Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PRODUK WISATA DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG MELALUI ELECTRONIC


WORD OF MOUTH (E-WOM) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi pada Pengunjung Pantai Pangandaran)
Asep Rahmat Taryadi(1), M. Agung Miftahuddin(2)
Program Studi Manajemen S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Purwokerto (1) (2)
Email : 1aseprahmat1602010320@gmail.com , 2amif_ump@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh produk wisata dan
kualitas pelayanan terhadap keputusan berkunjung melalui electronic word of
mouth di objek wisata Pantai Pangandaran. Jenis penelitian ini adalah explanatory
research, dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Populasi pada
penelitian ini merupakan wisatawan objek wisata Pantai Pangandaran dengan
jumlah sampel sebanyak 95 responden dan teknik pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling. Uji analisis menggunakan Structural
Equation Modeling (SEM) pendekatan Partial Least Square (PLS) yang
mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap
electronic word of mouth serta produk wisata berpengaruh positif signifikan
terhadap keputusan berkunjung. Temuan lainnya mengindikasikan bahwa produk
wisata berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap electronic word of
mouth, kualitas pelayanan dan electronic word of mouth berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung, serta electronic word of mouth
tidak memediasi pengaruh produk wisata dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan berkunjung.
Kata Kunci : Keputusan Berkunjung, Produk Wisata, Kualitas Pelayanan, dan
Electronic Word of Mouth
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the effect of tourism products and service
quality on visiting decisions through electronic word of mouth in Pangandaran
Beach attractions. This type of research is explanatory research, with data
collection techniques through questionnaires. The population in this study is tourist
attraction Pangandaran Beach with a total sample of 95 respondents and the
sampling technique using purposive sampling method. Test analysis using
Structural Equation Modeling (SEM) approach Partial Least Square (PLS) which
indicates that service quality has a significant positive effect on electronic word of
mouth and tourism products have a significant positive effect on visiting decisions.
Other findings indicate that tourism products have a positive insignificant effect on
electronic word of mouth, service quality and electronic word of mouth have a
positive insignificant effect on visiting decisions, and electronic word of mouth does
not mediate the effect of tourism products and service quality on visiting decisions.
Keywords: Visiting Decisions, Tourism Products, Service Quality, and Electronic
Word of Mouth
PENDAHULUAN
Sektor pariwisata Indonesia mengalami perkembangan yang sangat
signifikan, hal ini terlihat dari kunjungan wisatawan serta dampaknya terhadap
penerimaan devisa pariwisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Pariwisata
juga dianggap punya keunggulan karena mayoritas kegiatannya berada di sektor
jasa. Pariwisata juga merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan
menyentuh hingga ke level paling bawah masyarakat (travel.kompas.com, 2019).
Peranan sektor pariwisata nasional semakin penting sejalan dengan
perkembangan dan kontribusi yang diberikan melalui penerimaan devisa,
pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja serta
pengembangan usaha yang tersebar di berbagai pelosok wilayah di Indonesia.
Peningkatan industri pariwisata ini juga berdampak pada sektor ekonomi lain,
seperti hotel dan restoran, angkutan, industri kerajinan dan lain-lain
(www.kemenpar.go.id, 2018).
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1
Februari 2019 menunjukan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau
wisman ke Indonesia Desember 2018 naik 22,54 persen dibanding jumlah
kunjungan pada Desember 2017, yaitu dari 1,15 juta kunjungan menjadi 1,41 juta
kunjungan. Begitu pula, jika dibandingkan dengan November 2018, jumlah
kunjungan wisman pada Desemer 2018 mengalami kenaikan sebesar 21,43 persen.
Selama tahun 2018, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 15,81 juta
kunjungan atau naik 12,58 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman
pada periode yang sama tahun 2017 yang berjumlah 14,04 juta kunjungan.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
beragam pesona keindahan alamnya yang patut untuk dikunjungi oleh wisatawan
lokal maupun mancanegara. Salah satu destinasi wisata di Jawa Barat yang menjadi
daya tarik wisatawan yakni berada di kawasan Kabupaten Pangandaran. Kabupaten
Pangandaran merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Ciamis, dimana ada 10
kecamatan yang tergabung dalam Kabupaten Pangandaran dan 27 kecamatan
lainnya tetap termasuk Kabupaten Ciamis. Pangandaran merupakan salah satu
kabupaten yang memiliki potensi terbesar di sektor pariwisata, dimana sektor
pariwisata ini menjadi sektor unggulan yang menghasilkan pendapatan daerah
terbesar bagi pemerintah setempat. Kabupaten yang berada di ujung selatan Jawa
Barat ini memiliki destinasi wisata yang cukup beragam mulai dari wisata pantai,
wisata goa, wisata budaya dan lain-lainnya. Adapun yang menjadi aset utama yang
dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran ialah wisata pantai yang paling ramai
dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara
(jabar.tribunnews.com, 2018)
Besarnya potensi wisata yang ada di Pantai Pangandaran, membuat
pemerintah daerah setempat terus berbenah menata pantai itu menjadi objek wisata
kelas dunia dalam rangka mendorong peningkatan kunjungan wisatawan lokal dan
mancanegara ke destinasi wisata Pantai Pangandaran. Adapun upaya-upaya yang
dilakukan yakni, pembenahan Pantai Pangandaran yang bebas pedagang kaki lima
di sepanjang pesisir pantai (PKL) yang berhasil direalisasikan per Januari 2018,
mendesain pantai seperti layaknya Pantai Hawaii, serta membuat akses menuju
lokasi pantai menjadi lebih mudah dengan melalui pelebaran jalan darat,
pengaktifan kembali jalur kereta api, dan pengembangan bandara untuk pesawat
komersil. Selain itu, untuk menjadikan Pangandaran sebagai tujuan wisata kelas
dunia, persyaratan tiga A harus dipenuhi hingga mencapai standar internasional.
Tiga A tersebut adalah atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Atraksi meliputi objek
wisata berupa wisata alam, budaya, dan buatan yang menarik. Aksesibilitas, yaitu
infrastruktur menuju kawasan wisata dan infrastruktur pendukung objek wisata,
seperti bandara kelas internasional. Serta amenitas, adalah ketersediaan fasilitas
