Secara etimologi, kata administrasi berasal dari bahasa latin “ad” artinya ke dan “ministrare”
yang menurut Gei (1992) artinya melayani , membantu, menunjang, pencapaian tujuan
sehingga benar-benar tercapai. Selanjutnya Siagian (1986) mendefinisikan administrasi
sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasional
tertuntu untu mencapai tujuan yang telah didtetapkan sebelumnya. Nurhadi (1983)
mengartikan administrasi sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabing dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan bersama yangtelah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efesien.
2
HAND BOOK KELOMPOK 1
Jadi kata ”administrasi” secara harfiah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk
membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu
tujuan.
Dari definisi diatas maka administrasi dapat diuraikan menjadi 5 pengertian pokok yaitu:
Disamping adanya pengertian pokok administrasi juga ada unsur pokok administrasi. Menurut
Siagian(1986) unsur pokok administrasi adalah :
3
HAND BOOK KELOMPOK 1
Tujuan kajian administrasi pendidikan dapat ditegaskan oleh beberapa ahli diantaranya :
Selain memiliki tujuan, administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni
1. Planning (perencanaan)
4
HAND BOOK KELOMPOK 1
5
HAND BOOK KELOMPOK 1
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya berisi tentang menyusun
dan membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun kelompok, sehingga terwujud
suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan. Berikut ini
beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu pengorganisasian :
- Koontz dkk. mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah penetapan sturuktur
peranan internal dalam suatu lembaga yang terorganisasian secara formal.
Pengorganisasian yang efektif dapat membagi habis (merata) dan menstrukturkan
tugas-tugas ke dalam sub-sub komponen organisasi.
- Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan yang
direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentuan
hubunganhubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan
pekerjaan yang sepatutnya.
- Menurut Sergiovanni, terdapat empat aspek penting ataupun empat syarat yang harus
dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu:
6
HAND BOOK KELOMPOK 1
7
HAND BOOK KELOMPOK 1
8
HAND BOOK KELOMPOK 1
kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai antara lain
informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan
organisasi. Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini adalah suatu cara
berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep dan
keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu, kerja sama dalam satu tim
kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu suatu
kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang dilakukan
dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah dilakukan oleh
guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai tujuannya. Hal yang
penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan berperan besar
untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada setiap orang
yang ia pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya. Pengarahan-
pengarahan dapat berupa:
1) Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas;
2) Urutan prioritas penyelesaian;
3) Prosedur kerja;
4) Sarana dan sumber yang dapat dirnanfaatkan;
5) Pihak-pihak yang berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak
langsung; dan 6. Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas
tersebut.
5. Coordinating (pengkoordinasian)
System koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system birokrasi, dan
krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola.
Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang Gie (1983: 216)
merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan dan
menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199)
merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-
orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah
ditetapkan. Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:
1) Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;
2) Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu;
3) Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan;
9
HAND BOOK KELOMPOK 1
1) Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya
untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi.
Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan menggunakan
sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan;
2) Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu
memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan bersama;
3) Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir untuk
saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.
6. Budgeting (Penganggaran)
Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan sehari-hari, dimana manusia
membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan, begitulah pentingnya fungsi
pembiayaan ini. Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran.
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran
pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan
biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta
10
HAND BOOK KELOMPOK 1
7. Motivating (Pergerakan)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas
seorang manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan
menuntun karyawan atau personnel organisasi untuk 13 melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Terry menjelaskan actuating
merupakan usaha untuk menggerkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi. Adapun
menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah kemampuan membujuk orang-orang
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Unsur essensial
dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun gerak didasarkan instruksi yang
jelas untuk mencapai suatu tujuan. Jadi pemimpin hanya mungkin melakukan
pergerakan dengan sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan
penghargaan terhadapnya.
Jadi setiap pemimpin atau menejer yang ingin menjalankan kepemimpinannya dengan
efektif harus meningkatkan kualitas dirinyaagar menjadi seorang pemimpin (leader)
dengan memiliki format authority, technical authority, dan personal authority yang
memadai. Didalam menggerakkan sesuatu pastilah ada proses-proses yang mungkin
dapat membantu, namun hal itu tidak lepas dari objek yang kita gerakkan tersebut, jadi
tidak ada pedoman tertentu dalam penggerakkan, namun berikut ini pedoman umum yg
mungkin biasa dilakukan, yaitu:
1) Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan sebagainya;
2) Komunikasi yang efektif;
3) Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;
4) Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja;
5) Perbaikan iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.
