Anda di halaman 1dari 54

Oleh Kelompok 1 :

Anastasya Yona Prasasti 19804241030 I Andes Natrilya 19804244001 I


Vinaya Avalokitha 19804241007 I Asasuddin Shohah Atsauri
19804244005 I Aditya Nur Rahma 19804244012
HAND BOOK KELOMPOK 1

Administrasi dan Supervisi Pendidikan

A. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan


1. Pengertian administrasi pendidikan

Secara etimologi, kata administrasi berasal dari bahasa latin “ad” artinya ke dan “ministrare”
yang menurut Gei (1992) artinya melayani , membantu, menunjang, pencapaian tujuan
sehingga benar-benar tercapai. Selanjutnya Siagian (1986) mendefinisikan administrasi
sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasional
tertuntu untu mencapai tujuan yang telah didtetapkan sebelumnya. Nurhadi (1983)
mengartikan administrasi sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabing dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan bersama yangtelah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efesien.

Untuk memperluas pemahaman tentang pengertian administrasi pendidikan berikut ini


dikemukakan beberapa batasan atau definisi yaitu :

1) Ngalim Purwanto ( 2010 : 4 ) : Administrasi pendidikan adalah segenap proses


pengerahan dan pengintegrasian segala sesutu, baik personal, spiritual maupun
material, yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.
2) Daryanto ( 2011 : 12 ) : Administrasi pendidikan adalah tindakan mengkoordinasikan
perilaku manusia dalam pendidikan agar sumber daya yang ada dapat ditata sebaik
mungkin sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif.
3) Syaiful Sagala ( 2009 : 39 ) : Administrasi pendidikan adalah suatu proses atau
peristiwa mengkoordinasikan sejumlah kegiatan yang saling bergantung dari orang-
orang dan kelompok-kelompok baik kegiatan yang berada pada pemerintahan maupun
satuan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
4) Dadang Suhardan ( 2010 : 30 ) : Administrasi pendidikan adalah disiplin ilmu yang
mempelajari usaha kerja sama dengan melibatkan segenap sumber daya yang ada untuk
mengembangkan potensi peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
5) Djam’an Satori ( dalam Uhar Suharsaputra, 2010 : 12 ) : Administrasi pendidikan dapat
diartikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber
personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

2
HAND BOOK KELOMPOK 1

Jadi kata ”administrasi” secara harfiah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk
membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu
tujuan.

Dari definisi diatas maka administrasi dapat diuraikan menjadi 5 pengertian pokok yaitu:

a. Administrasi merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan manusia


b. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses dan bersifat dinamis
c. Proses itu dillakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu
organisasi.
d. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya
e. Proses pengelolan itu dilakukan agar tujuan dicapai secara efektif dan efisien.

Disamping adanya pengertian pokok administrasi juga ada unsur pokok administrasi. Menurut
Siagian(1986) unsur pokok administrasi adalah :

a. Adanya sekelompok manusia ( sedikitnya 2 orang).


b. Adanya tujuan yang akan dicapai bersama
c. Adanya tugas/ fungsi yang harus dilaksanakan
d. Adanya peralatan dan perlengkapan yang diperlukan

2. Pentingnya Administrasi Pendidikan

Adminisrasi pendidikan merupakan subsistem dari system pendidikan disekolah yang


bertujuan menunjang pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Komponen
utama dalam system pendidikan yang memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan
pendidikan adalah guru. Oleh karena itu guru mempunyai peranan penting dalam administrasi
pendidikan terutama dalam melaksanakan fungsi pokok administrasi. 5 Dalam PP 38 Tahun
1992 Pasal 20 dikatakan bahwa tenaga pendidik yang ditugas kan untuk menjadi pengelola
satuan pendidikan dan pengawasan pada jenjang pendidikan dasar adalah dari kalangan guru.
Oleh karena itu pengembangan karir guru berkaitan dengan bidang administrasi pendidikan.
Berdasarkan hal-hal tersebut calon-calon guru yang akan bertugas sebagai pengajar, harus
memperoleh latar belakang pengetehuan dan keterampilan dalam administrasi pendidikan.

3. Tujuan Administrasi Pendidikan

3
HAND BOOK KELOMPOK 1

Tujuan kajian administrasi pendidikan dapat ditegaskan oleh beberapa ahli diantaranya :

1) Syaiful Sagala ( 2009 : 45 ) : adalah menyediakan dasar konseptual dengan


mendefinisikan administrasi dengan mengimplementasikannya dalam kegiatan
pendidikan/untuk membentuk pemahaman dan memiliki keterampilan dalam bidang
administrasi pendidikan. Keterampilan ini perlu dimiliki, untuk menunjang efektifitas
dan efisiensi tugasnya atau pimpinan sekolah, dengan memahami kebutuhankebutuhan
sekolah yang harus disediakan oleh pemerintah, penyelenggara program sekolah, dan
bagaimana sekolah itu dikelola sampai pada batas kualitas yang ditentukan.
2) Daryanto ( 2011 : 17 ) : adalah agar semua kegiatan itu mendukung tercapainya tujuan
pendidikan atau dengan kata lain administrasi digunakan di dalam dunia pendidikan
adalah agar tujuan pendidikan tercapai. Apabila administrasi pendidikan ini semakin
baik, semakin yakin pula tujuan pendididkan itu akan tercapai dengan baik.
3) Sergiovanni dan Carvar ( dalam Daryanto, 2011 : 17 ) : ada 4 tujuan administrasi, yaitu
: efektivitas produksi, efisisensi, kemampuan menyesuaikan diri ( adaptiveness ), dan
kepuasan kerja. Keempaat tujuan tersebut menentukan keberhasilan suatu
penyelenggara sekolah.

Ada beberapa tujuan lain, diantaranya :

- Tujuan Administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas


penyelengaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
- Secara khusus administrasi pendidikan di sekolah adalah untuk mempersiapkan situasi
di sekolah agar pendidikan dan pengajaran di dalamnya berlangsung dengan baik.
- 6 Tujuan Administrasi Pendidikan adalah meningkatkan efesiensi dan efektivitas
penyelengaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuan
Administrasi pendidikan disekolah dapat dibedakan atas tujuan jangka pendek, jangka
menegah, dan jangka panjang.

B. Fungsi/Proses Administrasi Pendidikan

Selain memiliki tujuan, administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni

1. Planning (perencanaan)

4
HAND BOOK KELOMPOK 1

Administrasi dan manajemen membutuhkan selalu diawali dengan fungsi perencanaan


atau planning. Dalam tahap perencanaan ini administrator berkegiatan untuk
merumuskan, memilih, dan menetapkan apa saja aktifitas-aktifitas sumber daya yang
akan dilaksanakan dan mungkin yang akan digunakan dimasa datang untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: “plans are guides, approximations, goal
post, and compass setting not irrevocable commitments or decision commandments”.
Jadi rencana adalah sebuah penuntun yang disusun sedemikian rupa yang sulit untuk
dirubah.
Sedangkan Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin perencanaan pendidikan
adalah sebagai : “suatu proses mempersiapkan alternatif keputusan bagi kegiatan masa
depan yang di arahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya
secara menyeluruh dari suatu negara”.
Hal ini menunjukan bahwa perencanaan sekolah adalah tuntunan-tuntunan, taksiran,
pos-pos tujuan, dan letak-letak pedoman yang telah jadi komitmen dan pernyataan
keputusan yang tidak dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati secara
bersamasama oleh kepala sekolah dan staff personnel sekolah, berdasarkan periode
waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan
seefektif mungkin. Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan;
2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.

5
HAND BOOK KELOMPOK 1

Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan,


karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan tertentu dan sebuah
perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat, berikut adalah prinsip-prinsip dalam
perencanaan:

1. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan;


2. Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif;
3. Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis;
4. Perencanaan harus berorientasi pada tujuan;
5. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan
kualitatif pendidikan;
6. Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas, terarah,
dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas;
7. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena pendidikan
yang sedang terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah
panduan untuk mempersiapkan keputusan bagi kegiatan dimasa depan yang
mengarah kepada tujuan berdasarkan komitmen-komitmen tertentu. \

2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya berisi tentang menyusun
dan membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun kelompok, sehingga terwujud
suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan. Berikut ini
beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu pengorganisasian :
- Koontz dkk. mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah penetapan sturuktur
peranan internal dalam suatu lembaga yang terorganisasian secara formal.
Pengorganisasian yang efektif dapat membagi habis (merata) dan menstrukturkan
tugas-tugas ke dalam sub-sub komponen organisasi.
- Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan yang
direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentuan
hubunganhubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan
pekerjaan yang sepatutnya.
- Menurut Sergiovanni, terdapat empat aspek penting ataupun empat syarat yang harus
dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu:

6
HAND BOOK KELOMPOK 1

1) Legitimasi (Legitimacy), memberikan respon dan tuntunan eksternal, yaitu


sekolah mampu menampilkan performansi organisasi yang dapat mayakinkan
pihak-pihak terkait akan kemampuan sekolah mencapai tujuan melakukan
tindakan melalui sasaran.
2) Efisiensi (efficiency), pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan waktu,
uang, dan sumber daya sekolah.
3) Keefektifan (effectivitness) menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak,
tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, dan menentukan
personnel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya;
4) Keunggulan (excellent) menggambarkan kemampuan organisasi dan kepala
sekolah melaksankan fungsi dan tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga
diri dan kualitas sekolah.
- Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam mengorganisasi program
sekolah; yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian menentukan parameter
waktu dan kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan tanggung jawab, merinci
hubungan kewenangan, merinci hubungan komunikasi, identifikasi kebutuhan
koordinasi dan penyusunan penetapan kriteria penialian kerja. Dalam
pengorganisasian terdapat asas-asas penting yang harus diperhatikan, diantaranya:
1) Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai
dengan kebutuhan;
2) Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
3) Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
4) Organisasi harusen mencerminkan rentangan kontrol;
5) Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
6) Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
- Thomson menggambarkan bahwa organisasi mempunyai inti teknis kegiatan yang
dilaksankan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, dan mengatasi
ketidak pastian dan penyesuaian dalam melaksanakan tugas meliputi pasangan
timbal balik antara staff yang selevel seperti guru atau sesama staff personnel lainnya
di sekolah (Owens, 1987). Alasan fungsi pengorganisasian penting
1) Mewujudkan struktur organisasi;
2) Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi jelas.
3) Wewenang atau tanggung jawab menjadi jelas

7
HAND BOOK KELOMPOK 1

4) Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi;


5) Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.

