Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DIGITAL MARKETING, DIGITAL MARKETING CHANNEL AND

DIGITAL MARKETING STRATEGY

A. Konsep Dasar Digital Marketing


1. Pergeseran Dari Tradisional Ke Digital
Pada saat ini, dunia bisnis mengalami perubahan yang cukup pesat, oleh karena itu
perusahaan diharapkan mampu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
tersebut agar mampu bertahan di pasar. Salah satu perubahan yang terjadi adalah
penggunaan teknologi dan informasi yang semakin intensif dalam menjalankan pemasaran
suatu produk atau layanan. Pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang terus
mengalami perubahan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu indikator dari strategi
pemasaran yang efektif adalah dapat menjangkau konsumen yang ditargetkan dengan baik.
Adanya digitalisasi pada pemasaran telah menyebabkan adanya pergeseran dari
pendekatan pemasaran pemasaran tradisional (seperti penggunaan papan, pamflet, televisi,
radio) ke pendekatan digital yang diharapkan mampu menarik lebih banyak konsumen
untuk menggunakan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.

Tabel 2.1. Perbandingan traditional marketing dan digital marketing

Sumber: Bhatia (2017)

Kriteria Traditional Marketing Digital Marketing


Pembanding
Interactivity Konsumen tidak memiliki pilihan Semua saluran memiliki interaksi dan
dalam menerima pesan yang menarik komunikasi yang intens dengan
baginya. konsumen.
Engagement Sulit untuk melacak hasil dan dampak Berfokus pada kepuasan dan
proses pemasaran kepada konsumen. membangun hubungan dengan
konsumen.
Conversions Lebih berfokus pada tahapan kesadaran Lebih berfokus sampai ke tahapan
produk dan tahap meningkatkan minat pembelian dan meningkatkan loyalitas
konsumen. konsumen.

1
Personalization Menggunakan teknik pemasaran Berusaha untuk menyesuaikan
massal dengan interaksi yang kurang penawaran untuk setiap konsumen.
intens dengan konsumen.
Brand imagery Sulit membangun citra merek karena Membangun citra merek yang kuat
keterbatasan platform yang digunakan. dengan menggunakan media/video
yang interaktif.
Social Tidak dapat melibatkan fitur integrasi Memiliki kemampuan untuk
involvement sosial. bersosialisasi dan membangun
kepercayaan dengan memanfaatkan
jejaring sosial.
Kotler, Kartajaya, dan Setiawan (2017) mengidentifikasi adanya beberapa pergeseran
dari metode pemasaran tradisional ke digital marketing:

a. Dari semula Segmentasi and Targeting menjadi Customer Community Confirmation

Proses pada pemasaran tradisional biasanya dimulai dengan tahapan segmentasi,


yaitu dengan mengelompokkan konsumen secara homogen baik berdasarkan
karakteristik, demografis, ataupun psikografis dari konsumen. Setelah tahapan
segmentasi, proses selanjutnya adalah penargetan untuk menentukan segmen mana
yang akan dilayani oleh perusahaan. Pada tahapan ini, interaksi antara pemasar dengan
konsumen sangatlah terbatas. Pemasar dalam menentukan strategi yang akan
digunakan hanya mengandalkan riset pasar dan kurang mengandalkan masukan dari
konsumen. Selain itu, konsumen juga cenderung menganggap iklan yang ditampilkan
kurang relevan dengan kebutuhan mereka.

Pada proses pemasaran digital, pemasar berusaha untuk mengenalkan merek dari
produk atau layanan mereka dengan cara memasuki suatu komunitas agar iklan dan
promosi yang mereka lakukan dapat diterima dengan baik. Akan tetapi, untuk bisa
menjangkau komunitas tersebut, perlu adanya transparansi pada proses pemasaran
tersebut. Oleh karena itu, pemasar perlu menyesuaikan diri dan memasuki komunitas
bukan sebagai bisnis, tetapi bertindak sebagai teman serta menunjukkan perhatian
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2
b. Dari semula Brand Positioning and Diferensiasi menjadi Brand Clarification dari
Karakter dan Kode
Merek merupakan identifikasi berupa nama, logo, maupun tagline yang diciptakan
dengan tujuan untuk merepresentasikan suatu produk atau layanan dan menjadi
pembeda dengan merek yang lain. Agar dapat menciptakan ekuitas merek yang kuat
dan memiliki posisi di benak konsumen, perusahaan perlu melakukan positioning. Pada
tahapan positioning ini, perusahaan biasanya memberikan janji dan melakukan
diferensiasi untuk bisa memenangkan konsumen. Di era digital marketing, sebuah
merek diharapkan mampu bersifat fleksibel dan dinamis dalam menyampaikan suatu
pesan dengan tetap mempertahankan karakter serta kode merek tersebut.
c. Dari semula menjual dengan pendekatan 4P menjadi komersialisasi dengan
menggunakan pendekatan 4C
Bauran pemasaran merupakan sebuah alat untuk membantu pemasar dalam
merencanakan dan mempromosikan nilai jual dari suatu merek. Bauran pemasaran
terdiri dari “4P”, yaitu Product (produk), Place (tempat), Price (harga), dan Promotion
(promosi). Seringkali, dalam menetapkan bauran pemasaran tersebut, tidak
memperhatikan umpan balik yang diberikan oleh konsumen. Pada era digital seperti
saat ini, untuk mengakomodasi lebih banyak konsumen yang saling terhubung, bauran
pemasaran didefinisikan ulang sebagai “4C” yaitu Co-creation, Communal Activation,
Currency, dan Conversation. Co-creation merupakan sebuah upaya untuk
meningkatkan interaksi dengan konsumen dan partisipasi dalam proses pengembangan
produk. Communal Activation merupakan sebuah model distribusi Peer-to-Peer,
sehingga memungkinkan konsumen untuk mendapatkan akses ke produk dan layanan
yang mereka butuhkan dalam jarak yang lebih dekat. Currency berfungsi untuk
membantu perusahaan mencapai profitabilitas yang optimal sambil menyeimbangkan
penawaran dan permintaan dengan lebih efisien. Conversation merupakan terciptanya
interaksi dua arah antara konsumen dengan pemasar yang memungkinkan konsumen
untuk mengkomunikasikan pemikiran, pendapat, dan penilaian mereka mengenai suatu
merek atau produk.
d. Dari semua proses layanan konsumen menjadi layanan konsumen yang kolaboratif

