salah satu toko buku yang cukup besar
di Indonesia yang memiliki banyak cabang dan pilihan produknya menjadi
daya tarik bagi wisatawan dan juga masyarakat setempat. Toko Buku
Gramedia berhasil memposisikan dirinya tidak hanya sebagai toko buku, akan
tetapi juga sebagai tujuan wisata dan menikmati suasana toko sambil membaca
buku. Toko Buku Gramedia juga menyuguhkan konsep toko buku yang sangat
nyaman untuk dikunjungi untuk membangun konsumen ingin berlama-lama di
dalam toko dan kemudian memutuskan pembeliannya dengan berbagai
pertimbangan. Musik yang disajikan Toko Buku Gramedia sesuai dengan
suasana untuk membaca sambil memilih produk yang akan dibeli sehingga
menambah suasana yang semakin nyaman bagi pengunjung yang ada di sana.
INDOPOS.CO.ID – Era digitalisasi rupanya tidak menurunkan minat
masyarakat membeli buku. Malah ada kecenderungan, penjualan buku
meningkat. Tercatat pada 2018, penjualan buku di Gramedia meningkat
sekitar 12,5 persen.
(Sumber :https://indopos.co.id/read/2019/01/24/163039/era-digital-tapi-penjualan-
buku-meningkat/)

Kota Palangka Raya adalah sebuah kota sekaligus merupakan  ibu


kota Provinsi Kalimantan Tengah. Kota ini memiliki luas wilayah 2.400 km²
dan berpenduduk sebanyak 376.647 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata
92.067 jiwa tiap km² (Sensus 2015). Sebelum otonomi daerah pada tahun
2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2 kecamatan, yaitu: Pahandut
dan Bukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas
5 kecamatan, yakni: Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau,
dan Rakumpit. Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU Darurat No. 10/1957
tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah) dari
hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan.
Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutan lindung, konservasi
alam serta Hutan Lindung Tangkiling.

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palangka_Raya)

Keberadaan toko buku suatu daerah khususnya kota palangka raya juga
menjadi pendukung bahkan fasilitator utama dalam proses pendistribusian
buku pada konsumen. Sebuah solusi untuk masalah tersebut adalah membuat
suatu fasilitas terpadu yang khusus berkaitan dengan perbukuan sehingga
memudahkan siswa, mahasiswa bahkan masyarakat agar diketahui dimana
mereka bisa mendapatkan informasi tentang buku yang diinginkan dan tidak
ragu untuk kemana mereka akan pergi jika dilangsungkan acara mengenai
buku. Suatu tempat yang selain bersifat edukatif juga bersifat entertainment
sebagai barometer untuk memberikan kenyamanan dan menarik minat kaum
muda “masa kini” untuk berkeinginan mengenal buku lalu dapat menarik
minat baca yang lebih tinggi lagi.

Keberadaan toko buku dan perpustakaan menjadi tujuan masyarakat


untuk mencari informasi pengetahuan. Minat atau kemauan untuk membaca
adalah sumber motivasi yang sangat penting dan kuat bagi seseorang untuk
menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya
karena orang tersebut membaca sebuah buku memang karena ia ingin
membaca buku tersebut dari hati, yang merupakan pengalaman belajar
menggembirakan. Minat baca akan mempengaruhi bentuk serta intensitas
seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak di masa yang akan datang.
Hal tersebut merupakan sebuah proses pengembangan diri yang memiliki
peran besar dalam hidup seseorang, maka dari itu kemauan ini harus
senantiasa diasah, dikembangkan, dan didalami sebab minat membaca tidak
diperoleh dari lahir secara cuma-cuma.

Pengujung Perpustakaan Provinsi Kalimantan Tengah Berdasarkan


Pekerjaan Dan Jenis Kelamin Periode Januari 2019

Grafik : Pengunjung Perpustakaan Provinsi Kalimantan Tengah Berdasarkan


Pekerjaan dan Jenis Kelamin Periode Januari 2019

Tabel Pengunjung Perpustakaan Provinsi Kalimantan Tengah Berdasarkan


Pekerjaan dan Jenis Kelamin Periode Januari 2019

Pekerjaan Laki-laki Perempuan


Mahasiswa 133 184
PNS 97 128
SD 18 19
SLTA 155 178
SLTP 77 143
Swasta/umum 101 47
TK 0 0

(Sumber :https://satudata.kalteng.go.id/satudata/tabel/index/1164/back_2)