Selain itu, didalam fungsi pengorganisasian ini terdapat kegiatan-kegiatan tertentu,


kegiatan tersebut adalah:

1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan


menetapkan prosedur yang diperlukan;
2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab
3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia/tenaga kerja;
4) Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
3. Staffing (kepegawaian)
Fungsi yang ketiga adalah kepegawaian. Setara dengan fungsi-fungsi sebelumnya,
kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana kepegawaian adalah
pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan tugas
kegiatannya. Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekannya ialah personal itu
sendiri. aktifitasnya yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan,
memilih, menempatkan, dan membimbing personnel. Sebenarnya fungsi administrasi
ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal
ini prinsip the right man in the right place selalu diperhatikan. Masalahnya selanjutnya
yang perlu diperhatikan didalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian
motivasi kepada para pegawai agar selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani maupun
rohani), insentif dan penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk
dapat lebih maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah pemberhentian dan
pension pegawai.
4. Directing (pengarahan)
Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk,
serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara
struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota
organisasi, sehingga mereka menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan bekerja
efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga mencakup

8
HAND BOOK KELOMPOK 1

kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai antara lain
informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan
organisasi. Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini adalah suatu cara
berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep dan
keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu, kerja sama dalam satu tim
kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu suatu
kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang dilakukan
dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah dilakukan oleh
guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai tujuannya. Hal yang
penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan berperan besar
untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada setiap orang
yang ia pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya. Pengarahan-
pengarahan dapat berupa:
1) Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas;
2) Urutan prioritas penyelesaian;
3) Prosedur kerja;
4) Sarana dan sumber yang dapat dirnanfaatkan;
5) Pihak-pihak yang berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak
langsung; dan 6. Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas
tersebut.

5. Coordinating (pengkoordinasian)
System koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system birokrasi, dan
krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola.
Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang Gie (1983: 216)
merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan dan
menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199)
merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-
orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah
ditetapkan. Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:
1) Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;
2) Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu;
3) Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan;

9
HAND BOOK KELOMPOK 1

4) Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;


5) Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawabnya;
6) Memorandum atau instruksi berantai;
7) Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.

Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan daerah, provinsi,


kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah antara lain dapat dikemukakan:

1) Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya
untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi.
Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan menggunakan
sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan;
2) Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu
memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan bersama;
3) Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir untuk
saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.

Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:

- Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan menyatu


sehingga diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis dan saling
menunjang.
- Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur antara
bidang-bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan, penginformasian,
serta tindakan, ditinjau dari segi arah dan bentuk.

6. Budgeting (Penganggaran)
Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan sehari-hari, dimana manusia
membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan, begitulah pentingnya fungsi
pembiayaan ini. Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran.
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran
pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan
biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta

10
HAND BOOK KELOMPOK 1

pengawasan penggunaan anggaran tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan


dalam fungsi pembiayaan itu antara lain: Perencanaan tentang berapa biaya yang akan
diperlukan, Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan, Bagaimana
penggunaannya, Siapa yang akan melaksanakannya, Bagaiamana pembukuan dan
pertanggung jawabannya, serta Bagaimana pengawasannya, dll.

7. Motivating (Pergerakan)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas
seorang manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan
menuntun karyawan atau personnel organisasi untuk 13 melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Terry menjelaskan actuating
merupakan usaha untuk menggerkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi. Adapun
menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah kemampuan membujuk orang-orang
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Unsur essensial
dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun gerak didasarkan instruksi yang
jelas untuk mencapai suatu tujuan. Jadi pemimpin hanya mungkin melakukan
pergerakan dengan sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan
penghargaan terhadapnya.
Jadi setiap pemimpin atau menejer yang ingin menjalankan kepemimpinannya dengan
efektif harus meningkatkan kualitas dirinyaagar menjadi seorang pemimpin (leader)
dengan memiliki format authority, technical authority, dan personal authority yang
memadai. Didalam menggerakkan sesuatu pastilah ada proses-proses yang mungkin
dapat membantu, namun hal itu tidak lepas dari objek yang kita gerakkan tersebut, jadi
tidak ada pedoman tertentu dalam penggerakkan, namun berikut ini pedoman umum yg
mungkin biasa dilakukan, yaitu:
1) Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan sebagainya;
2) Komunikasi yang efektif;
3) Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;
4) Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja;
5) Perbaikan iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.

11
HAND BOOK KELOMPOK 1

8. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia organisasi mengarah ke
tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual; dan agar tidak terjadi
penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Dengan demikian
jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan
dilaksanakan sesuai rencana. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi,
implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan
dengan lebih baik. Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh
Johnson (1973: 14 74) yaitu sebagai fungsi system yang melakukan penyesuaian
terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system
hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Dengan denikian dapat ditegaskan
bahwa sasaran pengawasan adalah prilaku individu sebagai orang-orang yang
memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan.
Pengertian ini mengacu pada dua hal yaitu performan personnel dalam memproses
obyek dan hasil pendidikan. Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk
mengadakan perbaikan, termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur
kembali tugas-tugas atau mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut
dilakukan melalui manusiawi. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan pengawasan menurut Massie (1973) ialah:
1) Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan;
2) Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan;
3) Flexible dan responsive terhadap perubahan –perubahan kondisi dan lingkungan;
4) Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system terbuka;
5) Merupakan control diri sendiri;
6) Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja
7) Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel pendidikan.

Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan karier manusia
(personnel) secara optimal yaitu: Mengikutsertan mereka menentukan sasaran,
Menciptakan iklim ynag mendorong pengembangan diri, Membuat mereka responsive
dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu ada suatu system penilaian yang
sistematis dan tepat yang dapat memberi gambaran seberapa singkat kualitas yang
diperolah.

12
HAND BOOK KELOMPOK 1

9. Evaluating (Penilaian)

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan
mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan
organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah di tetapkan
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Evaluasi mengetahui berhasil atau
tidaknya suatu program, diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap penilaian
berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata lain setiap
tujuan merupakan kriteria penilaian. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, tidak
didirikan orang untuk memperoleh penghasilan, melainkan untuk memelihara dan
memajukan kebudayaan. Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi pendidikan
bukanlah untuk menentukan untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak berhasil
pendidikan harus dinilai dari sudut keuntungan –keuntungan atau kerugian masyarakat.
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :

1) Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja,
pekejaan tersebut berhasil;
2) Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;
3) Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari
situasi yang dapat merusak;
4) Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.

Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu
sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses
keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan
yang kontinyu. Di dalam fungsi penilaian ini terlihat kegiatan-kegiatan monitoring,
kontrol, dan supervisi. Monitoring dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan
pekerjaannya untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat
bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi berkaitan sangat erat dan
mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program
suatu organisasi atau lembaga. Penilaian tidak hanya mengenai hasil atau tujuan akhir
seperti telah direncanakan semula. Penilaian semacam ini dalam rangka sistim
instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama berlangsungnya
proses kegiatan 16 penilaian ini disebut formative evaluation. Pendek kata, penilaian

13
HAND BOOK KELOMPOK 1

itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai segi kehidupan organisasi
atau lembaga.

C. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

Secara umum ruang lingkup administrasi pendidikan ialah :

a) Administrasi Kurikulum Meliputi pembukuan dan pendataan jumlah meta pelajaran


yang diajarkan, waktu tersedia, jumlah guru beserta pembagian jam pelajaran, jumlah
kelas, penjadwalan, buku yang dibutuhkan, program semester, evaluasi, program
tahunan dan kalender pendidikan.
b) Administrasi ketenagaan pendidikan ( kepegawaian ) Meliputi, kumpulan surat
lamaran dan penerimaan pegawai, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas
tenaga kependidikan, daftar umum kepegawaian.
c) Administrasi kesiswaan Meliputi, Organisasi dan perkumpulan murid. Masalah
kesehatan dan kesejahteraan murid. Penilaian dan pengukuran kemajuan murid.
Bimbingan dan penyuluhan bagi murid.
d) Admnistrasi sarana dan prasarana pendidikan Meliputi, buku perencanaan pengadaan
barang, buku pembagian dan penggunaan barang, buku perbaikan barang, dan lain-
lain.
e) Administrasi keuangan/pembiayaan pendidikan, meliputi keuangan pendaftaran siswa
batu, uang gedung, uang seragam, uang pealatan sekolah, SPP. Dan lain-lain.
f) Administrasi perkantoran, meliputi surat masuk dan keluar, buku tamu, buku-buku
penting terkait penyelenggaraan pendidikan.
g) Administrasi unit-unit penunjang pendidikan, meliputi bimbingan konseling, UKS,
pramuka, olahraga, kesenian.
h) Administrasi layanan khusus pendidikan, meliputi konsumsi, layanan antar jemput,
bimbingan khusus di rumah.
i) Administrasi tata lingkungan dan keamanan sekolah, meliputi perencanaan tata tertib
dan pertamanan di sekolah, jadwal penjaga, jadwal kebersihan.
j) Administrasi hubungan dengan masyarakat, meliputi hasil kerja sama,
programprogram humas.

Dan sebagainya. Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan
jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan
gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur

14
HAND BOOK KELOMPOK 1

dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar
pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang
terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.Di lembaga pendidikan tingkat
menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan.
Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam
melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas
administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat
dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah. Jadi administrasi
pendidikan sangat mempunyai peran dalam pengembangan dan kemajuan dalam dunia
pendidikan sehingga arah untuk merealisasikan suatu prestasi sangatlah mudah tercapai.

15
HAND BOOK KELOMPOK 1

Kepemimpinan dalam Pendidikan dan Pengawasan dalam Pendidikan

A. Kepemimpinan Pendidikan

1. Pengertian

Secara sederhana kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang


untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini berarti kepemimpinan merupakan suatu kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti keinginan seorang pemimpin.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu
agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Overton,
kepemimpinan adalah kemampuan untuk memperoleh tindakan pekerjaaan dengan penuh
kepercayaan dan kerjasama. Dalam menjalankan kepemimpinannya seorang pemimpin
memiliki gaya-gaya sendiri. Pendapat Overton menekankan fokus kepemimpinan terhadap
kemampuan seseorang memperoleh tindakan dari orang lain. Harsey dan Blanchard,
berpendapat bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau
kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Pendapat Hersey dan Blanchard
menekankan makna pimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain mencapai tujuan
dalam suatu situasi. Kepemimpinan juga dapat berlangsung di mana saja. (Wahjosumidjo,
2002) Kepemimpinan pendidikan merupakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Soetopo dan
Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan
untukmempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan
secara bebas dan sukarela. Morphet dkk, mengatakan fenomena kepemimpinan organissasi
pendidikan dan administrasi adalah terkait dengan kepemimpinan yang diterapkan dalam
kegiatan orang dalam kedudukan sebagai pengambil keputusan dalam berbagai jenjang
organisasi. pendidikan informal yang berinteraksi dengan organisasi formal.

Adapun orang-orang yang terlibat dalam masalah itu adalah pengawas pendidikan,
kepala sekolah,direktur akademi, rektor perguruan tinggi, pimpinan dalam organisasi guru,
pimpinan dalam organisasi orang tua dan guru dan pimpinan organisasi formal. Kepala
sekolah merupakan pimpinan pendidikan. Dalam kedudukannya sebagai pimpinan pendidikan
yang resmi, kepala sekolah diangkat dan ditetapkan secara resmi sehingga dia bertanggung
jawab dalam pengelolaan pengajaran, ketenagaan, kesiswaan, gedung dan halaman (sarana
dan prasarana), keuangan, serta hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat, di samping
tugasnya dalam supervisi pendidikan dan pengajaran. Menurut Dirawat dkk, kepemimpinan

16
HAND BOOK KELOMPOK 1

pendidikan adalah sebagai suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir


dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannnya dengan pengembangan ilmu
pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar tercapai tujuan secara efektif
dan efisien. Menurut Syafaruddin (2010) bahwa kepemimpinan pendidikan yang dijalankan
oleh kepala sekolah atau pempinan lembaga pendidikan lainnya mengandung unsur-unsur,
yaitu :

a) Proses mempengaruhi para guru, pegawai, dan murid-murid serta pihakterkait


(komite sekolah dan orang tua siswa)
b) Pengaruh yang dimaksudkan agar orang lain melakukan tindakan yang diinginkan
c) Berlangsung dalam organisasi sekolah untuk mengelola aktivitas pembelajaran
d) Kepala sekolah diangkat secara formal oleh pejabat kependidikan atau yayasan bidang
pendidikan
e) Tujuan yang akan dicapai melalui proses kepemimpinannya yaitu tercapainya tujuan
pendidikan lulusan berkepribadian baik dan berkualitas
f) Aktivitas kepemimpinan lebih banyak orientasi hubungan manusia daripada
mengatur sumber daya material

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah


kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang-orang lain yang
ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar dapat dicapai
tujuan pendidikan/sekolah secara efektif dan efisien.