umum bintang lima, mulai dari hotel, restoran, toko cinderamata, taman hingga
fasilitas kesehatan dan fasilitas umum lainnya. Selain itu ada tiga C yang diperlukan
dalam mentransformasi sebuah kawasan wisata, yaitu CEO commitment, change
agent, dan competence (m.republika.co.id, 2018).
Menurut Putranegara dan Pradhanawati (2016) Pengambilan keputusan
untuk melakukan perjalanan wisata sifatnya lebih kompleks dibandingkan untuk
pengambilan keputusan untuk membeli barang mewah. Faktor vital yang menjadi
dasar pengambilan keputusan wisatawan berkunjung adalah produk wisata.
Wisatawan akan mencari informasi bagaimana produk wisata dalam suatu
destinasi, dalam berbagai sudut dan informasi yang dibutuhkan. Rendahnya
pengelolaan produk wisata dalam suatu destinasi akan menjadi sangat berpengaruh
bagi wisatawan mengunjungi tempat wisata. Menurut Muljadi (2012:89) dalam
Zakia dkk (2016) terdapat tiga aspek penting dari produk wisata yang perlu
mendapat pehatian dari para pengelola dalam bidang kepariwisataan, yaitu daya
tarik objek wisata (atraksi wisata), kemudahan mencapai daerah tujuan wisata
(aksesibilitas), dan fasilitas yang tersedia di tujuan wisata (amenitas). Penelitian
yang dilakukan oleh Ramadhan dan Nugraha (2016), Huda dkk (2019), Pamungkas
dkk (2018), menyatakan bahwa produk wisata berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan berkunjung. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dhani
dan Thamrin (2019) menyatakan bahwa produk wisata berpengaruh negatif namun
signifikan terhadap keputusan berkunjung.
Selain produk wisata, kualitas pelayanan juga menjadi salah satu peran
penting dalam keputusan konsumen berkunjung ke suatu tempat. Secara sederhana
kualitas pelayanan dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara layanan yang
diharapkan konsumen dengan layanan yang diterimanya. Ada dua faktor utama
yang mempengaruhi kualitas layanan yaitu expected service dan perceived service
yang menjelaskan bahwa apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan
harapan, maka kualtas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal, sedangkan
jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada kualitas yang diharapkan maka
kualitas jasa dipersepsikan buruk (Putranegara dan Pradhanawati, 2016). Secara
sederhana, kualitas layanan dapat diartikan sebagai “ukuran seberapa bagus tingkat
layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan” (Lewis &
Booms, 1983 dalam Tjiptono, 2017:142). Pada penelitian yang dilakukan oleh
Purnamasari dan Budiatmo (2019) menyatakan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung. Sedangkan
pada penelitian Deni dan Winarni (2017) menyatakan bahwa pelayanan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah wisatawan. Penelitian
yang dilakukan oleh Pallefi dan widiartanto (2017) menyatakan bahwa kualitas
pelayanan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan berkunjung.
Selain itu, dalam mengenalkan atau memasarkan suatu objek wisata
diperlukan suatu media yang dapat memberikan informasi lebih terkait objek wisata
tersebut. Word of Mouth merupakan media promosi yang dianggap sebagai opini
paling jujur dari seorang konsumen. Namun, sekarang jenis opini tersebut tidak
hanya terjadi secara offline tapi juga isa secara online mengikuti kemajuan
teknologi informasi. WOM yang terjadi secara online disebut Electronic Word of
Mouth (Illah dkk, 2019). Menurut Keitzmann & Canhotoo ( 2013) dalam Toruan
dan Priansa (2018) e-WOM mengacu pada pernyataan berdasarkan pengalaman
positif, netral, atau negatif yang dibuat oleh potensial, aktual atau mantan konsumen
tentang produk, layanan, merek atau perusahaan yang dibuat tersedia untuk banyak
dan lembaga melalui internet (situs web, media sosial, news feed, dll). Penelitian
yang dilakukan oleh Ramadhan dan Nugraha (2016), Illah dkk (2019), Sari dan
Pangestuti (2018), dan Ardiyanto dan Nugraha (2018) menyatakan bahwa
electronic word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
berkunjung. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suwarduki dkk (2016)
menyatakan bahwa electronic word of mouth berpengaruh tidak signifikan terhadap
keputusan berkunjung.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Putranegara dan Pradhanawati
(2016) yang berjudul “Pengaruh Produk Wisata dan Kualitas Pelayanan terhadap
Keputusan Berkunjung melalui Electronic Word of Mouth sebagai Variabel
Intervening pada Pengunjung Objek Wisata Goa Pindul Yogyakarta”. Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putranegara dan Pradhanawati (2016)
menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara produk wisata terhadap electronic
word of mouth. Terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap electronic
word of mouth. Kemudian, terdapat pengaruh antara electronic word of mouth
terhadap keputusan berkunjung pengunjung objek wisata Goa Pindul Yogyakarta.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
metode analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu menggunakan metode
analisis regresi sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode analisis Partial
Least Square (PLS). Penelitian sebelumnya menggunakan pengunjung objek wisata
Goa Pindul Yogyakarta sebagai objek penelitian. Sedangkan pada penelitian ini
menggunakan pengunjung objek wisata Pantai Pangandaran sebagai objek
penelitian. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh dari faktor
produk wisata dan kualitas pelayanan terhadap keputusan berkunjung melalui
electronic word of mouth pada pengunjung objek wisata Pantai Pangandaran.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas maka judul penelitian yang akan
diusung oleh peneliti adalah “Pengaruh Produk Wisata dan Kualitas Pelayanan
terhadap Keputusan Berkunjung melalui Electronic Word of Mouth sebagai
Variabel Intervening (Studi pada Pengunjung Pantai Pangandaran Jawa Barat)”.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) Apakah Produk Wisata berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Electronic Word of Mouth (EWOM) ? (2) Apakah
Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Electronic Word of
Mouth (EWOM) ? (3) Apakah Produk Wisata berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Berkunjung? (4) Apakah Kualitas Pelayanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Keputusan Berkunjung? (5) Apakah Electronic
Word of Mouth (EWOM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Berkunjung? (6) Apakah Electronic Word of Mouth (EWOM) memediasi pengaruh
Produk Wisata terhadap Keputusan Berkunjung? (7)Apakah Electronic Word of
Mouth (EWOM) memediasi pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan
Berkunjung?