11
HAND BOOK KELOMPOK 1
8. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia organisasi mengarah ke
tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual; dan agar tidak terjadi
penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Dengan demikian
jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan
dilaksanakan sesuai rencana. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi,
implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan
dengan lebih baik. Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh
Johnson (1973: 14 74) yaitu sebagai fungsi system yang melakukan penyesuaian
terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system
hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Dengan denikian dapat ditegaskan
bahwa sasaran pengawasan adalah prilaku individu sebagai orang-orang yang
memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan.
Pengertian ini mengacu pada dua hal yaitu performan personnel dalam memproses
obyek dan hasil pendidikan. Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk
mengadakan perbaikan, termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur
kembali tugas-tugas atau mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut
dilakukan melalui manusiawi. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan pengawasan menurut Massie (1973) ialah:
1) Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan;
2) Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan;
3) Flexible dan responsive terhadap perubahan –perubahan kondisi dan lingkungan;
4) Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system terbuka;
5) Merupakan control diri sendiri;
6) Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja
7) Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel pendidikan.
Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan karier manusia
(personnel) secara optimal yaitu: Mengikutsertan mereka menentukan sasaran,
Menciptakan iklim ynag mendorong pengembangan diri, Membuat mereka responsive
dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu ada suatu system penilaian yang
sistematis dan tepat yang dapat memberi gambaran seberapa singkat kualitas yang
diperolah.
12
HAND BOOK KELOMPOK 1
9. Evaluating (Penilaian)
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan
mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan
organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah di tetapkan
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Evaluasi mengetahui berhasil atau
tidaknya suatu program, diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap penilaian
berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata lain setiap
tujuan merupakan kriteria penilaian. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, tidak
didirikan orang untuk memperoleh penghasilan, melainkan untuk memelihara dan
memajukan kebudayaan. Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi pendidikan
bukanlah untuk menentukan untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak berhasil
pendidikan harus dinilai dari sudut keuntungan –keuntungan atau kerugian masyarakat.
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
1) Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja,
pekejaan tersebut berhasil;
2) Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;
3) Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari
situasi yang dapat merusak;
4) Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.
Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu
sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses
keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan
yang kontinyu. Di dalam fungsi penilaian ini terlihat kegiatan-kegiatan monitoring,
kontrol, dan supervisi. Monitoring dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan
pekerjaannya untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat
bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi berkaitan sangat erat dan
mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program
suatu organisasi atau lembaga. Penilaian tidak hanya mengenai hasil atau tujuan akhir
seperti telah direncanakan semula. Penilaian semacam ini dalam rangka sistim
instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama berlangsungnya
proses kegiatan 16 penilaian ini disebut formative evaluation. Pendek kata, penilaian
13
HAND BOOK KELOMPOK 1
itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai segi kehidupan organisasi
atau lembaga.
Dan sebagainya. Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan
jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan
gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur
14
HAND BOOK KELOMPOK 1
dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar
pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang
terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.Di lembaga pendidikan tingkat
menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan.
Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam
melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas
administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat
dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah. Jadi administrasi
pendidikan sangat mempunyai peran dalam pengembangan dan kemajuan dalam dunia
pendidikan sehingga arah untuk merealisasikan suatu prestasi sangatlah mudah tercapai.
15
HAND BOOK KELOMPOK 1
A. Kepemimpinan Pendidikan
1. Pengertian
Adapun orang-orang yang terlibat dalam masalah itu adalah pengawas pendidikan,
kepala sekolah,direktur akademi, rektor perguruan tinggi, pimpinan dalam organisasi guru,
pimpinan dalam organisasi orang tua dan guru dan pimpinan organisasi formal. Kepala
sekolah merupakan pimpinan pendidikan. Dalam kedudukannya sebagai pimpinan pendidikan
yang resmi, kepala sekolah diangkat dan ditetapkan secara resmi sehingga dia bertanggung
jawab dalam pengelolaan pengajaran, ketenagaan, kesiswaan, gedung dan halaman (sarana
dan prasarana), keuangan, serta hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat, di samping
tugasnya dalam supervisi pendidikan dan pengajaran. Menurut Dirawat dkk, kepemimpinan
16
HAND BOOK KELOMPOK 1
2. Fungsi
17
HAND BOOK KELOMPOK 1
f) Inovator, dan
g) motivator.
18
HAND BOOK KELOMPOK 1
1. Nick Cowell dan Roy Gardner, pengawas pendidikan adalah seorang yang
membantu sekolah dan guru untuk menolong para siswanya agar dapat belajar lebih
banyak, lebih cepat, dengan senang hati dan dengan lebih mudah dan efisien.