2. Fungsi

Sejalan dengan kompleksitas dan keunikan institusi pendidikan, kepemimpinan pendidikan


mempunyai fungsi sebagai berikut : kepemimpinan pendidikan sebagai manajer, sebagai
pemimpin, dan sebagai pendidik. Akan tetapi, secara lebih rinci Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) membagi fungsi kepemimpinan pendidikan menjadi tujuh yaitu

a) Sebagai pendidik (educator)


b) Manajer
c) Administrator
d) Supervisor (penyelia)
e) Leader (pemimpin)

17
HAND BOOK KELOMPOK 1

f) Inovator, dan
g) motivator.

Tujuh fungsi kepemimpinan itu sering disebut dengan istilah EMASLIM.

a) Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai educator (pendidik) mencakup tujuh aspek,


yaitu prestasi tenaga pendidik, kemampuan membimbing tenaga pendidik,
kemampuan membimbing karyawan, membimbing siswa, mengembangkan staf,
kemampuan belajar dan mengikuti perkembangan iptek, dan kemampuan memberi
contoh mengajar.
b) Fungsi kemampuan kepemimpinan pendidikan sebagai manajer mencakup aspek-
aspek; kemampuan menyusun program, menyusun organisasi kepegawaian dalam
institusi pendidikan, menggerakkan staf, dan aspek kemampuan mengoptimalkan
daya institusi pendidikan.
c) Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai administrator mencakup kemampuan
mengelola administrasi kegiatan belajar-mengajar serta bimbingan dan konseling,
kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, maupun aspek kemampuan
mengelola administrasi persuratan.
d) Fungsi sebagai Penyelia (Supervisor) yaitu melaksanakan program supervisi baik dan
memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru/karyawan dan untuk
pengembangan.
e) Fungsi sebagai Pemimpin (Leader) yaitu memiliki kepribadian yang kuat, jujur,
percaya diri, bertanggung jawab, berani mengambil resiko dan berjiwa besar.
f) Fungsi sebagai Pembaharu (Inovator) yaitu mampu mencari, menemukan dan
mengadopsi gagasan baru dari pihak lain.
g) Fungsi sebagai Pendorong (Motivator) yaitu mampu mengatur lingkungan kerja dan
mampu mengatur pelaksanaan suasana kerja yang memadai serta menerapkan prinsip
memberi penghargaan maupun sanksi hukuman yang sesuai dengan aturan yang ada.

B. Kepengawasan Dalam Pendidikan

Beberapa ahli pendidikan juga memberikan pengertian pengawas pendidikan, antara


lain :

18
HAND BOOK KELOMPOK 1

1. Nick Cowell dan Roy Gardner, pengawas pendidikan adalah seorang yang
membantu sekolah dan guru untuk menolong para siswanya agar dapat belajar lebih
banyak, lebih cepat, dengan senang hati dan dengan lebih mudah dan efisien.
2. Ary H. Gunawan, pengawas pendidikan adalah orang yang melaksanakan pekerjaan
supervisi.
3. Piet. A. Sahertian dan Frans Mataheru, pengawas pendidikan adalah orang yang
berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulasi guru-guru ke
arah usaha mempertahankan suasana belajar dan mengajar yang lebih baik.

Pendidikan pada masa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa


sentralisasi segala sesuatu seperti: pengangkatan pengawas, penganggaraan dana operasional
pengawas, pengangkatan kepala sekolah, penetapan jumlah murid, fasilitas dan
sarana/prasarana sekolah sebagian besar ditetapkan oleh pemerintah secara sentral. Sedangkan,
pendidikan pada masa desentralisasi menjadi sedikit berbeda. Hal tersebut dikarenakan
pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemimpin ataupun pimpinan dalam suatu
lembaga tetapi menjadi tanggung jawab bersama untuk memberikan kontribusi positif dalam
peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, aktor pendidikan seperti guru, kepala sekolah,
pengawas pendidikan dan dewan pendidikan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
diharapkan mampu bersinergi sebagai suatu sistem yang utuh sehingga dapat menciptakan
pendidikan yang berkualitas. Tugas terpenting pengawas pendidikan idealnya mampu
memberikan alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran. Hal ini tidak terlepas dari
peran pengawas pendidikan sebagaimana diuraikan Wiles & Bondi (1986:104) bahwa peran
pengawas pendidikan adalah “to help teachers and other education leaders understand issues
and make wise decisions affecting student education” Pendapat tersebut dapat di artikan bahwa
peran pengawas pendidikan adalah membantu guru dan pemimpin pendidikan untuk
memahami isu-isu dan membuat keputusan yang bijak yang mempengaruhi pendidikan siswa.
Pengawas memiliki kiprahnya sangat strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan
tugas yang diembanya antara lain membimbing, membina, memantau, supervisi,
mengevaluasi, membuat laporan serta menindaklanjuti hasil supervise.

3. Tugas Pokok Pengawas Sekolah/Satuan Pendidikan

19
HAND BOOK KELOMPOK 1

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan


pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun
supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan
yang harus dilaksanakan pengawas yakni:
1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja
guru, dan kinerja seluruh staf sekolah
2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta
pengembangannya,
3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara
kolaboratif dengan stakeholder sekolah.

Wewenang yang diberikan kepada pengawas sekolah meliputi:

1. memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi,
2. menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya,
3. menentukan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan.

Wewenang tersebut menyiratkan adanya otonomi pengawas untuk menentukan langkah


dan strategi dalam menentukan prosedur kerja kepengawasan. Namun demikian pengawas
perlu berkolaborasi dengan kepala sekolah dan guru agar dalam melaksanakan tugasnya
sejalan dengan arah pengembangan sekolah yang telah ditetapkan kepala sekolah.

20
HAND BOOK KELOMPOK 1

A. Kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor


Dengan ditetapkannya otonomi daerah melalui ketetapan MPR No. XV/MPR/1998,
diiringi dengan lahirnya UU Nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian kewenangan antara
pusat dan daerah banyak membawa kemajuan inovatif di bidang pengelolaan pendidikan.
Konsep dan prinsip otonomi pendidikan adalah memberikan ruang kreatifitas dan inovasi yang
proporsional sebagai upaya memberdayakan pendidikan. Sedangkan pemerintah bertindak
sebagai pelayan kebutuhan sekolah, bukan sebagai pihak yang mengintimidasi sekolah.
Kemudian lembaga sekolah sebagai pelayan belajar dan pelaksana pembelajaran. Otonomi
pendidikan juga mengatur standar kualitas oleh pemerintah yang dipersyaratkan dan
melakukan akreditasi untuk mengukur kualitas semua jenis dan jenjang pendidikan. Jika
bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, menurut Mulyana (2003: 4) langkah
pertama yang dilakukan adalah menata SDM (Sumber Daya Manusia), dari segi aspek
intelektualitas, emosional, spiritual, kreativitas, moral, maupun pertanggung jawabannya.
Dalam tata dunia yang telah disebutkan di atas, maka peran dunia pendidikan dianggap
terpenting sebab dengan pendidikanlah keberadaan ilmu pengetahuan itu bisa dikuasai.
Namun dalam perkembangannya di lapangan fakta menunjukkan adanya perubahan dalam
perkembangan di bidang pendidikan terbukti dengan bermunculnya model-model sekolah
khususnya sekolah dasar seperti sekolah dasar unggulan, sekolah dasar plus, sekolah dasar
terpadu, sekolah dasar integral, sekolah internasional dan sebagainya. Realisasi otonomi dalam
bidang pendidikan diberikan pada tingkat sekolah, dengan anggapan bahwa sekolah sebagai
lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan yang merupakan sebuah sistem dengan memiliki
berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Secara internal sekolah
memiliki perangkat guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Sementara secara eksternal
sekolah memiliki dan behubungan dengan instansi lain baik secara vertikal maupun horisontal
yang sama-sama ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian sekolah merupakan organisasi penyelenggara pendidikan yang
langsung berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) sehingga
sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman yang dihadapinya.
Oleh karena itu perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan harus melibatkan sekolah
sebagai penyelenggara terdepan dalam proses pendidikan guna mencapai tujuan. Otonomi
pengelola sekolah mengandung arti bahwa sekolah diberi keleluasaan dalam mengelola sumber
dayanya sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah, dengan mengikutsertakan peran
masyarakat untuk membantu dan mengontrol penyelenggaraan pendidikan dalam kerangka

21
HAND BOOK KELOMPOK 1

kebijakan nasional. Sehingga otonomi sekolah merupakan suatu upaya menampilkan


kemandirian sekolah melalui pemberdayaan semua potensi yang tersedia ditujukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia akan terwujud dengan baik apabila
didukung secara optimal peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Sebab
kepala sekolah adalah pelaku utama dalam memainkan peranan penting di sekolah. Kepala
sekolah merupakan “the key person” dalam mencapai keberhasilan otonomi sekolah yang
diberi tanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dan
sumber dana untuk kepentingan keberhasilan pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah. Adapun
dalam hal administrator kepala sekolah sangat menentukan baik dalam hal perencanaan dan
pengesahan segala macam bentuk administrasi sekolah. sedang dalam hal supervisor kepala
sekolah sangat menentukan segala arah kebijakan yang berkaitan dengan supervisi di sekolah.
Kepala sekolah sebagai motor penggerak peningkatan kinerja guru dituntut memiliki visi, misi
dan wawasan yang luas serta kemampuan profesional yang memadai dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan. Selain itu kepala
sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama yang harmonis
dengan berbagai pihak yang terkait dengan program pendidikan di sekolah. Kemampuan
kepala sekolah tentunya akan turut mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugas.
Salah satu indikator kinerja kepala sekolah adalah dinilai berdasarkan atas pelaksanaan tugas
dan perannya. Dan salah satu diantara perannya kepala sekolah adalah sebagai administrator
dan supervisor
Dalam upaya meningkatkan kinerja guru, peran kepala sekolah sangat penting. Kepala
sekolah mempunyai peran sebagai administrator dan supervisor pada dasarnya memberikan
layanan profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kinerja guru.
Kondisi pelaksanaan pembinaan oleh kepala sekolah yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah, tugas rutin guru-guru, ketertiban, disiplin dan
keberhasilan sekolah. Kegiatan pembinaan kepala sekolah seperti di atas tentunya akan
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Keberhasilan sekolah tidak terlepas dari tugas
dan tanggung jawab serta peranan kepala sekolah. Dalam meningkatkan kinerja guru, peranan
kepala sekolah sangat besar, bukti bahwa peran tersebut sangat besar adalah dimana
ketidakhadiran kepala sekolah menjadikan kegiatan belajar mengajar kurang terarah dan
terkontrol. Jika berjalanpun maka kegiatan belajar mengajar asal berjalan saja, mengingat

