Anda di halaman 1dari 21

ANALISA MANAJEMEN DAN STRATEGI BISNIS PADA RESTO IKAN BAKAR

BAB I

PENDAHULUAN

Kota Surakarta, yang sering disebut Kota Solo, merupakan pusat wisata
budaya dan bisnis kreatif. Kota Surakarta memiliki banyak potensi yang menarik
wisatawan sebagai kota yang termasuk pada banyak perusahaan kreatif dengan latar
belakang budaya, salah satunya adalah sektor makanan. Usaha pariwisata merupakan
sumber pendapatan daerah yang signifikan bagi kota Surakarta. Surakarta terus
memperkuat industri pariwisatanya, termasuk lokasi wisata, event wisata, dan
infrastruktur pendukung, guna membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
Meningkatnya kecenderungan individu yang gemar melakukan perjalanan wisata,
baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata minat khusus, dapat dianggap
sebagai bukti kebangkitan industri pariwisata di Kota Surakarta.

Dunia kuliner Kota Surakarta masih terus berkembang. Wisata kuliner


merupakan salah satu jenis wisata budaya, sehingga perjalanan wisata ini memiliki
nilai tersendiri di mata wisatawan. Surakarta memiliki berbagai macam kuliner yang
menggugah selera dengan kualitas rasa yang tak terbantahkan. Makanan dan
minuman merupakan salah satu peluang usaha di Kota Surakarta dengan tingkat
perkembangan yang pesat mengingat makanan dan minuman merupakan salah satu
kebutuhan pokok masyarakat dari berbagai kalangan.

Kota Surakarta menawarkan berbagai kuliner lezat yang tersebar di beberapa


lokasi. Gladag Langen Bogan, atau lebih sering disebut Galabo, menggabungkan
berbagai kelezatan gastronomi ini. Galabo menawarkan ide modern dan merupakan
tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Wisatawan lokal maupun
mancanegara jelas menyempatkan diri untuk mengunjungi lokasi ini. Belum lagi
berapa banyak orang yang datang ke sini pada akhir pekan dan hari libur,
berkontribusi pada kehidupan malam yang berbeda. Galabo populer di kalangan
pecinta kuliner karena posisinya yang strategis dan kemudahan aksesnya.

Hanya pelaku usaha yang memiliki keunggulan kompetitif yang dapat


bertahan dalam persaingan dunia usaha yang sangat kompetitif, khususnya yang
memahami selera dan permintaan pelanggan serta mampu memenuhi kebutuhan dan
menawarkan kepuasan lebih baik dari pesaingnya. Pelaku usaha dengan keunggulan
kompetitif dapat membujuk pelanggan atau calon konsumen untuk mengambil
keputusan tertentu. Memahami perilaku konsumen sangat penting untuk kesuksesan
perusahaan. Alasan mendasar untuk memahami perilaku pembelian konsumen adalah
karena menciptakan kesenangan pelanggan adalah salah satu pendekatan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Memahami perilaku konsumen memungkinkan pemasar
untuk memahami apa yang diantisipasi pelanggan, yang mengarah pada kebahagiaan
pelanggan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, antara


lain: (1) faktor budaya dan kelas sosial, (2) faktor sosial seperti kelompok referensi,
keluarga, peran, dan status, (3) faktor pribadi seperti usia dan tahapan siklus hidup,
pekerjaan, ekonomi, dan kepribadian, gaya hidup, dan konsep diri, dan (4) faktor
psikologis seperti motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka perlu dilakukan studi tentang perilaku
konsumen dalam melakukan pemilihan pembelian makanan di Galobo. Harga,
kualitas makanan-minuman, kualitas layanan, dan dari mulut ke mulut semua
memainkan peran utama dalam mempengaruhi keputusan pembelian makanan dan
menu pelanggan.

Pengambilan keputusan pembelian adalah sub bidang penting dari pemasaran


yang mengeksplorasi bagaimana orang, kelompok, dan organisasi memilih,
memperoleh, mengkonsumsi, dan menggunakan barang, jasa, ide, atau pengalaman
untuk memenuhi keinginan dan keinginan mereka. Penelitian tentang pengambilan
keputusan pembelian sangat penting karena jumlah persaingan dalam memperebutkan
keputusan konsumen dalam memilih barang untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka semakin meningkat.

