Anda di halaman 1dari 26

“PENGARUH DAYA TARIK WISATA DAN KUALITAS LAYANAN

TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG KEBUN RAYA BOGOR”

Dosen Pembimbing :
Anita Maulina, S.AB, M.A
Nur Fitri Rahmawati, S. AB, M.A.

Disusun oleh :
Intan Retno Cahyati (CB 201120129)
Mayang Sari (CB 201120267)
Diah Rahmawati (CB 201120178)

Institut Ilmu Sosial Dan Manajemen


STIAMI
Tahun 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi seperti sekarang ini pola perilaku konsumen telah
bergeser dari “good based consumtion” , yang sebelumnya konsumen lebih
mementingkan untuk membeli barang yang tahan lama menjadi “experience based
consumtion” yang lebih mendahulukan melakukan liburan, menginap dihotel dan
menikmati pemandangan yang indah (Nazareth, 2007). Masayarakat mulai
memperhatikan pengeluaran dan mulai menyisihkan uang untuk rencana berlibur
dipenghujung tahun atau waktu-waktu liburan. Hal ini diakibatkan oleh aktifitas yang
banyak dan menumpuk memaksa masyarakat untuk lebih banyak mendapatkan
kegiatan yang dapat mengembalikan fokus dengan menikmati waktu dengan bersantai
(Wijaksono, 2019). Industri pariwisata adalah salah satu bagian dari sektor jasa
dengan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia pada saat ini (Fretes et al, 2013).
Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Utama (2016), bahwa pergerakan industri
pariwisata pada saat sekarang ini mengalami percepatan karena adanya proses
globalisasi. Sehingga, hal tersebut menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang,
antar bangsa, dan antar individu yang memiliki kehidupan didunia ini. Sejak tahun
1978, pemerintah Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan
sektor pariwisata Indonesia, hal tersebut terbukti dengan adanya TAP MPR No.
IV/MPR/1978 yang menyebutkan bahwa sektor pariwisata perlu ditingkatkan dan
diperluas guna meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan kerja dan
memperkenalkan budaya (Zen et al, 2017).
Untuk mengembangkan suatu tempat wisata, tentunya diperlukan berbagai
cara untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Salah satu objek wisata yang
berpotensi untuk semakin berkembang adalah Kebun Raya Bogor. Hingga saat ini,
Kebun Raya Bogor masih menjadi salah satu destinasi wisata yang memiliki favorit
masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan yang signifikan
pada jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor saat hari libur. Dilansir dari
https://isubogor.pikiran-rakyat.com/ berdasarkan data ticketing Kebun Raya Bogor
(KRB), pengunjung pada hari pertama Lebaran Kamis 13 Mei 2021 1.500
pengunjung,
Lebaran kedua, Jumat 14 Mei 2021 tercatat 4.588 pengunjung, dan Sabtu 15 Mei
mencapai 8.319 pengunjung. Jumlah pengunjung yang tergolong tinggi tidak lepas
dari daya tarik yang dimiliki oleh Kebun Raya Bogor. Daya tarik wisata dalam hal ini
sangat erat kaitannya dengan pariwisata yang bersumber dari alam atau natural and
cultural based tourism (Nurlestari, 2016). Kebun Raya Bogor merupakan salah satu
destinasi wisata alam, sehingga hal tersebut menjadi salah satu daya tarik tersendiri
bagi wisatawan. Selain itu, Kebun Raya Bogor terletak pada lokasi yang strategis
dimana jarak yang tidak terlalu jauh dari pusat ibu kota Jakarta, sehingga hal ini
menjadi “Short Gateway” untuk warga perkotaan yang ingin menikmati wisata alam.
Untuk dapat terus berkembang, pengunjung wisata Kebun Raya Bogor harus
memiliki rasa puas yang mana hal tersebut akan berdampak positif pada destinasi
wisata tersebut melalui kepuasan pengunjung. Prinsip utama kepuasan pengunjungan
atau wisatawan adalah perbandingan antara apa yang diharapkan dengan tingkat
kinerja yang dirasakan oleh wisatawan. Artinya kepuasan itu merupakan
perbandingan antara kinerja dan harapan, jika kinerja produk dirasakan lebih tinggi
dari harapan, maka wisatawan akan senang dan puas. Sebaliknya jika kinerja yang
dirasakan lebih rendah dari harapan maka wisatawan akan kecewa dan tidak puas
(Coban, 2012). Dalam berbagai sektor bisnis, khususnya Pariwisata factor
kepuasan pengunjung memiliki peran yang sangat penting bagi
keberlangsungan suatu destinasi wisata. Konsumen yang merasa puas biasanya akan
bersedia melakukan kunjungan ulang dalam kurun waktu dekat dan
merekomendasikan 8 objek wisata tersebut kepada kerabat dekat. Hal ini sejalan
dengan pendapat Kotler and Keller (2009) yang menyatakan bahwa salah satu cara
untuk mempertahankan wisatawan ialah menciptakan kepuasan wisatawan. Salah satu
factor yang dapat menciptakan kepuasan wisatawan adalah kualitas pelayanan yang
baik kepada wisatawan yang berkunjung di suatu destinasi wisata. Hal ini merupakan
salah satu elemen penting yang merupakan indikator dari faktor penarik (pull
faktor) dalam memengaruhi kepuasan wisatawan. Selanjutnya, kualitas layanan yang
diberikan oleh penyedia jasa di kawasan wisata turut berperan dalam membentuk
kepuasan wisatawan. Kualitas pelayanan berperan dalam pembentukan kepuasan
wisatawan (Astuti, 2017). Dengan adanya kualitas layanan yang baik, maka akan
menimbulkan persepsi positif mengenai objek wisata Kebun Raya Bogor.
Seseorang yang merasa diperlakukan dengan baik akan cenderung memberikan
feedback positif. Hal ini sejalan dengan social exchange theory yang
menyatakan bahwa apabila seseorang diperlakukan dengan baik maka akan
memberikan suatu hal yang baik pula. Oleh sebab itu, dengan memberikan kualitas
layanan yang baik akan membuat pengunjung merasa puas dan akan berdampak pada
hal positif yang lain seperti melakukan kunjungan berulang, atau merekomendasikan
kepada oranglain untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Daya Tarik Wisata Dan Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Pengunjung Kebun Raya Bogor”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah daya tarik wisata berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung di
Kebun Raya Bogor?
2. Apakah kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung di
Kebun Raya Bogor?
3. Apakah pengaruh daya tarik wisata dan kualitas pelayanan berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengunjung di Kebun Raya Bogor ?

C. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah daya tarik wisata berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengunjung di Kebun Raya Bogor.
2. Untuk mengetahui apakah kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengunjung di Kebun Raya Bogor.
3. Untuk mengetahui apakah diantara daya tarik wisata dan kualitas pelayanan yang
dominan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung di Kebun Raya
Bogor.

D. MANFAAT

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan sebagai
pengembangan teori serta memberi informasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang manajemen pariwisata.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis
Dapat memberikan pengetahuan dalam menerapkan ilmu yang telah di pelajari
pada masa pembelajaran dikampus maupun dalam dunia kerja yang sebenarnya
b. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi yang dapat bermanfaat bagi organisasi terutama dalam
hal manajemen dan segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-
aspek manajemen khususnya dalam manajemen pariwisata secara lebih baik
kedepannya untuk perusahaan.
c. Bagi Pembaca
Dapat memberikan tambahan wawasan dan informasi bagi semua pihak yang
membutuhkan.
BAB II

Kajian Teori

A. Penelitian Terdahulu

Untuk dapat mendukung sebuah penelitian dibutuhkan penelitian-penelitian


terdahulu yang memiliki topik pembahasan yang sama terkait dengan literasi
keuangan, perilaku keuangan, pendapatan dan keputusan investasi. Sehingga dapat
diketahui relevansi topik yang akan dibahas. Berikut merupakan beberapa
penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sopyan pada tahun 2015 dengan judul
“Analisis Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Kualtas Pelayanan Terhadap Minat
Berkunjung Ulang Pengunjung dengan Kepuasan Pengunjung Sebagai
Variabel Intervening (Studi pada Cagar Budaya Gedung Lawang Sewu)”.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dan
kuantitatif. Data analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa variabel kepuasan
pengunjung berpengaruh positif terhadap minat berkunjung ulang, variabel
daya tarik berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung, variabel
kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung,
variabel daya tarik berpengaruh positif terhadap minat berkunjung ulang,
variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap minat berkunjung
ulang pengunjung.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Junaida pada tahun 2019 dengan judul
“Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Word Of Mouth terhadap Keputusan
Wisata Berkunjung ke Taman Hutan Kota di Kota Langsa”. Hasil uji t
menunjukkan bahwa secara parsial variabel daya tarik wisata dan word of
mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan di
taman hutan kota Kota Langsa. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel daya
tarik wisata dan word of mouth berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap keputusan berkunjung wisatawan di taman hutan kota Kota Langsa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dhiani pada tahun 2018 yang berjudul
“Pengaruh Experiental Marketing dan Kualitas Layanan Terhadap Behavioral
Intentions Wisatawan Ekowisata (Studi Kasus: Kebun Raya Bogor)”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa experiential marketing berpengaruh signifikan
terhadap kualitas pelayanan dan behavioral intentions, namun kualitas
pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap behavioral intentions. Hal
tersebut menunjukkan bahwa experiential marketing memiliki efek langsung
terhadap behavioral intentions tanpa melalui kualitas pelayanan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh
Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Wisatawan di Kawasan Wisata Dlingo”.
Data yang diperoleh dilakukan pengolahan statistik deskriptif dengan PLS-
SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tangibilitas, ketanggapan,
dan empati berpengaruh positif terhadap variabel kepuasan wisatawan.
Sedangkan variabel keandalan dan jaminan tidak berpengaruh terhadap
variabel kepuasan wisatawan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Pramananda pada tahun 2019 dengan judul
“Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Citra Destinasi, Dan Kualitas Layanan
Terhadap Minat Kunjung Kembali Melalui Kepuasan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Wisatawan Domestik Candi Borobudur)”. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Structural Equation Modelling
(SEM) dengan program AMOS 24.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
persepsi harga berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan, citra
destinasi berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan, kualitas layanan
berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan, serta kepuasan wisatawan
berpengaruh positif terhadap minat kunjung kembali.