22
HAND BOOK KELOMPOK 1

setiap guru yang akan menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu membuat program
pengajaran harian untuk diteliti dan disahkan oleh kepala sekolah.
Peran kepala sekolah sebagai administrator, memiliki dua tugas utama. Pertama, sebagai
pengendali struktur organisasi, yaitu mengendalikan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa
tugas tersebut harus dikerjakan dan dengan siapa beriteraksi dalam megerjakan tugas tersebut.
Kedua, melaksanakan administrasi substansi yang mencakup administrasi kurikulum,
kesiswaan, personalia, keuangan, sarana hubungan dengan masyarakat, dan administrasi
umum.
Peran kepala sekolah sebagai supervisor, berkewajiban untuk memberikan pembinaan
atau bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan serta administratsi lainnya. Namun,
sebelum memberikan pembinaan dan bimbingan kepada orang lain maka kepala sekolah harus
membina dirinya sendiri, sebagai supervisor ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-
syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya. Lebih-lebih dengan adanya
persepsi sebagian besar guru-guru di lingkungan sekolah dasar bahwa tugas administrasi
merupakan tugas yang memberatkan dan membosankan, sehingga mereka lebih memilih
konsentrasi pada keberhasilan belajar mengajar termasuk juga masalah supervisi, sebagian
guru masih merasa kawatir, takut jika dilakukan kegiatan supervisi, bayangan mereka adalah
bahwa supervisor akan mencari-cari kelemahan dan kesalahan dalam bekerja, sehingga
hubungan antara supervisor dan guru kurang harmonios. Dari kenyataan inilah peneliti
berusaha untuk mengetahui akan peranan kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor
dalam meningkatkan kinerja guru khusunya di SD plus Al Firdaus Surakarta. Adapun alasan
mengapa SD plus Al Firdaus dijadikan objek dalam penelitian ini adalah lengkapnya fasilitas
sarana administrasi dan supervisi serta tingginya jam mengajar bagi guru dengan
diberlakukannya sistem full day school bagi semua siswa.
1. Pengertian Administrasi
Secara teoritik pengertian administrasi adalah melayani secara intensif,
sedangkan secara etimologis administrasi dalam bahasa Inggris “administer” yaitu
kombinasi dari kata latin yang terdiri dari AD dan MINISTRARE yang berarti “to
serve” melayani, membantu, dan memenuhi. Lebih jelas lagi, kata AD artinya intensif
sedang MINSITRARE berbentuk kata benda yang berarti melayani, membantu, atau
mengarahkan. Jadi, secara etimologis administrasi adalah melayani secara intensif.
Kata “administratio” dan kata “administrativus” yang kemudian masuk kedalam
bahasa Inggris menjadi “administration” dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi.

23
HAND BOOK KELOMPOK 1

Ada beberapa pendapat tentang pengertian administarsi, antara lain:


a. Ensiklopedia Manajemen Pendidikan (1972: 5) mengemukakan administrasi adalah
pekerjaan-pekerjaan dalam rangka kebijaksanaan yang diletakkan oleh manajer-
manajer yang lebih tinggi atau ditetapkan oleh orang yang lebih dahulu memegang
jabatan. Administrasi meliputi semua fungsi dan kegaiatan yang berhubungan dengan
pekerjaan pelaksanaan atau pencapaian tujuan yang sebenarnya. Fungsi administrasi
berhubungan dengan masalah- masalah kepemimpinan dalam arti sempit. Kegiatannya
meliputi kegiatan untuk melihat ke depan, mengorganisasi, mengeluarkan perintah-
perintah, mengkoordinasi, dan melaksanakan pengawas.
b. Sondang P. Siagian (1985:3) administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama
antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa hal yang terkandung
dalam definisi ini yakni: (1) administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang
diketahui hanya permulaannya sedang akhirnya tidak ada, administrasi sebagai seni
merupakan social phenomenon; (2) adminstrasi mempunyai unsur-unsur tertentu yaitu
adanya dua manusia atau lebih, adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya
peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan tugas-tugas; dan (3) administrasi
sebagai proses kerjasama bukan merupakan hal yang baru, karena ia telah timbul
bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia.
c. The Liang Gie(1983:81) menyimpulkan bahwa administrasi adalah segenap
rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan sumber-sumber
kegiatan lainnya yang bermaksud mencapai tujuan apapun dalam usaha bersama dari
sekelompok orang. Menurut hakekat dan kenyataannya administrasi adalah segenap
rangkaian kegiatan penataan berlangsung dalam usaha bersama dari sekelompok orang
yang bermaksud mencapai tujuan. Dari beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan
bahwa administrasi adalah rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara
sistematis untuk menjalankan suatu usaha agar dapat terwujud, tujuan tertentu yang
telah ditetapkan. Sedang administrator adalah orang yang menggerakkan kegiatan
administrasi
2. Pengertian Supervisi
Supervisi di adopsi dari bahasa Inggris “supervision” yang berarti
pengawasan/kepengawasan. Super berarti atas, lebih dan visi berarti lihat/penglihatan,
pandangan. Orang yang mengerjakan supervisi disebut supervisor (Ary H. Gunawan

24
HAND BOOK KELOMPOK 1

(1996: 193). Menurut konsep kuno supervisi dilaksanakan dalam bentuk “inspeksi”
atau mencari kesalahan. Sedangkan pandangan modern supervisi adalah usaha untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu sebagai bantuan bagi guru dalam mengajar
untuk membantu siswa agar lebih baik dalam belajar
Menurut Burton (1955: 1) secara umum supervisi berarti upaya bantuan yang
diberikan kepada guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya, agar guru mampu
membantu para siswanya dalam belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Supervisi merupakan suatu teknis pelayanan profesional dengan tujuan utama
mempelajari dan memperbaiki bersama-sama dalam membimbing dan mempengaruhi
pertumbuhan anak.
Menurut Kimbal Wiles (1955) menegaskan bahwa supervisi berusaha untuk
memperbaiki situasi-situasi belajar mengajar, menumbuhkan kreativitas guru, memberi
dukungan dan mengikutsertakan guru dalam kegiatan sekolah, sehingga menumbuhkan
rasa memiliki bagi guru. Adapun personel yang menjalankan kegiatan supervisi disebut
supervisor.
Dengan demikian administrasi dan supervisi merupakan sebagian dari proses
pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, namun masih banyak yang memahami bahwa
administrasi termasuk yang sering menghambat dalam proses belajar mengajar.
Dimana administrasi sering diartikan secara sempit yakni kegiatan ketatausahaan dan
surat menyurat, padahal administrasi merupakan proses untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah direncanakan, sebagaimana juga supervisi. Supervisi dalam
pendidikan telah lama dikenal namun tidak semua orang dalam dunia pendidikan
mengerti apa hakekat supervisi itu sendiri. Supervisi disamakan dengan pekerjaan
mengawasi, supervisi lebih banyak mengawasi daripada berbagai ide pengalaman.
Guru cenderung menjadi resah dan takut apabila mereka diawasi, sehingga
kenbanyakan guru tidak suka disupevisi walaupun hal itu merupakan bagian proses
pendidikan.
Jadi supervisi mempunyai pengertian yang luas, dimana segala bantuan dari
pimpinan sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan
personal sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain dapat
disimpulkan dari beberapa pendapat bahwa supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

25
HAND BOOK KELOMPOK 1

Peningkatan kinerja guru ditentukan oleh tingkat keberhasilan peran kepala


sekolah, dalam hal ini kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor. Sementara
itu pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah diantaranya adalah membenahi
kekurangan dan kelemahan dalam melaksanakan tanggung jawab yang diembannya.
Sedangkan strategi yang dapat diterapkan oleh kepala sekolah diantarannya adalah
menerapkan arah tindakan dan cara yang sifatnya mendasar melalui perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi, itu semua diharapkan untuk meningkatkan kualitas dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Kepala sekolah sebagai pimpinan puncak lembaga pendidikan berkewajiban
memberikan arahan, bimbingan, motivasi, pembinaan, peningkatan dan pengembangan
para guru dan staf tata usaha, serta menumbuhkan kreatifitas dan produktivitas yang
tinggi untuk hasil yang maksimal.

B. Guru dan administrasi Pendidikan


1. KEDUDUKAN DAN TUGAS GURU
Pada umumnya guru diangkat berdasarkan syarat-syarat, seperti umur, ijazah,
kesehatan, kelakuan baik, tidak cacat, dan sebagainya. Kedudukannya ialah sebagai
pembantu sekolah. Tugasnya dalam administrasi pendidikan ialah sebagai pembantu,
yakni ikut melaksanakan administrasi pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan
yang sebenarnya khususnya di sekolah dasar.Pada masa-masa yang lampau, tugas dan
kewajiban guru pada umumnya hanyalah mengajar, artinya menyampaikan pelajaran
dari buku kepada murid, memberi tugas dan memeriksanya. Dewasa ini, kewajiban
guru telah semakin berkembang. Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat
sekali dengan pekerjaan seorang pengawas, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan
sebagainya. Selanjutnya cara ia melaksanakan tugasnya itu sangat bergantung pada
tipe pemimpin sekolah. Apabila ia mendapatkan seorang pemimpin sekolah bertipe
otoriter, maka ia hanya melaksanakan hal-hal yang diperintahkan kepadanya, tanpa
harus bertanggung jawab karena ia menjalankan pekerjaan atas perintah kepala
sekolah.
Apabila kepala sekolah seorang bertipe pemimpin masa bodoh (laissez faire),
maka ia menjadi penanggung jawab penuh dalam me¬laksanakan administrasi
pendidikan di dalam kelas. Ia dapat berbuat bebas menurut keahlian, keterampilan
serta kepandaian sendiri dan bertindak sebagai pemimpin di dalam kelasnya. Hasil