TINJAUAN PUSTAKA
Pemasaran Pariwisata
Menurut Yoeti (2018:113) pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari
satu tempat ke tempat lain dan dalam bahasa inggris disebut dengan istilah “tour”.
Pariwisata adalah perjalanan wisata yang dilakukan secara berkali-kali/berkeliling,
baik secara terencana maupun tidak terencana yang dapat menghasilkan
pengalaman total bagi pelakunya (Hidayah, 2018:03).
Menurut Yoeti (2018:177) ditinjau dari sudut pemasaran pariwisata,
terutama dalam rangka mengembangkan produk baru, sesungguhnya suatu daerah
tujuan wisata mempunyai banyak hal yang dapat ditawarkan sebagai daya tarik
wisatawan kepada pasar yang berbeda-beda dengan selera wisatawan. Menurut
Kotler (2000) dalam Tjiptono (2014:03) pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama
lain. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata
merupakan kegiatan mengenalkan atau memasarkan keunikan atau produk yang
dimiliki suatu objek wisata untuk menciptakan daya tarik bagi wisatawan.
Perilaku Konsumen
Schiffman dan kanuk (2000) dalam Sangadji dan Sopiah (2013)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “perilaku yang diperlihatkan konsumen
untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk
dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Menurut Kotler dan Keller (2009:166) menyatakan bahwa perilaku
konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan, bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan menurut Priansa
(2017:62) perilaku konsumen adalah perilaku yang ditampilkan oleh konsumen saat
mereka mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan
produk dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan serangkaian
tahap yang dilalui konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Tahap tersebut meliputi memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan barang tersebut.
Produk Wisata
Menurut Yoeti (2008:70) dalam Zakia dkk (2016) produk pada industri
pariwisata merupakan product line, yaitu produk yang penggunaaanya dilakukan
pada waktu bersamaan. Sedangkan menurut Pamungkas dkk (2018) produk adalah
pemahaman subyektif dari produsen atau sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai
usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan
kegiatan konsumen, dan ada pula produk jasa seperti produk wisata. Menurut
Hidayah (2018:150) jika mengacu terhadap banyak referensi dan Undang-undang
No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, pada dasarnya produk destinasi terdiri
dari 3 elemen yang biasa disebut dengan 3 A yaitu Atraksi, Amenitas, dan
Aksesbilitas.
Menurut Bukart dan Medlik (1986:151) dalam Putranegara dan
Pradhanawati (2016) mendeskripsikan produk wisata sebagai susunan produk yang
terpadu, yang terdiri dari obyek wisata, atraksi wisata, transportasi (jasa angkutan),
akomodasi dan hiburan di mana tiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing
perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa produk wisata merupakan aspek penting yang melekat pada suatu objek
wisata yang meliputi daya tarik objek wisata (atraksi wisata), kemudahan mencapai
daerah tujuan wisata (aksesibilitas), dan fasilitas yang tersedia di tujuan wisata
(amenitas).
Kualitas Pelayanan
Menurut Kotler & Keller (2009:143) dalam Novianti (2015) kualitas
layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan suatu pihak
kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat
pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu
produk fisik. Sedangkan menurut Tjiptono dan Chandra (2005:121) dalam Pallefi
dan Widiartanto (2017) kualitas layanan (service quality) sebagai ukuran seberapa
bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
Menurut Parasuraman, et al., (1985) dalam Tjiptono (2017) Kualitas
layanan ditentukan oleh kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Dengan kata lain faktor
utama yang mempengaruhi kualitas layanan adalah layanan yang diharapkan
pelanggan (expected service) dan persepsi terhadap layanan (perceived service).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan
kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan pelanggan sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
Electronic Word Of Mouth
Menurut Thurau et al., (2004) dalam Sari dan Pangestuti (2018)
mengungkapkan bahwa eWOM merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang
berisi tentang pernyataan positif atau negatif yang dilakukan konsumen potensial,
maupun mantan konsumen tentang suatu produk, yang tersedia bagi orang banyak
melalui media sosial internet. Menurut Hasan (2010:32) WOM (Word of Mouth)
adalah tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari
seseorang kepada orang lain (antar pribadi) nonkomersial baik merek, produk
maupun jasa. EWOM merupakan komunikasi pemasaran yang dilakukan secara
online melalui media sosial internet (Schiffman dan Kanuk) dalam (Sari dan
Pangestuti, 2018). Hennig-Thurau et al. (2004) dalam Suwarduki dkk (2016)
merefleksikan electronic word of mouth melalui delapan dimensi sebagai berikut:
Platform assistance, concern for other, economic intensives, helping company,
expressing positive emotion, venting negative feelings, social benefits, dan advice
seeking.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa eWOM merupakan
komunikasi pemasaran yang berbasis online melalui media sosial internet yang
memiliki pesan atau ulasan berisi tentang pernyataan positif atau negatif yang
dilakukan oleh konsumen potensial atau mantan konsumen. Dengan adanya eWOM
komunikasi antara produsen dan konsumen atau sesame konsumen dapat menjadi
lebih mudah dan cepat serta sesuai dengan kemajuan zaman saat ini.
Keputusan Berkunjung
Keputusan berkunjung adalah sebuah proses untuk mengambil keputusan
yang diawali dengan pengenalan kebutuhan dan keinginan oleh konsumen,
mendapatkan informasi, menilai dan membandingkan beberapa alternatif
pembelian yang ada (Kotler dan Keller, 2012) Dalam (Ardiyanto dan Susanta :
2017).
Menurut Huda dkk (2019) Keputusan berkunjung adalah tindakan yang
dilakukan oleh seorang konsumen dalam mengambil keputusan. Diawali dengan
pengenalan kebutuhan dan keinginan konsumen, mendapatkan informasi, menilai
dan memandingkan berbagai macam alternatif yang bisa dipilih. Tingkat
kepercayaan pengunjung terhadap bentuk pujian, rekomendasi dan komentar
positif.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan berkunjung merupakan
serangkaian proses yang dilakukan konsumen untuk menentukan keputusan
berkunjung. Diawali dengan proses pengenalan kebutuhan dan keinginan
konsumen, mendapatkan informasi, menilai dan memandingkan berbagai macam
alternatif yang bisa dipilih dan dilanjutkan dengan pengamilan keputusan.

