Anda di halaman 1dari 12

BISNIS PARIWISATA

SAP IV
PERMINTAAN DALAM BISNIS PARIWISATA

Oleh : Kelompok 7

Dhita Pricillia Djohan (1607522147)


Elva Otivia (1607522148)
I Gusti Agung Ajeng Nawang Ratih (1607522149)
A.A Gde Garga Ghannesvara D. (1607522152)
I Made Agus Priastana (1607522153)

MANAJEMEN NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
1) Sifat Permintaan Pariwisata

Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka
pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambahan
terhadap barang dan jasa sebagai satu kesatuan produk yang nyata (real goods)
ataupun yang berupa jasa–jasa (service) yang dihasilkan melalui proses produksi.
Dimaksud dengan “product” dalam ilmu ekonomi, adalah sesuatu yang dihasilkan
melalui proses produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari
suatu proses produksi tidak lain adalah suatu barang (product) yang dapat
digunakan untuk berbagai tujuan guna untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005),

faktor-faktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Harga

Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbal
balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan
berkurang begitu pula sebaliknya.

2. Pendapatan

Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih


daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan
bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah tujuan
wisata jika dianggap menguntungkan.

3. Sosial Budaya

Adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda


dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka,
peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi hal ini
akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian
pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola piker budaya
wisatawan.
4. Sosial dan Politik

Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah Tujuan Wisata
dalamsituasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan
kenyataan, maka sospolakan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya
permintaan.

5. Intensitas Keluarga

Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata hal
ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur
dari salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari
kepentingan wisata itu sendiri.

6. Harga Barang Substitusi

Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam

aspek permintaan, dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai

pengganti DTW yang dijadikan cadangan dalam berwisata seperti: Bali sebagai

tujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat

memberikan kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan wisata

sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah

terdekat seperti Malaysia dan Singapura.

7. Harga Barang Komplementer


Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer
adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang
komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisatalainnya.

Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor penting yang
menentukan permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal
wisatawan antara lain, jumlah penduduk (population size), kemampuan
finansial masyarakat (financial means), waktu senggang yang dimiliki
(leisure time), sistem transportasi, dan sistem pemasaran pariwisata yang
ada.

Sedangkan, Gamal Suwanto (2004:48) berpendapat bahwa permintaan


(demand) terhadap hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomis. Terjadinya kekacauan, peperangan
atau bencana alam akan mengakibatkan permintaaan berkurang. Sebaliknya
bilamana musim berlibur dengan kondisi normal, permintaan akan meningkat,
sehingga kadang terjadi kekurangan dalam supply.

2) Perilaku Konsumen dalam Pariwisata

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang


berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan,
serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen


diasumsikan memilikiin formasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan
keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi,
teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi
julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

Berikut ini adalah wujud dari konsumen:

1. Personal Consumer, Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk
penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer, Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang harus


dicermati olehseorang pengusaha, antar lain:

1. Faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik lingkungan keluarga,


pendidikan dan lingkungan sosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang
mempunyai pengaruh besar bagi perilaku konsumen.Hal ini karena terkait dengan
kebiasaan bangsa Indonesia yang dalam kehidupannya seringkali mengikuti tren
kelompok. Ketika ramai tren pakaian yang ketat, maka semua orang akan berubah
yang sama dengan mayoritas.

2. Perlunya pengusaha memperhatikan sumberdaya konsumen, seperti waktu luang yang


dimiliki,perhatian terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli masyarakat sasaran
pasar. Faktor yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah sikap dan gaya hidup dari
konsumen yang ingin ditujupengusaha dalam memproduksi barang dan jasa.

3. Situasi psychologis yang melingkupi saat peluncuran produk dan jasa kepada costumer.
Disinilah pentingnya pengusaha untuk mampu mengelola informasi yang komprehensif
tentang perilaku konsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting, jika costumer karena
kondisi psychologisnya, seringkaliberubah sikap dan perilakunya dalam mengkonsumsi suatu
produk dan jasa yang ditawarkan.

4. Faktor lainnya yang juga harus mendapat perhatian pengusaha adalah

pandangan agama atas produk dan jasa yang diluncurkan. Di Indonesia yang

terkenal agamis, penting memperhatikan ini,karena kalau dalam pandangan

agama terdapat kandungan yang dilarang dalam produk sudah pasti akanterjadi

penolakan besar-besaran di masyarakat.

Gaya hidup adalah gambaran hidup seseorang yang tercermin pada ekspresi
di setiap aktivitas, hasratserta keingingan, dan pendapat-pendapat yang tercetus
daripadanya. Gaya hidup atau lifestyle juga berdampak pada setiap aspek
kehidupan manusia, nilai nilai hubungan sosial, kondisi ekonomi, bahkan juga
berdampak pada faktor-faktor lingkungan.