2. Ary H. Gunawan, pengawas pendidikan adalah orang yang melaksanakan pekerjaan
supervisi.
3. Piet. A. Sahertian dan Frans Mataheru, pengawas pendidikan adalah orang yang
berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulasi guru-guru ke
arah usaha mempertahankan suasana belajar dan mengajar yang lebih baik.
19
HAND BOOK KELOMPOK 1
1. memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi,
2. menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya,
3. menentukan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan.
20
HAND BOOK KELOMPOK 1
21
HAND BOOK KELOMPOK 1
22
HAND BOOK KELOMPOK 1
setiap guru yang akan menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu membuat program
pengajaran harian untuk diteliti dan disahkan oleh kepala sekolah.
Peran kepala sekolah sebagai administrator, memiliki dua tugas utama. Pertama, sebagai
pengendali struktur organisasi, yaitu mengendalikan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa
tugas tersebut harus dikerjakan dan dengan siapa beriteraksi dalam megerjakan tugas tersebut.
Kedua, melaksanakan administrasi substansi yang mencakup administrasi kurikulum,
kesiswaan, personalia, keuangan, sarana hubungan dengan masyarakat, dan administrasi
umum.
Peran kepala sekolah sebagai supervisor, berkewajiban untuk memberikan pembinaan
atau bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan serta administratsi lainnya. Namun,
sebelum memberikan pembinaan dan bimbingan kepada orang lain maka kepala sekolah harus
membina dirinya sendiri, sebagai supervisor ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-
syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya. Lebih-lebih dengan adanya
persepsi sebagian besar guru-guru di lingkungan sekolah dasar bahwa tugas administrasi
merupakan tugas yang memberatkan dan membosankan, sehingga mereka lebih memilih
konsentrasi pada keberhasilan belajar mengajar termasuk juga masalah supervisi, sebagian
guru masih merasa kawatir, takut jika dilakukan kegiatan supervisi, bayangan mereka adalah
bahwa supervisor akan mencari-cari kelemahan dan kesalahan dalam bekerja, sehingga
hubungan antara supervisor dan guru kurang harmonios. Dari kenyataan inilah peneliti
berusaha untuk mengetahui akan peranan kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor
dalam meningkatkan kinerja guru khusunya di SD plus Al Firdaus Surakarta. Adapun alasan
mengapa SD plus Al Firdaus dijadikan objek dalam penelitian ini adalah lengkapnya fasilitas
sarana administrasi dan supervisi serta tingginya jam mengajar bagi guru dengan
diberlakukannya sistem full day school bagi semua siswa.
1. Pengertian Administrasi
Secara teoritik pengertian administrasi adalah melayani secara intensif,
sedangkan secara etimologis administrasi dalam bahasa Inggris “administer” yaitu
kombinasi dari kata latin yang terdiri dari AD dan MINISTRARE yang berarti “to
serve” melayani, membantu, dan memenuhi. Lebih jelas lagi, kata AD artinya intensif
sedang MINSITRARE berbentuk kata benda yang berarti melayani, membantu, atau
mengarahkan. Jadi, secara etimologis administrasi adalah melayani secara intensif.
Kata “administratio” dan kata “administrativus” yang kemudian masuk kedalam
bahasa Inggris menjadi “administration” dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi.
23
HAND BOOK KELOMPOK 1
24
HAND BOOK KELOMPOK 1
(1996: 193). Menurut konsep kuno supervisi dilaksanakan dalam bentuk “inspeksi”
atau mencari kesalahan. Sedangkan pandangan modern supervisi adalah usaha untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu sebagai bantuan bagi guru dalam mengajar
untuk membantu siswa agar lebih baik dalam belajar
Menurut Burton (1955: 1) secara umum supervisi berarti upaya bantuan yang
diberikan kepada guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya, agar guru mampu
membantu para siswanya dalam belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Supervisi merupakan suatu teknis pelayanan profesional dengan tujuan utama
mempelajari dan memperbaiki bersama-sama dalam membimbing dan mempengaruhi
pertumbuhan anak.
Menurut Kimbal Wiles (1955) menegaskan bahwa supervisi berusaha untuk
memperbaiki situasi-situasi belajar mengajar, menumbuhkan kreativitas guru, memberi
dukungan dan mengikutsertakan guru dalam kegiatan sekolah, sehingga menumbuhkan
rasa memiliki bagi guru. Adapun personel yang menjalankan kegiatan supervisi disebut
supervisor.