26
HAND BOOK KELOMPOK 1

usahanya bergantung sepenuhnya kepadanya. Selanjutnya apabila mendapatkan


kepala sekolah yang bertipe demokratis, ia adalah pemimpin kelas yang ikut
bertanggung jawab terhadap terlaksananya administrasi pendidikan di seluruh
sekolah. Ia mempunyai
Dengan adanya saling pengertian antara kepala sekolah dan guru, maka masing-
masing melaksanakan tugas pengabdiannya sebaik-baiknya, sehingga tercapai tujuan
bersama. Adapun kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah, antara lain
sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan guru dan murid,
penyempurnaan kurikulum, pilihan buku-buku dan alat-alat pelajaran, dan
sebagainya.
2. PARTISIPASI GURU DALAM ADMINISTRASI PENDIDDKAN
Yang dimaksud partisipasi guru dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran atau dalam administrasi pendidikan adalah ikut sertanya guru dalam
keaktifan menyiapkan situasi lingkungan pendidikan. Guru dinamakan partisipan
administrasi pendidikan.
Di bawah pimpinan otokratis seperti zaman penjajahan, partisipasi guru hanya
memasukkan bahan pelajaran ke dalam jiwa anak. Kekuasaan dalam menentukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan sekolah berada di tangan para pejabat dan pimpinan
kantor pusat. Segala keputusan-keputusan dan instruksi-instruksi ditentukan dari atas,
sedangkan kewajiban guru hanya mengikuti dan mentaatinya. Bidang partisipasinya
sempit sekali. Di samping itu timbul kekhawatiran adanya kemungkinan dipecat dari
jabatan, apabila ia tidak menjalankan tugas mengajarnya. Tidak adanya kesadaran
dalam dirinya untuk berpartisipasi dalam mengembangkan sekolahnya.Tujuan pokok
adalah mendapatkan nafkah sukup untuk menghidupi keluarganya. Musyawarah dan
mufakat tidak mendapat tempat dalam sistem pe¬ngawasan otokratis ini.
Di bawah pimpinan yang bersikap masa bodoh (laissezfaire), besar kecilnya
partisipasi guru bergantung pada semangat kerjanya atau pengabdiannya. Bidangnya
terbatas pada kelas yang diserahkan kepadanya sebagai suatU bagian utuh dalam
kehidupan sekolah. Motivasi parti¬sipasinya adalah pengabdiannya terhadap nusa dan
bangsa. Terhadap penyelenggaraan administrasi pendidikan/sekolah seluruhnya ia
tidak mengerti apa-apa.
Di bawah pimpinan demokratis dari guru dituntut partisipasi yang luas dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah seluruhnya. Jadi, tidak hanya terbatas pada

27
HAND BOOK KELOMPOK 1

pengajaran dan penyelenggaraan pendidikan di kelas. Terhadap penyelenggaraan


administrasi pendidikan seluruh sekolah ia tidak lagi sebagai penonton saja.
melainkan sebagai subjek, pemain atau partisipan. Motivasi partisipasi guru adalah
kesadaran karena ia terlibat dalam menetapkan serta membuat program kerja kegiatan
mengenai seluruh administrasi pendidikan.
Banyak usaha pembaharuan telah dijalankan seperti dalam bentuk isi dan
kurikulum, metode-metode mengajar, bimbingan dan penyuluhan . kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler dan sebagainya, namun hasilnya masih sedikit sekali bahkan tidak
kelihatan sama sekali. Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya konservatisme
sekolah dan kurang diikutsertakannya guru-guru dalam usaha-usaha pembaharuan
pendidikan.

28
HAND BOOK KELOMPOK 1

1. PENGERTIAN STRUKTUR, ORGANISASI, DAN PENDIDIKAN


Struktur itu berbeda dengan struktural, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi
ke tiga , makna dari struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan.
Sedangkan struktural adalah yang mengenai susunan bangunan atau organisasi. Jadi struktur
adalah cara suatu itu disusun atau dibangun.
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian orang (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur.

Pendidikan didalam Kamus Umum Bahasa yang diolah oleh Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional bermakna perbuatan (hal atau cara) mendidik. Sedangkan ditinjau dari
segi hukum , definisi pendidikan berdasarkan Undang-undang dasar RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, nusa dan bangsa.

Menurut G.R. Terry (1978) pengorganisasian atau penggerakan adalah tindakan


mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga
mereka dapat bekerja sama secara efisien. Dengan demikian mereka dapat memperoleh
kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.

Manullang (1976) memahami makna pengorganisasian dalam arti yang dinamis.


Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian , pembatasan tugas-tugas dan tanggung
jawab serta dan penetapan hubungan antar unsur organisasi, sehingga memugkinkan orang
dapat bekerja bersama-sama se-efektif mungkin untuk pencapaian tujuan

2. KONSEP ORGANISASI SEKOLAH DAN PENGAJARAN


Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan komplek karena
lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Tujuannya
adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan , mengembangkan , memperkaya

29
HAND BOOK KELOMPOK 1

khazanah ilmu pengetahuan , teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk


meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional.

Organisasi sekolah yang efektif adalah kelompok-kelompok yang informal, kebutuhan-


kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi di pemerintahan dan personel pendidikan di sekolah
berperan secara bersama atau saling berfungsi satu sama lainnya. Sekolah yang efektif adalah
spesifikasi prodesur pengembangan organisasi yang konsisiten secara aktual terhadap
kebutuhan sekolah.

Pengajaran merupakan aktifitas yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan


yang meliputi aktivitas perancangan, pengelolaan, penyampaian bimbingan dan penilaian.
Secara ringkas pengajaran merupakan proses untuk menyampai dan menyumbang ide-ide .
pengajaran dapat diuraikan sebagai satu cara menyediakan pelajar dan pengetahuan dan
kemahiran yang di perlukan untuk berfungsi dengan baik. Faktor terpenting dalam pengajaran
ialah guru perlu menilai keperluan-keperluan pembelajaran yang spesifik dan mengaplikasi
strategi-strategi serta aktivitas yang sesuai untuk pelajar.

- Di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang konsep pengajaran :


Menurut Arbak 1985, pengajaran sebagai organisasi yang di rancang oleh guru dan
menyampaikan pemahaman tentang maklumat atau pengetahuan tertentu kepada pelajarnya.
Menurut Ehah 1989, menyatakan bahwa pengajaran sebagai satu sains yaitu sistem aktivi-
aktivi yang di tujukankepada murid-murid yang bertujuan membawa perubahan tingkah laku
di kalangan mereka.
Menurut Yaxley 1991, berpendapat bahwa pengajaran merupakan satu tindakan yang
bertujuan untuk membawa perubahan dari segi kepercayaan , nilai dan makna. Ia juga
melihatpengajaran sebagai aktivi intelek yang melibatkan , perasaan dan penilaian.

3. STRUKTUR ORGANISASI DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

30
HAND BOOK KELOMPOK 1

Dalam definisi perencanaan di katakan bahwa organisasi pendidikan ada di antara


lingkungannya dan tertanam di dalamnya. Ini berarti organisasi atau lembaga pendidikan tidak
dapat dan tidak di benarkan berdiri sendiri terlepas dari masyarakat lingkungannya.

Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu Sentralisasi dan
beberapa bagian masih diselenggarakan secara Desentraisasi. Pada umumnya, struktur
campuran inilah yang berlaku dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran bagi bangsanya.

a. Struktur Sentralisasi

Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara sentral, yakni yang


kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di pusat pemerintahan maka
pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak mengambil bagian dalam administrasi
apapun. Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan kebijakan
(poliey) dan perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat personel, urusan kepegawaian,
sampai kepada penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum, alat-alat
pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya. Semuanya ditentukan
dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan sekolah-sekolah hanya merupakan
pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional semata-mata. Sesuai dengan sistem sentralisasi
dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah dan guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung
jawabnya, serta dalam prosedur-prosedur pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-
peraturan dan instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya melalui hierarchi atasannya.
Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-ciri pokok yang sangat menonjol adalah keharusan
adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara
itu. Keseragaman itu meliputi hampir semua kegiatan pendidikan, teutama di sekolah-sekolah
yang setingkat dan sejenis.

Adapun keburukan/keberatan yang prinsipal ialah :

- Bahwa administrasi yang demikian cenderung kepada sifat-sifat otoriter dan birokratis.
Menyebabkab para pelaksana pendidikan, baik para pengawas maupun kepala sekolah

31
HAND BOOK KELOMPOK 1

serta guru-guru menjadi orang-orang yang pasif dan bekerja secara rutin dan tradisional
belaka.
- Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh garis-garis
komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-belit, sehingga
kelancaran penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat terjamin.
- Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul penghalang penghalang
bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan uniformalitas yang mekanis dalam administrasi
pendidikan, yang biasanya hanya mampu untuk sekedar hanya membawa hasil-hasil
pendidikan yang sedang atau sedikit saja.

b. Struktur Desentralisasi

Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan bukan


urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan rakyat
setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada sepenuhnya dalam
tangan penguasa daerah. Kemudian pemerintah daerah membagi-bagikan lagi kekuasaannya
kepada daerah yang lebih kecil lagi, seperti kabupaten/kotapraja, distrik, kecamatan dan
seterusnya dalam penyelengaraan dan pembangunan sekolah, sesuai dengan kemampuan,
kondisi-kondisi, dan kebutuhan masing-msing. Tiap daerah atau wilayah diberi otonomi yang
sangat luas yang meliputi penentuan anggaran biaya, rencana-rencana pendidikan, penentuan
personel/guru, gaji guru-guru pegawai sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang
pembangunan, pemakaian serta pemeliharaan gedung sekolah. Dengan struktur organisasi
pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata
merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang pemimpin, profesional dengan tanggung jawab
yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolahnya. Ia bertanggung
jawab langsung terhadap pemerintahan dan masyarakat awasan dan social-control yang
langsung dari pemerintahan dan masyarakat setempat. Hal ini disebabkab karena kepala
sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas atau karyawan-karyawan pendidik yang dipilih,
diangkat, dan diberhentikan oleh pemerintah daerah setempat. Tentu saja, sistem desentralisasi
yang ekstrim seperti ini ada kebaikan dan keburukannya.

Beberapa kebaikan yang mungkin terjadi ialah :

32
HAND BOOK KELOMPOK 1

- Pendidikan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan memenuhi kebutuhan masyarakat


setempat.
- Kemungkinan adanya persaingan yang sehat diantara daerah atau wilayah sehingga
masing-masing berlomba-lomba untuk menyelenggarakan sekolah dan pendidikan yang
baik.
- Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas-petugas pendidikan yang lain akan bekerja dengan
baik dan bersungguh-sungguh karena dibiayai dan dijamin hidupnya oleh pemerintah dan
masyarakat setempat.

Adapun keburukannya adalah sebagai berikut :


- Karena otonomi yang sangat luas, kemungkinan program pendidikan akan berbeda-beda
Hal ini akan menimbulkan perpecahan bangsa. .
- Hasil pendidikan dan pengajaran tiap-tiap daerah atau wilayah sangat berbeda-beda, baik
mutu, sifat maupun jenisnya, sehingga menyulitkan bagi pribadi murid dalam
mempraktekkan pengetahuan atau kecakapannya dikemudian hari di dalam masyarakat
yang lebih luas.
- Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas pendidikan lainnya cenderung untuk menjadi
karyawan-karyawan yang materialistis, sedangkan tugas dan kewajiban guru pada
umumnya lain dari pada karyawan-karyawan yang bukan guru.
- Penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan yang diserahkan kepada daerah atau wilayah
itu mungkin akan sangat memberatkan beban mayarakat setempat.

4. KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN

Dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of


accomplishtment, hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang di dasarkan pada tujuan yang sudah di
tetapkan sebelumnya.
Kinerja pendidikan pada hakikatnya merupakan perwujudan dari cara kerja yang baik
yang menyangkut kemampuan pendidik di dalam melaksanakan tugas, baik dalam
melaksanakan pengendalian mutu maupun pelaksanaan evaluasi dalam program. Kinerja yang

33
HAND BOOK KELOMPOK 1

baik di pengaruhi oleh beberapa faktor utama adalah iklim organisasi yang selanjutnya
mempengaruhi kinerja oraganisasi pendidikan.

