Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN DI KOTA


SURAKARTA
Muzakar Isa*, dan Robingatun Istikomah
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia 57102
Email: muzakar.isa@ums.ac.id

ABSTRACT
Every SME actor must strive to influence consumer decisions in choosing products and services
to meet their needs and desires. This study aims to analyze the effect of prices on purchasing
decisions, analyze the influence of product quality on purchasing decisions, analyze the
influence of service quality on purchasing decisions, and analyzes the effect of word of mouth
on purchasing decisions. The study was conducted in the Surakarta city of Galabo culinary
tourism area. The population of this study is consumers who visit and enjoy culinary at Galabo.
The research sample was 100 people, and the sampling used a purposive sampling method. The
data used is primary data. Data collection used questionnaire and interview. The analytical
tool used is multiple linear regression analysis. The results showed that the price and Word of
mouth had a positive and significant influence on purchasing decisions on Galabo Surakarta
City Culinary, while the quality of products and services had a positive but not significant effect
on purchasing decisions on Galabo Surakarta City Culinary.

Keywords: Tourism, competitive advantage, purchasing decisions, culinary.

Pendahuluan Kuliner Kota Surakarta terus berkembang


Kota Surakarta atau Kota Solo merupakan sampai sekarang. Wisata kuliner merupakan
sebuah kota pariwisata budaya dan usaha salah satu bagian dari wisata budaya yang
kreatif. Sebagai kota yang bertumpu pada berarti wisata ini memiliki nilai tersendiri di
berbagai usaha kreatif dengan basis budaya, mata wisatawan. Kota Surakarta memiliki
Kota Surakarta memiliki banyak potensi yang aneka kuliner yang menarik, dengan kualitas
menarik tarik wisatawan, salah satunya adalah rasa yang tidak diragukan lagi (Isa et al.,
industri kuliner (Isa, 2016). Industri pariwisata 2018). Makanan dan minuman di Kota
merupakan salah satu sektor penting sebagai Surakarta merupakan salah satu potensi bisnis
sumber pendapatan daerah Kota Surakarta dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
(Isa, 2016). Kota Surakarta terus berbenah karena makanan dan minuman merupakan
untuk mengembangkan sektor pariwisata, baik salah satu kebutuhan utama semua orang dari
destinasi wisata, event wisata maupun sarana berbagai kalangan (Wajdi dan Isa, 2014).
pendukungnya, dalam mengembangkan Kota Surakarta memiliki aneka macam
ekonomi daerahnya. Peningkatan sektor kuliner khas Kota Surakarta yang tersebar
pariwisata di Kota Surakarta terlihat dari di berbagai wilayah. Aneka kuliner tersebut
meningkatkanya trend masyarakat yang lebih digabungkan pada satu tempat yang dinamakan
senang bepergian untuk melakukan perjalanan Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal
wisata, baik wisata alam, wisata budaya Galabo. Galabo memiliki konsep kekinian
maupaun wisata minat khusus. Salah satu dan cukup nyaman dikunjungi. Terbukti
bentuk dari wisata minat khusus adalah wisata pengunjung lokal maupun luar daerah
kuliner (Isa, 2016). menyempatkan berkunjung ditempat ini.