Keputusan pembelian dibuat oleh pelanggan untuk melakukan pembelian produk


dengan hati-hati untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi mereka. Perilaku
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian dipengaruhi oleh empat unsur,
yaitu sebagai berikut:

a) Aspek budaya Budaya adalah prediktor paling mendasar dari keinginan dan
perilaku. Budaya adalah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok orang dan
diturunkan dari generasi ke generasi.
b) Faktor interaksi sosial Tiga aspek sosial mempengaruhi keputusan pembelian:
(1) Keluarga. Anggota keluarga mempengaruhi keputusan belanja satu sama
lain. (2) Kelompok referensi Kelompok yang dapat memberikan
referensi/referensi memiliki dampak langsung atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang. Kelompok acuan adalah kumpulan
orang/kelompok yang dijadikan sebagai pembanding individu dalam hal nilai,
sikap, dan perilaku. Konsumen akan menilai suatu produk setelah
menggunakannya, dan ini akan mendorong mereka untuk membicarakan,
mempromosikan, dan menyarankan produk tersebut kepada orang lain. (3)
Posisi dan status Semakin besar posisi seseorang dalam suatu perusahaan,
semakin tinggi statusnya, yang dapat berpengaruh langsung pada kebiasaan
pembeliannya.
c) Pribadi. Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh empat (4) karakterisitik
pribadi, yaitu:
1) Usia dan siklus hidup sebuah keluarga Sepanjang hidup mereka, orang
membeli berbagai komoditas dan jasa, dan setiap aktivitas konsumsi
dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga. Usia mempengaruhi selera dalam
pakaian, masakan, dan produk lainnya.
2) Pekerjaan dan iklim ekonomi Kebiasaan konsumsi dapat dipengaruhi oleh
pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang. Keputusan pembelian
biasanya dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang, seperti
pendapatan, tabungan, hutang, dan sikap mereka terhadap pengeluaran
atau tabungan. Menurut Ferdinand (2006), penetapan harga merupakan
komponen penting dalam pemasaran karena dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen karena berbagai alasan. Salah satu pemicu
utama untuk meningkatkan efektivitas pemasaran dan mempengaruhi
keputusan pembelian adalah alasan ekonomi, yang menunjukkan bahwa
penetapan harga terlalu rendah atau terlalu kompetitif.
3) Gaya hidup. Gaya hidup seseorang adalah pola hidupnya yang
ditunjukkan oleh aktivitas, minat, dan sikapnya. Istilah "gaya hidup"
mengacu pada interaksi seluruh orang dengan lingkungannya. Status sosial
ekonomi seseorang juga tercermin dari gaya hidupnya.
4) Kepribadian. Kepribadian adalah kualitas intrinsik psikologis dengan
banyak kualitas yang mungkin mempengaruhi perilaku pembelian.
d) Psikologis. Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh empat (4) aspek
psikologis, yaitu:
1) Motivasi. Motivasi pembelian adalah faktor dan pengaruh yang
mempengaruhi orang untuk melakukan pembelian. Motivasi pembelian
diklasifikasikan menjadi dua kategori: motivasi intelektual dan motivasi
emosional.
2) Persepsi. Persepsi adalah proses melalui mana seorang individu memilih,
mengatur, dan menafsirkan informasi yang diberikan untuk membangun
gambaran. Persepsi dipengaruhi tidak hanya oleh input fisik, tetapi juga
oleh lingkungan dan keadaan individu. Perspektif yang dibentuk oleh
kontak antara klien dan fasilitas layanan mempengaruhi kualitas layanan
yang bersangkutan di mata pelanggan. Persepsi mengacu pada lingkungan
sekitar dan kontak antara pelanggan dan fasilitas layanan, dan itu
terhubung dengan kualitas layanan yang diberikan oleh produsen kepada
konsumen saat membuat keputusan pembelian.
3) Keyakinan dan Sikap. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk
atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Sikap juga sama
pentingnya dengan kepercayaan karena tingkah laku akan menunjukan
apakah konsumen menyukai suatu produk atau tidak.
4) Pembelajaran. Merupakan proses yang meliputi perubahan-perubahan
pada diri seseorang yang berkembang dari pengalaman. Saat orang
bertindak, mereka bertambah pengetahuannya. Pembelajaran meliputi
perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan sebagian
besar dari perilaku manusia merupakan hasil dari belajar.
BAB II