Hipotesis
H1: Produk Wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Electronic Word
of Mouth (EWOM)
H2: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Electronic
Word of Mouth (EWOM)
H3: Produk Wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Berkunjung
H4: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Berkunjung
H5: Electronic Word of Mouth (EWOM) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Berkunjung
H6: Electronic Word of Mouth (EWOM) memediasi pengaruh Produk Wisata
terhadap Keputusan Berkunjung
H7: Electronic Word of Mouth (EWOM) memediasi pengaruh Kualitas Pelayanan
terhadap Keputusan Berkunjung

METODE ANALISIS DATA


Responden dalam penelitian ini adalah Pengunjung yang sedang melakukan
kunjungan atau 1-2 bulan sebelumnya pernah melakukan kunjungan wisata ke
objek wisata Pantai Pangandaran. Analisis data menggunakan PLS-SEM 3.0.
Analisis PLS-SEM biasanya terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran
(measurement model) atau sering disebut outer model dan model struktural
(structural model) atau sering disebut inner model.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Model Pengukuran (Outer Model)
Evaluasi model pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai
validitas dan reliabilitas model. Outer model dengan indikator refleksif dievaluasi
melalui validitas convergent dan discriminant dari indikator pembentuk konstruk
laten dan composite reliability untuk blok indikatornya. Dalam outer model
mengukur nilai outer loading > 0,5-0,6, nilai AVE > 0,5, dan nilai composite
reliability 0,7.

Tabel 2. Variabel, Indikator, Loading Factor Putaran 1, Loading Factor Putaran 2,


Loading Factor Putaran 3, AVE and Composite Reliability
Variabel Indikator Loading Loading Loading AVE Composite
Factor Factor Factor Reliability
Putaran Putaran Putaran
1 2 3
Produk Atraksi Wisata / Daya 0,768 0,827 0,880 0,739 0,850
wisata Tarik (PW1)
Amenitas / Fasilitas 0,812 0,821 0,840
(PW2)
Aksesibilitas / Akses 0,715 Ditolak Ditolak
menuju Objek Wisata
(PW3)

Aksesibilitas / Akses Ditolak Ditolak Ditolak


menuju Objek Wisata
(PW3)

Kualitas Reliability (KP1) Ditolak Ditolak Ditolak 0,665 0,922


Pelayanan Responsiveness (KP2) 0,839 0,836 0,836
Responsiveness (KP3) 0,825 0,814 0,814
Assurance (KP4) 0,800 0,818 0,818
Emphaty (KP5) 0,861 0,863 0,863
Tangibles (KP6) 0,823 0,831 0,831
Tangibles (KP7) 0,714 0,724 0,724
Electronic Membaca ulasan atau 0,786 0,823 0,823 0,654 0,882
Word of informasi (EWM1)
Mouth Membaca ulasan atau 0,862 0,879 0,879
informasi untuk
membuat keputusan
(EWM2)
Berinteraksi dengan 0,802 0,817 0,817
pengunjung lainnya
(EWM3)
Merasa Resah bila tidak Ditolak Ditolak Ditolak
membaca ulasan atau
informasi (EWM4)
Mengumpulkan 0,709 0,705 0,706
informasi (EWM5)
Keputusan Tertarik untuk 0,801 0,804 0,808 0,885 0,885
Berkunjung Berkunjung (KB1)
Berniat untuk 0,820 0,821 0,824
Berkunjung (KB2)
Berkunjung ke Objek 0,818 0,816 0,810
Wisata yang Tepat
(KB3)
Merasa Senang 0,805 0,803 0,802
Berkunjung ke Objek
Wisata (KB4)
AVE: Average Varian Extract
a
Nilai Diterima dari Loading Factor lebih besar dari 0,5
b
Nilai Diterima dari AVE lebih besar dari 0,5
c
Nilai Diterima dari Composite Reliability lebih besar dari 0,7
Uji Model Struktural (Inner model)
Evaluasi model struktural atau inner model bertujuan untuk
memprediksi hubungan antar variabel.

Gambar 4.1
Uji Model Keputusan Berkunjung

Gambar 4.1 hasil dari PLS versi 3.0 mengenai pengaruh produk
wisata dan kualitas pelayanan terhadap keputusan berkunjung melalui
electronic word of mouth. Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa nilai R2
0,405 menunjukkan bahwa 40,5% variabilitas dalam konstruksi keputusan
berkunjung dipengaruhi oleh faktor produk wisata, kualitas pelayanan, dan
electronic word of mouth terhadap keputusan berkunjung. Sementara nilai R2
0,339 manunjukkan bahwa 33,9% variabilititas dalam konstruksi electronic
word of mouth di pengaruhi oleh faktor produk wisata dan kualitas pelayanan.