3
Layanan konsumen tradisional berfokus pada bagaimana cara memperlakukan
konsumen dengan baik dan berfokus pada menangani masalah yang dialami oleh
konsumen dengan berpegang teguh pada pedoman dan standar operasional yang
berlaku. Pada era digital seperti saat ini, dimana konsumen saling terkoneksi satu
dengan yang lain, layanan konsumen yang kolaboratif merupakan opsi yang lebih
relevan untuk diterapkan. Pada layanan konsumen yang kolaboratif, perusahaan lebih
menekankan pada mendengarkan dan menanggapi kebutuhan dan kekhawatiran dari
masing-masing konsumen, serta menemukan solusi yang sesuai dengan permasalahan
dari masing-masing konsumen.
2. Definisi Digital Marketing
Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mengubah beberapa tatanan
kehidupan manusia. Adanya peningkatan dalam penggunaan media digital (saluran
komunikasi yang didukung oleh konten serta layanan interaktif yang disampaikan melalui
berbagai platform teknologi digital seperti internet, web, ponsel, dan TV interaktif) oleh
konsumen untuk melakukan pembelian produk atau jasa, membuat semakin banyak
perusahaan yang menggunakan digital marketing untuk bisa mencapai target pasar mereka.
Menjangkau konsumen melalui media digital menjadi bidang pengembangan metode
pemasaran yang paling menjanjikan di beberapa tahun mendatang (Okazaki, Katskura, &
Nishiyama, 2007).
Istilah digital marketing digunakan pertama kali pada pada tahun 1990-an. Digital
marketing merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjangkau konsumen
melalui penggunaan internet, perangkat seluler, media sosial, mesin pencari, blog, video,
email, TV, dan saluran serupa. Digital marketing merupakan sarana untuk penciptaan
permintaan di pasar dengan menggunakan kekuatan dari penggunaan internet dengan cara
yang baru dan inovatif. Digital marketing menargetkan segmen tertentu dari konsumen
yang bersifat lebih interaktif dengan adanya interaksi dua arah antara perusahaan dan
konsumen.
Ketika membahas terkait dengan digital marketing, istilah tersebut seringkali
disamakan dengan internet marketing. Akan tetapi, digital marketing dan internet
marketing sejatinya memiliki definisi yang berbeda. Digital marketing tidak hanya terbatas
pada penggunaan internet sebagai sarana untuk melakukan pemasaran produk, tetapi juga

4
menggunakan platform digital lainnya seperti televisi dan radio. Sedangkan internet
marketing, merupakan bagian dari digital marketing yang mencakup terkait strategi untuk
memasarkan produk atau layanan dari suatu perusahaan secara daring melalui penggunaan
internet. Secara garis besar, perbedaan antara internet marketing dan digital marketing
ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.2. Perbedaan Internet Marketing dan Digital Marketing
Kriteria Internet Marketing Digital Marketing
Cakupan dampak Menjangkau konsumen secara Menjangkau konsumen secara
pada target konsumen daring. daring dan luring.
Saluran distribusi The Internet channels. Semua jenis saluran digital
(Internet, aplikasi seluler, iklan
digital, tablet dan konsol game,
TV, radio, dsb)
Target konsumen Setiap konsumen yang Setiap orang yang memiliki akses
memiliki akses internet. ke Internet dan dapat menarik
calon konsumen offline ke pasar
online.
Media untuk Email newsletters, landing Televisi digital, iklan di game
berkomunikasi pages, websites, advertising online dan aplikasi seluler,
dengan konsumen (search, banner, targeted, messenger, layar interaktif,
contextual), etc. jaringan lokal di kota-kota besar.
Sumber: (Idrysheva, et al, 2019)
Penerapan digital marketing di suatu perusahaan selain berfokus pada konsumen, juga
merupakan sarana untuk menghubungkan ke operasi bisnis lain agar dapat mencapai
profitabilitas sesuai yang diharapkan. Adapun manfaat dari penerapan digital marketing
menurut Chaffey et al (2012) adalah:
a. Identifikasi: melalui penggunaan internet pada digital marketing, perusahaan dapat
melakukan riset pemasaran untuk mengetahui terkait kebutuhan serta keinginan dari
konsumen.
b. Antisipasi: konsumen dapat mengakses informasi dan melakukan pembelian, sehingga
perusahaan dapat mengevaluasi permintaan untuk mengatur alokasi sumber daya.