TELAAH PUSTAKA

1.1 Definisi Sikap


Sikap individu sangat terkait erat dengan kualitas pribadi mereka. Sikap
individu sering dipahami sebagai tindakan yang dilakukan dalam menanggapi
sesuatu. Sikap digambarkan sebagai sikap atau tanggapan seseorang terhadap
suatu barang, yang selanjutnya mengarah pada perilaku individu tertentu terhadap
barang tersebut.
Memahami sikap atau sikap sebagai reaksi terhadap keyakinan atau perasaan
individu terhadap suatu hal Meskipun tujuannya sama, tidak semua orang
memiliki sikap yang sama; itu dapat dipengaruhi oleh keadaan, pengalaman,
informasi, dan kebutuhan individu. Sikap seseorang terhadap suatu objek
membentuk perilaku individu terhadap benda tersebut.
Sikap adalah sikap atau tanggapan individu terhadap suatu hal yang berupa
penilaian. Sikap juga dapat didefinisikan sebagai manifestasi dari kesadaran
lingkungan. Keberadaan benda-benda di sekitar individu memberikan stimulus,
yang kemudian menyerang indra individu, informasi yang dikumpulkan tentang
objek tersebut kemudian diproses di otak, dan timbul reaksi. Penilaian positif dan
negatif dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu atau pengalaman individu itu
sendiri.

1.2 Karakteristik Sikap


Sikap terdiri dari beberapa karakteristik, yaitu :
a) Sikap selalu memiliki objek, yaitu sesuatu yang penting bagi mereka; objek
sikap bisa berupa ide abstrak seperti konsumerisme atau sesuatu yang aktual.
b) Konsistensi sikap, sikap merupakan representasi dari sentimen konsumen, dan
perasaan tersebut akan tercermin dalam perilakunya. Akibatnya, sikap
konsisten dengan perilaku.
c) Sikap Positif, Negatif, dan Netral menunjukkan bahwa setiap orang memiliki
kelambanan sikap yang berbeda satu sama lain.
d) Intensitas sikap: Ketika seorang pelanggan menunjukkan tingkat kesukaannya
terhadap suatu produk, ia menyampaikan kekuatan sikapnya.
e) Resistensi sikap adalah sejauh mana sikap konsumen dapat berubah.
f) Kegigihan sikap adalah sifat kepribadian yang menentukan bagaimana sikap
berkembang dari waktu ke waktu.
g) Sikap konsumen adalah keyakinan tentang kebenaran sentimen mereka. Sikap
seseorang terhadap suatu objek seringkali memanifestasikan dirinya dalam
konteks suatu keadaan.

1.3 Unsur Unsur Sikap


Ada tiga unsur yang terdapat dalam Sikap, yaitu:
a) Komponen kognitif, seperti pengetahuan, keyakinan, atau ide berdasarkan
informasi terkait objek.
b) Komponen afektif mengacu pada dimensi emosional sikap, yaitu perasaan
yang berhubungan dengan objek. Hal itu dianggap menyenangkan atau
tidak menyenangkan dalam konteks ini.
c) Salah satu predisposisi (kondisi yang siap dibujuk) untuk bertindak pada
objek yang terlibat dalam perilaku atau komponen konatif.

1.4 Pembentukan dan Perubahan Sikap


Komponen internal yang menentukan sikap adalah pilihan individu terhadap
hal yang akan ditangani; tidak semua benda di sekitarnya ditanggapi. Item yang
ditangani secara mendalam adalah objek yang sudah melekat pada individu. Jika
individu sebelumnya telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai
barang tersebut, atau jika objek tersebut merupakan sesuatu yang dibutuhkan,
diinginkan, atau disukai oleh individu tersebut, maka hal ini dapat mempengaruhi
sikap yang muncul, baik positif maupun negatif.
Kekuatan eksternal mencakup dua komponen utama yang mempengaruhi
sikap manusia: 1) Kontak kelompok terjadi ketika individu dikelompokkan
bersama. Setiap anggota kelompok memiliki ciri-ciri perilaku yang berbeda.
Perbedaan ini kemudian memberikan pengetahuan atau contoh yang diikuti untuk
membentuk sikap. 2) Informasi akan diberikan melalui kontak. Informasi
mungkin menawarkan saran, insentif, dan kepercayaan. Informasi yang bersifat
negatif cenderung membangun sikap negatif, sedangkan informasi yang
menginspirasi dan menyenangkan cenderung mengubah atau membentuk sikap
yang baik.
Akibatnya, dapat disimpulkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh
berbagai keadaan, baik internal maupun eksternal. Pengalaman pribadi dan
kondisi emosional merupakan pengaruh internal. Kesan yang baik atau
menyenangkan terhadap suatu objek akan menghasilkan sikap yang positif,
sedangkan pertemuan yang kurang menyenangkan akan membentuk sikap yang
negatif. Sedangkan komponen emosional, lebih khusus kondisi psikologis
individu, emosi minat, kesenangan, dan keinginan akan menghasilkan sikap yang
baik, sentimen kebencian, apatis, dan ketidakpercayaan akan membentuk sikap
negatif. Unsur eksternal yang mempengaruhi sikap meliputi komunikasi, interaksi
sosial, dan pengaruh budaya.