Tabel 4.9
Hasil Penerimaan/ Penolakan Hipotesis Pengaruh Langsung
Original Samp Standar T Statistics P Keterangan
Sample le d (|O/STDE Value
(O) Mean Deviatio V|)
Hipotesis
(M) n
(STDEV
)
Produk Wisata 0,044 0,046 0,087 0,500 0,617 H1 Ditolak
→ Electronic
Word of Mouth
Kualitas 0,547 0,551 0,104 5,243 0,000 H2 Diterima
Pelayanan →
Electronic Word
of Mouth
Produk Wisata 0,443 0,444 0,121 3,652 0,000 H3 Diterima
→ Keputusan
Berkunjung
Kualitas 0,220 0,22 0,136 1,619 0,106 H4 Ditolak
Pelayanan →
Keputusan
Berkunjung
Electronic Word 0,106 0,112 0,099 1,072 0,284 H5 Ditolak
of Mouth →
Keputusan
Berkunjung

Berdasarkan Tabel 4.9 semua hubungan memiliki arah positif dilihat dari nilai
original sample yang menunjukkan nilai yang positif. Nilai original sample
menunjukkan bahwa hubungan dapat mengarahkan pada efek positif atau negatif.
Jadi faktor Produk Wisata dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif
terhadap electronic word of mouth. Selain itu faktor produk wisata, kualitas
pelayanan, dan electronic word of mouth juga memiliki pengaruh positif terhadap
keputusan berkunjung.

Tabel 4.9 juga menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh


signifikan untuk electronic word of mouth, serta produk wisata memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan berkunjung. Hubungan kualitas pelayanan
terhadap electronic word of mouth dan produk wisata terhadap keputusan
berkunjung juga memiliki pengaruh yang signifikan dilihat dari nilai t statistic > t
tabel (1.66177) dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H2 dan H3 diterima.
Hipotesis diterima karena nilai P Values < 0.05. Namun dapat dilihat juga bahwa
produk wisata tidak berpengaruh signifikan terhadap electronic word of mouth,
kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung,
dan electronic word of mouth tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
berkunjung, hal ini dilihat dari nilai t statistic < t tabel (1.66177) dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa H1, H4 dan H5 ditolak. Hipotesis ditolak karena nilai P
value > 0,05.
Tabel 4.10
Hasil Penerimaan/ Penolakan Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung
Original Sample Standard T Statistics P Keterangan
Hipotesis Sample Mean Deviation (|O/STDEV|) Value
(O) (M) (STDEV)
Produk Wisata → 0,005 0,006 0,014 0,321 0,748 H6 Ditolak
Electronic Word
of Mouth →
Keputusan
Berkunjung
Kualitas 0,058 0,063 0,058 0,998 0,319 H7 Ditolak
Pelayanan →
Electronic Word
of Mouth →
Keputusan
Berkunjung

Berdasarkan Tabel 4.10 hubungan pengaruh produk wisata terhadap


keputusan berkunjung melalui electronic word of mouth memiliki arah positif
dilihat dari nilai original sample yang menunjukkan nilai yang positif. Nilai
original sample menunjukkan bahwa hubungan dapat mengarahkan pada efek
positif atau negatif. Jadi faktor produk wisata terhadap keputusan berkunjung
melalui electronic word of mouth memiliki pengaruh positif. Selain itu faktor
kualitas pelayanan juga memiliki pengaruh positif terhadap keputusan berkunjung
melalui electronic word of mouth.
Tabel 4.10 juga menunjukkan bahwa produk wisata tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan berkunjung melalui electronic word of mouth dan
kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung
melalui electronic word of mouth dilihat dari nilai t statistic < t tabel (1.66177)
dengan kata lain electronic word of mouth tidak memediasi hubungan produk
wisata dan kualitas pelayanan terhadap keputusan berkunjung. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa H6, dan H7 ditolak. Hipotesis ditolak karena nilai P Values
> 0.05.

PEMBAHASAN
Faktor Produk Wisata terhadap Electronic Word of Mouth
Dari hasil analisis yang telah dilakukan faktor produk wisata berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap electronic word of mouth. Produk wisata dikatakan
kurang berhasil, karna wisatawan merasa kurang puas dengan informasi dan ulasan
terkait produk wisata Pantai Pangandaran yang didapatkan dan dibagikan oleh
wisatawan melalui electronic word of mouth. Hasil analisis ini tidak mendukung
pada penelitian yang dilakukan Putranegara dan Pradhanawati (2016) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara produk wisata terhadap electronic
word of mouth (EWOM).
Faktor Kualitas Pelayanan terhadap Electronic Word of Mouth
Dari hasil analisis yang telah dilakukan faktor kualitas pelayanan memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap electronic word of mouth. Sikap pengunjung
dalam membagikan ulasan atau informasi tentang objek wisata Pantai Pangandaran
melalui electronic word of mouth dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang
diberikan oleh pihak pengelola kepada pengunjung. sehingga semakin baik kualitas
pelayanan yang diberikan oleh pengelola objek wisata Pantai Pangandaran maka
semakin baik pula kesan atau informasi yang pengunjung bagikan melalui
electronic word of mouth (EWOM). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Putranegara dan Pradhanawati (2016) yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap electronic word of mouth (EWOM).
Faktor Produk wisata terhadap Keputusan Berkunjung
Dari hasil analisis yang telah dilakukan faktor produk wisata memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap keputusan berkunjung. Hal ini dapat
disebabkan karena pengelola Pantai Pangandaran telah melakukan perbaikan dan
inovasi untuk pengembangan produk wisata. Beberapa perbaikan yang telah
dilakukan oleh pihak pengelola diantaranya yakni, penataan daerah pesisir pantai
yang sedang di desain seperti layaknya pantai di hawai, perbaikan fasilitas umum
untuk kebutuhan wisatawan, serta perbaikan akses menuju Pantai Pangandaran
dengan melakukan perbaikan ruas jalan raya dan pengadaan kereta api pangandaran
untuk memudahkan akses wisatawan yang ingin berkunjung ke objek wisata Pantai
Pangandaran. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ramadhan dan Nugraha
(2016), Huda dkk (2019), Pamungkas dkk (2018), Ardiyanto dan Nugraha (2018)
yang menyatakan bahwa produk wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan berkunjung.
Faktor Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Berkunjung
Dari hasil analisis yang telah dilakukan kualitas Pelayanan memiliki
pengaruh positif tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung. Hal ini dapat
disebabkan karena kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengelola objek wisata
Pantai Pangandaran kurang memuaskan atau kurang melahirkan kesan mendalam
di benak wisatawan. Hasil tidak mendukung pada penelitian yang dilakukan
Purnamasari dan Budiatmo (2019) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara kualitas pelayanan terhadap keputusan berkunjung.