5
c. Memuaskan konsumen: faktor utama yang perlu diperhatikan dari digital marketing
adalah terkait dengan kepuasan konsumen. Seringkali, perusahaan memiliki beberapa
kekhawatiran dalam upayanya untuk mendapatkan kepuasan konsumen, seperti terkait
dari kinerja perusahaan, standar layanan konsumen yang diberikan, serta produk atau
layanan yang ditawarkan kepada konsumen.

Bhatia (2017) menjelaskan jika perusahaan yang memanfaatkan saluran serta platform
digital marketing akan mendapatkan beberapa manfaat, antara lain adalah:
a. Peningkatan pendapatan: platform digital marketing memiliki potensi untuk
meningkatkan pendapatan dari suatu perusahaan, baik perusahaan berskala besar
maupun kecil. Banyak perusahaan yang mulai beralih dari yang awalnya hanya
mengandalkan penjualan fisik ke saluran penjualan digital. Hal tersebut dikarenakan,
melalui saluran digital marketing, perusahaan bisa menjangkau konsumen lebih luas,
sehingga berpotensi untuk mendapatkan peningkatan pesanan dari konsumen.
b. Penguatan terkait brand presence: pemasaran digital membantu untuk menjangkau
segmen target yang lebih baru dalam rentang waktu yang lebih singkat jika
dibandingkan dengan pemasaran tradisional dan berpotensi untuk memperkuat brand
presence dari suatu perusahaan.
c. Mendukung pencarian informasi dan sarana validasi konsumen: melalui platform
digital marketing, perusahaan dapat membantu konsumen untuk mengumpulkan
informasi, membandingkan produk pesaing, dan memvalidasi keputusan pembeliannya
melalui komentar dan testimoni dari berbagai sumber.
d. Menggabungkan beberapa saluran digital dan media online-offline: pemasar dapat
memanfaatkan beberapa platform media digital dan mengintegrasikan media online-
offline untuk membantu konsumen menyelesaikan siklus pembelian dengan
menawarkan kemudahan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.
e. Memudahkan untuk mendapatkan feedback dari konsumen.

Digital marketing menjadi suatu hal yang diperlukan oleh semua jenis bisnis,
organisasi, bahkan individu. Akan tetapi, beberapa perusahaan maupun organisasi tidak
bisa untuk memahami dengan baik potensi dari pengimplentasian digital marketing. Setiap

6
perusahaan memiliki tantangan yang berbeda agar strategi digital marketing yang
diimplementasikannya dapat berhasil. Adapun beberapa tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam mengelola digital marketing antara lain adalah (Smart Insight, 2014)
tantangan terkait dengan perencanaan, kemampuan organisasi, integrasi saluran digital ke
dalam pemasaran, dan evaluasi ROI. Sedangkan Chaffey dan Chadwick (2016)
berpendapat jika beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam mengelola
digital marketing antara lain adalah:
a. Tanggung jawab yang tidak jelas untuk banyak aktivitas pemasaran Internet yang
berbeda
b. Tidak ada tujuan khusus yang ditetapkan oleh perusahaan dalam
mengimplementasikan digital marketing.
c. Terdapat masalah terkait alokasi dan penggunaan anggaran oleh perusahaan. Salah satu
contoh masalah anggaran yang dihadapi adalah adanya pemborosan dalam penggunaan
anggaran yang dilakukan oleh perusahaan karena berbagai eksperimen yang
dilakukannya terkait pemilihan strategi yang digunakan maupun pemasok yang
berbeda tanpa mencapai skala ekonomi.
d. Perusahaan mengabaikan proposisi nilai untuk konsumen dari penerapan digital
marketing dan tidak melakukan upaya untuk menyediakan layanan online yang lebih
baik dan berbeda.
e. Hasil dari penerapan digital marketing tidak diukur atau ditinjau secara memadai oleh
perusahaan, sehingga tidak ada tindak lanjut yang dilakukan untuk dapat meningkatkan
efektivitas dari penerapan digital marketing.

B. Digital Marketing Channel


Saluran pemasaran digital merupakan wadah yang dapat perusahaan gunakan untuk bisa
menjangkau target konsumen, proses pembelian mulai dari pra-penjualan hingga penjualan
hingga pasca-penjualan dan membangun hubungan konsumen. Berbagai saluran pemasaran
digital memiliki hasil yang berbeda, yang masing-masing saluran tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangannya. Tidak semua saluran pemasaran digital cocok untuk diterapkan di masing-
masing perusahaan. Oleh karena itu, sebelum menentukan saluran pemasaran mana yang
sesuai untuk diterapkan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:

7
1. Tentukan tujuan utama perusahaan anda untuk menggunakan saluran pemasaran digital
Hal pertama yang perlu diperhatikan ketika memiliki saluran pemasaran adalah tujuan
dari kampanye pemasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Perusahaan perlu
memahami dengan baik model bisnis dan target konsumen Anda dengan baik. Memiliki
banyak saluran pemasaran bukanlah hal yang baik dan bisa berpotensi membuat kerugian
bagi perusahaan Anda.
2. Tentukan anggaran
Perkirakan berapa banyak anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan promosi pada
saluran pemasaran yang Anda pilih dan coba bandingkan antara saluran pemasaran agar
bisa mendapatkan yang sesuai dengan tujuan dan anggaran yang telah ditentukan.
3. Tentukan target konsumen
Dengan mengetahui siapa target konsumen Anda, memudahkan perusahaan untuk
membuat konten yang menarik minat dari target konsumen yang telah ditentukan tersebut.
Sebagai contoh, jika target konsumen Anda adalah milenial yang sering mengakses
instagram, maka perusahaan dapat membuat konten gambar dan video pendek yang
menarik bagi mereka.
4. Integrasi
Jika perusahaan Anda menggunakan beberapa saluran pemasaran, perusahaan diharapkan
mampu dapat memberikan pengalaman yang baik bagi konsumen walaupun mereka
mengakses konten tersebut dari beberapa saluran pemasaran yang berbeda.