98
Analisis Perilaku Konsumen... (98-110)
Belum lagi disaat akhir pekan dan hari libur, pembelian makanan dan menuman..
banyak orang datang ke tempat ini, menambah Penelitian ini memiliki empat (4) tujuan,
geliat kehidupan malam yang unik. Dengan yaitu (1) menganalisis pengaruh harga terhadap
lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, keputusan pembelian, (2) menganalisis
Galabo ramai dikunjungi penikmat kuliner. pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
Dalam dunia persaingan usaha yang pembelian, (3) menganalisis pengaruh kualitas
sangat competitif, hanya pelaku usaha yang pelayanan terhadap keputusan pembelian,
memiliki keunggulan kompetitif yang bisa dan (4) menganalisis pengaruh word of mouth
bertahan hidup, yaitu mereka yang mampu terhadap keputusan pembelian.
memahami selera dan kebutuhan konsumen Pengambilan keputusan pembelian
serta mampu memenuhi kebutuhan dan merupakan sub bahasan penting dalam
memberikan kepuasan secara lebih baik dari bidang pemasaran, dimana mempelajari
apa yang diberikan oleh kompetitornya (Isa, bagaimana cara individu, kelompok dan
et al. 2018). Pelaku usaha yang memiliki organisasi memilih, membeli, memakai
keunggulan kompetitif dapat mempengaruhi serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan
konsumen atau calon konsumen untuk atau pengalaman dalam rangka memuaskan
menetapkan pilihannya secara meyakinkan kebutuhan dan keinginannya (Isa et al. 2019).
(Mangifera, et al. 2018). Pemahaman tentang Penelitian tentang pengambilan keputusan
perilaku konsumen merupakan kunci sukses pembelian menjadi sangat penting karena
dalam bisnis. Menurut Tjiptono (2005), semakin ketatnya tingkat persaingan dalam
alasan fundamental perlunya memahami memperebutkan keputusan konsumen dalam
perilaku pembelian konsumen adalah bahwa memilih produk untuk memenuhi kebutuhan
penciptaan kepuasan pelanggan merupakan dan keinginannya (Mangifera et al. 2019).
salah satu cara untuk mencapai tujuan bisnis. Peter dan Olson (2009), dan Isa et al.
Melalui pemahaman atas perilaku konsumen (2019) menjelaskan keputusan pembelian
seorang pemasar dapat memahami apa yang merupakan pengambilan keputusan oleh
diharapkan pelanggan yang pada gilirannya konsumen untuk melakukan pembelian
dapat menciptakan kepuasan kepada suatu produk secara sadar atas pemenuhan
pelanggan. kebutuhan dan keinginannya. Kotler (2005)
Menurut Kotler (2005) dan Kotler menyebutkan terdapat empat faktor yang
dan Amstrong (2010), perilaku membeli mempengaruhi perilaku konsumen dalam
konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa melakukan keputusan pembelian, yaitu:
factor yaitu: (1) faktor budaya, dan kelas a. Faktor budaya. Budaya merupakan
sosial, (2) faktor sosial yang terdiri dari penentu keinginan dan perilaku yang
kelompok referensi, keluarga, peran dan paling mendasar. Budaya merupakan
status, (3) faktor pribadi yang terdiri dari usia suatu cara hidup dan dimiliki bersama
dan tahap daur hidup, pekerjaan, ekonomi oleh sebuah kelompok orang dan
dan kepribadian gaya hidup dan konsep diri, diwariskan dari generasi ke generasi.
dan (4) faktor psikologi yang terdiri dari b. Faktor Sosial. Keputusan pembelian
motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan juga dipengaruhi oleh 3 faktor sosial,
sikap. Berdasarkan teori di atas, penting untuk (1) Keluarga. Anggota keluarga satu
dilakukan kajian terhadap perilaku konsumen sama lain saling mempengaruhi dalam
dalam melakukan keputusan pembelian melakukan keputusan pembelian. (2)
makanan di Galobo. Tjiptono, (2012), Hifni Kelompok acuan. Kelompok yang
(2008) dan Isa et. Al (2019) menjelaskan dapat memberikan acuan/referensi
bahwa harga, kulitas makanan-minuman, berpengaruh secara langsung atau tidak
kualitas pelayanan dan Word of mouth langsung dalam membentuk sikap
memiliki peran penting yang mempengaruhi maupun perilaku seseorang. Subianto
konsumen dalam melakukan keputusan (2007) menjelaskan kelompok referensi
99
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019
merupakan sejumlah orang/kelompok kinerja pemasaran dan berpengaruh
yang bertindak sebagai pembanding terhadap keputusan pembelian.
terhadap individu dalam setiap bentuk 3) Gaya hidup. Gaya hidup merupakan
nilai, sikap ke arah perilaku. Ketika sebuah pola hidup seseorang
konsumen sudah menggunakan sebuah yang terungkap dalam aktivitas,
produk, konsumen akan melakukan minat dan opininya. Gaya hidup
penilaian terhadap produk yang telah menggambarkan keseluruhan diri
dikonsumsinya dan memicu konsumen seseorang yang berinteraksi dengan
untuk membicarakan, mempromosikan, lingkungannya. Gaya hidup juga
merekomendasikan produk tersebut mencerminkan sesuatu dibalik kelas
kepada orang lain. (3) Peran dan sosial seseorang.