Dari beberapa hal diatas, disimpulkan bahwa perlu adanya suatu


fasilitas public komersial sebagai pusat pengembangan dan pengenalan buku
berdasar konsep baru, yakni Gramedia Expo Palangka Raya dengan
menekankan konsep one stop book center atau fasilitas buku terpadu.
Gramedia Expo Palangka Raya ini akan memuat fasilitas penjualan buku
(book store ), galeri buku, auditorium dan exhibition room untuk acara bedah
buku atau launching buku, temu talk show dengan penulis. Serta beberapa
fasilitas pendukungnya seperti, toko alat tulis, barang-barang elektronik, tas
sekolah, alat – alat musik yang semua tentunya untuk menunjang kebutuhan
ilmu pengetahuan, serta terdapat fasilitas pendukung lainnya seperti cafe, aula
untuk berdiskusi dan ruang baca. Kelebihan Gramedia Expo Palangka Raya
dibandingkan dengan toko buku biasa adalah pada fasilitas dan penataan
interior yang menarik serta pada konsep kenyamanan yang ditawarkan
sehingga pengunjung terkesan seperti berapa di dalam rumah sendiri.
Gramedia Expo Palangka Raya juga akan mendukung database informasi
dalam format digital sehingga masyarakat dapat lebih mengenal kemajuan dan
kemudahan teknologi penyebaran informasi saat ini.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, identifikasi
masalah tersebut didapat berupa poin - poin berikut ini:
 Minat masyarakat dalam membaca buku saat ini sangat tinggi,
sehingga perkembangan pendidikan dalam bidang ilmu pengetahuan
tersebut akan meningkat.
 Minat membaca yang tinggi dalam masyarakat sehingga memerlukan
fasilitas public komersial sebagai pusat pengembangan dan pengenalan
perbukuan.
 Kurangnya fasilitas yang menunjang kegiatan terkait ilmu pengetahuan
perbukuan sehingga minat membaca tidak dapat disalurkan.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah
yaitu Apa saja kriteria dan variabel desain gramedia expo di Kota Palangka
Raya?

1.4 TUJUAN DAN SASARAN


1.4.1 Tujuan
Mendapatkan kriteria dan variabel desain Gramedia Expo
1.4.2 Sasaran
 Mengidentifikasi pengertian, jenis, persyaratan dari Gramedia
Expo
 Mengidentifikasi aktivitas di dalam Gramedia Expo
 Mengidentifikasi ruang di dalam Gramedia Expo
 Melakukan studi banding literalur dengan objek sejenis.
 Melakukan analisis preseden yang terkait dengan objek sejenis.
 Menghasilkan konsep kriteria dan variabel desain Gramedia
Expo

1.5 RUANG LINGKUP PERMASALAHAN


 Ruang lingkup permasalahan adalah seputar gramedia yang menyangkut
buku-buku ilmu pendidikan

1.6 METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
 Studi Literatur
Pencarian literatur-literatur sebagai referensi kajian teori yang
berkaitan dengan gramedia expo, definisi gramedia dan expo,
 Studi Banding literatur
Membuat sebuah objek studi banding yang berkaitan dan sesuai
dengan pembahasan.
 Analisis Preseden
Membuat analisis preseden berdasarkan gramedia expo.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN


Secara garis besar urutan pembahasan dalam penulisan laporan
penelitian ini yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, identifikasi permasalahan, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup permasalahan, metodologi,
sistematika penulisan dan kerangka berpikir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Mengkaji studi pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber untuk
menemukan teori yang sesuai dan dapat membantu dalam menyelesaikan
masalah. Teori ini mengenai teori tentang karakteristik Gramedia Expo secara
umum, dan karakteristik lokasi.

BAB III STUDI BANDING


Membahas studi banding objek sejenis yang dapat dijadikan bahan
dalam merumuskan konsep desain.

BAB IV ANALIS PRESEDEN


Membahas dan menganalisa objek sejenis yang diuraikan secara
terperinci berdasarkan fakta dan standar yang ada.

BAB V KESIMPULAN
Membahas hasil dari penelitian berupa kriteria desain untuk penerepan
ke objek rancangan.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai sumber literatur selama
proses penelitian dan kajian objek.

1.8 KERANGKA BERPIKIR

Judul
Gramedia Expo Palangka Raya
Latar Belakang
 Belum tersedianya suatu wadah khusus yang memfasilitasi acara - acara
seperti pameran buku, bedah buku, book launching, diskusi buku, anugrah
karya sastra, seminar, dan acara lain yang serupa
 Toko buku Gramedia Palangka Raya dirasa kurang lengkap karena tidak
memiliki fasilitas yang dapat menampung event pameran buku dan launching
buku yang diadakan dikota Palangka Raya.

Identifikasi Masalah
Belum adanya sebuah bangunan Gramedia Expo Palangka Raya yang selain
memiliki fasilitas toko buku, juga dilengkapi dengan fasilitas galeri buku,
auditorium dan exhibition room untuk acara bedah buku atau launching buku serta
beberapa fasilitas pendukung lainnya di Palangka Raya.