Sebagai upaya untuk dapat menjangkau calon konsumen yang lebih luas, terdapat tiga
alternatif saluran media utama yang dapat dipilih oleh perusahaan (Chaffey dan Chadwick,
2016):

1. Paid media: merupakan media yang dibeli oleh suatu perusahaan dimana terdapat suatu
investasi untuk membayar pengunjung, menjangkau, atau konversi melalui mesin
pencarian, konten iklan bergambar, atau pemasaran afiliasi. Secara offline, contoh dari
media berbayar yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah iklan pada media cetak
maupun TV. Media berbayar adalah komponen penting dari pertumbuhan pendapatan dan
kesadaran merek untuk bisnis online.

8
2. Owned media: media yang dimiliki oleh suatu merek, dan merupakan saluran pemasaran
digital yang dikendalikan sepenuhnya oleh perusahaan, seperti situs web, blog, email,
aplikasi seluler milik perusahaan, atau media sosial seperti Facebook, LinkedIn, atau
Twitter.
3. Earned media: Media yang diperoleh adalah pemasaran yang dibuat oleh konsumen
perusahaan, konsumen online, atau pihak ketiga lainnya. Pada earned media, perusahaan
dapat mempromosikan merek tanpa biaya atau tenaga yang dikeluarkan; akan tetapi
konten promosi tersebut dibagikan oleh orang-orang yang menyukai konten, produk,
ataupun layanan yang diberikan oleh perusahaan Anda berupa komentar positif ataupun
review.

Gambar 2.1. Alternatif saluran media yang dapat dipilih perusahaan (Chaffey dan Chadwick,
2016)

Untuk membantu pemasar dalam mengelola dan meningkatkan nilai dari pemilihan
saluran pada digital marketing, terdapat kerangka kerja yang dapat membantu mereka.
RACE merupakan suatu alat untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja dari kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dan menentukan upaya untuk
meningkatkan kinerjanya. RACE terdiri dari empat langkah, yaitu (Chaffey dan
Chadwick, 2016):

9
1. Reach: perusahaan berusaha untuk membangun awareness terkait merek, produk, dan
layanannya pada situs web ataupun media offline dan membangun traffic dengan
meningkatkan minat konsumen untuk mengunjungi situs web dan media sosial yang
dimiliki.
2. Interact: perusahaan melibatkan konsumen dengan brand yang dimiliki perusahaan di situs
web ataupun forum-forum daring lainnya agar mendorong konsumen dapat berinteraksi
dengan perusahaan maupun konsumen lain.
3. Convert: perusahaan berusaha meraih konversi untuk menghasilkan prospek atau
penjualan di kehadiran web dan offline.
4. Engage: membangun hubungan konsumen sepanjang waktu untuk memabngun loyalitas
konsumen.

Beberapa saluran digital marketing yang dapat dipilih perusahaan adalah (Chaffey dan
Chadwick, 2016):

1. Search engine marketing (SEM): SEM sering disebut pula sebagai atau pay-per-click
(PPC) yang merupakan praktik pemasaran menggunakan iklan berbayar yang muncul di
halaman hasil mesin pencari. Perusahaan selaku pihak yang melakukan iklan akan
menawarkan kata kunci yang mungkin dimasukkan oleh pengguna layanan seperti Google
saat mencari produk atau layanan tertentu, yang memberikan perusahaan peluang agar
iklan mereka muncul di samping hasil dari penelusuran tersebut.
2. Online PR: merupakan bentuk hubungan masyarakat berbasis web yang menggunakan
semua sumber daya yang disediakan oleh media online. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kehadiran online dari suatu perusahaan dengan menggunakan saluran
online. Komunikasi di situs web atau media sosial digunakan untuk menarik perhatian pada
produk atau layanan tertentu dan untuk menumbuhkan reputasi yang positif. Online PR
merupakan teknik pemasaran yang efektif dan murah untuk membuat lebih banyak orang
mengetahui merek atau situs web Anda.
3. Online partnerships: mengelola pengaturan jangka panjang untuk mempromosikan
layanan online Anda di situs web pihak ketiga atau melalui komunikasi email. Berbagai
bentuk kemitraan termasuk membangun tautan, pemasaran afiliasi, online sponsorship dan
co-branding.

10
4. Menampilkan iklan: penggunaan iklan online seperti spanduk dan iklan multimedia untuk
mencapai kesadaran merek dan mendorong pay-per-click ke situs target.
5. Keikutsertaan pemasaran email: perusahaan akan menyewa daftar email atau
menempatkan iklan di buletin elektronik pihak ketiga atau menggunakan daftar internal
untuk aktivasi dan retensi pelanggan.
6. Pemasaran media sosial: perusahaan akan menawarkan konten-konten promosi pada media
sosial dan komunitas online tertentu untuk bisa menjangkau dan melibatkan konsumen
mereka, serta membangun kesadaran merek dan mendorong terjadinya pembelian.