Menurut Notomirjo 1992, menyatakan bahwa kinerja (performance) atau prestasi kerja atas
pencapaian kerja adalah suatu kemampuan yang di ukur berdasarkan pelaksanaan tugas sesuai
dengan uraian tugasnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya
membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan.
Undang-undang Dasar tahun 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak
mendapatkan pendidikan. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional
telah melakukan usaha-usaha perbaikan dalam pencapaian pendidikan yang ada dan untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar ;

1) Pertama, Sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia pendidikan dituntut untuk dapat
mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai.
2) Kedua, Untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di pasar
kerja global.
3) Ketiga, Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan
penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses
pendidikan yang lebih demokratis (www.depdiknas.go.id).

Dari ketiga tantangan tersebut di atas, maka kinerja guru sangatlah diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kinerja guru merupakan faktor penting dalam
menentukan prestasi belajar siswa. Keberhasilan pendidikan terutama ditentukan oleh mutu
gurunya. Pada umumnya pekerjaan guru dibagi dua yaitu : pekerjaan yang berhubungan dengan
tugas-tugas mengajar dan mendidik, serta tugas-tugas kemasyarakatan (sosial).

Faktor yang juga mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja guru menurut Herlina
(2005) adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan suatu karakteristik
kepribadian yang penting dalam lingkungan organisasi, yang ditandai dengan adanya dorongan

34
HAND BOOK KELOMPOK 1

pada individu untuk mengungguli orang lain, berprestasi sesuai dengan seperangkat standar
yang berlaku dan berjuang untuk sukses. Motivasi merupakan komoditi yang sangat diperlukan
oleh semua orang termasuk guru. Motivasi berprestasi bisa terjadi jika guru mempunyai
kebanggaan akan keberhasilan.

Motivasi berprestasi dalam dunia pendidikan merupakan kombinasi dari tiga faktor
yaitu:
(a) faktor keberhasilan pendidikan;
(b) keberhasilan dalam melaksanakan tugas; dan
(c) pengalaman sukses/gagal dalam pelaksanaan tugas (Falahy, 2005).

Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah
dorongan yang berasal dari dalam diri orang-orang untuk berprestasi dan
berusaha berprestasi dalam upaya untuk mencapai tujuan. Guru-guru akan bekerja lebih baik
jika mereka sungguh-sungguh diberi motivasi.
Guru-guru yang berhasil karena adanya motivasi berprestasi akan memberikan sumbangan
yang berharga kepada pendidikan.
Prestasi dari sebuah kinerja akan di tentukan oleh kemampuan seorang pemimpin dalam
memimpin sebuah organisasi, peranan pengawasan dalam peningkatan kinerja sangat penting.
Seorang pemimpin harus mampu menguasai personal untuk memberikan pelayanan
pembinaan. bentuk pembinaan yang efektif hendaknya di lakukan kegiatan pengawasan secara
kontinuitas.

5. IKLIM DAN BUDAYA ORGANISASI PENDIDIKAN

Iklim organisasi menurut Robbins (1994) mengemukakan bahwa suatu organisasi


merupakan kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar dengan suatu batasan yang
relative dapat di identifikasi, relatif bekerja terus menerus untukmencapai suatu tujuan atau
sekelompok tujuan. Iklilm organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi anggota organisasi yang di ukur melalui
persepsi.

35
HAND BOOK KELOMPOK 1

Iklim organisasi menurut Falahy (2005) merupakan sarana bagi guru untuk melakukan
pendekatan dengan lingkungan kerjanya dengan pandangan yang positif. Iklim organisasi
mempunyai kaitan dengan prestasi, motivasi, kepuasan dan kinerja guru. Jika iklim organisasi
kondusif, suasana lingkungan manusia yang familiar maka akan membuat guru menjadi
termotivasi karena puasnya guru terhadap organisasi. Dan sebaliknya jika iklim tidak kondusif
maka mengakibatkan guru kurang bergairah dalam bekerja.

Iklim dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan kerja. Para pegawai
mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi atas dasar persepsi mereka terhadap iklim
organisasi. Iklim organisasi di sekolah bisa bergerak dari yang menyenangkan ke netral, sampai
dengan tidak menyenangkan.
Tetapi pada umumnya kepala sekolah, guru dan pegawai menginginkan iklim yang
menyenangkan karena menyangkut keuntungan seperti prestasi yang lebih baik, kepuasan kerja
dan dapat menimbulkan kinerja yang lebih baik lagi.

Menurut Steers (1980),(Iklim adalah Kepribadian organisasi yang dicerminkan oleh anggota-
anggotanya ) terdapat sepuluh dimensi iklim pada tingkat organisasi secara keseluruhan, yaitu:
1) Struktur tugas
2) Hubungan imbalan-hukum
3) Sentralisasi keputusan
4) Tekanan pada prestasi
5) Tekanan pada latihan dan pengembangan
6) Keamanan vs risiko
7) Keterbukaan vs ketertutupan
8) Status dan semangat
9) Pengakuan dan umpan balik
10) Kompetensi dan keluwesan organisasi secara umum.

Iklim yang timbul merupakan arena penetapan keputusan mengenai prestasi. Jika iklim
bermanfaat bagi kebutuhan individu (misalnya: memperhatikan kepentingan pekerja dan
berorientasi pada prestasi), maka kita dapat mengharapkan tingkah laku – ke arah tujuan yang
tinggi (Falahy, 2005). Sebaliknya jika iklim yang timbul bertentangan dengan tujuan,

36
HAND BOOK KELOMPOK 1

kebutuhan dan motivasi pribadi, dapat diharapkan bahwa prestasi maupun kepuasan kerja akan
berkurang.
Iklim organisasi mempengaruhi perilaku pendidik yang kemudian mempengaruhi
kinerja organisasi pendidikan, maka ada kontribusi yang positif atau baik maka menghasilkan
perilaku dan kinerja organisasi yang positif dan baik.
Dapat dikatakan pula iklim organisasi merupakan gambaran kolektif yang bersifat
umum terhadap suasana kerja organisasi yang membentuk harapan dan perasaan seluruh
pelajar sehingga organisasi meningkat.
Iklilm organisasi dapat dilihat dari budaya organisasi karena di dalam budaya organisasi di
bicarakan hal-hal yang mencakup :
a) Perubahan organisasi
b) Karakteristik organisasi
c) Kreasi
d) Contoh-contoh budaya organisasi dan memelihara atau menjaga organisasi
e) Prinsip-prinsip organiasasi dan tipe-tipe organisasi.

Salah satu definisi iklim organisasi adalah persepsi dari sekumpulan orang terhadap
lingkungan organisasinya. Untuk menjaga iklim organisasi yang kondusif, maka dalam
melakukan eksplorasi menjelajahi ide baru maupun cara baru perlu di sesuaikan dengan
kreatifitas. Dan dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi pendidikan merupakan keadaan di
tempat kerja baik fisik maupun non fisik yang mendukung pelaksanaan tugas dalam organisasi.
Budaya organisasi adalah budaya organisasi yang mengacu pada suatu sistem pemaknaan
bersama yang di anut oleh anggota organisasi dalam bentuk nilai, tradisi, keyakinan, norma
dan cara berpikir unik yang membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya.

37
HAND BOOK KELOMPOK 1

A. Pengertian organisasi
Menurut para ahli yaitu :
Istilah organisasi berasal dari bahasa inggris, organization.syamsi(1994:13) menyatakan bahwa
organisasi dapat diartikan dua macam,yaitu :
1) Dalam arti statis, organisasi sebagai wadah kerjasama sekelompok orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu
2) Dalam arti dinamis, organisasi sebagai suatu sitem atau kegiatan sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Robbins dan Ndraha (2011:235), organisasi adalah kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan.

Hardjito (1997:5) , organisasi adalah kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar,yang
memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu
secara terpisah.

Dari pengertian yang disebutkan para ahli,dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu
wadah yang terdiri dari dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya sehingga maksud
dan tujuan dari sekelompok orang tersebut dapat tercapai.

B. Pengertian Sekolah
Menurut para ahli yaitu :
Sekolah menurut Zanti Arbi diartikan sebagai tempat ataupun suatu lembaga yang dibangun
dengan tujuan untuk melakukan interaksi dan pembelajaran kepada peserta didik, Sekolah
terdiri dari beberapa jenjang pendidikan dengan beragam kegiatan belajar yang tentunya dapat
membuat pikiran peserta didik lebih terbuka dan rasional
Jenjang Pendidikan di Dekolah :

1. Paud
2. Pendidikan Dasar
3. Pendidikan Menengah
4. Perguruan Tinggi

Dapat disimpulkan bahwa pengertian sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang
bersifat informal, non-formal, dan formal yang bertujuan untuk membimbing, membina, dan
memberikan berbagai macam pelajaran mengenai pengetahuan umum maupun pendidikan
karakter. Sekolah di Indonesia didirikan oleh instansi negeri maupun swasta yang menyediakan
berbagai macam kegiatan bersifat positif.

38
HAND BOOK KELOMPOK 1

A. ORGANISASI SEKOLAH

Pengertian Organisasi disekolah


Secara umum organisasi sekolah dapat diartikan member struktur atau
susunan yakni dalam penyusunan penempatan orang-orang dalam suatu sekelompok
kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam
kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Dalam suatu
susunan atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-
masing kesatuan serta hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan
tersebut.

39
HAND BOOK KELOMPOK 1

a. Struktur organisasi sekolah

KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

coordinator TU

wakasek wakasek kesiswaan wakasek kurikulum wakasek

(sarana/prasarana) humas

coordinator BK wali kelas

guru mapel

organisasi siswa intra sekolah (OSIS)

Dari penjelasan di atas dapatlah kita simpulkan bahwa organisasi sekolah merupakan :

 Perkumpulan yang tersusun dari berbagai jenis kegiatan sekolah


 Perkumpulan yang tersusun dari sumber daya sekolah
 Perkumpulan yang tersusun dari personil sekolah

40
HAND BOOK KELOMPOK 1

 Perkumpulan ide dan prinsip yang meliputi membangun hubungan, menciptakan


iklim yang kondusif dalam lingkungan sekolah

B. Konsep Organisasi Sekolah

 Kesederhanaan. Hal ini mengandung arti bahwa sebuah organisasi sekolah harus ada
kejelasan peran, tugas, tanggung jawab dan kekuasaan pada masing-masing warga di
sekolah. Hal ini bertujuan untuk menghindari kebingungan dan kekacauan yang
mengarah ke organisasi yang lebih baik dari kegiatan sekolah.
 Dinamisme / Fleksibilitas. Sebuah organisasi sekolah yang ideal adalah di mana setiap
jenis perubahan dapat terjadi tanpa mengganggu kegiatan lainnya. Aturan dan
peraturan harus fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
 Stabilitas. Sebuah organisasi sekolah harus dinamis tetapi tidak berarti bahwa itu
harus dalam kondisi tanpa norma atau peraturan yang standar. tujuannya adalah untuk
mencapai keseimbangan antara kekakuan dan fleksibilitas.
 Kejelasan tentang kekuasaan dan Tugas. Dalam sebuah organisasi sekolah harus ada
pemahaman yang jelas tentang kekuasaan dan tugas setiap individu yang bekerja
bersama-sama di sekolah. Hal ini diperlukan untuk menghindari kebingungan atas
tanggung jawab masing-masing anggota. Selain itu juga harus ada pembagian
kekuasaan dan tugas yang seimbang pada masing-masing anggota.
 Koordinasi. Koordinasi antara kegiatan yang berbeda dan juga koordinasi antara
sumber daya fisik dan sumber daya manusia harus ada dalam sebuah Organisasi
sekolah yang ideal. Sekolah harus dapat menyatukan semua unsur untuk mewujudkan
tujuan.
 Sumber daya manusia. Sebuah organisasi sekolah yang ideal harus memiliki sumber
daya manusia. semua personil harus bebas untuk mengekspresikan perasaan mereka,
pendapat, mengutarakan saran konstruktif untuk membawa perubahan yang sehat di
sekolah.
 Pengendalian. Pengendalian adalah unsur yang menempatkan jeda untuk kegiatan dan
kemudian mengevaluasi hasil. Hal ini diperlukan untuk menjaga agar tidak
terjadi penyalahgunaan kekuasaan di sekolah.