Dengan demikian administrasi dan supervisi merupakan sebagian dari proses
pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, namun masih banyak yang memahami bahwa
administrasi termasuk yang sering menghambat dalam proses belajar mengajar.
Dimana administrasi sering diartikan secara sempit yakni kegiatan ketatausahaan dan
surat menyurat, padahal administrasi merupakan proses untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah direncanakan, sebagaimana juga supervisi. Supervisi dalam
pendidikan telah lama dikenal namun tidak semua orang dalam dunia pendidikan
mengerti apa hakekat supervisi itu sendiri. Supervisi disamakan dengan pekerjaan
mengawasi, supervisi lebih banyak mengawasi daripada berbagai ide pengalaman.
Guru cenderung menjadi resah dan takut apabila mereka diawasi, sehingga
kenbanyakan guru tidak suka disupevisi walaupun hal itu merupakan bagian proses
pendidikan.
Jadi supervisi mempunyai pengertian yang luas, dimana segala bantuan dari
pimpinan sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan
personal sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain dapat
disimpulkan dari beberapa pendapat bahwa supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
25
HAND BOOK KELOMPOK 1
26
HAND BOOK KELOMPOK 1
27
HAND BOOK KELOMPOK 1
28
HAND BOOK KELOMPOK 1
Pendidikan didalam Kamus Umum Bahasa yang diolah oleh Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional bermakna perbuatan (hal atau cara) mendidik. Sedangkan ditinjau dari
segi hukum , definisi pendidikan berdasarkan Undang-undang dasar RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, nusa dan bangsa.
29
HAND BOOK KELOMPOK 1
30
HAND BOOK KELOMPOK 1
Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu Sentralisasi dan
beberapa bagian masih diselenggarakan secara Desentraisasi. Pada umumnya, struktur
campuran inilah yang berlaku dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran bagi bangsanya.
a. Struktur Sentralisasi
- Bahwa administrasi yang demikian cenderung kepada sifat-sifat otoriter dan birokratis.
Menyebabkab para pelaksana pendidikan, baik para pengawas maupun kepala sekolah
31
HAND BOOK KELOMPOK 1
serta guru-guru menjadi orang-orang yang pasif dan bekerja secara rutin dan tradisional
belaka.
- Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh garis-garis
komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-belit, sehingga
kelancaran penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat terjamin.
- Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul penghalang penghalang
bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan uniformalitas yang mekanis dalam administrasi
pendidikan, yang biasanya hanya mampu untuk sekedar hanya membawa hasil-hasil
pendidikan yang sedang atau sedikit saja.
b. Struktur Desentralisasi
32
HAND BOOK KELOMPOK 1
33
HAND BOOK KELOMPOK 1
baik di pengaruhi oleh beberapa faktor utama adalah iklim organisasi yang selanjutnya
mempengaruhi kinerja oraganisasi pendidikan.
Menurut Notomirjo 1992, menyatakan bahwa kinerja (performance) atau prestasi kerja atas
pencapaian kerja adalah suatu kemampuan yang di ukur berdasarkan pelaksanaan tugas sesuai
dengan uraian tugasnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya
membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan.
Undang-undang Dasar tahun 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak
mendapatkan pendidikan. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional
telah melakukan usaha-usaha perbaikan dalam pencapaian pendidikan yang ada dan untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar ;
1) Pertama, Sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia pendidikan dituntut untuk dapat
mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai.
2) Kedua, Untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di pasar
kerja global.
3) Ketiga, Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan
penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses
pendidikan yang lebih demokratis (www.depdiknas.go.id).
Dari ketiga tantangan tersebut di atas, maka kinerja guru sangatlah diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kinerja guru merupakan faktor penting dalam
menentukan prestasi belajar siswa. Keberhasilan pendidikan terutama ditentukan oleh mutu
gurunya. Pada umumnya pekerjaan guru dibagi dua yaitu : pekerjaan yang berhubungan dengan
tugas-tugas mengajar dan mendidik, serta tugas-tugas kemasyarakatan (sosial).
Faktor yang juga mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja guru menurut Herlina
(2005) adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan suatu karakteristik
kepribadian yang penting dalam lingkungan organisasi, yang ditandai dengan adanya dorongan
34
HAND BOOK KELOMPOK 1
pada individu untuk mengungguli orang lain, berprestasi sesuai dengan seperangkat standar
yang berlaku dan berjuang untuk sukses. Motivasi merupakan komoditi yang sangat diperlukan
oleh semua orang termasuk guru. Motivasi berprestasi bisa terjadi jika guru mempunyai
kebanggaan akan keberhasilan.