C. Strategi pada Digital Marketing


1. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kesuksesan Strategi Pada Digital Marketing
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, seringkali perusahaan menghadapi suatu
ketidakpastian. Untuk menghadapi ketidakpastian tersebut, perusahaan diharuskan untuk
memikirkan rencana tindakan dan menyusun alokasi dari sumber daya dan kemampuan
internal yang dimilikinya. Manajemen strategis merupakan suatu proses untuk merumuskan
dan mengimplementasikan tujuan dan inisiatif yang diambil oleh manajemen puncak
perusahaan, berdasarkan pertimbangan sumber daya dan penilaian lingkungan internal dan
eksternal dimana organisasi bersaing. Strategi pemasaran digital merupakan pendekatan
yang menerapkan platform teknologi digital yang nantinya bertujuan untuk mendukung
kesuksesan dari tujuan pemasaran dan bisnis. Kesuksesan dari strategi pemasaran digital
memerlukan adanya integrasi antar departemen pada suatu perusahaan. Selain itu, strategi
juga harus terintegrasi ke dalam proses perencanaan pemasaran digital, karena perencanaan
pemasaran digital merupakan proses berulang dari analisis situasi hingga penetapan tujuan
hingga definisi strategi (Chaffey, et al, 2012).
Bhatia (2017) mengidentifikasi terkait faktor-faktor yang memengaruhi dari
implementasi strategi pada digital marketing:
a. Stakeholder-driven factors: Ini mencakup dampak dari faktor-faktor yang paling penting
bagi pemangku kepentingan dan bagaimana faktor tersebut diukur secara berbeda di
seluruh bisnis. Beberapa faktor terkait yang memengaruhi antara lain adalah terkait
dengan target akuisisi konsumen dan pendanaan yang diperoleh dari investor.

11
b. Market-driven factors: Hal tersebut mencakup struktur keseluruhan pasar digital, proses
operasionalnya, dan respon perusahaan terhadap adanya perubahannya.
c. Customer-driven factors: konsumen menjadi faktor pendorong utama untuk kesuksesan
dari strategi digital marketing. Beberapa faktor yang memengaruhi konsumen antara lain
adalah adanya penawaran yang diberikan perusahaan berdasarkan pengalaman
konsumen, pemasaran yang imersif, dan pemasaran ke kelompok yang saling
berhubungan secara sosial.
d. Competitor-driven factors.

Strategi digital marketing merupakan strategi pemasaran yang menentukan bagaimana


perusahaan harus menetapkan tujuan khusus, mengembangkan value proposition yang
berbeda dan komunikasi yang konsisten dengan karakteristik saluran dan karakteristik dari
konsumen. Chaffey dan Chadwick (2016) menjelaskan jika secara garis besar, strategi dari
digital marketing dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:
a. Faktor internal, yang terdiri dari tujuan bisnis dan strategi serta multichannel marketing
strategy.
b. Faktor eksternal, yang terdiri dari struktur pasar dan permintaan, strategi dari competitor
di pasar, serta munculnya peluang dan ancaman bagi perusahaan.

Gambar 2.3. Faktor-faktor yang memengaruhi strategi digital marketing (Chaffey dan
Chadwick, 2016)

12
2. Digital Marketing Strategy Roadmap
Tahapan-tahapan pada strategi pemasaran digital dapat dikembangkan untuk dijadikan
sebagai suatu peta jalan (roadmap). Pada gambar 2 menunjukkan empat tahapan penting
untuk mengembangkan roadmap dari strategi digital marketing. Ke-empat tahapan tersebut
adalah (Bhatia, 2017):
a. Strategi bisnis untuk digital Melibatkan pengembangan strategi dan arah keseluruhan
untuk setiap perusahaan yang berencana pindah ke platform digital. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah:
1) Faktor-faktor yang memengaruhi strategi digital: perusahaan harus dapat
memahami dampak dengan diterapkannya platform digital, seperti dampak bagi
pemangku kepentingan, pasar, konsumen, dan pesaing untuk menentukan tujuan
strategi bisnis secara keseluruhan.
2) Tujuan perusahaan: mencakup analisis struktur bisnis perusahaan, jenis investasi
yang bersedia mereka lakukan untuk operasional kegiatan mereka, dan jenis
pengembalian dan pertumbuhan yang mereka harapkan dari saluran digital.
3) Penyelarasan kompetensi inti: perusahaan akan melakukan analisis dan
menafsirkan adanya pergeseran fungsi nilai industri mereka terhadap konsumen
mereka dan menyelaraskan kompetensi inti yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
b. Strategi pengembangan konsumen Merupakan strategi untuk mengidentifikasi dan
menentukan segmen konsumen sasaran dan memposisikan pemasaran produk dan
pengalaman yang sesuai, dengan menggunakan:
1) Segmentasi 2.0: penggunaan teknologi canggih untuk menghasilkan kelompok
konsumen yang terkonsentrasi dan dapat ditindaklanjuti untuk dipilih sebagai
segmen pasar.
2) Targeting 2.0: melibatkan pemahaman terkait karakteristik dari konsumen untuk
memahami tujuan dan perilaku kelompok konsumen yang ingin ditargetkan oleh
perusahaan.
3) Positioning 2.0: merupakan rangkaian aktivitas yang akan dikembangkan
perusahaan untuk menanggapi kebutuhan setiap segmen konsumen di semua
saluran pemasaran mereka.