Rumusan Masalah
“Apa saja kriteria dan variabel desain gramedia expo di Kota Palangka Raya?”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Judul


2.1.1 Gramedia

Menurut Kristiyanti Enny (2013), Gramedia adalah merupakan retail


bussines yang bergerak dibidang penjualan buku,dan dijadikan salah satu
bisnis dari kelompok usaha perdangangan dan industri.

Jenis gramedia dibagi tiga yaitu:

1. gramedia online, yaitu penyedian buku melalui internet,


2. gramedia percetakan, yaitu layanan penyedian melalui jasa cetak
koran, tabloid dan majalah, dan
3. gramedia pustaka utama, yaitu layanan penerbitan buku umum.

Fungsi Gramedia adalah berperan aktif dalam upaya mencerahkan


kehidupan bangsa terutama bagi masyarakat, di bidang
pengetahuan,informasi serta mengembangkan bisnis ritel lainya melalui
penyediaan produk yang berorientasi pasar,layanan unggul,inovatif dan
prilaku bisnis yang bersih.dan juga sebagai wadah pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan bagi masyarakat.

2.1.2 Expo

Expo adalah “Pameran” atau Singkatan dari “eksposisi” dimana


perusahaan atau industry menunjukan produk terbaru mereka. Biasanya
expo adalah salah satu tempat yang dikhususkan untuk kegiatan pameran,
seperti barang-barang atau seni karya yang layak untuk dipamerkan dan
dll.
Menurut Pakar Pameran seperti Hale N. Tongren dan james P.
Thompson(2000:32), mendefinisikan sebagai berikut :
1. Industrial Show (Pameran Industri),
2. Trade Show (Pameran Dagang), dan
3. Professional or scientific exhibition (pameran ilmiah atau
profesional).
Menurut ASPERAPHI (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia)
definisi pameran yang bertujuan untuk memperluas pasar dan mencari
hubungan dagang atas produk barang dan atau jasa yang dipamerkan pada
tempat dan waktu tertentu yang penyelenggaraannya dilakukan oleh
perusahaan jasa penyelenggara pameran dan konvensi yang telah menjadi
anggota ASPERAPHI.
Adapun beberapa keunggulan yang menjadi daya tarik peserta dalam
mengikuti pameran yang diungkapkan oleh Leonard Hoyle (2006:30)
sebagai berikut:
1. Menunjukkan eksistensi produk,
2. Menjaga image produk,
3. Memberikan nilai tambah produk,
4. Membuka pangsa pasar yang lebih luas, dan
5. Menjalin jaringan yang lebih kuat.

2.2 Tinjauan Gramedia Expo


2.2.1 Sejarah Sukses Toko Buku Gramedia
Kesuksesan toko buku Gramedia (atau Graha Media) tak terlepas dari
cerita perjalanan pertama kali dibangun oleh dua sahabat yang memiliki
visi yang sama untuk mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia dan
meningkatkan kesejahteraan demi masa depan masyarakat Indonesia
secara keseluruhan. Kehadiran Gramedia ini tak terlepas dari kiprah kedua
sosok yang banyak berkontribusi di bidang jurnalistik, yakni Jacob Oetama
dan Petrus Kanisius Ojong.
Kompas Gramedia berdiri sejak 2 Februari 1970 dan membuka
gerainya yang pertama di sebuah toko berukuran 25 meter persegi di
daerah Gajah Mada, Jakarta Pusat. Awalnya gerai ini di bawah tangung
jawab Ojong, disamping kiprah keduanya dalam menangani majalah
Intisari (1963) dan harian Kompas (1965). Seiring waktu, keseriusan
keduanya pun berdampak besar bagi Gramedia.  
Hingga sepeninggal Petrus Kanisius Ojong pada tahun 1980, Jakob
Oetama memang sempat mengalami kesulitan dalam penanganan PT.
Gramedia. Sebab mantan wartawan ini mengaku tak tahu menahu soal
bisnis dan managemen. Namun berkat keinginnya untuk terus membangun
Gramedia, ia tetap berupaya untuk belajar menggali kemampuan
wirausahanya, seperti yang telah dilakukan oleh Ojong.