C. Ruang Lingkup Organisasi Sekolah

 Organisasi kerja akademik dan administrasi sekolah. Ini termasuk bidang utama seperti
perencanaan belajar mengajar, perpustakaan, e-konten dan juga organisasi kegiatan
kurikuler. Organisasi kerja administrasi berkaitan dengan organisasi semua catatan,
register dari berbagai jenis dan dokumen lain dari sekolah yang lama dan sekarang.
Mereka harus terorganisir dengan baik dan dipelihara.
 Organisasi sumber daya fisik sekolah. Hal ini bertujuan untuk membantu dalam
mengatur semua sumber daya fisik sekolah untuk memastikan pemanfaatan optimal.
 Organisasi penyelenggara / personil sekolah. Hal ini berkaitan dengan pembagian tugas
dan tanggung jawab pada masing-masing personil sekolah, memberikan kekuasaan
dalam pengambilan keputusan dan mengarahkan serta memastikan koordinasi antara
personil sekolah. Selain itu, organisasi sekolah juga mengacu pada berbagai kegiatan
untuk menjamin pertumbuhan dan pribadi yang profesional, mempertahankan motivasi

41
HAND BOOK KELOMPOK 1

dan menjaga keharmonisan dan mengembangkan hubungan interpersonal antar


personil.
 Organisasi yang demokratis. Hal ini bertujuan untuk membuat warga sekolah bekerja
secara demokratis dalam mengikuti kebijakan manajemen.
 Iklim kerja yang kondusif. Hal ini sangat penting untuk membuat personil sekolah
bekerja secara efisien dan penuh pengabdian. Jam kerja yang memadai, kebebasan
untuk melakukan inovasi, ruang lingkup untuk pertumbuhan profesional, penerimaan
hubungan manusia dan berbagai faktor lainnya membantu dalam menciptakan iklim
yang kondusif. Sebuah organisasi sekolah yang baik harus selalu berusaha untuk
menciptakan jenis seperti iklim yang menciptakan dan mempertahankan motivasi
personil sekolah untuk pertumbuhan dan perkembangan sekolah.

D. Manfaat Organisasi Sekolah

 Memastikan kelancaran fungsi sekolah.


 Menghindari penyalahgunaan pemanfaatan sumber daya sekolah dengan memastikan
penggunaan yang optimal dan bijaksana.
 Untuk membantu mengembangkan kemampuan personil sekolah sesuai dengan bidang
keahlian dan pengalaman mereka.
 Dapat menghemat waktu, meningkatkan kejelasan dan efisiensi kerja. Hal ini
dikarenakan adanya kejelasan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan personil
sekolah.
 Membantu untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah secara lancar.
 Menciptakan citra profesional sekolah.
 Membangun hubungan antara personil sekolah sehingga membantu meningkatkan rasa
saling percaya dan saling ketergantungan yang diperlukan untuk membangun semangat
tim personil sekolah.
 Dengan mengikuti organisasi sekolah, seorang siswa akan lebih memiliki kemampuan
dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa yang terbiasa mengikuti organisasi akan
memiliki kecenderungan tidak shock ketika mendapatkan / menghadapi suatu masalah.
Ia dapat menanggapi setiap masalah dengan lebih tenang.
 Dalam organisasi, seorang siswa dilatih untuk lebih pandai dalam memilah masalah,
mana yang harus diutamakan dan mana masalah yang bisa ditunda penyelesaiannya.
Dengan begitu, kemampuan siswa dalam menentukan pilihan terbaik akan lebih
tertempa.
 Dengan berorganisasi, dapat membantu siswa untuk menemukan teman maupuun
sahabat yang baru. Banyak pertemanan dan persahabatan akrab berawal dari sebuah
organisasi. Hal ini dikarenakan adanya intensitas diskusi, sharing, dan komunikasi. Hal
inilah yang nantinya akan memunculkan ikatan pertemanan, ikatan emosional, dan
persahabatan.

42
HAND BOOK KELOMPOK 1

 Organisasi sekolah bisa menjadi sarana bagi siswa untuk belajar menyampaikan
pendapat, ide, dan gagasan-gagasan mereka dengan musyawarah. Manfaat
musyawarah sendiri kita ketahui sangat penting untuk masa depan anak sekolah.
 Dengan mengikuti organisasi sekolah, para siswa dapat mempelajari bagaimana cara
untuk mengelola, prosedur, serta struktur ilmu administrasi.
 Bertemu, saling berkomunikasi, dan berdiskusi yang biasa dilakukan dalam sebuah
organisasi merupakan sebuah wadah untuk lebih saling mengenal karakter dari sesama
anggota yang berasal dari kalangan yang berbeda-beda.
 Organisasi merupakan suatu tempat dimana siswa dapat mengasah jiwa kepemimpinan
agar semakin matang. Karena seseorang yang meskipun mampu menjadi pemimpin
bagi dirinya sendiri belum tentu mampu untuk memimpin orang lain ataupun
organisasi.
 Dengan mengikuti organisasi sekolah, seorang siswa tentu akan lebih dikenal oleh
orang lain, hal ini tentunya akan berpengaruh pada popularitanya di mata umum.
 Dengan mengikuti organisasi sekolah, seorang siswa mampu belajar tentang cara
berdiplomasi, bernegosiasi, maupun melobi serta mempengaruhi orang lain secara
otodidak. Hal ini tentu saja akan berdampak pada masa depannya kelak setelah lulus
dari sekolah.

b. Wewenang dan tangung jawab organisasi sekolah


1. Kepala sekolah
Wewenang dan tanggung jawab,antara lain :
a. Menjaga terlaksananya dan tercapainya program kerja sekolah
b. Melakukan pengawasan dan supervise tenaga pemdidik dan kependidikan
c. Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi
d. Member penghargaan dan sangsi
2. Komite sekolah
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Memberikan masukan terhadap kebijakan mutu pendidikan


b. Mengawasi kebijakan sekolah
3. Kepala tata usaha
Wewenang dan tanggung jawab tata usaha ,antara lain :

a. Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah


b. Menyusun dan melaksanakan kegiatan keungan sekolah
c. Mengurus administrasi kepegawaian
d. Mengurus administrasi kesiswaan

43
HAND BOOK KELOMPOK 1

e. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah


f. Melaporkan semua tugas dan tanggung jawab kepada kepala sekolah
secara berkala
4. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
Wewenang dan tanggung jawab,antara lain :

a. Menyusun program kerja bidang kurikulum/program


b. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum/program
c. Memantau pelaksanaan pembelajaran
d. Menyelenggarkan rapat koordinasi kurikulum
5. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain :

a. Mengkoordinasikan PSB (penerimaan siswa baru)


b. Mengkoordinasikan pelaksanaan masa orientasi peserta didik(MOS)
c. Mengkoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS
6. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
Wewenang dan tanggung jawab, anatara lain :

a. Menyusun rencana kebutuhan sara dan prasarana


b. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana
c. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana
d. Menyusun laporan pelaksanaan bidang sarana dan prasarana secara berkala
7. Wakil kepala sekolah bidang humas
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain :

a. Pengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali


siswa
b. Membina hubungan sekolah dan komite sekolah
c. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala
d. Membina hubungan sekolah dengan komite sekolah
8. Coordinator BK
Peran guru pembimbing menurut pp no.74 tahun2008 guru bimbingan dan
konsling/konselor memiliki tugas, tangung jawab, wewenang dalam pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik.tugas guru bimbingan
konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai

44
HAND BOOK KELOMPOK 1

dengan kebutuhan,potensi,bakat,minat, dan kepribadian peserta didik di


sekolah/madrasah

9. Wali kelas/guru maple


Wewenang dan tanggung jawab, antara lain :
a. Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai dengan
bidang studi
b. Mengevaluasi hasil pekerjaannya
c. Mengwakili kepala sekolah dan orang tua siswa dikelas
10. Organisasi siwa (OSIS)
Wewenang dan tanggung jawab,antara lain :
a. Menuntut ilmu sebaik-baiknya
b. Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya
c. Mematuhi peraturan yang sudah di tetap kan oleh pihak sekolah

PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH

Kegiatan bimbingan konseling dapat mencapai hasil yang efektif bila mana dimulai dari adanya
program yang disusun dengan baik. Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah
adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk survei, untuk
menginventarisasi tujuan, kebutuhan, kemampuan sekolah, serta persiapn sekolah untuk
melaksanakan program bimbingan dan konseling.

Program bimbingan berisi rencanan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian
layanan bimbingan dan konseling. Winkel (1991) menjelaskan bahwa program bimbingan
merupakan suatu rangkaian kegiatan terencana , terorganisasi, dan terkoordinasi selama
periode waktu tertentu. Tujuannya adalah memberikan layanan khusus untuk membentu siswa
dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian
yang terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya guru
pembimbing maupun berbagai aspek yang tercakup merupakan bagian tidak dapat dipisahkan
dari seluruh bagian kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan di lembaga
yang bersangkutan.

1. Pengertian Program Bimbingan

45
HAND BOOK KELOMPOK 1

Menurut pendapat Hotch dan Costor yang dikutip oleh Gipson dan Mitchell (1981) program
bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang
dimaksudkan untuk membentu individu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program
bimbingan itu menyangkut dua faktor, yaitu: (1) faktor pelaksana atau orang yang akan
menberikan bimbingan, dan (2) faktor-faktor yang berkaitan perlengkapan, metode, bentuk
layanan siswa-siswa, dan sebagainya. Yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan
(Abu Ahmadi, 1997). Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) menyatakan bahwa
program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberikan banyak keuntungan
, seperti :

a) Memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha, biaya, dan menghindari


kesalahan-kesalahan, dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan.
b) Memungkinkan siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan secara seimbang dan
menyeluruh.
c) Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya masing-masing.
d) Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk
kemajuannya sendiri.

2. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan

Dalam penyusunan program bimbingan perlu ditempuh langkah-langkah seperti dikemukakan


oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) seperti berikut :

a) Tahap Persiapan
b) Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh
pemimpin sekolah
c) Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan.
d) Pembentukan panitia penyelenggara program.
e) Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dirumuskan dan
diinventarisasikan berbagai fasilitas yang ada.
f) Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merumuskan masalah-
masalah yang dihadapi.