13
c. Strategi bauran pemasaran digital: mencakup 8 P pemasaran untuk mengembangkan
bauran pemasaran. 8P pemasaran tersebut terdiri dari:
1) Classic 4Ps: bauran pemasaran yang paling banyak digunakan yang terdiri dari
penawaran produk, model penetapan harga, saluran pembelian, dan bauran promosi
2) Extended 4Ps: bauran pemasaran yang terdiri dari —People, Process, Programs,
Performance.
d. Strategi implementasi pemasaran digital Beberapa langkah untuk menyusun strategi
implementasi pemasaran digital adalah (Chaffey dan Chadwick, 2016):
1) Tetapkan tujuan yang tepat yang didasarkan pada nilai ekonomi riil.
2) Tentukan value proposition yang unik untuk disampaikan kepada calon konsumen.
3) Ciptakan rantai nilai yang unik dan has.
4) Bersiaplah untuk melakukan trade-off dengan melakukan penyesuaian aktivitas
perusahaan untuk mengungguli pesaing.
5) Ciptakan kesesuaian antara apa yang dilakukan perusahaan, posisi perusahaan saat
ini, dan sumber daya tersedia.
6) Menciptakan rencana yang berkesinambungan.

Gambar 2.4. Elemen dari peta jalan strategi digital marketing (Bhatia, 2017)
14
Proses perumusan strategi pada digital marketing menuntut perusahaan untuk
menyusun value proposition yang sesuai untuk konsumen dan memaksimalkan fungsi
internet dalam mengeksploitasi pasar dan saluran distribusi baru serta memberikan produk
dan layanan baru kepada konsumen. Secara garis besar, terdapat 9 keputusan yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan dalam menyusun strategi tersebut (Chaffey dan Chadwick,
2016):
Keputusan 1: Strategi pengembangan pasar dan produk.
Keputusan 2: Model bisnis dan strategi pendapatan.
Keputusan 3: Strategi pasar sasaran.
Keputusan 4: Strategi positioning dan diferensiasi (termasuk bauran pemasaran).
Keputusan 5: Keterlibatan konsumen dan strategi media sosial.
Keputusan 6: Strategi distribusi multi saluran.
Keputusan 7: Strategi komunikasi multi saluran.
Keputusan 8: Bauran dan anggaran komunikasi online.
Keputusan 9: Kemampuan organisasi (kerangka 7S).

3. Konsep Product-Life-Cycle (PLC) dan Implementasi Strategi Digital Marketing


Konsep PLC memiliki beberapa asumsi, yaitu:
a. Setiap produk memiliki masa pakai yang terbatas, oleh karena itu dapat disimpulkan
jika setiap produk memiliki siklus hidup.
b. Penjualan dari masing-masing produk melewati tahapan yang berbeda dan memiliki
tantangan, masalah, dan peluang yang berbeda bagi perusahaan.
c. Setiap produk akan memiliki kebutuhan pemasaran, pembiayaan, manufaktur,
pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda pada masing-masing tahap siklus
hidupnya.

15
Gambar 2.5. Product Life Cycle (Lumen Learning, 2020)
Adapun tahapan dalam produk PLC secara lengkap adalah sebagai berikut:
a. Development phase: Tahapan ketika sebuah produk baru pertama kali diluncurkan ke
pasar, biasanya produk tersebut memiliki penjualan yang tergolong masih rendah dan
pertumbuhannya bergerak perlahan.
b. Growth phase: Pada tahapan ini, permintaan akan produk mulai mengalami
peningkatan dan berada dalam kondisi yang paling berkembang. Sebagian besar
produk biasanya memiliki pendapatan dan pangsa pasar tertinggi pada saat berada di
fase ini.
c. Maturity phase: Pada tahapan ini, produk sudah diterima oleh pasar dengan baik dan
mencapai puncak penjualan. Produk pesaing akan mulai memotong posisi pasar dan
pangsa pasar perusahaan. Pada awal fase maturity, penjualan masih bisa bertumbuh
hingga mencapai puncak dan akhirnya mulai mengalami penurunan.
d. Declined phase: Pada fase terakhir, profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan
turun, sampai ke titik dimana tidak lagi menguntungkan untuk diproduksi. Hal tersebut
menyebabkan perusahaan memutuskan untuk berhenti memproduksi produk tersebut.
Selain itu, pada tahap ini biasanya sudah banyak bermunculan perusahaan yang mulai
mendominasi pasar, sehingga semakin sulit bagi perusahaan yang bersangkutan untuk
mempertahankan tingkat penjualannya. Apabila penjualan semakin mengalami
penurunan, maka perusahaan akan memulai untuk melakukan penghentian secara
bertahap produk. Proses tersebut ditandai dengan produk tersebut ditarik keluar dari
portofolio atau disisihkan untuk memasarkan merek serupa.