Kini, Gramedia terus mengembangkan sayapnya. Tak hanya dalam


penjualan buku, namun juga semakin menberi variasi produknya seperti
penjualan  beragam aksesoris yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Meskipun toko buku Gramedia sudah berkembang pesat dan memiliki
puluhan gerai di seluruh Indonesia, pria kelahiran Borobudur, Mangelang
27 September 1931 ini hanya menuturkan bahwa pencapaian tersebut
terbilang "lumayan". Pria yang telah banyak berkontribusi di dunia
jurnalistik atau pers dan media ini memang dikenal sebagai sosok yang
rendah hati.
Hingga saat ini, Gramedia dikenal sebagai toko buku terbesar di
Indonesia dan tetap menjaga visinya semula untuk meningkatkan
pendidikan masyarakat Indonesia lewat buku. Kehadiran Gramedia
kiranya tak hanya sekedar bisnis atau peluang usaha belaka, namun juga
sebagai wadah dalam "membuka jendela dunia" lewat buku.
(Sumber:https://www.jawaban.com/read/article/id/2014/01/27%2013:00:00/8
2/140127133116/menilik_sejarah_sukses_toko_buku_gramedia)

2.2.2 Strategi Pemasaran Toko Buku Gramedia


Gramedia sebagai salah satu toko buku ternama di Indonesia memiliki
banyak sekali cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Strategi
Pemasaran Toko Buku Gramedia yang tepat itulah yang menjadikan toko
buku yang menyediakan berbagai kebutuhan buku ini menjadi
berkembang. Jika dibandingkan dengan toko buku di Indonesia lainnya,
Gramedia masih tetap menjadi toko buku terlaris dengan
menyediakan kebutuhan konsumennya. Dengan memenuhi
semua kebutuhan konsumennya itulah Gramedia semakin mendapatkan
tempat di hati masyarakat. Toko buku Gramedia memiliki banyak sekali
cabang yang ada di seluruh kota di Indonesia. Hal ini memudahkan
konsumennya untuk mendapatkan kebutuhan buku tanpa harus pergi
keluar kota.
Keberhasilan toko buku Gramedia ini tidak lain karena strategi
pemasaran yang dijalankan cukup baik. Saluran distribusi dari toko buku
Gramedia dulunya sangat minim karena hanya mengandalkan beberapa
pendistribusian pada beberapa kota saja. Namun saat ini toko buku
Gramedia menjadi toko buku ternama karena banyak bekerja sama dengan
beberapa penerbit buku dan juga membuka cabang toko di seluruh
Indonesia. Dengan mendirikan beberapa jaringan toko buku ini, melalui
pendistribusian ini maka buku yang di terbitkan dari beberapa penerbit
seperti gramedia juga bisa tersalurkan dengan mudah. Strategi Pemasaran
Toko Buku Gramedia dengan membuka beberapa toko cabang tersebut
memudahkan konsumen mendapatkan kebutuhannya.
Selain itu dengan pelayanan yang tepat maka konsumen bisa
mendapatkan kepuasan tersendiri. Dulunya toko buku Gramedia hanya
menawarkan buku saja namun saat ini bukan hanya buku yang di jual
namun juga beberapa peralatan tulis maupun keperluan kantor lainnya.

Berbagai produk yang ditawarkan toko buku Gramedia dengan harga


yang lebih terjangkaui ini menjadi salah satu strategi pemasaran toko buku
Gramedia. Dari berbagai buku dan peralatan tulis menulis untuk anak-anak
maupun dewasa inilah yang menjadikan konsumen lebih senang untuk
berbelanja pada toko buku Gramedia. Banyak sekali kelebihan yang bisa
anda peroleh jika anda berbelanja di toko buku terbesar di Indonesia ini.
Memang kemudahan yang dilakukan oleh toko buku ini menjadi salah satu
strategi bisnis untuk mengalahkan pesaing bisnis toko buku lainnya.

Beberapa strategi pemasaran toko buku Gramedia diantaranya:


 Lokasi
Toko Gramedia buku terletak di pusat kota yang mudah di
jangkau oleh masyarakat dan merupakan jalur mobilitas
masyarakat yang padat. Dengan memperhatikan lokasi yang
strategis ini maka lebih mudah bagi toko buku Gramedia untuk
mendapatkan banyak konsumen. Jika lokasi tidak strategis atau
jauh dari keramaian kota, tentu saja masyarakat tidak mengenal apa
itu toko buku Gramedia.

 Produk
Produk yang di jual pada toko buku Gramedia ini sangat
beragam sehingga konsumen bisa membeli apa saja yang mereka
inginkan. Konsumen lebih senang jika mereka bisa membeli
berbagai kebutuhan di satu tempat saja sehingga tidak
mengeluarkan biaya transportasi terlalu mahal. Selain itu, produk
yang di jual pada toko buku ini juga berkwalitas. Jika di
bandingkan toko buku lainnya, produk buku di Gramedia
merupakan produk asli dari penerbitnya sendiri.
 Penjualan online
Satu lagi strategi pemasaran toko buku Gramedia adalah
dengan melakukan penjualan secara online. Penjualan ini lebih
mudah dilakukan konsumen tanpa harus mendatangi toko tersebut.
(Sumber:http://ahlimanajemenpemasaran.com/2013/10/strategi-
pemasaran-toko-buku-gramedia/)

Anda mungkin juga menyukai