B. Kajian Pustaka

B.1 Konservasi Alam


b.1.1 Pengertian Konversi Alam
Konservasi alam adalah salah satu pengelolaan sumberdaya alam yang
menjamin pemanfaatannya secara bijaksana, sehingga mutu dan kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup dapat dipertahankan untuk menjamin
pembangunan yang berkesinambungan. Konservasi alam dapat merupakan
konservasi in situ, suatu pengembangan perlindungan atas wilayah tertentu
dalam bentuk suaka alam, hutan lindung dan kawasan tertentu konservasi
(Ensiklopedi Nasional Indonesia 2004). Menurut Undang-Undang ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup No. 23 tahun 1997, konservasi adalah
pengelolaan sumber daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin
kesinambungan ketersediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas serta keanekaragamannya. Kegiatan konservasi meliputi tiga hal yaitu :

1. Melindungi keanekaragaman hayati (biological diversity)

2. Mempelajari fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati

3. Memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan umat manusia.

B.2 Pariwisata
B.2.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait dibidang tersebut (Undang-Undang No.9 tahun 1990). Menurut
Direktorat Jenderal Pariwisata (2005), wisata diartikan sebagai kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, pariwisata didefinisikan


sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan objek wisata termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang
wisata. Secara filosofis, lahirnya kegiatan pariwisata berawal dari faktor manusia
dan perilaku itu sendiri. Secara periodik, manusia senantiasa membutuhkan
aktifitas-aktifitas baru diluar aktifitas rutinnya yang dapat menumbuhkan
kembali kesegaran dan gairah dalam hidupnya.

B.3 Konsep Ekowisata ( Wisata Alam )


B.3.1 Konsep Ekowisata (Wisata Alam)
Pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada pariwisata minat khusus
atau yang dikenal dengan ekowisata, dimana saat ini ada kecenderungan
semakin banyak wisatawan yang mengunjungi objek berbasis alam dan budaya
penduduk lokal, merupakan peluang besar bagi negara kita dengan potensi alam
yang luar biasa ini. Wisatawan cenderung beralih kepada alam dibandingkan
pola-pola wisata buatan yang mereka rasakan telah jenuh dan kurang menantang
(Fandeli 2002).
Konsep ekowisata telah dikembangkan sejak era tahun 80-an, sebagai
pencarian jawaban dari upaya meminimalkan dampak negatif bagi kelestarian
keanekaragaman hayati, yang diakibatkan oleh kegiatan pariwisata. Konsep
ekowisata sebenarnya bermaksud untuk menyatukan dan menyeimbangkan
beberapa konflik secara objektif dengan menetapkan ketentuan dalam berwisata,
melindungi sumber daya alam dan budaya serta menghasilkan keuntungan dalam
bidang ekonomi untuk masyarakat lokal (Razak 2008).
Suhandi (2003) menyatakan bahwa ada enam keuntungan dalam implementasi
kegiatan ekowisata yaitu :
1. Memberikan nilai ekonomi dalam kegiatan ekosistem di dalam lingkungan
yang dijadikan sebagai obyek wisata.
2. Menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan.
3. Memberikan keuntungan secara langsung dan tidak langsung bagi para
stakeholders.
4. Membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan
internasional.
5. Mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
6. Mengurangi ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang ada di obyek
wisata tersebut.

B.3.2 Pengertian Ekowisata (Wisata Alam)


Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik yang
alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan
partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya.
Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu; keberlangsungan alam
atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi dan secara psikologi dapat diterima
dalam kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung
memberi akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui dan menikmati
pengalaman alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal (Razak 2008).

Menurut The International Ecotourism Society dalam Subadra (2007)


mendefinisikan ekowisata sebagai berikut: Ecotourism is “responsible travel to
natural areas that conserves the environment and sustains the well-being of local
people.” Dari definisi ini, disebutkan bahwa ekowisata merupakan perjalanan
wisata yang berbasiskan alam yang mana dalam kegiatannya sangat tergantung
kepada alam, sehingga lingkungan, ekosistem dan kearifan-kearifan lokal yang
ada di dalamnya harus dilestarikan keberadaanny
B.4 Variabel Penelitian
B.4.1 Daya Tarik Wisata
B.4.1.1 Definisi Daya Tarik Wisata
Menurut Soemanto (2017) daya tarik dalam obyek wisata merupakan
salah satu modal utama yang harus dimiliki dalam upaya peningkatan dan
pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Keberadaan Obyek dan Daya
Tarik Wisata merupakan mata rantai terpenting dalam suatu kegiatan wisata,
hal ini disebabkan karena faktor utama yang membuat pengunjung atau
wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah potensi dan daya
tarik yang dimiliki obyek wisata tersebut. Sedangkan Utama (2016)
mendefinisikan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menjadi daya
tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Daya tarik
wisata adalah segala sesuatu disuatu tempat yang memiliki keunikan,
keindahaan, kemudahan dan nilai yang berwujud keanekaragaman
kekayaan alam maupun buatan manusia yang menarik dan mempunyai nilai
untuk dikunjungi dan dilihat oleh wisatawan. Sedangkan menurut Undang-
undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Daya
Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
B.4.1.2 Indicator Daya Tarik Pariwisata
Zaenuri (2012) menyatakan bahwa di dalam sistem kepariwisataan
terdapat empat indikator tujuan wisata yang saling mendukung.
- Pertama adalah Attractions atau daya tarik wisata, yang secara umum
dapat dipilah dalam daya tarik alam, daya tarik budaya, dan daya tarik
buatan.
- Kedua adalah Amenities atau fasilitas serta layanan pendukung
wisata, yang antara lain meliputi akomodasi dan jasa boga, serta
aneka jasa lain,termasuk retail dan jasa rekreasi lainnya.
- Ketiga adalah Access atau pencapaian, baik menuju ke maupun di
dalam daerah tujuan.
- Keempat adalah Ancillary Services, yang meliputi kegiatan
pemasaran, pengembangan, serta koordinasi.
B.4.1.3 Kategori Daya Tarik Wisata
Witt (1994) dalam Nurlestari (2016) mengelompokkan daya tarik wisata
menjadi 4 kategori. Diantaranya adalah:
1) Daya Tarik Wisata Alam (Natural Attraction) Meliputi pemandangan
alam berupa daratan dan lautan
2) Daya Tarik Wisata Bangunan dan Arsitektur (Building Attraction)
Meliputi bangunan dan arsitektur bersejarah, bangunan dan arsitektur
modern, peninggalan arkeologi dan monumen.
3) Daya Tarik Wisata yang dikelola khusus ( managed visitor attraction)
Meliputi kawasan yang dikelola oleh pemerintah atau pihak swasta
seperti taman hiburan, kebun binatang, taman kota.
4) Daya Tarik Wisata Budaya (Cultural Attraction) Meliputi museum,
festival budaya, musik, tarian tradisional, kampung budaya. Dari
beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daya tarik
wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai daya tarik,
keunikan dan kemudahan untuk mencapai lokasi wisata yang dapat
dijadikan sebagai tujuan wisatawan untuk datang ke suatu daerah
tertentu.

B.4.2 Kualitas Pelayanan


B.4.2.1 Definisi Kualitas Pelayanan
Menurut Gronroos definisi pelayanan adalah suatu aktivitas atau
serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai
akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain
yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk
memecahkan permasalahan pelanggan. Kualitas layanan sebagai ukuran
seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu terwujud sesuai
harapan pelanggan.

B.4.2.2 Factor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan


Terdapat faktor yang mempengaruhi kualitas sebuah layanan, diantaranya
adalah expected service (layanan yang diharapkan) dan perceived service
(layanan yang diterima) Jika layanan yang diterima sesuai dengan
ekspektasi atau bahkan dapat memenuhi apa yang diharapkan maka jasa
dikatakan baik atau positif. Jika perceived service melebihi expected
service, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal.
Sebaliknya apabila perceived service lebih buruk dibandingkan expected
service, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan negatif atau buruk. Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas
pelayanan terhantung pada kemampuan perusahaan dan stafnya memenuhi
harapan pelanggan secara konsisten.
B.4.2.3 Indikator Kualitas Pelayanan
Parasuraman et al (2011) mengatakan bahwa terdapat 5 dimensi dari
kualitas pelayanan. Diantaranya adalah:
1. Berwujud (Tangible)
Dapat berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan personil.
2. Empati (Emphaty)
Merupakan salah satu syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi
bagi pelanggan atau pengunjung.
3. Keandalan (Reliability)
Merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan
dengan tepat dan terpercaya.
4. Keresponsifan (Responsiveness)

Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan


cepat atau tanggap.
5. Keyakinan (Assurance)
Merupakan suatu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan
kepada pelanggan atau pengunjung.
B.4.3 Kepuasan Pengunjung
B.4.3.1 Definisi Kepuasan Pengunjung
Menurut Tse dan Wilton dalam Tjiptono (2000) bahwa kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan adalah merupakan respon pelanggan terhadap
ketidak sesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya
dan kinerja aktual yang dirasakan pemakaiannya. Kepuasan pelanggan
adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau
terlampaui, selanjutnya kepuasan pelanggan merupakan anggapan pelanggan
bahwa dengan menggunakan suatu produk perusahaan tertentu dan
harapannya telah terpenuhi. Kepuasan pelanggan pada dasarnya mencakup
perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan oleh
pelanggan. Kepuasan pelanggan ini sangat penting diperhatikan oleh
perusahaan sebab berkaitan langsung dengan keberhasilan pemasaran dan
penjualan produk perusahaan.

B.4.3.2 Faktor Pendorong Kepuasan Pengunjung


Menurut Irawan (2002) dalam Nurlestari (2016) factor kepuasan
pengunjung tebagi atas beberapa factor sebagai berikut:
1. Product Quality
Pelanggan/pengunjung akan merasa puas setelah membeli atau
menggunakan produk dan jasa yang sesuai dengan harapan dengan
kualitas yang baik.
2. Price
Untuk konsumen/pengunjung yang sensitif, biasanya harga yang
terjangkau dengan kualitas produk yang baik akan menjadi nilai lebih
tersendiri untuk menciptakan kepuasan pelanggan.
3. Service Quality
Untuk memuaskan pelanggan/pengunjung, suatu perusahaan
hendaknya terlebih dahulu meningkatkan pelayanan yang semaksimal
mungkin diberikan kepada pelanggan dan selalu mengevaluasi
pelayanan yang telah diberikan secara langsung baik dengan
memberikan training product knowledge kepada seluruh karyawan
ataupun cara menghadapi keluhan pelanggan secara benar.
4. Easiness
Kemudahan dan kenyamanan dalam mencapai lokasi tujuan wisata
dapat mempengaruhi faktor kepuasan pelanggan/pengunjung.

B.4.3.3 Indikator Kepuasan Pelanggan


Menurut Kotler dan Keller (2009) mempertahankan pelanggan
merupakan hal penting daripada memikat pelanggan. Oleh karena itu
terdapat 5 dimensi untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu :
1. Membeli atau mengunjungi kembali.
2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain
dan merekomendasikannya.
3. Kurang memperhatikan merek dan iklan produk pesaing
4. Membeli produk lain dari perusahaan yang sama.
5. Menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan.
C. KERANGKA PEMIKIRAN

Berikut digambarkan bagan kerangka pemikiran hubungan pengaruh daya tarik


wisata dan kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan :

DAYA TARIK
WISATA (X1)

1. Attraction
2. Amenities atau fasilitas
3. Access
4. Ancillary Services

Menurut Zaenuri (2012)

Kepuasan
Pengunjung (Y)
KUALITAS
PELAYANAN (X2)

1. Tengible
2. Emphaty
3. Reliability
4. Responsiveness
5. Assurance

Menurut Parasuraman et al
(2011)

D. HIPOTESIS
Berdasarkan pemaparan penelitian pada bagian sebelumnya, berikut merupakan
hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini:
H1 : Daya tarik berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung Kebun Raya
Bogor
H2 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap pengunjung Kebun Raya
Bogor.
H3 : Daya tarik dan kualitas pelayanan berpangaruh positif terhadap kepuasan
pengunjung Kebun Raya Bogor.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kuantitatif
deskriptif. Metode kuantitatif deskriptif adalah metode penulisan yang menggunakan
angka dan dianalisis dengan menggunakan statistik (Sugiyono,2018). Data serta
informasi dalam penelitian ini didapatkan secara langsung dari responden pada
perusahaan. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari literasi keuangan, perilaku
keuangan, dan pendapatan terhadap keputusan investasi. Penelitian ini akan dilakukan
pada masyarakat yang pernah berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2018) mendefinisikan populasi sebagai wilayah abstraksi yang terdiri
atas obyek ataupun subyek yang memiliki kualitas serta karakteristik khusus yang
sudah diputuskan oleh peneliti guna dipelajari lalu disimpulkan. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang pernah berkunjung ke Kebun Raya
Bogor.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2018:62) merupakan komponen dari jumlah dan ciri
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian yang peneliti lakukan
menggunakan teknik non-probability sampling dengan purposive sampling atau
pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria target dari populasi. Alasan
pengambilan sampel dengan metode ini karena tidak semua sampel memiliki
kriteria yang sesuai dengan fenomena yang akan diteliti. Hair (2010) menyatakan
jumlah sampel minimal 100-200 sesuai dengan variabel yang diestimasi. Pedoman
dalam penentuan jumlah sampel adalah 5-20 kali jumlah variabel. Penelitian
menggunakan sampel masyarakat yang pernah berkunjung ke Kebun Raya Bogor
yang berusia 20-60tahun.
C. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data.
Dimana dalam kuesioner tersebut disajikan pernyataan terkait dengan variabel daya
tarik, kualitas layanan dan kepuasan pengunjung. Peneliti dalam melakukan
pengukurannya menggunakan skala likert. Variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi beberapa indikator. Indikator akan dijadikan tolak ukur untuk menyusun
sebuah pertanyaan atau pernyataan. Tingkatan yang digunakan dalam skala likert
untuk dapat mengukur sikap responden terhadap pertanyaan dan pernyataan seperti
dibawah ini:
Sangat Setuju (SS) =5
Setuju (S) =4
Netral (N) =3
Tidak Setuju (TS) =2
Sangat Tidak Setuju (STS) =1
1) Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2017) uji validitas merupakan alat untuk menguji
kevaliditasan suatu kuisioner dengan hasil pengukuran kuesioner tersebut
dianggap sah. Dikatakan valid artinya instumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengukuran validitas pada penelitian ini
menggunakan coefficient correlation person yaitu metode penghitungan nilai pada
masing-masing pernyataan dalam kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan p value pada output estimate dengan alpha 5%, apabila p value
lebih kecil dari 5% maka indikator dinyatakan valid. Pengujian ini berdasarkan
taraf signifikan 5%, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Jika siginifikansinya 0,05 maka item dikatakan tidak valid
b) Jika sigifikansinya >0,05 maka item dikatakan tidak valid
2) Reliabilitas
Reliabilitas dalam suatu penelitian diartikan sebagai seberapa besar hasil dari
pengukuran dapat dipercaya (Sudaryono 2017). Uji Reliabilitas berfungsi untuk
menguji konsistensi jawaban dari responden pada masing-masing pernyataan pada
kuesioner. Pengukuran reliabilitas pada suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila
nlai dari crombath alpha >0,6=reliabel.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah:
1) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung pada objek
penelitian. Peneliti memperoleh data primer dengan menyebarkan kuisioner secara
langsung kepada masyarakat yang pernah berkunjung ke Kebun Raya Bogor yang
berusia 20-60tahun.
2) Data sekunder Data sekunder yaitu data yang diambil dari sumber tidak langsung
seperti website resmi, buku maupun jurnal-jurnal terkait.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1) Variable X1 Daya Tarik Wisata
Utama (2016) mendefinisikan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang
menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Daya
tarik wisata adalah segala sesuatu disuatu tempat yang memiliki keunikan,
keindahaan, kemudahan dan nilai yang berwujud keanekaragaman kekayaan alam
maupun buatan manusia yang menarik dan mempunyai nilai untuk dikunjungi dan
dilihat oleh wisatawan. Variable ini diukur menggunakan 4 indicator, diantaranya
adalah attractions, amenities, access, dan ancillary service.
2) Variabel X2 Kualitas Layanan
Menurut Gronroos definisi pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya
interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan
oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan
permasalahan pelanggan. Variabel ini akan diukur menggunakan 5 indikator,
diantaranya adalah tangible, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance.
3) Variabel Y Kepuasan Pengunjung
Menurut Tse dan Wilton dalam Tjiptono (2000) bahwa kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan adalah merupakan respon pelanggan terhadap
ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan
kinerja aktual yang dirasakan pemakaiannya. Variable ini akan diukur
menggunkaan 5 indikator. Salah satunya adalah mengunjungi kembali.

Variabel Dimensi Indikator

Daya Tarik Wisata (X1) Tempat wisata Kebun


Attraction Raya Bogor memiliki
Sumber : Zaenuri (2012)
daya tarik sendiri.

Terdapat musolah,
Amenities tempat parkir dan mobil
wisata.
Access
Akses menuju Kebun
Raya Bogor sangat
mudah di jangkau.

Tersedianya Brosur
Wisata sebagai Media
Ancillary Services Promosi di Daya Tarik
Wisata Kebun Raya
Bogor.
Tengible
Kualitas Pelayanan (X2) Tengible atau bukti fisik
dapat berupa penampilan
fisik fasilitas layanan,
Sumber : Parasuraman et
peralatan, dan personil.
al (2011)
Emphaty Emphaty atau Empati
Merupakan salah satu
syarat untuk peduli,
memberi perhatian pribadi
bagi pelanggan atau
pengunjung.
Reliability Realibility atau
Realibilitas merupakan
kemampuan untuk
melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan tepat
dan terpercaya.
Responsiveness Responsiveness atau
Keresponsifan merupakan
kemauan dari penyedia
layanan untuk membantu
pelanggan dan
memberikan jasa dengan
cepat atau tanggap.
Assurance Assurance atau Keyakinan
Merupakan suatu
pengetahuan dan
kesopanan karyawan serta
kemampuan mereka untuk
menimbulkan kepercayaan
dan keyakinan kepada
pelanggan atau
pengunjung.

Terpenuhinya harapan Pengunjung merasa puas


Kepuasan Pengunjung
pengunjung
setelah membeli atau
(Y)
menggunakan produk dan
Sumber : Menurut
jasa yang sesuai dengan
(Utama, 2017))
harapan dengan kualitas
yang baik.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan
tertulis untuk dijawab responden. Kuesioner bentuknya juga dapat berupa pertanyaan
ataupun pernyataan yang sifatnya terbuka ataupun tertutup. Kuesioner dapat diberikan
langsung maupun tidak langsung kepada responden (Sugiyono, 2018:142). Kuesioner
dalam penelitian ini akan dibagikan melalui googleform kepada masyarakat yang
pernah berkunjung ke Kebun Raya Bogor yang sesuai kriteria.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah dengan uji asumsi klasik, uji
regresi linier berganda, serta uji T. Seluruh proses pengolahan dan analisis data pada
penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product for Service Solution). Uji
asumsi klasik merupakan syarat statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi
linear yang berbasis ordinary last square. Uji asumsi klasik terdiri atas:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi suatu
data. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan uji kolmogorov smirnov.
Jika signifikansi > 0,05 maka artinya data terdistribusi dengan normal. Penelitian
ini menggunakan satu variabel dependen yaitu keputusan investasi. Jika hasil
analisis menunjukkan nilai sig > 0,05 maka artinya data terdistribusi dengan
normal.
2) Uji Multikolenieritas
Digunakan untuk menguji tentang model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas atau variabel independen. Salah satu cara untuk uji
multikolinearitas yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) dan T
(Tolerance). Jika VIF tidak >10 dan nilai T tidak <0,1 maka termasuk bebas dari
multikoleniaritas.
1. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berfungsi untuk melihat apakah terdapat kesamaan variabel
dari residual satu pengamatan pada pengamatan lainnya. Dalam uji statistik ini
peneliti menggunakan uji glejser, kriteria yang digunakan ialah jika nilai
signifikansi yang dihasilkan >0,05 maka terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.
Jika variabel independen memiliki nilai sig ≥ 0,05 maka variabel tersebut terbebas
dari asumsi heteroskedastisitas.
3) Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan antara satu
variabel dependen yaitu keputusan investasi dengan literasi keuangan, perilaku
keuangan, dan pendapatan sebagai variabel independen. Tujuan dari analisis
ini adalah untuk mengetahui hubungan positif atau negatif antar variabel yang
berguna untuk mendapatkan jawaban rumusan masalah dan hipotesis. Jika
nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (Ha ditolak). Artinya, tidak
signifikan.
Jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (Ha diterima). Artinya,
signifikan.
b. Uji Parsial (Uji T)
Uji t merupakan pengujian dalam statistik yang digunakan untuk menguji
besarnya pengaruh seluruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat. Berikut ini merupakan kriteria hasil pengujian uji t dengan tingkat
signifikan nilat t (a=0,005):
i. Jika nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya,
terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara variabel bebas dan
variabel terikat.
ii. Jika nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya,
tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara variabel bebas
dan variabel terikat.

Referensi
Ananditya, A. D., & Hidayat, W. (2017). Pengaruh Kualitas Produk Wisata,
Kualitas Pelayanan dan Promosi Terhadap Kepuasan Pengunjung Objek
Wisata Goa Kreo Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 6(2), 98-
106.

Aprilia, E. R., Sunarti, S., & Pangestuti, E. (2017). Pengaruh daya tarik wisata
dan fasilitas layanan terhadap kepuasan wisatawan di Pantai
Balekambang Kabupaten Malang (Doctoral dissertation, Brawijaya
University).

Fitriani, M., Syaparuddin, S., & Edy, J. K. (2021). Analisis faktor–faktor yanng
mempengaruhi minat kunjungan ulang wisatawan ke Kebun Binatang
Taman Rimba Provinsi Jambi. e- Jurnal Perspektif Ekonomi dan
Pembangunan Daerah, 10(1), 19-28.

Handayani, S., Wahyudin, N., & Khairiyansyah, K. (2019). Fasilitas,


Aksesibilitas Dan Daya Tarik Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan.
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 20(2), 123- 133.

Nurlestari, A. F. (2016). Pengaruh daya tarik wisata terhadap niat kunjungan


ulang wisatawan dengan kepuasan wisatawan sebagai variabel intervening
pada Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor. Jurnal Pariwisata, 1.

Priyanto, R., & Mahfud, I. (2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap


Kepuasan Pengunjung di Monumen Nasional Jakarta. Altasia Jurnal
Pariwisata Indonesia, 1(2), 53-60.

Wardani, N. R., & Fitriani, D. (2017). Analisis Pengaruh Daya Tarik Wisata
terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Studi Pada Wisatawan
Kebun Binatang Gembiraloka Zoo Yogyakarta). Jurnal Fokus
Manajemen Bisnis, 7(2), 194-204.
DAFTAR PUSTAKA

Coban, S. (2012). The Effects of the Image of Destination on Tourist Satisfaction and Loyality
: The Case of Cappadocia.

Dhiani, H. P. (2020). Pengaruh Experiential Marketing Dan Kualitas Pelayanan Terhadap


Behavioral Intentions Wisatawan Ekowisata Studi Kasus: Kebun Raya Bogor. Jurnal
Pemasaran Kompetitif, 1(4).

Fretes, R., Santoso, P., Soenoko, R., & Astuti, M. (2013). Strategi Perencanaan Dan
Pengembangan Industri Pariwisata Dengan Menggunakan Metode Swot Dan Qspm
(Studi Kasus Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon). Rekayasa Mesin, 4(2), 109–
118.

Haban, Y., Koleangan, R. A., & Kawung, G. M. (2019). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah kunjungan dan nilai ekonomi kebun raya Bogor. Jurnal
Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah, 18(4).

Junaida, E. (2019). Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Word Of Mouth terhadap Keputusan
Wisata Berkunjung ke Taman Hutan Kota di Kota Langsa. Jurnal Samudra Ekonomi
dan Bisnis, 10(2), 146-155.

Kotler, P. & Keller, K.L. (2006). Markerting Management (14th ed.). England: Pearson
Education Limited.

Kotler, P. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 13. Jakarta: Erlangga

Nazareth, L. (2007). he Leisure Economy: HowChanging Demographics, Economics, and


Generational Attitudes Will Reshape Our Lives and Our Industries

Nurlestari, Ajeng Fitri. (2016). Pengaruh daya tarik wisata terhadap niat kunjungan ulang
wisatawan dengan kepuasan wisatawan sebagai variabel intervening pada Taman
Safari Indonesia Cisarua Bogor. Jurnal Pariwisata, 1.

Rosita, R., Marhanah, S., & Wahadi, W. H. (2016). Pengaruh Fasilitas Wisata Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengunjung Di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta.
Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, 13(1).

Sopyan, S., & Widiyanto, I. (2015). Analisi Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Berkunjung Ulang Pengunjung dengan Kepuasan
Pengunjung Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Cagar Budaya Gedung
Lawang Sewu) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis).

Tjiptono, F. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi

Ofset. Utama, D. I. (2016). pengantar pariwisata. Jakarta: Deepublish

Publisher.

Zaenuri, Muchamad. 2012. Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah: Konsep dan


Aplikasi. Jogjakarta: e-Gov Publishing.

Zen, Z. W., Albar, B. B., & Mayasari, H. (2017). Daya Tarik Wisata Dan Promosi Terhadap
Keputusan Memilih Objek Wisata Kawasan Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan.
Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 8(1), 1–12.

Anda mungkin juga menyukai