16
Perusahaan perlu memahami konsep PLC dalam konteks digital marketing dengan cara
melibatkan pemasar yang memiliki pengetahuan tentang tahap siklus hidup dari produk
perusahaan tersebut. Hal tersebut bertujuan agar mereka dapat mengembangkan strategi
implementasi yang spesifik sesuai dengan keadaan dari masing-masing fase. Contoh
penerapan dari masing-masing fase pada PLC untuk membantu penyusunan strategi pada
digital marketing adalah sebagai berikut (Bhatia, 2017):
a. Development phase: Untuk produk yang berada dalam tahap pengembangan atau
peluncuran, perusahaan perlu berinvestasi lebih banyak dalam mendorong munculnya
minat dan awareness dari konsumen. Saluran digital seperti web, display, email, dan
viral marketing dapat membantu mendorong dan mendukung penjualan offline.
Perusahaan harus lebih berusaha untuk mengembangkan media pemasaran yang
dimilikinya.
b. Enhancement phase: Pada fase ini, produk sedang dalam tahap pertumbuhan penjualan.
Untuk dan memastikan bahwa minat terhadap produk terus tumbuh dan tidak stagnan,
perusahaan perlu lebih fokus untuk mengelola pada media digital yang dimiliki.
konsumen diharapkan dapat terlibat dengan produk di tingkat yang lebih dalam dan
menjadi loyal, serta tidak akan beralih pada produk lain.
c. Decline phase: Dalam fase ini, produk telah kehilangan kejayaan yang pernah
dimilikinya dari konsumen. Pada fase ini, perusahaan seringkali terlalu banyak
investasi baru untuk mengembangkan saluran distribusi dan promosi yang mungkin
tidak membantu untuk meningkatkan penjualan. Perusahaan, diharapkan dapat
membuat lebih banyak konten dan focus pada upaya promosi merek yang lebih
emosional untuk mempertahankan konsumen.
d. Termination phase: Pada fase ini. kategori produk atau lini produk utama akhirnya
dihentikan dan siklus pengembangan produk baru akan dimulai oleh perusahaan.\

D. Peluang Karir Pada Bidang Digital Marketing


Pemasaran digital merupakan salah satu bidang yang memiliki perkembangan yang cukup
pesat. Hal tersebut dikarenakan, melalui digital marketing, perusahaan dapat menjangkau lebih
banyak konsumen baru. Seiring dengan meningkatnya popularitas pada digital marketing,

17
kesempatan untuk berkarir pada bidang ini semakin luas. Beberapa peluang karir pada bidang
digital marketing antara lain adalah (Mandal, 2018):
a. Digital marketing executive
Digital marketing executive bertanggung jawab untuk menciptakan relasi yang kuat
antara merek dengan konsumen, dengan cara melakukan promosi produk atau layanan
melalui platform digital secara daring maupun melakukan kampanye secara luring seperti
melalui brosur dan poster. Beberapa tanggung jawab dari seorang digital marketer adalah:
1) Membantu terkait perumusan strategi untuk membangun hubungan yang erat dengan
konsumen.
2) Mengoptimalkan iklan yang dilakukan secara daring dengan tujuan untuk
meningkatkan brand awareness bagi konsumen.
3) Melacak dan menganalisis terkait traffic website dari perusahaan secara berkala.
b. Digital marketing manager
Digital marketing manager memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan,
menerapkan, dan mengawasi proses dari digital marketing untuk jangka panjang serta
teknik periklanan jangka pendek. Seorang digital marketing manager membawahi tim
pemasaran dan memberikan dukungan di beberapa bidang, seperti:
1) Meningkatkan dan mengembangkan aset digital perusahaan mereka dan menciptakan
peluang untuk menghasilkan penjualan.
2) Meningkatkan kesadaran merek organisasi, meningkatkan visibilitas dan keterlibatan
dengan merencanakan dan membuat konten berbasis internet.
3) Kembangkan strategi pemasaran digital dengan mengidentifikasi target pasar,
menciptakan brand persona, dan menganalisis informasi tentang cara terbaik untuk
menjangkau target konsumen.
4) Mempromosikan produk atau layanan melalui berbagai platform digital dengan
menggunakan strategi SEO, media sosial, pemasaran konten, dan pemasaran email.
c. Analytics manager
Analytics manager memiliki tanggung jawab untuk memberikan arahan bagi tim analis
data di suatu perusahaan dan memastikan keakuratan hasil pekerjaan dari tim tersebut.
Analytics manager juga bertanggung jawab untuk memberikan para eksekutif perusahaan

18
data yang telah diringkas untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Beberapa tugas lain dari seorang analytics manager adalah:
1) Memantau situs web, melakukan analisis e-metrik, dan membuat rekomendasi saran
untuk meningkatkan penjualan online.
2) Meneliti dan menganalisis tautan pesaing, menganalisis data, mengidentifikasi
peluang, dan memasukkan perubahan ke dalam strategi bisnis.
3) Berkoordinasi dengan tim yang berbeda untuk menentukan persyaratan untuk
penyimpanan data, pelaporan, dan solusi analitik.
4) Mengembangkan dan mengelola pembuatan dan penyebaran laporan dan dasbor
kinerja.
5) Berkoordinasi dengan personel keuangan dan operasi untuk mengumpulkan data,
menentukan tolak ukur serta melakukan validasi terhadap keefektifan data.
6) Mempertahankan kualitas produk maupun layanan yang diberikan dengan
menggunakan hasil pengukuran statistik pada parameter kualitas.
7) Mengumpulkan informasi mengenai strategi bisnis klien.
d. Content marketing manager
Content marketing manager bertanggung jawab untuk mengelola konten pemasaran,
meningkatkan lalu lintas web dan kesadaran merek melalui pembuatan konten-konten
promosi yang menarik. Selain itu, mereka bertugas untuk menyusun strategi pemasaran
konten, memfasilitasi perencanaan konten yang sedang berlangsung, mengelola
pembuatan konten sehari-hari, pengeditan dan promosi, dan melaporkan hasil dari setiap
inisiatif pemasaran konten. Beberapa tugas lain dari content marketing manager adalah:
1) Mengatur strategi pembuatan konten digital di semua platform online.
2) Mendorong peningkatan lalu lintas web dan keterlibatan konsumen yang pada akhirnya
bermuara pada peningkatan penjualan.
3) Mengelola anggaran pemasaran konten.
4) Mengukur hasil aktivitas pemasaran untuk menginformasikan kampanye pemasaran di
masa mendatang.
5) Mengelola tim penulis, illustrator, dan analis data.
6) Menerapkan praktik terbaik SEO.