Faktor Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan Berkunjung


Dari hasil analisis yang telah dilakukan Electronic Word of Mouth memiliki
pengaruh positif tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung. Hal ini dapat
disebabkan karena wisatawan merasa kurang puas dengan informasi dan ulasan
yang tersedia di media electronic word of mouth sehingga mengurangi ketertarikan
wisatawan untuk melakukan keputusan berkunjung. Indikasi lainnya juga
dapat disebabkan karena informasi dan ulasan yang diperoleh wisatawan bukan
dicari dan didapatkan melalui media internet, melainkan secara langsung melalui
mulut ke mulut (word of mouth) dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman,
sahabat, dll sehingga lebih mempengaruhi wisatawan untuk melakukan keputusan
berkunjung. Hasil penelitian ini sejalan dengan Suwarduki dkk (2016) yang
menyatakan bahwa electronic word of mouth berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap keputusan berkunjung dan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Putranegara dan Pradhanawati (2016), Illah dkk (2019), Sari dan Pangestuti (2018),
Ardiyanto dan Nugraha (2018) yang menyatakan bahwa electronic word of mouth
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung.

Faktor Produk Wisata terhadap Keputusan Berkunjung melalui Electronic


Word of Mouth (EWOM)
Dari hasil analisis yang telah dilakukan produk wisata berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung melalui electronic word of mouth.
Hal ini dapat disebabkan karna wisatawan kurang puas dengan kualitas informasi
dan ulasan terkait produk wisata yang tersedia dalam electronic word of mouth,
indikasi lainnya juga dapat disebabkan karena informasi dan ulasan yang diperoleh
wisatawan didapatkan secara langsung melalui mulut ke mulut (word of mouth) dari
orang-orang terdekat. Hasil tidak mendukung pada penelitian yang dilakukan
Putranegara dan Pradhanawati (2016) yang menyatakan bahwa electronic word of
mouth (EWOM) dapat memediasi pengaruh produk wisata terhadap keputusan
berkunjung.

Faktor Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Berkunjung melalui


Electronic Word of Mouth (EWOM)
Dari hasil analisis yang telah dilakukan kualitas Pelayanan berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung melalui electronic word of mouth.
Hal ini dapat disebabkan karena wisatawan kurang puas dengan informasi dan
ulasan terkait kualitas pelayanan yang tersedia dalam electronic word of mouth,
indikasi lainnya juga dapat disebabkan karena informasi dan ulasan yang diperoleh
wisatawan didapatkan secara langsung melalui mulut ke mulut (word of mouth) dari
orang-orang terdekat. Hasil penelitian ini tidak mendukung pada penelitian yang
dilakukan Putranegara dan Pradhanawati (2016) yang menyatakan bahwa
electronic word of mouth (EWOM) dapat memediasi pengaruh kualitas pelayanan
terhadap keputusan berkunjung.

PENUTUP
Kesimpulan
1. Faktor produk wisata berpengaruh positif tidak signifikan terhadap electronic
word of mouth.
2. Faktor kualitas pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap electronic
word of mouth.
3. Faktor produk wisata berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
berkunjung.
4. Faktor kualitas pelayanan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
keputusan berkunjung
5. Faktor electronic word of mouth berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
keputusan berkunjung.
6. Faktor electronic word of mouth tidak memediasi hubungan produk wisata
terhadap keputusan berkunjung
7. Faktor electronic word of mouth tidak memediasi hubungan kualitas pelayanan
terhadap keputusan berkunjung

Keterbatasan Penelitian
1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya 95 responden, sehingga tidak
menutup kemungkinan akan diperoleh hasil yang berbeda jika menggunakan
sampel yang lebih banyak.
2. Variabel mediasi yang digunakan menggunakan variabel electronic word of
mouth (EWOM) dimana persebaran informasi dari mulut ke mulut dilakukan
melalui media internet. Penelitian ini belum mencari kemungkinan pendekatan
berbagi informasi yang dilakukan secara langsung melalui mulut ke mulut (word
of mouth) dari orang-orang terdekat wisatawan.
3. Banyaknya ketersediaan paket wisata dari destinasi wisata lainnya yang berada
di Kabupaten Pangandaran juga dapat menjadi bahan pertimbangan wisatawan
dalam melakukan keputusan berkunjung.

Saran
Berdasarkan riset yang telah dilakukan masih terdapat banyak kekurangan di
dalamnya. Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pengelola Objek Wisata Pantai Pangandaran
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran yang
dapat digunakan pihak pengelola sebagai bahan pertimbangan dalam
mengembangkan dan meningkatkan pemasaran pariwisata yang dimiliki
oleh objek wisata Pantai Pangandaran.
b. Nilai rata-rata terendah jawaban kuesioner pada variabel produk wisata
menunjukan bahwa wisatawan merasa kurang puas dengan fasilitas umum
untuk menunjang kebutuhan mereka seperti fasilitas ibadah, keamanan dll,
maka pihak pengelola perlu memperbaiki dan meningkatkan fasilitas umum
yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
c. Nilai rata-rata terendah jawaban kuesioner pada variabel kualitas pelayanan
menunjukan bahwa wisatawan merasa pihak pengelola belum mampu
merespon permintaan pengunjung dengan segera. Maka pihak pengelola
perlu menampung dan meningkatkan respon dengan cepat permintaan
wisatawan.
d. Nilai rata-rata terendah jawaban kuesioner pada variabel electronic word of
mouth menunjukan bahwa wisatawan merasa resah atau kurang puas jika
sebelumnya tidak mencari dan mendapatkan ulasan atau informasi terkait
objek wisata Pantai Pangandaran. Maka pihak pengelola diharapkan mampu
menyediakan dan memberikan informasi lebih banyak lagi terkait objek
wisata Pantai Pangandaran di media electronic word of mouth khususnya
Instagram yang aling banyak diakses oleh wisatawan.
e. Pada variabel keputusan berkunjung menunjukan indikator yang menyatakan
bahwa objek wisata Pantai Pangandaran merupakan pilihan destinasi yang
tepat untuk dikunjungi memiliki perolehan jawaban dengan rata-rata
terendah maka pihak pengelola perlu membuat inovasi dan promosi agar
wisatawan yakin bahwa melakukan kunjungan wisata ke Pantai Pangandaran
merupakan pilihan yang tepat.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Berdasarkan R-square yang menunjukan nilai sebesar 40,5%, peneliti
selanjutnya dimungkinkan untuk menambah variabel independen lain yang
dapat mempengaruhi keputusan berkunjung misalnya citra destinasi, promosi,
atau daya tarik wisata. Selain itu juga dapat dengan menambah destinasi lainnya
yang berada di wilayah subjek penelitian.
3. Bagi Pengunjung Objek Wisata Pantai Pangandaran
Untuk mencari informasi dan memahami lebih lanjut mengenai objek wisata
Pantai Pangandaran pihak pengelola telah menyediakan website resmi yang
berisi informasi destinasi wisata, penginapan, paket wisata dll melalui situs
www.myPangandaran.com. Sedangkan untuk mencari ulasan atau informasi
lebih lanjut tentang Pantai pangandaran dapat juga dilakukan melalui akun
instagram atau facebook seputar wisata pangandaran yang telah banyak
tersedia, disana dapat dilihat spot indah dan menarik yang ada di objek wisata
Pantai Pangandaran.

DAFTAR PUSTAKA
Adriyati, Rosmaya dan Indriani, Farida. 2017. Pengaruh Electronic Word of Mouth
terhadap Citra Merek dan Niat Beli pada Produk Kosmetik Wardah.
Diponegoro Journal of Management. Vol. 6 No. 4:1-14.
Ardiyanto, N. S., & Nugraha, H. S. (2018). Pengaruh Produk Wisata dan Electronic
Word Of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung (Studi Pada Pengunjung
Objek Wisata Pantai Bondo Jepara). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis,
7(1), 199-208.
Dani, Y. P., & Thamrin, T. (2019). Pengaruh Atribut Produk Wisata dan
Electronic Word of Mouth (E-WOM) Terhadap Keputusan
Berkunjung pada Kawasan Wisata Mandeh. Jurnal Kajian Manajemen
dan Wirausaha, 1 (1)
De Nisco, A., Mainolfi, G., Marino,, V., & Napolitano, M. R. (2015). Tourism
satisfaction effect on general country image, destination image, and post-
visit intentions. Journal of Vacation Marketing, 21 (4), 305-317
Deni, M., & Winarni, S. (2017). Pengaruh Pramuwisata dan Promosi Terhadap
Kunjungan Wisatawan Kota Palembang. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya, 15(1), 39-48.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gozali, Imam, dan Latan, Hengki. 2015.PARTIAL LEAST SQUARE Konsep,
Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0. Semarang:
Undip
Hasan, Ali. 2010. Marketing dari Mulut ke Mulut. Yogyakarta:MEDPRESS.
Hidayah, Nurdin. 2018. Pemasaran Destinasi Pariwisata. Bandung : Alfabeta
Huda, M. K., Rachma, N., & Hufron, M. (2019). Pengaruh Citra Destinasi, Produk
Wisata Dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ke Wisata
Coban Jahe. Jurnal Ilmiah Riset Manajemen, 8(4).
Ikasanti, L., Rachma, N, & Hufron, M. (2019). Analisis Pengaruh Kualitas
Layanan, Kepuasan dan Experiental Marketing Terhadap Electronic Word
of Mouth Lazada Online Shop. Jurnal Ilmiah Riset Manajemen, 8(11)
Illah, A. N., Sularso, R. A., & Irawan, B. (2019). Pengaruh Citra Destinasi dan E-
WOM di Media Sosial Instagram serta Persepsi Konsumen Terhadap
Keputusan Berkunjung ke Objek Wisata B29 di Kabupaten Lumajang. e-
Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 6(2), 164-170.
Kotler dan Keller (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid I Edisi Ketiga Belas.
Penerbit Erlangga.
Oka A.Yoeti. (2018). Pengantar Ilmu Pariwisata. Kompas. Jakarta.
Pallefi, A. Z., & Widiartanto, W. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Daya Saing
Destinasi Dan Pengalaman Sebelumnya Terhadap Keputusan Berkunjung
Kembali Dengan Kepuasan Pengunjung Sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 6(3), 397-406.
Pamungkas, A., Arifin, R., & Hufron, M. (2018). Pengaruh Produk, Persepsi Harga,
Citra Destinasi, dan Promosi Terhadap Keputusan Berkunjung ke Tempat
Batu Flower Garden Coban Rais. Jurnal Ilmiah Riset Manajemen, 7(16).
Priansa, Donny Junni. 2017. Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis
Kontemporer. Bandung:ALFABETAcv.
Purnamasari, M., & Budiatmo, A. (2019). Pengaruh Promosi Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengunjung Dengan Keputusan
Pengunjung Sebagai Variabel Intervening Pada Objek Wisata Candi
Borobudur Kabupaten Magelang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 8(2),
89-96.
Purwati, A.A., & Setiawan, O. (2018) Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Kepuasan dan Insentif Terhadap Perilaku Word of Mouth Mahasiswa STIE
Pelita Indonesia. COSTING: Journal of Economic, Bussines and
Accounting, 1(2), 124-136
Putranegara, R. I., & Pradhanawati, A. (2016). Pengaruh Produk Wisata dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Berkunjung Melalui Electronic
Word of Mouth Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pengunjung
Objek Wisata Goa Pindul YOGYAKARTA). Jurnal Ilmu Administrasi
Bisnis, 5(4), 491-500.
Ramadhan, I., & Nugraha, H. S. (2016). Pengaruh Produk Wisata Dan Word of
Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung (Studi Kasus Pada Pengunjung
Objek Wisata Pantai Klayar). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 5(4), 438-
448.
Sangadji dan Sopiah (2013). Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian (W.K Nikoemis, Ed), ANDI-Yogyakarta.
Sari, F., & Pangestuti, E. (2018). Pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-wom)
Terhadap Minat Berkunjung Dan Keputusan Berkunjung (Studi Pada
Wisata Coban Rais BKPH Pujon). Jurnal Administrasi Bisnis, 54(1), 189-
196.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Suliyanto (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. ANDI
Yogyakarta
Suwarduki, P. R., Yulianto, E., & Mawardi, M. K. (2016). Pengaruh Electronic
Word of Mouth terhadap Citra Destinasi serta Dampaknya pada
Minat dan Keputusan Berkunjung (Survei pada Followers Aktif Akun
Instagram Indtravel yang Telah Mengunjungi Destinasi Wisata di
Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis, 37(2), 1-10.
Tjiptono, Fandy. 2017. Service management. Yogyakarta: ANDI.
Toruan, N. N. L., & Priansa, D. J. (2018). Pengaruh Electronic Word of Mouth (e-
wom) Pesona Jawa Baratku Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan
Ke Jawa Barat Tahun 2018. eProceedings of Applied Science, 4(2).
Yofina Mulyati, M. (2019). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Berkunjung Wisatawan Domestik Ditinjau dari
Persepektif Daya Tarik Destinasi Wisata Kota Bukittinggi. Menara
Ilmu, 13(1)
Zakia, S. Z., & Widiartanto, W. (2016). Pengaruh Produk Wisata, dan Word of
Mouth terhadap Keputusan Berkunjung dengan Citra Destinasi sebagai
Variabel Intervening (Studi pada Obyek Wisata Colo Kudus). Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis, 5(4), 510-518.
Zarrad, H., & Debabi, M. (2015). Analyzing the effect of electronic word of mouth
on tourists’ attitude toward Destination and Travel Intention.
International Research journal of social sciences, 4(4), 53-60
Sumber Internet :
https://travel.kompas.com/read/2019/03/19/110700827/6-langkah-pemerintah-
tingkatkan-devisa-pariwisata-indonesia?page=all [diakses tanggal
14/9/2019 jam 19.16]
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180719133425-269-315376/upaya-
indonesia-mewujudkan-pariwisata-berkelanjutan [diakses tanggal
14/9/2019 jam 20.11]
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/17/5-tahun-terakhir-rerata-
pertumbuhan-kunjungan-wisawatan-mancanegara-14 [diakses tanggal
14/9/2019 jam 21.23]
https://travel.tempo.co/read/1150790/5-langkah-ini-membawa-pantai-
pangandaran-ke-wisata-kelas-dunia [diakses tanggal 15/9/2019 jam 07.00]
http://www.kemenpar.go.id/post/kajian-dampak-sektor-pariwisata-terhadap-
perekonomian-indonesia [diakses tanggal 15/9/2019 jam 10.31]
https://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/11/29/piy31j370-pangandaran-
berbenah-menuju-wisata-kelas-dunia [diakses tanggal 15/9/2019 jam
13.15]
https://tirto.id/bps-indonesia-dikunjungi-1581-juta-turis-sepanjang-2018-dfGP
[diakses tanggal 19/9/2019 jam 14.00]
https://tirto.id/jumlah-wisman-ke-indonesia-capai-513-juta-orang-hingga-april-
2019-eccK [diakses tanggal 19/9/2019 jam 20.23]
http://jabar.tribunnews.com/2018/11/20/dua-kawasan-ekonomi-khusus-
menunggu-finalisasi-jabar-ajukan-empat-kek-tambahan [diakses tanggal
10/10/2019 jam 15.00]
https://travel.kompas.com/read/2018/07/21/145108427/indonesia-raih-6-
penghargaan-di-kayak-travel-award-singapore-2018?page=all
[diakses tanggal 11/10/2019 jam 19.35]
https://m.liputan6.com/global/read/3867972/indonesia-raih-penghargaan-
destinasi-pariwisata-terbaik-di-belanda [diakses tanggal 18/10/2019
jam 10.15]
https://travel.kompas.com/read/2017/09/29/085646427/menpar-ke-bangkok-
indonesia-raih-destination-of-the-year-2017?page=all [diakses
tanggal 19/10/2019 jam 19.25]
https://travel.kompas.com/read/2019/03/23/084500627/bi-industri-pariwisata-jadi-
sektor-paling-hasilkan-devisa [diakses tanggal 13/11/2019 jam
23.37]
https://www.bps..go.id/pressrelease/2019/02/01/1543/jumlah-kunjungan-wisman-
ke-indonesia-desember-2018-mencapai-1-41-juta-kunjungan.html
[diakses tanggal 18 /11/2019 jam 13.15]

Anda mungkin juga menyukai