status. Semakin tinggi peran seseorang 4) Kepribadian. Kepribadian
didalam sebuah organisasi maka akan merupakan ciri bawaan psikologis
semakin tinggi pula status mereka yang memiliki karakteristik
dalam organisasi tersebut dan secara yang bebeda-beda yang dapat
langsung dapat berdampak pada perilaku mempengaruhi aktivitas kegiatan
pembeliannya. pembeliannya
c. Pribadi. Keputusan pembelian juga d. Psikologis. Keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh empat (4) karakterisitik dipengaruhi oleh empat (4) aspek
pribadi, yaitu: psikologis, yaitu:
1) Usia dan siklus hidup keluarga. 1) Motivasi. Motivasi pembelian
Orang membeli barang dan jasa yang adalah pertimbangan-pertimbangan
berbeda-beda sepanjang hidupnya dan pengaruh yang mendorong
yang dimana setiap kegiatan orang untuk melakukan pembelian.
konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus Dalam motivasi pembelian terbagi
hidup keluarga. Selera terhadap menjadi motivasi rasional dan
pakaian, makanan, dan barang- emosional.
barang lain juga berhubungan 2) Persepsi. Kotler (2005) menjelaskan
dengan usia. persepsi adalah proses yang
2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi. digunakan oleh seorang individu
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi untuk memilih, mengorganisasi,
seseorang dapat mempengaruhi pola dan menginterpretasikan masukan
konsumsinya. Keputusan pembelian informasi guna menciptakan
biasanya dilakukan berdasarkan oleh gambaran. Persepsi tidak hanya
keadaan ekonomi seseorang seperti bergantung pada rangsangan
besaran penghasilan yang dimiliki, fisik, tetapi juga bergantung pada
jumlah tabungan, utang dan sikap lingkungan dan keadaan individu
terhadap belanja atau menabung. yang bersangkutan. Menurut
Ferdinand (2006) menyebutkan Tjiptono (2012) pada sejumlah
harga merupakan salah satu tipe jasa, persepsi yang terbentuk
variabel penting dalam pemasaran, dari interaksi antara pelanggan
dimana harga dapat mempengaruhi dengan fasilitas jasa berpengaruh
konsumen dalam mengambil terhadap kualitas jasa bersangkutan
keputusan untuk membeli suatu di mata pelanggan. Persepsi
produk, karena berbagai alasan. berhubungan dengan lingkungan
Alasan ekonomis akan menunjukkan sekitar & interaksi antara pelanggan
harga yang rendah atau harga terlalu dengan fasilitas jasa yang dimana
berkompetisi merupakan salah satu ada keterkaitan dengan kualitas
pemicu penting untuk meningkatkan pelayanan dari suatu produsen
100
Analisis Perilaku Konsumen... (98-110)
kepada konsumen dalam keputusan (wajdi, et al. 2019).
pembelian. Menurut Budiono (2015) sampel
3) Keyakinan dan Sikap. Menurut merupakan sebagian populasi yang diamati.
Kotler (2005) keyakinan adalah Dalam penelitian ini jumlah populasi tidak
gambaran pemikiran yang dianut diketahui, sehingga jumlah sampel dapat
seseorang tentang gambaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
sesuatu. Keyakinan orang tentang berikut (Djarwanto dan Subagjo, 1996).
produk atau merek mempengaruhi
keputusan pembelian mereka.
Sikap juga sama pentingnya dengan
kepercayaan karena tingkah laku Keterangan:
akan menunjukan apakah konsumen E = Error
menyukai suatu produk atau tidak. P = Proporsi Populasi
4) Pembelajaran. Merupakan proses yang N = Jumlah Sampel
meliputi perubahan-perubahan pada
diri seseorang yang berkembang dari Untuk mendapatkan ahsil yang baik maka
pengalaman. Saat orang bertindak, level signifikansi yang digunakan sebesar
mereka bertambah pengetahuannya. 0,05. Berdasarkan rumus di atas jumlah
Pembelajaran meliputi perubahan diperoleh jumlah sampel sebanyak 96,04
perilaku seseorang yang timbul dari orang dan dibulatkan menjadi 100 orang.
pengalaman dan sebagian besar dari Sampling yang digunakan dalam penelitian
perilaku manusia merupakan hasil dari yaitu nonprobabiliy sampling. Nonprobability
belajar (Santoso, 2013). Sampling adalah anggota populasi tidak
memiliki kesempatan sama untuk menjadi
Metode Penelitian anggota sampel dan jenis dari pengambilan
Penelitian dilakukan kawasan wisata sampel dengan metode purposive sampling
kuliner Galabo Kota Surakarta. Lokasi ini yaitu responden dipilih langsung berdasarkan
merupakan pusat kuliner yang terkenal dan pertimbangan tertentu, yaitu individu yang
paling besar di Kota Surakarta. Populasi dalam datang dan membeli makanan di Kuliner
penelitian ini konsumen yang berkunjung dan Galabo Kota Surakarta.
menikmati kuliner di Galabo Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan 4 variabel,
Populasi adalah suatu kelompok dalam suatu yaitu 1 variabel dependen (keputusan
masyarakat yang mempunyai karakteristik pembelian), dan tiga variabel independen,
tertentu serta memiliki kesempatan yang yaitu harga, kualitas produk, kualitas
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel pelayanan dan Word Of Mouth.

Tabel 1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Operasional Indikator
Harga Sejumlah barang atau jasa yang 1. Daya saing harga produk
dapat dimiliki seseorang untuk 2. Kesesuaian dengan manfaat produk
memperoleh keuntungan dengan 3. Keterjangkauan harga produk
cara menukarkan barang atau jasa 4. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
tersebut

101
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019

Variabel Definisi Operasional Indikator


Kualitas Keadaan fisik, fungsi dan sifat 1. Bentuk, ukuran / struktur fisik produk yang diberikan.
Produk produk bersangkutan yang dapat 2. karakteristik produk yang menjadi pelengkap fungsi
memenuhi selera dan kebutuhan dasar produk.
konsumen dengan memuaskan 3. kesan kualitas dari produk yang diberikan.
sesuai nilai uang yang telah 4. Desain yang merupakan fitur yang
dikeluarkan. mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk
berdasarkan kebutuhan pelanggan.
5. Kualitas kinerja yang merupakan tingkatan utama
produk beroperasi.
6. Gaya yang menggambarkan penampilan dan rasa
produk kepada pembeli
Kualitas Tingkatan kondisi baik buruknya 1. Tangibles, bukti nyata dari kepedulian dan perhatian
Pelayanan sajian yang diberikan oleh yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen.
perusahaan jasa dalam rangka 2. Responsiveness, daya tanggap yang dilakukan untuk
memuaskan konsumen dengan cara memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.
Memberikan atau menyampaikan 3. Emphaty, Kemampuan
jasa yang melebihi harapan Untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
konsumen. 4. Assurance,memberikan kepercayaan kepada konsumen
atas produk yang ditawarkan.
5. Reliability, kemampuan untuk melaksanakan jasa secara
tepat waktu.
Word Of Mouth Komunikasi dari mulut ke mulut 1. Keinginan untuk menceritakan hal baik tentang produk.
yang merupakan salah satu ciri 2. Keinginan untuk menyarankan orang lain untuk
khusus dari promosi didalam menggunakan produk.
dunia bisnis. Pelanggan sering 3. Keinginan untuk mempengaruhi orang lain untuk
sekali memperhatikan dengan teliti membeli produk.
penyerahan jasa dan kemudian 4. Keinginan untuk memotivasi orang lain untuk
menceritakan pengalamannya pada menggunakan produk.
Pelanggan potensial lainnya. 5. Keinginan untuk mengajak
orang lain menggunakan
produk
Keputusan Proses pengintegrasian 1. Pengenalan Masalah.
Pembelian yang dikombinasikan untuk 2. Pencarian Informasi.
mengevaluasi dua atau lebih 3. Evaluasi Alternatif.
perilaku alternatif dan memilih 4. Keputusan Pembelian.
salah satu di antaranya. 5. Perilaku Pasca Pembelian

Data yang digunakan adalah data primer. pernyataan dari kuesioner dengan memilih
Data primer adalah data yang diperoleh secara salah satu dari pilihan yang tersedia. Dalam
langsung dari tempat penelitian atau sumber pengumpulan data ini, penulis juga melakukan
pertama di lapangan (Ferdinand, 2006). Data wawancara dengan para pengunjung di Wisata
ini diperoleh langsung dari responden, yaitu Kuliner Galabo Kota Surakarta, dan juga
orang yang kita jadikan objek penelitian. Data wawancara dengan mas agung yang selaku
primer yang diperoleh dalam penelitian ini penanggungjawab ketua paguyuban para
berupa data yang didapat dari hasil jawaban pedagang di Galabo Kota Surakarta.
melalui kuesioner yang disebarkan kepada Alat analisis yang digunakan dalam
konsumen Wisata Kuliner Galabo Kota penelitian ini adalah analisis regresi linier
Surakarta. berganda dengan program SPSS. Berikut
Pengumpulan data menggunakan langkah – langkah yang di lakukan dalam
kuesioner dan wawancara. Kuesioner analisis regresi linier berganda meliputi:
merupakan teknik pengumpulan data yang 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
dilakukan dengan cara memberi seperangkat a. Uji Validitas. Uji ini digunakan
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada untuk mengukur valid tidaknya suatu
responden untuk dijawabnya (Wajdi, et al. kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan
2018). Responden pada saat menanggapi valid jika pertanyaan pada kuisioner
pernyataan kuesioner, responden menentukan mampu untuk mengungkap sesuatu
persetujuan mereka terhadap suatu item yang akan diukur oleh kuisioner
102
Analisis Perilaku Konsumen... (98-110)
tersebut. Untuk mengukur variabel Smirnov. Hasilnya jika nilai asymp.
keputusan pembelian jawaban sig lebih besar daripada 0,05 maka
responden dikatakan valid apabila dapat dinyatakan data berdistribusi
item-item dalam kuisioner mampu normal.
mengungkapkan sesuatu yang akan b. Uji Multikolinearitas. Uji ini
diukur dalam kuisioner tersebut. bertujuan untuk menguji apakah
Uji validitas dilakukan dengan dalam model regresi ditemukan
membandingkan antara nilai r hitung adanya korelasi antar variabel bebas/
dengan r table pada taraf signifikan independen. Untuk mendeteksi ada
0,01. Jika nilai r hitung > daripada r tidaknya multikolinieritas di dalam
table maka item tersebut dinyatakan model regresi adalah dengan cara
valid (Ghozali, 2006). melihat nilai VIF (variance inflation
b. Uji Reliabilitas. Reliabilitas adalah factor) dan nilai tolerance kurang
suatu alat yang digunakan untuk dari satu maka dapat dinyatakan
mengukur suatu kuisioner yang data tidak terjadi multikolinieritas.
merupakan indikator dari variabel. Kriterianya adalah jika nilai VIF >
Suatu kuesioner dikatakan reliabel 10, maka terjadi multikolinearitas,
atau handal jika jawaban seseorang dan jika nilai VIF ≤ 10, maka bebas
terhadap pertanyaan adalah multikolinearitas.
konsisten atau stabil dari waktu ke c. Uji Heteroskedasitas. Pengujian
waktu. Kuesioner disebut reliable ini bertujuan untuk menguji
jika semua variabel memiliki hasil apakah dalam model regresi terjadi
koefisien cronbach alpha yang lebih ketidaksamaan varian dari residual
besar dari 0,60. satu pengamatan ke pengamatan
2. Uji Asumsi Klasik lain. Alat uji yang digunakan
Uji ini merupakan persyaratan statistik adalah metode Glejser dengan cara
yang harus dipenuhi pada analisis regresi mengabsolutkan nilai residual. Jika
linear berganda yang berbasis ordinary nilai signifikannya >0,05 maka
least square (OLS). Ada beberapa tidak terjadi gejala heteroskedasitas
syarat yang harus dipenuhi agar model (Sanusi, 2011).
peramalan yang dibuat menjadi valid 3. Analisis Regresi Linear Berganda
sebagai alat peramalan. Syarat-syarat Analisis Regresi Berganda adalah suatu
tersebut apabila dipenuhi semuanya, metode analisis yang digunakan untuk
maka model regresi linear tersebut menentukan ketepatan prediksi dari
dikatakan BLUE (Best Linear Unbiased pengaruh yang terjadi antara variabel
Estimation), yang artinya model regresi independen (X) terhadap variabel
dapat digunakan sebagai alat estimasi dependen (Y). Ada tiga sub bahasan,
penelitian (Widarjono, 2015). Uji asumsi yaitu koefisien diterminan, Uji f dan uji t.
klasik yang digunakan adalah sebagai
berikut: Hasil dan Pembahasan
a. Uji Normalitas Model regresi yang 1. Deskripsi Responden
baik adalah memiliki nilai residual Responden penelitian ini sebanyak 100
yang terdistribusi normal. Uji ini orang. Berdasarkan jenis kelamin diketahui
dilakukan untuk mengetahui apakah 38% responden berjenis kelamin laki-laki
residual yang diteliti berdistribusi dan sisanya 62% responden berjenis kelamin
normal atau tidak. Uji normalitas perempuan. Berdasarkan kategori usia
menggunakan metode Kolmogorove- diketahui 35% responden berumur < 21 tahun,

103
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019
32% responden berumur 21-30 tahun, dan lebih besar dari 0,05. Dengan ini, data
33% responden berumur > 30 tahun sehingga penelitian terdistribusi normal.
dilihat dari umur, sampel didominasi oleh b. Uji Multikolinearitas
umur < 21 tahun sebesar 35%. Pekerjaan Pengujian multikolinearitas dilakukan
responden 6% sebagai Pegawai negeri, 25% dengan melihat nilai tolerance dan uji
Pegawai Swasta, 19% Wiraswasta, 40% multikolinearitas VIF (Variance Inflation
Pelajar/ Mahasiswa dan 10% lainnya (tidak Factor). Hasil pengujian menunjukkan
bekerja dan ibu rumah tangga). nilai tolerance 0,605 dan VIF 1,652
Berdasarkan tingkat pendidikan, untuk variabel harga, untuk variabel
diketahui 2% responden adalah lulusan SD, kualitas produk tolerance 0,549 dan VIF
7% responden lulusan SLTP, 39% responden 1,823, untuk variabel kualitas pelayanan
lulusan SLTA, 10% responden lulusan D1-D3, tolerance 0,646 dan VIF 1,547 sedangkan
41% responden lulusan S1 dan 1% responden untuk variabel Word of Mouth tolerance
adalah lulusan S2. Sehingga dilihat dari 0,651 dan VIF 1,536. Berdasarkan data
pendidikan, sampel didominasi oleh lulusan tersebut, variabel dinyatakan bebas dari
S1 sebesar 41%. multikolinieritas dan model regresi layak
Berdasarkan tingkat pendapatan, digunakan.
diketahui 32% responden pendapatannya c. Uji Heteroskedasitas
kurang dari Rp. 1.500.000, 30% responden Uji heteroskedastisitas menggunakan uji
memiliki pada pendapatan antara Rp 1.500.000- glejser. Metode gletser-test dilakukan
Rp. 2.000.000, 17% responden memiliki dengan mengabsolutkan nilai residual.
pada pendapatan antara Rp 2.500.000-Rp. Setelah dilakukan pengabsolutan maka
3.000.000, 21% responden memiliki pada nilai absolut tersebut diregres untuk
pendapatan diatas Rp 3.000.000. Sehingga mengetahui seberapa besar signifkan
dapat dilihat bahwa sampel yang paling yang ditimbulkan oleh variabel-variabel
mendominasi pada pendapatan responden yang diuji. Aturan yang dipakai dalam
adalah < Rp. 1.500.000. metode glejser harus lebih besar dari
Berdasarkan frekuensi kunjungan 0,05. Berdasarkan hasil pengujian
diketahui 59% responden satu kali, 23% terlihat bahwa semua variabel bebas
responden memiliki pada Frekuensi Kunjungan menunjukkan nilai signifikan lebih besar
dua kali, 12% responden memiliki pada dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
Frekuensi Kunjungan tiga kali, 1% responden bahwa semua variabel bebas tersebut
memiliki pada Frekuensi Kunjungan empat tidak terjadi heteroskedasitas.
kali dan 5% responden pada Frekuensi
Kunjungan lima kali. Sehingga dapat dilihat 3. Analisis Regresi Linier Berganda
bahwa sampel yang paling mendominasi Analisis regresi linier berganda
pada pendapatan responden adalah Frekuensi digunakan untuk menentukan pengaruh
Kunjungan pada satu kali. variabel independen terhadap variabel
dependen. Dalam penelitian ini variabel
2. Uji Asumsi Klasik independen yang diukur adalah harga, kualitas
a. Uji Normalitas produk, kualitas pelayanan dan word of mouth
Pengujian normalitas dilakukan dengan sedangkan variabel dependen pada penelitian
uji Kolmogorof-Smirnov. Hasil uji ini yang diukur adalah keputusan pembelian.
normalitas menunjukkan nilai Asymp. Berdasarkan pengujian diperoleh hasil sebagai
Sig. (2-tailed) sebesar 0.533 yang berarti berikut:

104
Analisis Perilaku Konsumen... (98-110)
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel B Std. Error t-hitung Sig.
(Constant) 3,233 2,312 1,398 0,165
Harga 0,275 0,082 3,359 0,001
Kualitas Produk 0,067 0,074 0,906 0,367
Kualitas Pelayanan 0,100 0,065 1,530 0,129
Word of Mouth 0,520 0,074 7,034 0,000
R 0,805 Fhitung 43,799

R2 0,648 Fprobabilitas 0,000


Sumber: Hasil Uji Regresi Linier Berganda, 2018

Pada tabel 1 di atas dapat disusun e. Koefisien regresi (X4) Word of mouth
persamaan regresi linier berganda sebagai bernilai positif sebesar 0,520. Hal ini
berikut: menunjukan bahwa Word of mouth
memiliki pengaruh positif terhadap
Y = 3,233+ 0,275X1 + 0,067X2 + 0,100X3 + keputusan pembelian. Artinya semakin
0,520X4 +e bagus Word of mouth, semakin
memberikan dampak positif terhadap
Berdasarkan persamaan regresi linier keputusan pembelian.
berganda di atas diuraikan penjelasan sebagai
berikut: 1) Uji Koefisien Determinasi R2
a. Konstanta bernilai positif, sebesar 3,233. Koefisien determinasi digunakan untuk
Angka ini menunjukkan jika tidak ada mengetahui seberapa jauh harga, kualitas
variabel harga, kualitas produk, kualitas produk, kualitas pelayanan dan word
pelayanan, dan word of mouth maka of mouth mempengaruhi keputusan
keputusan pembelian meningkat. pembelian serta bertujuan untuk
b. Koefisien regresi (X1) harga bernilai menentukan proporsi atau prosentase
positif sebesar 0,275. Hal ini menunjukkan total variasi dalam variabel dependen
harga memiliki pengaruh positif terhadap yang diterangkan oleh variabel lain yang
keputusan pembelian. Artinya semakin tidak dapat dijelaskan. Hasil perhitungan
baik harga yang ditawarkan pelaku usaha menunjukkan nilai R2 sebesar 0,648,
maka akan meningkatkan keputusan hal ini berarti 64,8% variabel keputusan
pembelian. pembelian dapat dijelaskan oleh variabel
c. Koefisien regresi (X2) kualitas produk harga, kualitas produk, kualitas pelayanan
bernilai positif sebesar 0,067. Hal ini dan word of mouth. sisanya (100 –64,8 =
menunjukan bahwa kualitas produk 35,2) 35,2% dipengaruhi oleh variabel
memiliki pengaruh terhadap keputusan lain yang tidak dimasukan ke dalam
pembelian. Artinya semakin tinggi model penelitian.
kualitas produk yang ditawarkan, semakin
meningkat keputusan pembelian. 2) Uji F
d. Koefisien regresi (X3) kualitas pelayanan Uji ini digunakan untuk membuktikan
bernilai positif sebesar 0,100. Hal ini apakah secara statistik keseluruhan
menunjukan bahwa kualitas pelayanan koefisien regresi berpengaruh secara
memiliki pengaruh terhadap keputusan signifikan atau tidak. Hasil perhitungan
pembelian. Artinya tinggi rendahnya terlihat variabel independen secara
kualitas pelayanan, dapat meningkatkan bersama-sama memiliki pengaruh
keputusan pembelian. terhadap variabel dependen. Hal ini dapat

105
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019
dibuktikan dari nilai F hitung sebesar bahwa harga memiliki pengaruh terhadap
43,799 dengan nilai probabilitas sebesar keputusan pembelian, didukung juga
0,000. Nilai probabilitas F hitung < 0.05 dengan penelitian (Al-Salamin et al.,
maka HO ditolak sehingga model regresi 2016) bahwa harga memiliki pengaruh
dapat digunakan untuk memprediksi terhadap keputusan pembelian. Peneliti
keputusan pembelian. yang lain (Anggita dan Ali, 2017)
menunjukkan bahwa harga memiliki
3) Uji t pengaruh terhadap keputusan pembelian.
Uji ini digunakan untuk menguji Hasil ini menunjukkan bahwa harga
keberartian model regresi untuk masing- yang ditentukan dalam proses pembelian
masing variabel secara parsial. akan membantu konsumen dalam
a) Pengujian variabel harga. memutuskan pembelian produk. Pada
Berdasarkan hasil pengujian saat mengunjungi para penjual, konsumen
diperoleh nilai t lebih kecil dari akan membandingkan harga produk
0,05 (0,001< 0,05). Artinya variabel antara penjual satu dengan penjual
Harga memiliki pengaruh secara lainnya, dan jika konsumen mendapatkan
signifikan terhadap keputusan produk yang sesuai dengan pembiayaan
pembelian. yang diinginkan konsumen dan sesuai
b) Pengujian variabel kualitas produk. dengan spesifikasi pilihan konsumen
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, keputusan pembelian yang
diperoleh nilai t lebih besar dari diinginkan akan terjadi.
0,05 (0,367> 0,05). Artinya variabel b. Kualitas Produk terhadap keputusan
kualitas produk tidak memiliki pembelian
pengaruh terhadap keputusan Variabel kualitas produk berpengaruh
pembelian. positif tetapi tidak signifikan terhadap
c) Pengujian variabel kualitas keputusan pembelian yang berarti
pelayanan. Berdasarkan hasil bahwa bagus atau tidaknya kualitas
pengujian diperoleh nilai t lebih produk tidak memiliki dampak pada
besar dari 0,05 (0,129> 0,05). keputusan pembelian. Hasil penelitian
Artinya variabel Kualitas Pelayanan ini didukung penelitian Ago et al. (2015)
tidak memiliki pengaruh terhadap yang menunjukkan bahwa kualitas
keputusan pembelian. produk tidak memiliki pengaruh terhadap
d) Pengujian variabel word of mouth. keputusan pembelian. Ini terjadi karena
Berdasarkan hasil pengujian konsumen kurang memiliki pengetahuan
diperoleh nilai t lebih kecil dari tentang kualitas Galabo Kota Surakarta.
0,05 (0,000< 0,05). Artinya variabel Karena untuk mendapatkan informasi
word of mouth memiliki pengaruh tentang kualitas produk Galabo Kota
secara signifikan terhadap keputusan Surakarta masih kurang. Sumber informasi
pembelian. tentang produk tidak dapat diakses dengan
mudah. Kurangnya informasi tentang
4. Pembahasan produk membuat konsumen kurang
a. Harga terhadap keputusan pembelian memahami tentang kualitas produk
Variabel harga berpengaruh positif dan Galabo Kota Surakarta. Berdasarkan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian. hasil tanggapan pada pengumpulan data
Semakin baik harga yang ditawarkan responden menunjukkan bahwa rata-rata
maka semakin baik juga keputusan konsumen memberikan tanggapan baik
pembelian. Hal ini memiliki kesamaan atau setuju dengan tampilan rasa yang
dengan penelitian yang dilakukan diberikan, kualitas rasa yang diberikan,
(Andreti et al., 2014) menunjukkan hiegienis, penyajian rapi, halal. Sehingga,
106
Analisis Perilaku Konsumen... (98-110)
hal tersebut sudah sepantasnya dilakukan Kota Surakarta sehingga melekat di
oleh setiap penjual kepada konsumen di benak konsumen ketika berkunjung di
Galabo Kota Surakarta. Galabo. Informasi positif yang didapat
c. Kualitas Pelayanan terhadap keputusan oleh calon konsumen mengenai Galabo
pembelian Kota Surakarta mendorong untuk
Variabel kualitas pelayanan tidak melakukan keputusan pembelian di
berpengaruh signifikan terhadap Galabo. Hasil penelitian ini didukung
keputusan pembelian yang. berarti oleh penelitian dari (Molinari et al.,
bahwa bagus atau tidaknya kualitas 2008) yaitu pembelian dan positif word
pelayanan tidak memiliki dampak pada of mouth saling berhubungan. Konsumen
keputusan pembelian. Hasil penelitian akan melakukan kegiatan word of mouth
ini tidak mendukung dari penelitian yang dan menceritakan pengalaman mereka
dilakukan oleh Weenas (2013) yang setelah mengkonsumsi produk kepada
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan orang lain seperti sahabat, kerabat,
memiliki pengaruh terhadap keputusan dan teman. Apabila pengalaman yang
pembelian. diperoleh positif maka word of mouth
Dalam hal ini responden menganggap yang dilakukan juga positif dan membuat
Galabo itu banyak penjual dan menjadi seseorang yang mendapatkan cerita
hal yang wajar ketika penjual sigap dan tersebut akan terdorong untuk berkunjung
memiliki respon yang tanggap karena ke Galabo dan apabila sesuai dengan
itu merupakan bagian dari persaingan. apa yang orang tersebut inginkan, akan
Sehingga, memungkinkan hal tersebut terjadi keputusan pembelian. dan begitu
bukan menjadi daya tarik. Penjual hanya pula sebaliknya, apabila pengalaman
memberikan menunya saja. Dengan kata yang diperoleh kurang baik maka word
lain respon cepat, ketersediaan tempat, of mouth yang dilakukan juga kurang
dan keramahan itu hal yang harus maksimal dan membuat seseorang yang
diberikan dan wujud dari penjual untuk mendengarkan pengalaman cerita dari
menawarkan produknya. orang lain tersebut akan mempunyai
d. Word of Mouth terhadap keputusan asumsi pendapat tersendiri. Jadi, word
pembelian of mouth mempunyai pengaruh terhadap
Variabel Word Of Mouth berpengaruh keputusan pembelian dengan diharapkan
signifikan terhadap Keputusan word of mouth yang diberikan positif
Pembelian. Semakin tinggi Word of mouth sehingga menimbulkan anggapan yang
maka semakin tinggi juga keputusan baik terhadap Galabo Kota Surakarta.
pembelian. Hal ini memiliki kesamaan
dengan penelitian terdahulu yang Penutup
dilakukan Effendi (2016) menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian dan
bahwa word of mouth memiliki pengaruh pembahasan disimpulkan bahwa (1) harga dan
terhadap keputusan pembelian, didukung Word of mouth memiliki pengaruh positif dan
juga dengan penelitian Lotulung (2015) signifikan terhadap keputusan pembelian pada
bahwa word of mouth memiliki pengaruh Kuliner Galabo Kota Surakarta, sedangkan
terhadap keputusan pembelian. Peneliti kualitas produk dan pelayanan memiliki
yang lain Hidayati (2015) menunjukkan pengaruh positif tetapi tidak signifikan
bahwa word of mouth memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian pada Kuliner
terhadap keputusan pembelian. Galabo Kota Surakarta.
Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa Dari simpulan di atas, disampaikan
Galabo di Kota Surakarta mempunyai beberapa saran sebagai berikut:
daya tarik dan ciri khas (kekhasan) 1. Daftar harga yang terpampang di setiap
kuliner dengan menu yang unik khas kios Galabo untuk dipertahankan karena
107
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019
memudahkan setiap pengunjung untuk mereka kepada orang lain sehingga word
memilih makanan sesuai budget dan of mouth yang diberikan baik. Ketika
keinginan mereka. word of mouth yang diberikan kurang
2. Pelaku usaha dan pengelola galobo supaya baik berdasarkan pengalaman konsumen,
memanfaatkan teknologi informasi di hal tersebut akan memberikan anggapan
sosial media untuk mempromosikan tersendiri bagi seseorang yg mendapat
aneka macam menu makanan-minuman cerita berdasarkan pengalaman orang
agar masyarakat lebih mengetahui lain yg sudah melakukan pembelian.
macam-macam kuliner di Galabo. Oleh karena itu, diharapkan penjual
3. Wisata Kuliner Galabo mempunyai daya selalu mengutamakan rasa, kebersihan di
tarik yang dimana memiliki ciri khas Galabo, dan sebagainya. sehingga word
kuliner dengan menu yang beragam dan of mouth yang dihasilkan positif. Dengan
unik. Oleh karena itu, diharapkan Kuliner harapan Galabo Kota Surakarta dapat
Galabo mempertahankan menu makanan lebih dikenal masyarakat luas, seperti
dengan cita rasa yang baik sehingga yang diketahui Galabo merupakan salah
ketika konsumen berkunjung ke Galabo, satu icon Kota Surakarta.
mereka menceritakan pengalaman positif

Daftar Pustaka

Ago, Gordius., Suharno., Mintarti, Sri., dan Hariyadi, Sugeng. (2015). Effect of Product Quality
Perception, Trust, and Brand Image on Generic Drug Buying Decision and Consumer
Satisfaction of Hospital Patients in East Kalimantan. European Journal of Business and
Management. Vol.7, No.14.
Al Rasyid, Harun dan Indah, Agus Tri. (2018). ”Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan”. Perspektif.Vol.
XVI ,No. 1. p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178.
Al-Salamin, Hussain., Al-Hassan Eman. (2016). The Impact of Pricing on Consumer Buying
Behavior in Saudi Arabia : Al-Hassa Case Study. European Journal of Business and
Management. Vol.8, No.12.
Andreti, junio, Zhafira, Nabila H., Akmal, Sheila S., dan Kumar, Suresh. (2013). The Analysis
of Product, Price, Place, Promotion and Service Quality on Customers’ Buying Decision
of Convenience Store: A Survey of Young Adult in Bekasi, West Java, Indonesia.
International Journal of Advances in Management and Economics. Vol.2, Issue 6.
Anggita, Rizza., Ali, Hapzi. (2017). The Influence of Product Quality, Service Quality and Price
to Purchase Decision of SGM Bunda Milk (Study on PT. Sarihusada Generasi Mahardika
Region Jakarta, South Tangerang District). Scholars Bulletin, A Multidisciplinary Journal.
Vol.3, Issue 6.
Cristo, M., Saerang, D.P.E., Worang, F.G. (2017). “The Influence Of Price, Service Quality, And
Physical Environment On Customer Satisfaction. Case Study Markobar Cafe Manado”.
Jurnal EMBA. Vol.5, No.2.
Effendi, Rudi. Rahadhini, Marjam Dhesma dan Suddin, Alwi. (2016). “Analisis Pengaruh
Word Of Mouth, Lokasi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian (Survei
Konsumen pada Warung Soto Seger Mbok Giyem di Boyolali)”. Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan. Vol. 16, No. 4.
Ferdinand, Augusty. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Edisi Kedua. Semarang: Universitas
Diponegoro.
108
Analisis Perilaku Konsumen... (98-110)
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Handayani, SB dan Taufik, M. (2017). “Analisa Keputusan Konsumen Warung Angkringan
Yang Dipengaruhi Lokasi, Fasilitas & Kualitas Pelayanan (Studi Kasus Pada Warga Kos
di Kota Semarang)”. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. No. 43.
Hidayati, Nur., Astusti, Sri Rahayu Tri. (2015). “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Persepsi
Harga, Kualitas Produk Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
(Studi Pada Toko Seni Kerajinan Mas & PerakSulaiman Intan Permata Di Semarang)”.
Diponegoro Journal Of Manajement. Vol. 4, No. 1.
Isa, Muzakar. (2016). Model Penguatan Kelembagaan Industri Kreatif Kuliner Sebagai Upaya
Pengembangan Ekonomi Daerah. Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis &
Call For Paper FEB UMSIDA 2016, 352-361.
Isa, Muzakar., Mardalis, Ahmad., dan Mangifera, Liana. (2018). Analisis Keputusan Konsumen
Dalam Melakukan Pembelian Makanan Dan Minuman Di Warung Hik. Daya Saing
Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol.20, No.1.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2010). Principles of Marketing. Thirteen edition. Prentice Hall.
New Jersey.
Lotulung, S.C., Lapian., J., Moniharapon, S. (2015). ” Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan
WOM (Word Of Mouth) Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Evercoss Pada
CV.Tristar Jaya Globalindo Manado”. Jurnal EMBA. Vol.3, No.3.
Mangifera, L; Isa, M; Wajdi, MF. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam
Pemilihan Kuliner di Kawasan Wisata Alam Kemuning. Jurnal Manajemen Dayasaing,
2018, 20 (1)
Molinari, Lori K., Abratt, Russell., dan Dion, Paul. (2008). Satisfaction, quality and value and
effects on repurchase and positive word-of-mouth behavioral intentions in a B2B services
context. Journal of Services Marketing. Vol.22, No.5.
Mongi, Lidya. Maneke, L., & Repi, L. (2013). “Kualitas Produk, Strategi Promosi dan Harga
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Simpati Telkomsel Di Kota Manado”.
Jurnal EMBA. 1(4): 2336-2346.
Nugroho, S.P., Setyawan, AA, Isa, M., Susila,I., Praswati, AN., Mangifera,L. 2018. Strategi
Pengembangan MICE sebagai Upaya Peningkatan Sektor Pariwisata Kota Surakarta,
Prosiding: ISSN: 2621 - 1572 The National Conferences Management and Business
(NCMAB), Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018 “Pemberdayaan dan Penguatan
Daya Saing Bisnis Dalam Era Digital”, halaman 176-189
Pamungkas, Bagas Aji dan Zuhroh, Siti. (2016). “Pengaruh Promosi Di Media Sosial Dan
Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Kedai Bontacos,
Jombang)”. Komunikasi, Vol. X No. 02.
Peter, P, J, & Olson, Jerry, C. (2009). Costumer Behavior. Jilid 2, Edisi Kelima (alih bahasa
Damos Sihombing). Jakarta: Erlangga.
Putra, Diyos Nugraha Eka. (2015). “Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian
Pada Cafe Roti Gempol Dan Kopi Anjis”. e-Proceeding of Management : Vol. 2, No.1.
Saeroji, Amad., dan Wijaya, Deria Adi. (2017). Pemetaan Wisata Kuliner Khas Kota Surakarta.
Jurnal Pariwisata Terapan, No.1, Vol.1.
Santoso, Daniel Teguh Tri., dan Purwanti, Endang. (2013). Pengaruh Faktor Budaya, Faktor

109
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019
Sosial, Faktor Pribadi, Dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Dalam Memilih Produk Operator Seluler Indosat-M3 Di Kecamatan Pringapus Kab.
Semarang. Among Makarti Vol.6, No.12.
Sari, Rindang Lista. Mandey, Silvya L., & Soegoto, Agus Supandi. (2014). “Citra Merek, Harga
dan Promosi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Perhiasan Emas Pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Manado Utara ”. Jurnal EMBA. 2(2): 1222-1232.
Susanti, C. Esti. (2003). Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Produk Keramik
Merek Milan Di Surabaya. Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi. Vol.3, No. 2.
Wajdi, M. Farid dan Isa, Muzakar (2014). Membangun Konsep Modal Manusia Yang Berperanan
Dalam Kinerja Pemasaran Industri Kecil. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper,
Research Methods And Organizational Studies, ISBN: 978-602-70429-1-9.
Wajdi, M.F., Isa, M. Prakoso, S.T. 2018. Metode analisis data berbasis SPSS. MUP. Surakarta
Wajdi, M.F., Mangifera, L., Wahyuddin, M., Isa, M. 2019. Peranan Aspek-Aspek Modal
Manusia Pengusaha Terhadap Kinerja Bisnis UKM, Jurnal Manajemen Dayasaing, 2019,
20 (2) pp 104-111
Weenas, Jackson R.S. (2013). “Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta”.Jurnal EMBA.
1(4): 607-618.

110

Anda mungkin juga menyukai