Motivasi berprestasi dalam dunia pendidikan merupakan kombinasi dari tiga faktor
yaitu:
(a) faktor keberhasilan pendidikan;
(b) keberhasilan dalam melaksanakan tugas; dan
(c) pengalaman sukses/gagal dalam pelaksanaan tugas (Falahy, 2005).
Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah
dorongan yang berasal dari dalam diri orang-orang untuk berprestasi dan
berusaha berprestasi dalam upaya untuk mencapai tujuan. Guru-guru akan bekerja lebih baik
jika mereka sungguh-sungguh diberi motivasi.
Guru-guru yang berhasil karena adanya motivasi berprestasi akan memberikan sumbangan
yang berharga kepada pendidikan.
Prestasi dari sebuah kinerja akan di tentukan oleh kemampuan seorang pemimpin dalam
memimpin sebuah organisasi, peranan pengawasan dalam peningkatan kinerja sangat penting.
Seorang pemimpin harus mampu menguasai personal untuk memberikan pelayanan
pembinaan. bentuk pembinaan yang efektif hendaknya di lakukan kegiatan pengawasan secara
kontinuitas.
35
HAND BOOK KELOMPOK 1
Iklim organisasi menurut Falahy (2005) merupakan sarana bagi guru untuk melakukan
pendekatan dengan lingkungan kerjanya dengan pandangan yang positif. Iklim organisasi
mempunyai kaitan dengan prestasi, motivasi, kepuasan dan kinerja guru. Jika iklim organisasi
kondusif, suasana lingkungan manusia yang familiar maka akan membuat guru menjadi
termotivasi karena puasnya guru terhadap organisasi. Dan sebaliknya jika iklim tidak kondusif
maka mengakibatkan guru kurang bergairah dalam bekerja.
Iklim dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan kerja. Para pegawai
mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi atas dasar persepsi mereka terhadap iklim
organisasi. Iklim organisasi di sekolah bisa bergerak dari yang menyenangkan ke netral, sampai
dengan tidak menyenangkan.
Tetapi pada umumnya kepala sekolah, guru dan pegawai menginginkan iklim yang
menyenangkan karena menyangkut keuntungan seperti prestasi yang lebih baik, kepuasan kerja
dan dapat menimbulkan kinerja yang lebih baik lagi.
Menurut Steers (1980),(Iklim adalah Kepribadian organisasi yang dicerminkan oleh anggota-
anggotanya ) terdapat sepuluh dimensi iklim pada tingkat organisasi secara keseluruhan, yaitu:
1) Struktur tugas
2) Hubungan imbalan-hukum
3) Sentralisasi keputusan
4) Tekanan pada prestasi
5) Tekanan pada latihan dan pengembangan
6) Keamanan vs risiko
7) Keterbukaan vs ketertutupan
8) Status dan semangat
9) Pengakuan dan umpan balik
10) Kompetensi dan keluwesan organisasi secara umum.
Iklim yang timbul merupakan arena penetapan keputusan mengenai prestasi. Jika iklim
bermanfaat bagi kebutuhan individu (misalnya: memperhatikan kepentingan pekerja dan
berorientasi pada prestasi), maka kita dapat mengharapkan tingkah laku – ke arah tujuan yang
tinggi (Falahy, 2005). Sebaliknya jika iklim yang timbul bertentangan dengan tujuan,
36
HAND BOOK KELOMPOK 1
kebutuhan dan motivasi pribadi, dapat diharapkan bahwa prestasi maupun kepuasan kerja akan
berkurang.
Iklim organisasi mempengaruhi perilaku pendidik yang kemudian mempengaruhi
kinerja organisasi pendidikan, maka ada kontribusi yang positif atau baik maka menghasilkan
perilaku dan kinerja organisasi yang positif dan baik.
Dapat dikatakan pula iklim organisasi merupakan gambaran kolektif yang bersifat
umum terhadap suasana kerja organisasi yang membentuk harapan dan perasaan seluruh
pelajar sehingga organisasi meningkat.
Iklilm organisasi dapat dilihat dari budaya organisasi karena di dalam budaya organisasi di
bicarakan hal-hal yang mencakup :
a) Perubahan organisasi
b) Karakteristik organisasi
c) Kreasi
d) Contoh-contoh budaya organisasi dan memelihara atau menjaga organisasi
e) Prinsip-prinsip organiasasi dan tipe-tipe organisasi.