46
HAND BOOK KELOMPOK 1

Di samping rumusan tentang langkah-langkah penyusunan program bimbingan sebagaimana


dikemukakan itu, berikut ini dapat pula disajikan langkah-langkah penyusunan program
bimbingan yang sederhana, yaitu :

a) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sekolah terutama yang ada kaitannya dengan


bimbingan.
b) Setelah data terkumpul perlu dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan yang akan
dilakukan, dan menyusun konsep program bimbingan yang akan dilakukan dalam
kurun waktu tertentu.
c) Konsep program bimbingan dibahas bersama kepala sekolah dan bila perlu
mengundang personel sekolah.
d) Penyempurnaan konsep program yang telah di bahas bersama kepala sekolah.
e) Pelaksanaan program yang telah direncanakan
f) Evaluasi
g) Revisi

3. Variasi Program Bimbingan

menurut jenjang Pendidikan Winkel memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam
menyusun program bimbingan di tingkat pendidikan tertentu, yaitu :

a) Menyusun tujuan pendidikan tertentu


b) Menyusun tugas-tugas perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik
c) Menyusun pola dasar sebagi pedoman dalam memberikan layanan
d) Menentukan komponen-komponen bimbingan yang diprioritaskan
e) Menentukan bentuk bimbingan yang diutamakan
f) Menentukan tenaga-tenaga bimbingan yang dapay dimanfaatkan

a. Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Layanan bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak hendaknya ditekankan pada


Bimbingan yang berkaitan dengan kemandirian dan keharmonisan dalam menjalin hubungan
social dengan teman sebayanya.

b. Bimbingan pribadi.

47
HAND BOOK KELOMPOK 1

Di samping itu, bimbingan untuk taman kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan psikologis, seperti pemberian kasih saying dan perasaan aman.

c. Program Bimbingan di Sekolah Dasar


Program kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa sekolah dasar lebih
menekankan pada usaha pencapaian tugas-tugas perkembangan mereka antara lain
mengatur kegiatan belajarnya dengan bertanggung jawab, dapat berbuat dengan cara-cara
yang dapat diterima oleh orang dewasa serta teman-teman sebayanya, mengembangkan
kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan membentuk kata hati (Winkel,
1991).
Gibson dan Mitchell (1981) mengemukakan beberapa factor yang harus dipertimbangkan,
seperti :
a) Menekankan pada aktivitas-aktivitas belajar
b) Masih menggunakan sistem guru kelas
c) Kecenderungan anak bergantung pada teman sebayanya
d) Minat orang tua dominan mempengaruhi nilai kehidupan anak
e) Masalah-masalah yang timbul di SD tidak terlalu kompleks.

d. Program Bimbingan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama


Program bimbingan dan konseling di SLTP hendaknya berorientasi kepada pencapaian
tugas-tugas perkembangannya. Secara garis besar program bimbingan dan konseling di
SLTP hendaknya berorientasi kepada :
a) Bimbingan belajar
b) Bimbingan hubungan sosial
c) Membentuk kelompok sebaya (peer group)
d) Tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun
e) Bimbingan karir

e. Program Bimbingan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas


Program bimbingan dan konseling di SLTA hendaknya dapat mengatasi permasalahan-
permasalahan yang dihadapi siswa, sehingga mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangan dengan baik. Oleh sebab itu, program bimbingan di SLTA berorientasi
pada :

48
HAND BOOK KELOMPOK 1

a) Hubungan sosial
b) Pemberian infoemasi pendidikan dan jabatan
c) Bimbingan cara belajar

f. Program Bimbingan di Perguruan Tinggi


Efektivitas dan efesiensi program bimbingan dapat terwujud bila diarahkan kepada
masalah-masalah. Oleh sebab itu, program bimbingan di perguruan tinggi hendaknya
berorientasi kepada :
a) Bimbingan belajar di perguruan tinggi atau bimbingan yang bersifat akademik
b) Hubungan sosial

4. Tenaga Bimbingan di Sekolah Beserta Fungsi dan Peranannya

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah (Rochman Natawidjaja dan Moh.
Surya 1985). Dengan demikian, diperlukan adanya keterpaduan dan kebersamaan di antara
personel sekolah dalam pelaksanaan bimbingan.

a. Kepala Sekolah

Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, kepala sekolah


mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Membuat rencana atau program sekolah secara menyeluruh


b) Mendelegasikan tanggung jawab tertentu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
c) Mengawasi pelaksanaan program
d) Melengkapi dan menyediakan kebutuhan fasilitas bimbingan dan konseling
e) Mempertanggungjawabkan program tersebut baik di dalam maupun di luar sekolah
f) Mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga dalam rangka kerjasama pelaksanaan
bimbingan.

b. Konselor

Peran dan tugas konselor di sekolah dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah :
Menyusun program bimbingan dan konseling bersma kepala sekolah

49
HAND BOOK KELOMPOK 1

a) Bertanggung jawab terhadap jalannya program


b) Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah
c) Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan
d) Menganalisis dan menafsirkan data siswa
e) Menyelenggarakan pertemuan staf
f) Melaksanakan bimbingan kelompok dan konseling individual
g) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
h) Melakukan studi kelayakan
i) Berkolaborasi dengan guru mata pelaajran
j) Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling.

c. Wali Kelas

Peran dan tanggung jawab wali kelas adalah :

a) Mengumpulkan data tentang siswa


b) Mengadakan kegiatan orientasi
c) Mengobservasi kegiuatan siswa di rumah
d) Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa
e) Bekerja sama dengan konselor dalam mengadakan pemeriksaan
f) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan maslah peserta didik.

d. Guru/Pengajar
Tugas dan tanggung jawab guru dalam kegiatan ini adalah :
a) Turut serta aktif dalam membantu mellaksanakan kegiatan program BK
b) Memberikan informasi kepada siswa
c) Meneliti kesulitan dan kemajuan siswa
d) Memberikan layanan intruksional
e) Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa
f) Mengidentifikasi bakat siswa

e. Petugas Administrasi
Tugas dan tanggung jawab petugas administrasi dalam kegiatan bimbingan dan
konseling adalah:

50
HAND BOOK KELOMPOK 1

a) Mengisi kartu pribadi siswa


b) Menyimpan catatan-catatan dan data lainnya
c) Menyelesaikan laporan dan pengumpuilan data tentang siswa
d) Menyiapkan alat-alat atau formulir-formulir pengumpulan data siswa

6. Mekanisme Implementasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah, konselor beserta personel
sekolah perlu memperhatikan komponen kegiatan sebagai berikut :

a) Komponen Pemrosesan Data


Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi beberapa aspek, yaitu :
(1) pengumpulan data, (2) pengklkasifikasian, (3) penyediaan data yang diperlukan, (4)
penyimpanan, (5) penafsiran. Data yang perlu diproses adalah tentang keadaan siswa
di sekolah yang meliputi : (1) kemampuan skolastik, (2) cita-cita, (3) hubungan social,
(4) minat terhadap mata pelajaran, (5) kebiasaan belajar, (6) kesehatan fisik, (7)
pekerjaan orang tua, (8) keadaan keluarga.
b) Komponen Kegiatan Pemberian Informasi
Komponen ini terdiri : (1) pemberian orientasi kehidupan sekolah kepada siswa. (2)
pemberian informasi tentang program studi kepada siswa yang dipandang
memerlukannya, (3) pemberian informasi jabatan kepada siswa, (4) pemberian
informasi pendidikan lanjutan
c) Komponen Kegiatan Konseling
Konseling dilakukan terhadap siswa yang mengalami masalah yang sifatnya lebih
probadi. Jika ada masalah yang tidak dapat diatasi oleh petugas yang bersangkutan,
perlu di alihtangankan kepada pihak yang lebih ahli.
d) Komponen Pelaksana
Pelaksana jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor bersama guru
bidang studi dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi peranannya masing-masing
e) Komponen Metode/Alat
Alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan itu adalah:
angket kartu pribadi, konseling dan sebagainya.
f) Komponen Waktu Kegiatan Jadwal kegiatan

51
HAND BOOK KELOMPOK 1

layanan dapat dilakukan pada awal tahun pelajaran atau waktu lain tergantung dari jenis
atau macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
g) Komponen Sumber Data
Data yang diperlukan dapat diperoleh langsung dari siswa yang bersangkutan. Hal ini
tergantung atau jenis data yang diperlukan. Semua kegiatan ini dikoordinasikan oleh
konselor dan dipertanggungjawabkan kepada kepala sekolah.

7. Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah

Peranan guru dalam bimbingan di sekolah dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :

a. Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di kelas

Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) mengemukakan beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya dan pembimbing,
yaitu :

a) Perlakuan terhdap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa
memiliki potensi untuk dikembangkan dan maju serta mampu mengarahkan dirinya
sendiri untuk madiri
b) Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa
c) Pemahaman siswa secara empati
d) Penerimaan siswa apa adanya
e) Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu

Abu Ahmadi (1977) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan
proses belajar-mengajar, sebagai berikut :

a) Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
b) Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan
minatnya.
c) Mengusahakan siswa-siswa agar dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan
sikap, minat, dan pembawaannya.
d) Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.

52
HAND BOOK KELOMPOK 1

Di samping tugas-tugas tersebut, guru juga dapat melakukan tugas bimbingan dalam proses
pembelajaran seperti Melaksanakan kegiatan diagnostic kesulitan belajar dan Memberikan
bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya kepada murid dalam memecahkan
masalah pribadi.

b. Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di Luar Kelas

Tugas-tugas guru dalam layanan bimbingan di luar kelas antara lain :

a) Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching)


b) Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa
c) Melakukan kunjungan rumah (home visit)
d) Menyelenggarakan kelompok belajar

Kerjasama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan


Dalam kegiatan-kegiatan belajar-mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antara guru
dengan konselor demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Rochman Natawidjaja dan Moh.
Surya (1985) mengutip pendapat Miller yang mengatakan bahwa :

a) Proses belajar menjadi sangat efektif, apabila bahan yang dipelajari dikaitkan langsung
dengan tujuan-tujuan pribadi siswa.
b) Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya, lebih peka
terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran kelas.
c) Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan siswa secara lebih
nyata.

Guru juga mempunyai beberapa keterbatasan. Menurut Koestoer Partowisastro (1982)


keterbatasan-keterbatasan guru tersebut antara lain :

a) Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam,


karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan tugas itu.
b) Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi di tambah
tugas yang banyak untuk memecahkan masalah-masalah siswa.

Program bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan layanan
khusus yang dimaksudkan untuk membentu individu dalam mengadakan penyesuaian diri.
Bimbingan dan konseling dilakukan secara bersam dengan personel sekolah yang sudah
mempunyai peran masing-masing dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling.

53
HAND BOOK KELOMPOK 1

Untuk dapat menyukseskan misi bimbingan dan konseling diperlukan program yang
komprehensif dan mantap. Oleh karena itu, program bimbingan dan konseling setiap jenjang
pendidikan berbeda satu sama lain sesuai denagn masalah yang di hadapi siswa masing-masing.
Guru mempunyai peranan yang amat penting dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah.
Hal ini di sebabkan oleh posisi guru yang memungkinkan lebih dekat dengan siswa, oleh
karenanya, guru dapat memerankan bimbingan kepada siswa baik di dalam maupun di luar
kelas

54

Anda mungkin juga menyukai