Pada konteks pariwisata, gaya hidup juga berhubungan


dengan aktivitas, hobi, pendapat, yang memainkan peranan
penting pada perilaku konsumen. Perilaku konsumen
pariwisata dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipologi
sebagai dasar dari aspek sosilogi pengambilan keputusan oleh
pelaku pariwisatauntuk memilah konsumennya agar dapat
memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan
konsumen.

3) Tipe Variabel-Variabel yang mempengaruhi Permintaan Pariwisata

1. Aspek Penawaran Pariwisata

Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikandalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Attraction (daya tarik)

Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti
memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat
danbudayanya.

b. Accesable (transportasi)

Accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan


mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.

c. Amenities(fasilitas)

Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata


agarwisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW.

d. Ancillary(kelembagaan)
Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan
mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan,
(protection of tourism) dan terlindungi.

Menurut Smith, 1988 (dalam Pitana, 2005) mengklasifikasikan


berbagai barang dan jasa yang harusdisediakan oleh daerah tujuan
wisata menjadi enam kelompok besar, yaitu:

a.Transportation

b.Travel services

c.Accommodation

d.Food service

e.Activities and attractions (recreation culture/entertainment)

f.Retail goods.

Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran harus dapat
menjelaskan:

a. Apa yang akan ditawarkan.

b Apa saja atraksi yang ditawarkan.

c. Apa saja jenis transportasi yang dapat digunakan.

d. Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata.

e. Siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara pembelian paket wisata

yang akan dibeli.

2. Aspek Permintaan Pariwisata

Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan faktor lain
yangmempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Harga
Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau
timbalbalik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun
akan berkurangbegitu pula sebaliknya.

b. Pendapatan

Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk


memilih daerahtujuan wisata sebagai tempat berlibur akan
semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawanmembuat sebuah
usaha pada Daerah Tujuan Wisata jika dianggap menguntungkan.

c. Sosial Budaya

Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apayang ada di
negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akantinggi
hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai
khasanahkekayaan pola pikir budaya wisatawan.

d. Sospol (Sosial Politik)

Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah TujuanWisata


dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan
dengankenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak dan
pengaruhnya dalam terjadinyapermintaan.

e. Intensitas Keluarga

Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan


wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka
keinginan untuk berlibur darisalah satu keluarga tersebut akan semakin
besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itusendiri.

f. Harga barang substitusi

Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam
aspek permintaan, dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti
daerah tujuan wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata, seperti: Bali
sebagaitujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak
dapat memberikan kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan
wisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke
daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura.

g. Harga barang komplementer

Harga barang komplementer merupakan sebuah barang yang saling membantu atau
dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana
apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang
saling melengkapi dengan objek wisata lainnya.

Menurut Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa


faktor penting yang menentukanpermintaan pariwisata berasal
dari komponen daerah asal wisatawan antara lain:

* Jumlah penduduk (population size)

* Kemampuan finansial masyarakat (financial means)

* Waktu senggang yang dimiliki (leisure time)

* Sistem transportasi

* Sistem pemasaran pariwisata yang ada

Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari:

v Jumlah penduduk dari suatu negara asal wisatawan.

v Pendapatan perkapita dari suatu negara asal wisata.

v Lamanya waktu senggang yang dimiliki.Berhubungan dengan musim di suatu

negara.

v Kemajuan teknologi informasi dan transportasi.

v Sistem pemasaran yang berkembang.


v Keamanan dunia.

v Sosial dan politik serta aspek lain.Berhubungan dengan aspek fisik dan non fisik

wisatawan

4) Batasan-batasan dalam permintaan pariwisata

Hermann V. Schuralard (1910), yang dimaksud kepariwisataan


disini adalah sejumlah kegiatan,terutama yang ada kaitannya
dengan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan
masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing
keluar masuk kota, daerah atau Negara.

E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan

sebagai berikut: "Pariwisata dalam pengertian modern adalah merupakan

fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan

dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap

keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan

berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada

perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari

pada alat-alat pengangkutan".

Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis


sebagai berikut: Keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh
perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat
tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperolehpenghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.

Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada


prinsipnya kepariwisataan mencakup semua macam perjalanan,
asal saja perjalanan tersebut berhubungan dengan rekreasi
danpertamasyaan. Ada beberapa faktor yang penting dalam
pemberian batasan suatu definisi pariwisata,yaitu:

ü Perjalanan dilakukan sementara waktu

ü Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya

ü Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan

atau rekreasi

ü Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang

dikunjunginya dansemata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

http://wisatakaya.blogspot.co.id/2013/01/perilaku-dan-kepuasan-konsumen-
wisatawan.html
https://www.researchgate.net/publication/297282964_Hubungan_Gaya_Hidup_dan_Peril
aku_Wsatawan
https://www.scribd.com/document/263196204/tugas-bisnis-pariwisata

Anda mungkin juga menyukai