Salah satu definisi iklim organisasi adalah persepsi dari sekumpulan orang terhadap
lingkungan organisasinya. Untuk menjaga iklim organisasi yang kondusif, maka dalam
melakukan eksplorasi menjelajahi ide baru maupun cara baru perlu di sesuaikan dengan
kreatifitas. Dan dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi pendidikan merupakan keadaan di
tempat kerja baik fisik maupun non fisik yang mendukung pelaksanaan tugas dalam organisasi.
Budaya organisasi adalah budaya organisasi yang mengacu pada suatu sistem pemaknaan
bersama yang di anut oleh anggota organisasi dalam bentuk nilai, tradisi, keyakinan, norma
dan cara berpikir unik yang membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya.
37
HAND BOOK KELOMPOK 1
A. Pengertian organisasi
Menurut para ahli yaitu :
Istilah organisasi berasal dari bahasa inggris, organization.syamsi(1994:13) menyatakan bahwa
organisasi dapat diartikan dua macam,yaitu :
1) Dalam arti statis, organisasi sebagai wadah kerjasama sekelompok orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu
2) Dalam arti dinamis, organisasi sebagai suatu sitem atau kegiatan sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Robbins dan Ndraha (2011:235), organisasi adalah kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan.
Hardjito (1997:5) , organisasi adalah kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar,yang
memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu
secara terpisah.
Dari pengertian yang disebutkan para ahli,dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu
wadah yang terdiri dari dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya sehingga maksud
dan tujuan dari sekelompok orang tersebut dapat tercapai.
B. Pengertian Sekolah
Menurut para ahli yaitu :
Sekolah menurut Zanti Arbi diartikan sebagai tempat ataupun suatu lembaga yang dibangun
dengan tujuan untuk melakukan interaksi dan pembelajaran kepada peserta didik, Sekolah
terdiri dari beberapa jenjang pendidikan dengan beragam kegiatan belajar yang tentunya dapat
membuat pikiran peserta didik lebih terbuka dan rasional
Jenjang Pendidikan di Dekolah :
1. Paud
2. Pendidikan Dasar
3. Pendidikan Menengah
4. Perguruan Tinggi
Dapat disimpulkan bahwa pengertian sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang
bersifat informal, non-formal, dan formal yang bertujuan untuk membimbing, membina, dan
memberikan berbagai macam pelajaran mengenai pengetahuan umum maupun pendidikan
karakter. Sekolah di Indonesia didirikan oleh instansi negeri maupun swasta yang menyediakan
berbagai macam kegiatan bersifat positif.
38
HAND BOOK KELOMPOK 1
A. ORGANISASI SEKOLAH
39
HAND BOOK KELOMPOK 1
coordinator TU
(sarana/prasarana) humas
guru mapel
Dari penjelasan di atas dapatlah kita simpulkan bahwa organisasi sekolah merupakan :
40
HAND BOOK KELOMPOK 1
Kesederhanaan. Hal ini mengandung arti bahwa sebuah organisasi sekolah harus ada
kejelasan peran, tugas, tanggung jawab dan kekuasaan pada masing-masing warga di
sekolah. Hal ini bertujuan untuk menghindari kebingungan dan kekacauan yang
mengarah ke organisasi yang lebih baik dari kegiatan sekolah.
Dinamisme / Fleksibilitas. Sebuah organisasi sekolah yang ideal adalah di mana setiap
jenis perubahan dapat terjadi tanpa mengganggu kegiatan lainnya. Aturan dan
peraturan harus fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Stabilitas. Sebuah organisasi sekolah harus dinamis tetapi tidak berarti bahwa itu
harus dalam kondisi tanpa norma atau peraturan yang standar. tujuannya adalah untuk
mencapai keseimbangan antara kekakuan dan fleksibilitas.
Kejelasan tentang kekuasaan dan Tugas. Dalam sebuah organisasi sekolah harus ada
pemahaman yang jelas tentang kekuasaan dan tugas setiap individu yang bekerja
bersama-sama di sekolah. Hal ini diperlukan untuk menghindari kebingungan atas
tanggung jawab masing-masing anggota. Selain itu juga harus ada pembagian
kekuasaan dan tugas yang seimbang pada masing-masing anggota.
Koordinasi. Koordinasi antara kegiatan yang berbeda dan juga koordinasi antara
sumber daya fisik dan sumber daya manusia harus ada dalam sebuah Organisasi
sekolah yang ideal. Sekolah harus dapat menyatukan semua unsur untuk mewujudkan
tujuan.
Sumber daya manusia. Sebuah organisasi sekolah yang ideal harus memiliki sumber
daya manusia. semua personil harus bebas untuk mengekspresikan perasaan mereka,
pendapat, mengutarakan saran konstruktif untuk membawa perubahan yang sehat di
sekolah.
Pengendalian. Pengendalian adalah unsur yang menempatkan jeda untuk kegiatan dan
kemudian mengevaluasi hasil. Hal ini diperlukan untuk menjaga agar tidak
terjadi penyalahgunaan kekuasaan di sekolah.
Organisasi kerja akademik dan administrasi sekolah. Ini termasuk bidang utama seperti
perencanaan belajar mengajar, perpustakaan, e-konten dan juga organisasi kegiatan
kurikuler. Organisasi kerja administrasi berkaitan dengan organisasi semua catatan,
register dari berbagai jenis dan dokumen lain dari sekolah yang lama dan sekarang.
Mereka harus terorganisir dengan baik dan dipelihara.
Organisasi sumber daya fisik sekolah. Hal ini bertujuan untuk membantu dalam
mengatur semua sumber daya fisik sekolah untuk memastikan pemanfaatan optimal.
Organisasi penyelenggara / personil sekolah. Hal ini berkaitan dengan pembagian tugas
dan tanggung jawab pada masing-masing personil sekolah, memberikan kekuasaan
dalam pengambilan keputusan dan mengarahkan serta memastikan koordinasi antara
personil sekolah. Selain itu, organisasi sekolah juga mengacu pada berbagai kegiatan
untuk menjamin pertumbuhan dan pribadi yang profesional, mempertahankan motivasi
41
HAND BOOK KELOMPOK 1
42
HAND BOOK KELOMPOK 1
Organisasi sekolah bisa menjadi sarana bagi siswa untuk belajar menyampaikan
pendapat, ide, dan gagasan-gagasan mereka dengan musyawarah. Manfaat
musyawarah sendiri kita ketahui sangat penting untuk masa depan anak sekolah.
Dengan mengikuti organisasi sekolah, para siswa dapat mempelajari bagaimana cara
untuk mengelola, prosedur, serta struktur ilmu administrasi.
Bertemu, saling berkomunikasi, dan berdiskusi yang biasa dilakukan dalam sebuah
organisasi merupakan sebuah wadah untuk lebih saling mengenal karakter dari sesama
anggota yang berasal dari kalangan yang berbeda-beda.
Organisasi merupakan suatu tempat dimana siswa dapat mengasah jiwa kepemimpinan
agar semakin matang. Karena seseorang yang meskipun mampu menjadi pemimpin
bagi dirinya sendiri belum tentu mampu untuk memimpin orang lain ataupun
organisasi.
Dengan mengikuti organisasi sekolah, seorang siswa tentu akan lebih dikenal oleh
orang lain, hal ini tentunya akan berpengaruh pada popularitanya di mata umum.
Dengan mengikuti organisasi sekolah, seorang siswa mampu belajar tentang cara
berdiplomasi, bernegosiasi, maupun melobi serta mempengaruhi orang lain secara
otodidak. Hal ini tentu saja akan berdampak pada masa depannya kelak setelah lulus
dari sekolah.
43
HAND BOOK KELOMPOK 1
44
HAND BOOK KELOMPOK 1
Kegiatan bimbingan konseling dapat mencapai hasil yang efektif bila mana dimulai dari adanya
program yang disusun dengan baik. Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah
adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk survei, untuk
menginventarisasi tujuan, kebutuhan, kemampuan sekolah, serta persiapn sekolah untuk
melaksanakan program bimbingan dan konseling.
Program bimbingan berisi rencanan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian
layanan bimbingan dan konseling. Winkel (1991) menjelaskan bahwa program bimbingan
merupakan suatu rangkaian kegiatan terencana , terorganisasi, dan terkoordinasi selama
periode waktu tertentu. Tujuannya adalah memberikan layanan khusus untuk membentu siswa
dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian
yang terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya guru
pembimbing maupun berbagai aspek yang tercakup merupakan bagian tidak dapat dipisahkan
dari seluruh bagian kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan di lembaga
yang bersangkutan.
45
HAND BOOK KELOMPOK 1
Menurut pendapat Hotch dan Costor yang dikutip oleh Gipson dan Mitchell (1981) program
bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang
dimaksudkan untuk membentu individu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program
bimbingan itu menyangkut dua faktor, yaitu: (1) faktor pelaksana atau orang yang akan
menberikan bimbingan, dan (2) faktor-faktor yang berkaitan perlengkapan, metode, bentuk
layanan siswa-siswa, dan sebagainya. Yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan
(Abu Ahmadi, 1997). Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) menyatakan bahwa
program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberikan banyak keuntungan
, seperti :
a) Tahap Persiapan
b) Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh
pemimpin sekolah
c) Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan.
d) Pembentukan panitia penyelenggara program.
e) Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dirumuskan dan
diinventarisasikan berbagai fasilitas yang ada.
f) Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merumuskan masalah-
masalah yang dihadapi.
46
HAND BOOK KELOMPOK 1
menurut jenjang Pendidikan Winkel memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam
menyusun program bimbingan di tingkat pendidikan tertentu, yaitu :
b. Bimbingan pribadi.
47
HAND BOOK KELOMPOK 1
Di samping itu, bimbingan untuk taman kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan psikologis, seperti pemberian kasih saying dan perasaan aman.
48
HAND BOOK KELOMPOK 1
a) Hubungan sosial
b) Pemberian infoemasi pendidikan dan jabatan
c) Bimbingan cara belajar
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah (Rochman Natawidjaja dan Moh.
Surya 1985). Dengan demikian, diperlukan adanya keterpaduan dan kebersamaan di antara
personel sekolah dalam pelaksanaan bimbingan.
a. Kepala Sekolah
b. Konselor
Peran dan tugas konselor di sekolah dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah :
Menyusun program bimbingan dan konseling bersma kepala sekolah
49
HAND BOOK KELOMPOK 1
c. Wali Kelas
d. Guru/Pengajar
Tugas dan tanggung jawab guru dalam kegiatan ini adalah :
a) Turut serta aktif dalam membantu mellaksanakan kegiatan program BK
b) Memberikan informasi kepada siswa
c) Meneliti kesulitan dan kemajuan siswa
d) Memberikan layanan intruksional
e) Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa
f) Mengidentifikasi bakat siswa
e. Petugas Administrasi
Tugas dan tanggung jawab petugas administrasi dalam kegiatan bimbingan dan
konseling adalah:
50
HAND BOOK KELOMPOK 1
Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah, konselor beserta personel
sekolah perlu memperhatikan komponen kegiatan sebagai berikut :
51
HAND BOOK KELOMPOK 1
layanan dapat dilakukan pada awal tahun pelajaran atau waktu lain tergantung dari jenis
atau macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
g) Komponen Sumber Data
Data yang diperlukan dapat diperoleh langsung dari siswa yang bersangkutan. Hal ini
tergantung atau jenis data yang diperlukan. Semua kegiatan ini dikoordinasikan oleh
konselor dan dipertanggungjawabkan kepada kepala sekolah.
Peranan guru dalam bimbingan di sekolah dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :
Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) mengemukakan beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya dan pembimbing,
yaitu :
a) Perlakuan terhdap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa
memiliki potensi untuk dikembangkan dan maju serta mampu mengarahkan dirinya
sendiri untuk madiri
b) Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa
c) Pemahaman siswa secara empati
d) Penerimaan siswa apa adanya
e) Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu
Abu Ahmadi (1977) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan
proses belajar-mengajar, sebagai berikut :
a) Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
b) Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan
minatnya.
c) Mengusahakan siswa-siswa agar dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan
sikap, minat, dan pembawaannya.
d) Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
52
HAND BOOK KELOMPOK 1
Di samping tugas-tugas tersebut, guru juga dapat melakukan tugas bimbingan dalam proses
pembelajaran seperti Melaksanakan kegiatan diagnostic kesulitan belajar dan Memberikan
bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya kepada murid dalam memecahkan
masalah pribadi.
a) Proses belajar menjadi sangat efektif, apabila bahan yang dipelajari dikaitkan langsung
dengan tujuan-tujuan pribadi siswa.
b) Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya, lebih peka
terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran kelas.
c) Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan siswa secara lebih
nyata.
Program bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan layanan
khusus yang dimaksudkan untuk membentu individu dalam mengadakan penyesuaian diri.
Bimbingan dan konseling dilakukan secara bersam dengan personel sekolah yang sudah
mempunyai peran masing-masing dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling.
53
HAND BOOK KELOMPOK 1
Untuk dapat menyukseskan misi bimbingan dan konseling diperlukan program yang
komprehensif dan mantap. Oleh karena itu, program bimbingan dan konseling setiap jenjang
pendidikan berbeda satu sama lain sesuai denagn masalah yang di hadapi siswa masing-masing.
Guru mempunyai peranan yang amat penting dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah.
Hal ini di sebabkan oleh posisi guru yang memungkinkan lebih dekat dengan siswa, oleh
karenanya, guru dapat memerankan bimbingan kepada siswa baik di dalam maupun di luar
kelas
54