19
7) Mengetahui kualifikasi dari masing-masing platform yang akan digunakan untuk
menyebarkan konten yang telah dibuat.
e. Digital marketing copywriter
Digital marketing copywriter bertugas untuk menghasilkan konten tertulis untuk
halaman web, tata letak halaman, dan proyek kreatif digital lainnya agar calon konsumen
ketika membuka web tersebut dapat merasa termotivasi untuk membeli produk atau
layanan yang ditawarkan. Beberapa tugas lain dari seorang digital marketing copywriter
adalah (Fernley, 2020):
1) Bertemu klien: seorang digital marketing copywriter harus bertemu dan berurusan
dengan klien untuk menetapkan apa yang diinginkan klien, tujuan dan sasaran mereka
untuk proyek copywriting, siapa target pasar mereka, suara merek mereka dan
bagaimana proyek akan berjalan. maju kedepan.
2) Mengelola proyek: digital marketing copywriter juga bertugas untuk mengelola banyak
proyek, menetapkan deadline penyelesaian, memastikan mereka dapat memenuhi
tenggat waktu, dan mengalokasikan pekerjaan ke penulis lain atau materi iklan lainnya,
seperti desainer web atau desainer grafis.
3) Penelitian: sebelum mereka menulis suatu konten, seorang digital marketing copywriter
disarankan untuk melakukan penelitian terkait konten yang akan di bahas.
4) Mengedit: seringkali klien ingin memberikan pengarahan atau berubah pikiran terkait
dengan konten yang mereka inginkan. Oleh karena itu, seorang digital marketing
copywriter harus bersedia untuk mengedit draft konten agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan keinginan dari klien.
5) Memastikan karya kreatif yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas dan merek
yang diharapkan klien.
f. Social media marketing expert
Social media marketing expert bertugas untuk membuat dan menerbitkan konten di
semua platform media sosial, dengan tujuan dapat meningkatkan kesadaran merek dari
konsumen dan meningkatkan penjualan perusahaan. Social media marketing expert juga
bertugas untuk melakukan komunikasi dua arah dengan pembaca, memahami target
konsumen, dan membuat konten yang persuasif sesuai dengan profil dari target konsumen
yang dituju. Mereka juga dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan trend yang

20
terdapat di media sosial dan mempersiapkan laporan perkembangan media sosial dari
setiap merek atau perusahaan.
g. Search Engine Optimizer - SEO Executive
SEO Executive memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan traffic dari situs web
klien. Mereka berfokus pada penelitian terkait kata kunci, membatasi pengulangan konten
dan membangun tautan. Beberapa tugas lain dari seorang SEO Executive adalah:
1) Melakukan analisis kompetisi web SEO on-site dan off-site dari pesaing SEO klien.
2) Menggunakan google analytics untuk melakukan laporan kinerja secara teratur.
3) Membuat konten SEO yang inovatif dan berkualitas tinggi.
4) Mengikuti perkembangan Search Engine Marketing (SEM).
5) Turut serta dalam berkontribusi pada blog perusahaan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal:

Bhatia, P.S. (2017). Fundamentals of Digital Marketing. Canda: Wiley.

Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2016). Digital Marketing: Strategy, Implementation And
Practice, 6th. United Kingdom: Pearson Education Limited

Chaffey, D., Edmundson-Bird, D., & Hemphill, T. (2019). Digital business and e-commerce
management. United Kingdom: Pearson.

Idrysheva, Z., Tovma, N., Abisheva, K. Z., Murzagulova, M., & Mergenbay, N. (2019).

Marketing communications in the digital age. In E3S Web of Conferences (Vol. 135, p. 04044).
EDP Sciences.

Kotler, P., Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2019). Marketing 4.0: Bergerak dari Tradisional ke
Digital. Gramedia Pustaka Utama.

Okazaki, S., Katsukura, A., & Nishiyama, M. (2007). How mobile advertising works: The role of
trust in improving attitudes and recall. Journal of advertising research, 47(2), 165-178.

Internet:
SmartInsights.com (www.smartinsights.com)
https://courses.lumenlearning.com/boundless-marketing/chapter/product-life-cycles/
https://blog.copify.com/post/what-does-a-digital-copywriter-do
https://digitalready.co/blog/digital-marketing-roles-and-responsibilities
https://www.spiralytics.com/blog/digital-marketing-channels/

22

Anda mungkin juga menyukai