1.5 Teori Sikap


Teori sikap dan perilaku Triandis (1971) dipandang sebagai teori yang dapat
digunakan untuk menjelaskan keahlian, pengalaman, kompetensi, independensi,
dan profesionalisme auditor. Menurut hipotesis, sikap, aturan sosial, dan
kebiasaan mempengaruhi perilaku. Sikap terdiri dari komponen kognitif, yaitu
keyakinan, komponen emosional, yaitu suka atau tidak suka, yang berkaitan
dengan bagaimana perasaan seseorang, dan komponen perilaku, yaitu bagaimana
seseorang ingin berperilaku terhadap sikap.
Robbins (2003) mendefinisikan sikap sebagai pernyataan evaluatif, baik
positif maupun negatif, mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sedangkan
Khikmah (2005) mendefinisikan sikap sebagai pengetahuan tentang
kecenderungan atau disposisi untuk merespon. Variabel individu (faktor internal)
dan kekuatan eksternal mempengaruhi penciptaan atau perubahan sikap. Variabel
individu adalah elemen yang terhubung ke reaksi yang dipilih individu ke dunia
luar. Faktor eksternal adalah hal-hal atau kondisi dari luar yang menjadi pemicu
atau rangsangan untuk menciptakan atau mengubah sikap (Maryani dan Ludigdo,
2001).

1.6 Peran Sikap dalam Pengembangan Strategi Pemasaran


Untuk pemasar, mengukur persepsi pelanggan sangat penting. Pemasar dapat
menemukan segmen manfaat, mengembangkan barang baru, dan menetapkan
serta menilai metode promosi dengan memahami sikap.
Arah suatu produk mempengaruhi sentimen konsumen tentangnya. Pemasar
dapat menentukan kategori pelanggan berdasarkan manfaat produk yang
diinginkan orang dengan pola pikir ini. Barang mobil, misalnya, dapat
dikategorikan berdasarkan kriteria ekonomi, kriteria kinerja, dan sektor mobil
mewah. Segmentasi manfaat sangat penting untuk menargetkan konsumen karena
keuntungan yang diinginkan akan mempengaruhi pandangan dan perilaku mereka
terhadap merek.
Sangat penting untuk memahami persepsi pelanggan. Pengembangan produk
dapat dicapai dengan terlebih dahulu mempelajari persepsi konsumen. Sentimen
pelanggan dapat diukur dengan memberikan survei kepada kelompok target
konsumen yang telah diidentifikasi sebelumnya. Demografi, status sosial
ekonomi, dan gaya hidup semuanya dapat digunakan untuk mendefinisikan
kelompok pelanggan. Berbagai pertanyaan tentang produk yang akan dibuat
diajukan kepada segmen sasaran. Pengembangan produk dilakukan berdasarkan
sikap dan penilaian segmen konsumen.
Sikap konsumen memiliki peran penting dalam pengembangan kampanye
promosi. Misalnya, jika pembeli di ceruk pasar yang ditentukan menginginkan
produk yang mudah dibawa dan dapat menyelesaikan semua masalah untuk
barang komputer laptop, maka strategi periklanan harus berfokus pada portabilitas
dan dengan cepat mengatasi kesulitan. Iklan dapat menggambarkan individu yang
terlalu terbebani dengan masalah dan pekerjaan, misalnya, dan bagaimana,
dengan menggunakan merek laptop tertentu, masalah dan pekerjaan tersebut
dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
BAB III

PEMBAHASAN

1.7 Konsep Bisnis


Manajemen strategis berkaitan dengan pembentukan strategi dan
implementasi rencana melalui penggunaan taktik tertentu, di mana taktik adalah
bagian dari strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti posisi
unggul dalam persaingan atau persaingan. Keunggulan kompetitif didefinisikan
sebagai memiliki keunggulan rata-rata yang lebih besar atas pesaing.
Persaingan didefinisikan sebagai pertarungan antara dua atau lebih organisasi
yang asalnya berkisar dari penyediaan barang atau jasa hingga diskusi ruang rak,
kontrak dengan pemasok, dan interaksi investor. Persaingan bisnis digambarkan
sebagai pembentukan kinerja kemenangan yang konsisten, tidak hanya sekali,
tetapi secara teratur, atas orang lain yang memiliki tujuan yang sama dengan
industri atau perusahaan (keunggulan kompetitif yang berkelanjutan). Dengan
demikian, manajemen strategis adalah desain dan implementasi strategi yang
menggunakan taktik untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan.
Studi lingkungan eksternal dan internal, serta pemilihan strategi tingkat
perusahaan yang menggunakan strategi generik, digunakan dalam pembuatan
strategi. Dua analisis lingkungan eksternal yang digunakan adalah Lingkungan
Jauh, yang mencakup lima elemen: ekonomi, sosial, teknologi,
demografi/lingkungan, dan politik, dan Lingkungan Industri, yang mencakup lima
aspek: hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan
pengganti. , persaingan kompetitif, dan komplementer. Sedangkan lingkungan
internal dianalisis menggunakan pendekatan sumber daya yang dilanjutkan
dengan analisis SWOT, dimana analisis sumber daya merupakan metode yang
menegaskan bahwa untuk memperoleh keunggulan kompetitif, seseorang harus
memiliki kompetensi yang khas. Kompetensi berasal dari dua sumber: sumber
daya khusus dan bakat. Sumber daya keuangan, fisik, sosial, manusia, teknologi,
dan organisasi memungkinkan perusahaan menghasilkan nilai bagi konsumennya.
Sumber daya diklasifikasikan sebagai berwujud (tanah, bangunan, pabrik,
peralatan, uang, dll.) dan tidak berwujud (merek dagang, reputasi, pengetahuan
karyawan dari pengalaman, hak kekayaan intelektual dari paten, hak cipta, dll.),
sedangkan kemampuan mengacu pada keterampilan dalam mengkoordinasikan
sumber daya dan membuatnya produktif, serta aturan, kebiasaan, dan prosedur.
Hasil dari struktur organisasi, sistem pemantauannya, dan metode yang
digunakan perusahaan untuk membuat pilihan dan mengendalikan operasi
internalnya untuk mencapai tujuannya. Analisis SWOT adalah pemeriksaan
terhadap kekuatan atau kekuatan perusahaan, kelemahan atau kelemahan, peluang
atau peluang, dan ancaman atau ancaman. Menurut strategi generik, keunggulan
kompetitif jangka panjang sebanding dengan kuantitas nilai yang diciptakan oleh
perusahaan untuk para pemangku kepentingannya. (1) Kepemimpinan biaya
(strategi kepemimpinan biaya), (2) Diferensiasi (strategi diferensiasi), dan (3)
Fokus pada segmen pasar tertentu adalah tiga strategi generik (strategi fokus).
Sebuah rencana bisnis harus mencakup enam topik: aspek teknis, aspek pasar,
aspek hukum, aspek manajerial, faktor ekonomi dan lingkungan, dan elemen
keuangan. Rencana bisnis penelitian ini hanya membahas masalah hukum,
ekonomi, sosial, pasar, manajemen sumber daya manusia, dan keuangan. Analisis
lingkungan jarak jauh digunakan untuk menggambarkan faktor hukum (politik),
ekonomi, dan sosial. Profil konsumen, potensi pasar masa depan, pangsa pasar
saat ini, analisis kuantitatif dan kualitatif, fitur konsumen, tingkat persaingan,
keunggulan kompetitif, strategi pemasaran, dan rencana pengembangan
pemasaran masa depan adalah bagian dari elemen pasar. Proses analisis pasar
dimulai dengan segmentasi pasar, penargetan pasar, dan penentuan posisi pasar,
kemudian dilanjutkan dengan analisis 4P pemasaran, yang meliputi produk,
harga, lokasi/distribusi, dan promosi. Rekrutmen, penempatan kerja, pelatihan,
pengembangan, dan remunerasi untuk semua jenis karyawan adalah semua aspek
sumber daya manusia. Fungsi SDM dipisahkan menjadi tugas utama dan tugas
sekunder. Kegiatan SDM yang disebutkan dalam rencana bisnis penelitian ini
adalah merekrut, mengembangkan, dan membayar personel.
Sebuah bisnis dapat mengukur biaya dan manfaat dengan membandingkan
pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan uang tunai, biaya modal,
kapasitas proyek untuk mengembalikan dana dalam jangka waktu tertentu, dan
menentukan apakah proyek dapat berkembang secara bertahap. Ini memeriksa
neraca, laba rugi, arus kas, dan metode untuk mengevaluasi investasi di bagian
keuangan. Neraca merangkum nilai aset dan kewajiban perusahaan. Laba dan rugi
didefinisikan sebagai selisih antara penjualan bersih barang-barang yang
dihasilkan selama periode tertentu dan total pengeluaran yang dikeluarkan selama
periode yang sama. The most significant aspect of evaluating an investment is
estimating how much future cash flow will be generated by the venture. Because
cash investments are now likely to provide higher cash returns in the future.
Investment criteria are efforts to construct a complete measure to use as a
foundation for determining whether or not a business is viable, selecting the most
feasible firm among multiple other businesses, or assessing the feasibility of
several enterprises by developing various indexes. The Payback Period and
Return on Investment methodologies were employed in this investigation. The
payback period is the amount of years it takes for a company to recoup its initial
financial investment.

1.8 Analisis Bisnis


A. Analisa Faktor Internal
a) Sumber Daya Manusia
Rekrutmen karyawan di Ikan Bakar Resto relatif sederhana; biasanya
jika restoran membutuhkan tenaga kerja akan melalui orang yang mengerti
kuliner atau memberikan informasi ke sekolah dengan jurusan kuliner
sehingga tenaga kerja yang masuk kurang lebih mengetahui tentang
olahan makanan yang akan disiapkan. klien terlayani Dari segi pelayanan,
pemilik perusahaan bekerjasama dengan perguruan tinggi setempat yang
memiliki jurusan perhotelan agar pelayanan dapat terlaksana dengan baik
dan mahasiswa dari lembaga tersebut dapat menerapkannya langsung dari
teori yang mereka pelajari di sekolah. Dalam hal administrasi, pemilik
restoran meminta bantuan kerabat dan teman untuk memilih karyawan
yang dapat dipercaya dan jujur dalam profesinya.
b) Operasional
Fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam sistem manufaktur
merupakan komponen penting dalam proses, oleh karena itu restoran
merasa perlu memberikan perhatian ekstra pada area ini. Salah satu
kekhawatiran utama yang diungkapkan oleh restoran adalah ketersediaan
ikan segar yang akan disiapkan jika banyak tamu yang datang agar
konsumen tidak kecewa. Dengan volume produksi sebesar itu, restoran
harus memperhatikan kualitas komoditas yang ada saat ini, seperti seafood
segar untuk diolah atau dibuat.
c) Keuangan
Selama ini pengelolaan keuangan restoran dilakukan dengan melihat
omzet restoran, arus kas, dan pengeluaran bulan sebelumnya. Restoran
mendasarkan kesuksesan finansial mereka pada omset, arus kas, dan biaya
bulan sebelumnya, apakah masuk akal atau tidak. Caranya adalah dengan
menilai hasil dan melakukan audit.

B. Analisa Faktor Eksternal


a) Persaingan antar rumah makan saingan
Restoran memiliki keuntungan yang lebih besar dalam menghadapi
persaingan saat ini karena mereka dapat menyediakan barang yang lebih
baik dengan harga yang sama dengan pesaing, tetapi mereka belum
memiliki pangsa pasar yang besar seperti restoran pesaing. Perusahaan
juga harus menjaga hubungan klien yang kuat agar konsumen tidak
beralih ke restoran pesaing.
b) Potensi masuknya pesaing baru
Item restoran pada dasarnya semua sama dan memiliki sedikit
perbedaan. Hal ini memudahkan pesaing baru untuk memasuki sektor
kuliner karena mereka dapat membangun restoran ini dengan peralatan
yang ada dan sumber daya manusia yang sesuai. Ditambah dengan
semakin banyaknya perusahaan perumahan di Pasuruan yang membantu
pemasok dalam meningkatkan jumlah ikan segar, karena bisnis ini sangat
bergantung pada pemasok ikan segar. Sementara itu, modal awal yang
dibutuhkan restoran-restoran pesaing di sektor kuliner ini cukup besar, dan
jumlah klien yang mencari jasa kuliner mulai bertambah seiring dengan
tuntutan yang ada. Ini juga salah satu aspek yang menjadi perhatian
restoran saat bersaing dengan pesaing saat ini.

C. SWOT Analisis
Analisa SWOT yang terbentuk dari penggabungan analisa internal dan
eksternal menghasilkan beberapa alternatif strategi, yaitu :
a) Berfokus pada pangsa pasar dengan memanfaatkan barang-barang yang
ada untuk membangun bisnis, karena restoran telah mampu
mengembangkan bisnis dengan berbagai dukungan dari pemasok dan
konsumen dengan mengenali kemampuan mereka. Restoran hanya perlu
berkonsentrasi pada peningkatan kualitas produk dan menyelesaikan
pesanan saat ini.
b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kompetensi manajerial
untuk memprediksi perluasan pasar. Melihat peluang dan kelemahan
restoran, dapat dilihat bahwa restoran perlu meningkatkan kualitas sumber
daya manusia baik dalam menerapkan strategi bisnis, yang dapat terus
dikembangkan oleh restoran agar restoran dapat bersaing jika terjadi
peningkatan pesanan dari pelanggan. .
c) Mempromosikan sebanyak mungkin sejalan dengan pertumbuhan
konsumsi ikan segar. Meningkatkan produktivitas restoran tidak ada
gunanya jika pemasaran terbatas pada klien yang sama; dengan demikian,
restoran harus beriklan sebanyak mungkin untuk meraih pasar yang lebih
besar dan membangun restoran.
d) Meningkatkan kapasitas produksi dengan bantuan sumber daya manusia
dan teknologi baru agar dapat beradaptasi dengan preferensi klien. Dengan
meningkatkan kapasitas produksi sebuah restoran, dibutuhkan sumber
daya manusia yang kuat, oleh karena itu restoran juga harus meningkatkan
produktivitas sumber daya manusia yang didukung oleh teknologi
kontemporer, sehingga restoran dapat beradaptasi dengan selera konsumen
saat ini.
e) Meningkatkan citra produk dan iklan sebelum datangnya pesaing baru.
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk sesuai dengan
standar klien untuk menjaga citra dan merek restoran yang prima,
sehingga pelanggan senang dan tidak dirugikan dengan masuknya pesaing
baru di bidang kuliner.

1.9 Analisis Teori Sikap dan Perubahan Sikap pada Konsumen


Strategi bisnis yang perlu dilakukan oleh pemilik rumah makan Resto Ikan
Bakar adalah strategi tipe 5 atau bestvalue focus yang memproduksi suatu produk
kepada sejumlah kecil pelanggan dengan nilai tambah terbaik, karena rumah
makan ini memproduksi ikan bakar dengan kualitas yang lebih baik ditambah
dengan produksi rumah makan yang konstan antara pemesanan pelanggan yang
satu dengan pesanan pelanggan yang lainnya, rumah makan juga memberikan
jaminan apabila ada produk yang di pesan tidak sesuai dengan yang di pesan
pelanggan atau rasanya tidak enak bisa di tukarkan ketentuan yang sudah berlaku
di dalam rumah makan, hal ini merupakan nilai tambah bagi pelanggan yang
menginginkan kualitas dan pelayanan yang di inginkan. Sehingga strategi yang
perlu dilakukan rumah makan ini adalah dengan selalu menambah kualitas dan
pelayanan dari hasil produksinya.
Pembeli memiliki posisi penting terhadap keberlangsungan hidup suatu rumah
makan. Daya tawar pembeli memberikan pengaruh besar terhadap produk yang
ditemui di pasaran. Mayoritas pelanggan Resto Ikan Bakar adalah instansi
pemerintahan dan instansi swasta, maka dari itu rumah makan memberikan
layanan yang lebih terhadap pelanggannya, dengan harga yang sedikit lebih
rendah dalam pasaran. Keinginan pelanggan untuk berpindah ke rumah makan
yang lain memiliki kemungkinan yang kecil, karena produk pengganti yang ada di
rumah makan lain memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk
rumah makan. Para pelanggan sudah terbiasa untuk mencari informasi yang
lengkap mengenai produk rumah makan, tetapi yang mengerti benar akan
informasi yang ada biasanya hanya pelanggan-pelanggan lama rumah makan,
sedangkan untuk pelanggan baru biasanya memiliki informasi yang terbatas
mengenai produk rumah makan dengan rumah makan lain.
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa harga dan


Word of mouth memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian sedangkan kualitas produk dan pelayanan memiliki pengaruh positif tetapi
tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. . Selanjutnya strategi yang tepat
untuk diimplementasikan sesuai dengan kondisi rumah makan adalah strategi fokus
yaitu rumah makan lebih berkonsentrasi pada peningkatan pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan yang baru. Kegiatan promosi produk agar lebih ditingkatkan untuk
mengingatkan para pelanggan mengenai citra rumah makan dan produk yang
dihasilkan, misalnya mendaftarkan rumah makan ke media online yang menyediakan
fasilitas untuk rumah makan melakukan promosi. Keinginan pelanggan untuk
berpindah ke rumah makan yang lain memiliki kemungkinan yang kecil, karena
produk pengganti yang ada di rumah makan lain memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan produk rumah makan. Para pelanggan sudah terbiasa untuk
mencari informasi yang lengkap mengenai produk rumah makan, tetapi yang
mengerti benar akan informasi yang ada biasanya hanya pelanggan-pelanggan lama
rumah makan, sedangkan untuk pelanggan baru biasanya memiliki informasi yang
terbatas mengenai produk rumah makan dengan rumah makan lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ago, Gordius., Suharno., Mintarti, Sri., dan Hariyadi, Sugeng. (2015). Effect of
Product Quality Perception, Trust, and Brand Image on Generic Drug Buying
Decision and Consumer Satisfaction of Hospital Patients in East Kalimantan.
European Journal of Business and Management. Vol.7, No.14.

Al Rasyid, Harun dan Indah, Agus Tri. (2018). ”Pengaruh Inovasi Produk dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang
Selatan”. Perspektif.Vol. XVI ,No. 1. p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178.

Al-Salamin, Hussain., Al-Hassan Eman. (2016). The Impact of Pricing on Consumer


Buying Behavior in Saudi Arabia : Al-Hassa Case Study. European Journal of
Business and Management. Vol.8, No.12.

Amsyah, Zulkifli (2005). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : Garamedia Pustaka


Utama.

Andreti, junio, Zhafira, Nabila H., Akmal, Sheila S., dan Kumar, Suresh. (2013). The
Analysis of Product, Price, Place, Promotion and Service Quality on
Customers’ Buying Decision of Convenience Store: A Survey of Young Adult
in Bekasi, West Java, Indonesia. International Journal of Advances in
Management and Economics. Vol.2, Issue 6.

Anggita, Rizza., Ali, Hapzi. (2017). The Influence of Product Quality, Service
Quality and Price to Purchase Decision of SGM Bunda Milk (Study on PT.
Sarihusada Generasi Mahardika Region Jakarta, South Tangerang District).
Scholars Bulletin, A Multidisciplinary Journal. Vol.3, Issue 6.

Bandung Pefindo (2012), Profil Usaha PT. Berlina, Tbk. – Pefindo, from
http://new.pefindo.com/files/valua si/2012-09-07-brna-01-id.pdf
Barney, (2001). Firm Resources and Sustained Competitive Advantage, Journal of
Management,17 (March), 99-120

Cristo, M., Saerang, D.P.E., Worang, F.G. (2017). “The Influence Of Price, Service
Quality, And Physical Environment On Customer Satisfaction. Case Study
Markobar Cafe Manado”. Jurnal EMBA. Vol.5, No.2.

Daft, Richard L. (2009). Manajemen (6th ed., Vol. 1). (Edward Tanujaya dan Shirly
Tiolina, Trans.). Jakarta: Salemba Empat.

Daft. Richard L. (2010). New Era of Management (9th edition). SouthWestern:


Cengage Learning.

David, Fred R.(2011). Manajemen Strategis : konsep. Edisi 10. Salemba Empat.
Jakarta.

Dyck, B., & Neubert, M. J. (2009). Principles Of Management. International Edition:


Cengage Learning.

Ebookbrowse (2012), Jurnal Analisis Manajemen Strategik McDonalds Onny


Yuwono Retrieved May, 2013, from http://ebookbrowse.com/jurnalanalisis-
manajemen-strategikmcdonalds-onny-yuwono-pdfd484965469

Effendi, Rudi. Rahadhini, Marjam Dhesma dan Suddin, Alwi. (2016). “Analisis
Pengaruh Word Of Mouth, Lokasi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Keputusan Pembelian (Survei Konsumen pada Warung Soto Seger Mbok
Giyem di Boyolali)”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 16, No. 4.

Gasperz, Vincent. (2003). Total Quality Management. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Gunawan, Jonathan, (2013) Jurnal Analisa Manajemen dan Strategi Bisnis, from
36180-ID-analisamanajemen-dan-strategi-bisnispada-ud-cahaya-abadi-indah-
disurabaya.

Hasibuan, Malayu S.P. (2006). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Bumi
Aksara. Jakarta Madura,

Jeff. (2007). Pengantar Bisnis (4th ed., Vol. 1). (Ali Akbar Yulianto dan Krista).
Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, L,J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Sekaran, Uma. (2007). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Salemba Empat.
Jakarta

Solihin, I. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta : Erlangga

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.


Bandung.

Sumarni, Murti dan John, Soeprihanto. (2010). Pengantar Bisnis: DasarDasar


Ekonomi Rumah makan. Yogyakarta: Liberty.

Susanto, A.B., Wijanarko, (2007). Family Business. The Consulting Group. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai