Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR PERMINTAAN INDUSTRI PARIWISATA

NAMA ANGGOTA LKELOMMPOK :

Anak Agung Putri Pratintya Sukawati ( 2213081048 )


Anak Agung Gede Agung Kertiasa ( 2213081050 )
Ni Ketut Suratni ( 2213081082 )
Ni Gusti Ayu Dwi Pratiwi ( 2213081090 )

UNIVERSITAS HINDU NEGERI


IGUSTIBAGUS SUGRIWA DENPASAR
TAHUN AJARAN
2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah faktor permintaan industry pariwisata tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah di Universitas
Hindu Negeri. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Faktor Permintaan Industri Pariwisata

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen


mata kuliah Ekonomi pariwisata . Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latr Belakang


Obyek wisata yang ada di Indonesia merupakan salah satu dari kekayaan alam yang
patut untuk dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi
keindahannya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat
wisatawan untuk mengunjunginya. Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian
telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah Negara, terlebih bagi
Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan
adanya daya tarik wisata cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah
budaya dan kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat
terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan
prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha
mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Dari latar belakang diatas
maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai “Faktor Permintaan dalam
Bisnis Parawisata

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana sifat permintaan pariwisata?
 Bagaimana perilaku konsumen dalam pariwisata?
 Apa saja variable-variabel yang mempengaruhi permintaan pariwisata?
 Apa saja batasan-batasan dalam permintaan pariwisata

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui sifat permintaan pariwisata.
 Untuk mengetahui perilaku konsumen dalam pariwisata.
 Untuk mengetahui variable-variabel apa saja yang mempengaruhi permintaan
pariwisata.
 Untuk mengetahui batasan-batasan dalam permintaan pariwisata
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SIFAT PERMINTAAN PARIWISATA


Permintaan dalam bisnis pariwisata adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan
mampu dibeli oleh konsumen atau wisatawan pada tingkat harga tertentu dan pada waktu
tertentu dalam bisnis pariwisata
Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata
adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambahan terhadap barang dan jasa
sebagai satu kesatuan produk yang nyata (real goods) ataupun yang berupa jasa–jasa (service)
yang dihasilkan melalui proses produksi. Dimaksud dengan “product” dalam ilmu ekonomi,
adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan
bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu barang (product) yang
dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor
utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan
sebagaiberikut:
1.Harga
Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbal
balikpada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang
begitupula sebaliknya.
2.Pendapatan
Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah tujuan
wisatasebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat
sebuahusaha pada daerah tujuan wisata jika dianggap menguntungkan.
3.Sosial Budaya
Adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apa yang ada di negara
calonwisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan
4.Sosial dan Politik
Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah Tujuan Wisata dalam situasi
amandan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan kenyataan, maka sospol
akansangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya permintaan.
5.Intensitas
KeluargaBanyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata halini
dapatdiratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah
satukeluargatersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu
sendiri.
6.Harga Barang Substitusi
Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek
permintaan,dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti DTW yang
dijadikan cadangandalam berwisata seperti: Bali sebagai tujuan wisata utama di Indonesia,
akibat suatu dan lain halBali tidak dapat memberikan kemampuan dalam memenuhi syarat-
syarat daerah tujuanwisatasehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah
tujuannya ke daerah terdekat sepertiMalaysia dan Singapura.
7.Harga Barang Komplementer
Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang
komplementeradalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan
pariwisata barangkomplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan
objek wisatalainnya.
Menurut Yoeti (2008:123-128) terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhipermintaan pariwisata antara lain sebagai berikut:
1. General Demand FactorsSecara umum permintaan terhadap barang dan jasa industri
pariwisata tergantung pada hal-halsebagai berikut:
a. Purchasing powerKekuatan untuk membeli banyak ditentukan oleh disposible income yang
erat kaitannya dengantingkat hidup (standard of living) dan intensitas perjalanan (travel
intensity) yang dilakukan.Semakin besar pendapatan yang bebas digunakan akan semakin
besar kemungkinan perjalananyang diinginkan.
b. Demographic structure and trendsBesarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk
akan mempengaruhi permintaan terhadapproduk industri pariwisata. Negara yang memiliki
penduduk banyak tetapi pendapatanperkapitanya kecil akan memiliki kesempatan kecil untuk
melakukan perjalanan wisata.Faktor lain adalah struktur usia penduduk. Penduduk yang
masih muda dengan pendapatan rata-rata relatif tinggi akan lebih besar pengaruhnya
dibanding denangan penduduk yang berusiapensiun.
c. Sosial and cultural factorsIndustrialisasi tidak hanya menghasilkan struktur pendapatan
masyarakat relatif tinggi, jugameningkatkan pemerataan pendapatan dalam masyarakat
sehingga memungkinkan memilikikesempatan melakukan perjalanan wisata untuk
menghilangkan kejenuhan bekerja, menghilangkanstrees, sehingga melakukan rekreasi sudah
merupakan keharusan.
d. Travel motivations and attitudesMotivasi untuk melakukan perjalanan wisata sangat erat
hubungan dengan kondisi sosial danbudaya masyarakatnya. Masih eratnya hubungan
kekeluargaaan masyarakat dan sering melakukansaling berkunjung membuat perjalanan akan
sering dilakukan dan tentunya akan meningkatkanpermintaan untuk melakukan perjalanan
wisata.
e. Opportunities to travel and tourism marketing intensityAdanya insentif untuk melakukan
perjalanan wisata akan meningkatkan perjalanan wisata keseluruh dunia seperti meeting,
incentive, convention and exhibition (MICE). Kesempatan untukmelakukan perjalanan wisata
tidak hanya karena biaya perjalanan ditanggung perusahaan, jugamemberi kesempatan
kepada keluarga ikut melakukan perjalanan wisata, anak dan istrimendampingi suami dalam
berpartisipasi dalam suatu konferensi tertentu.
2. Factors Determining Specific Demand
Faktor-faktor yang akan mempengaruhi permintaan khusus terhadap daerah tujuan wisata
tertentuyang akan dikunjungi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
a. HargaPada kebanyakan industri jasa harga biasanya menjadi masalah kedua karena yang
terpentingadalah kualitas yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan sesuai
dengan waktu yangdiinginkan. Dalam kepariwisataan sudah biasa dilakukan price
differentiation secara umumsebagai suatu strategi dalarn pemasaran. Sebagai contoh misalnya
sedikitnya dijumpai 15 tarifperjalanan round trip yang disusun oleh International Air
Transportation Association (IATA)berdasarkan musim, rata-rata lamanya tinggal, umur
penumpang, dan pelayanan ditempat tujuan.
b.Daya tarik wisataKeputusan untuk melakukan perjalanan lebih banyak menyangkut
pernilihan daerah tujuan wisata.Pemilihan ini ditentukan oleh daya tarik yang terdapat di
daerah yang akan dikunjungi.
c. Kemudahan berkunjungAksesibilitas ke daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi banyak
mempengaruhi pilihanwisatawan, wisatawan menginginkan tersedianya macam-macam
transportasi yang dapatdigunakan dengan harga yang bervariasi. Karena biaya transportasi
akan mempengaruhi biayaperjalanan secara keseluruhan. Tersedianya prasarana yang
memadai akan menjadi pilihan sepertibandara yang nyaman dan bersih, jalan yang tidak
berlubang-lubang menuju obyek wisata,tersedianya tenaga listrik dan air bersih.
d. Informasi dan layanan sebelum kunjunganWisatawan biasanya memerlukan pre-travel
service didaerah tujuan wisata yang mereka kunjungidan tersedia tourist information service
yang dapat menjelaskan tempat-tempat yang akandikunjungi wisatawan, kendaraan yang
digunakan, waktu perjalanan dan keperluan yangdibutuhkan.
e. CitraWisatawan memiliki kesan dan impian tersendiri tentang daerah tujuan wisata yang
akandikunjungi. Citra dari daerah tujuan wisata akan mempengaruhi permintaan
wisata daerah tersebut.

2.2 PERILAKU KONSUMEN DALAM PARIWISATA


Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
denganpencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa
demimemenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasarikonsumen untuk membuat keputusan pembelian.Konsumen adalah seseorangyang
menggunakan barang atau jasa. Konsumendiasumsikan memilikiin formasi atau pengetahuan
yang sempurna berkaitan dengan keputusan
konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang
digunakandan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk
suatu periodekonsumsi.Berikut ini adalah wujud dari konsumen:
1.Personal ConsumerKonsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk
penggunaannya sendiri.
2.Organizational ConsumerKonsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan danmenjalankan organisasi tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang harus
dicermatiolehseorang pengusaha, antar lain:
1. Faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik lingkungan keluarga, pendidikan
danlingkungan sosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang mempunyai pengaruh besar
bagiperilaku konsumen.Hal ini karena terkait dengan kebiasaan bangsa Indonesia yang
dalamkehidupannya seringkali mengikuti tren kelompok. Ketika ramai tren pakaian yang
ketat, makasemua orang akan berubah yang sama dengan mayoritas.
2. Perlunya pengusaha memperhatikan sumberdaya konsumen, seperti waktu luang
yangdimiliki,perhatian terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli masyarakat
sasaranpasar. Faktor yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah sikap dan gaya hidup
darikonsumen yang ingin ditujupengusaha dalam memproduksi barang dan jasa.
3. Situasipsychologisyang melingkupi saat peluncuran produk dan jasa kepada costumer.
Disinilahpentingnya pengusaha untuk mampu mengelola informasi yang komprehensif
tentang perilakukonsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting, jika costumer karena
kondisipsychologisnya, seringkaliberubah sikap dan perilakunya dalam mengkonsumsi suatu
produkdan jasa yang ditawarkan.
4. Faktor lainnya yang juga harus mendapat perhatian pengusaha adalah pandangan agama
atasproduk dan jasa yang diluncurkan. Di Indonesia yang terkenal agamis,
penting memperhatikan ini,karena kalau dalam pandangan agama terdapat kandungan yang
dilarang dalam produk sudahpasti akanterjadi penolakan besar-besaran di masyarakat.
5. Gaya hidup adalah gambaran hidup seseorang yang tercermin pada ekspresi di setiap
aktivitas,hasrat serta keingingan, dan pendapat-pendapat yang tercetus daripadanya. Gaya
hidup ataulifestyle juga berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia, nilai nilai
hubungan sosial,kondisi ekonomi, bahkan juga berdampak pada faktor-faktor
lingkungan.Pada konteks pariwisata, gaya hidup juga berhubungan dengan aktivitas, hobi,
pendapat, yangmemainkan peranan penting pada perilaku konsumen. Perilaku konsumen
pariwisata dapatdikelompokkan menjadi beberapa tipologi sebagai dasar dari aspek sosilogi
pengambilankeputusan oleh pelaku pariwisata untuk memilah konsumennya agar dapat
memberikanpelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen.Informasi tentang kebutuhan
riil wisatawan sangat berhubungan dengan perilaku konsumen,danmerupakan informasi
penting bagi pengelola pariwisata dalam melakukan pengembanganpariwisata agar sesuai
dengan segmentasi wisatawan. Perilaku konsumen melekat pada
tipologikonsumenpariwisata, dan juga adalah gambaran dari gaya hidup wisatawan yang
berdampakpada aktivitas wisatawan pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.
2.3 TIPE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
PARIWISATA
Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang
harusdiperhatikandalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
a.Attraction(daya tarik)
Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki
dayatarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat danbudayanya.
b.Accesable(transportasi)
Accesabledimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah
dalampencapaian tujuan ke tempat wisata.
c.Amenities(fasilitas)
Amenitiesmemang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agarwisatawan dapat
dengankerasan tinggal lebih lama di DTW .
d Ancillary (kelembagaan)
Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari
DTWapabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of
tourism) dan terlindungi.
Menurut Smith, 1988 (dalam Pitana, 2005) mengklasifikasikan berbagai barang dan
jasayang harus disediakan oleh daerah tujuan wisata menjadi enam kelompok besar, yaitu:
1.Travel preparation, sebelum membeli paket wisata akan terlebih dahulu
memerlukaninformation, advice, reservations, tickets and vouchers, money exchanges, travel
clothing andequipments.
2.Movement, dalam perjalanan wisatawan memerlukan transportation to and from
destination,sightseeing and tours, safaries, act at the tourist destination.
3.Accommodation and catering, setibanya pada suatu daerah tujuan wisata wisatawan
akanmemerlukan hotel and motel rooms, camping sites and restaurant, bar and cafe.
4.Activities at the destination, didaerah tujuan wisata wisatawan memerlukan entertaiment,
sportssightseeing, snooping, visit to museums.
5.Purchases and personal needs, sebagai kenang-kenang pada suatu daerah tujuan
wisatawisatawan akan membeli bermacam-macam oleh-oleh dalam bentuk purchases of
personalitems, clothing, medical care, souvenirs dan lain-lain.
6.Recording an preserving impressions, untuk keperluan dokumen perjalanan
wisatawanmemerlukan purchases of film, camera, photos or studio shooting dan lain-lain.
Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran pariwisata harus dapat
menjelaskan:
-Apa yang akan ditawarkan
-Apa saja atraksi yang ditawarkan.
-Apa saja jenis transportasi yang dapat digunakan.
-Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata.
-Siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara pembelian paket wisata yang akan dibeli

2.4 BATASAN-BATASAN DALAM PERMINTAAN PARIWISATA


Hermann V. Schuralard (1910), yang dimaksud kepariwisataan disini adalah
sejumlahkegiatan,terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian yang secara langsung
berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing
keluar masuk kota,daerah atau Negara.
E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai
berikut:"Pariwisata dalam pengertian modern adalah merupakan fenomena dari jaman
sekarang yangdidasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang
sadar danmenumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan
olehbertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil
dari padaperkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada
alat-alatpengangkutan".
Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis sebagai
berikut:Keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman
orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak
tinggalmenetap dan tidak memperolehpenghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.
Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada prinsipnya
kepariwisataanmencakup semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut
berhubungan dengan rekreasidanpertamasyaan. Ada beberapa faktor yang penting dalam
pemberian batasan suatu definisipariwisata,yaitu:
-Perjalanan dilakukan sementara waktu
-Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya
-Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi-
Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang
dikunjunginyadansemata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kegiatan pengembangan kepariwisataan sangatlah penting di era ini,
dikarenakankepariwisataan ini mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi daerah
pariwisatatersebut pada khususnya dan Negara pada umumnya. Oleh karena itu sangat
pentinglah didalampenawaran pariwisata harus menggunakan dan menjalankan aspek-aspek
penawaran pariwisataseperti adanya daya tarik dari daerah pariwisata tersebut yang unik,
tersedianya transportasi sertainfrastruktur sarana dan prasarana yang memadai serta adanya
satu kelembagaan yang mewadahidaerah-daerah pariwisata tersebut sehingga pada nantinya
mampu menarik para wisatawanuntuk berkunjung dan kerasan berada didaerah
pariwisata tersebut

DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Hadinoto K, 1996.Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Penerbit
UniversitasIndonesia:Jakarta
Spillane J, 1987, Ekonomi Pariwisata Sejarah Dan Prospeknya. Cetakan kanesius,
Yokjakarta.
Gamal Suwantoro, Dasar- Dasar Pariwisata.Yokjakarta : Andi 2004
WEB :
Fakultas Ekonomi Online. (2016). Tersedia :
http://fekool.blogspot.co.id/2016/03/permintaan-pariwisata.html fekool fakultas eko.online.
Diakses pada 5 Oktober 2017
Rahayu, Sripanca. (2012).Aspek-aspek Ekonomi Pariwisata, [Online]. Tersedi
:http://sripancarahayu.blogspot.com/2012/12/aspek-aspek-ekonomi-pariwisata.html. Diakses
pada5 Oktober 2017
Munavizt, Setzer. (2012).Manfaat Pariwista terhadap Sektor Permintaan,[Online].
Tersedia:http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/04/manfaat-pariwisata-terhadap-
sektor-permintaan.html. Diakses pada 5 Oktober 2017
Wikipedia.(2013). Permintaan BisnisPariwisata,[Online].
Tersedi:http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata.Bisnis.Pariwisata. Diakses
pada 5 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai