Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mengenal dan memahami perilaku konsumen merupakan pengetahuan


dasar yang penting untuk pemasaran. Pemahaman terhadap perilaku kosumen
harus ditempatkan dalam konteks paradigma pemasaran yang kini berlaku, yaltu
paradigma pemasaran yang digerakkan pasar. Oleh karena ltu, perlu dipahami
juga lingkungan kompetitif dalam industri. Perilaku konsumen dimaknai sebagai
proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan bertindak setelah mengkonsumsi produk, jasa maupun ide
yang diharapkan bisa memenui kebutuhannya. Itulah sebabnya perilaku
konsumen perlu dipelajari (Yusnita, 2019).

Pemasaran menurut Kotler merupakan suatu proses sosial manajerial yang


di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan
produk atau jasa yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran sering di gambarkan
sebagai seni menjual produk akan tetapi orang heran ketika mendengar bahwa
bagian yang paling penting dalam pemasaran bukan penjualan. Menurut
pandangan Kotler menyatakan bahwa salah satu tujuan pemasaran adalah untuk
mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau
jasa cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Pemasaran
hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli (Andespa,
2017). Dan pembelian adalah suatu kegiatan untuk memperoleh sejumlah harta
atau aktiva maupun jasa dari satu pihak untuk kelangsungan usaha. Menurut
Manulang mendefinisikan pembelian sebagai barang-barang yang dibutuhkan
orang-orang atau suatu badan dimana barang tersebut untuk memenuhi
kebutuhan, baik dikonsumsi maupun untuk dijual kembali (Ramadhan dan Putra,
2018).
Keputusan pemilihan jasa kesehatan dipengaruhi oleh perilaku pembelian.
Perilaku pembelian adalah suatu proses yang memfokuskan bagaimana
seseoarang membuat suatu keputusan untuk menghabiskan sumber daya yang
tersedia seperti waktu, uang dan usaha-usaha pada barangbarang konsumsi.
Dalam model perilaku konsumen menurut Kotler, rangsangan pemasaran
(produk, harga, tempat dan promosi) dan rangsangan lain (ekonomi, teknologi,
politik dan budaya) membentuk kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli seperti
budaya, sosial, pribadi dan psikologi serta proses pengambilan keputusan lima
tahap yang akan menghasilkan keputusan pembelian tertentu (Atmaja dan Utami,
2018).
Pengambilan suatu keputusan sangat erat hubungannya dengan perilaku
konsumen. Kotler menjelaskan bahwa perilaku konsumen merupakan studi
tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli,
menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan atau pengalaman
untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga,
merencanakan saluran, menyusun pesan dan mengembangkan kegiatan
pemasaran lain. Dalam model perilaku konsumen tterdapat proses pengambilan
keputusan pembelian yang diawali dengan rangsangan pemasaran (produk, jasa,
harga, distribusi, dan komunikator) diikuti dengan psikologi konsumen (motivasi,
persepsi, pembelajaran dan memori) serta karakteristik konsumen (budaya,
sosial, personal) (Atmaja dan Utami, 2018).
Pemahaman terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan
objek vital dalam memprediksi perilaku. Mengetahui bagaimana perubahan
respon serta feedback yang terjadi pada diri konsumen bergantung pada dua hal;
pertama, mengenai pengaruh dari karakteristik konsumen dalam menerima suatu
stimulus dari seorang pemasar; kedua, bagaimana keputusan pembelian
dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri (Bahari dan Ashoer, 2018).
Menurut Lamb, et al. “perilaku konsumen adalah menggambarkan
bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana
mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa”. Setiap
konsumen memiliki selera yang selalu berubah-ubah sehingga konsumen tersebut
tidak pernah cepat puas dan akan terus mencoba produk dan jasa yang mereka
inginkan (Hafas dan Azhmy, 2017).
Menurut Hawkins, Best dan Coney perilaku konsumen merupakan studi
tetang bagaimana individu, kolompok atau organisasi melakukan proses
pemilihan, pegamatan, penggunaan dan penghentian produk, jasa, pengalaman
atau ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen dan masyarakat.
Menurut Schiffman dan Kanuk studi yang mengkai bagaimana individu membuat
sebuah keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dimiliki (waktu,
uang dan usaha) untuk medapatkan barang atau asa yang akan dikosumsi (Utami,
2017). Menurut Peter dan Olson, Perilaku konsumen mengacu kepada aksi fisik
konsumen secara langsung dapat diamati dan diukur oleh pihak lain. Perilaku
konsumen itu sendiri juga dapat dikatakan sebagai dinamika interaksi antara
pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan
pertukaran aspek-aspek kehidupan, serta tindakan yang mereka lakukan dalam
proses konsumsi dan hal ini mencakup segala hal pada lingkungan yang
mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan tersbut (Andespa, 2017).
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya : 1) Faktor
Budaya (budaya, subbudaya dan kelas sosial); 2) Faktor Sosial (kelompok
referensi, keluarga serta peran dan status sosial); 3) Faktor Pribadi (usia dan
tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian
dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai); dan 4) Faktor Psikologi (motivasi,
persepsi, Pembelajaran serta keyakinan dan sikap) (Asra dan Suyanto, 2019).
Faktor Budaya, faktor budaya merupakan karakter yang penting dari suatu
Sosial yang membedakannya dari kelompok kultur lainnya. Budaya merupakan
suatu kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat
mengarahkan seseorang tersebut dalam menggunakan suatu barang atau jasa.
Kepercayaa, nilai-nilai dan kebiasaan itu dapat muncul bila seseorang melakukan
interaksi, hubungan dan saling mempengaruhi dalam perilaku. Unsur-usur budaya
yaitu nilai, norma, kebiasaan, larangan, mitos dan simbol. Unsur-unsur budaya
tersebut dapat mempengaruhi pengkonsumsian suatu produk dan jasa
(Dwiastuti, 2012).
Konsumen adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup bersama
dengan rang lai, beriteraksi dengan sesamanya. Orang-orang sekeliling inilah yang
disebut sebagai lingkungan sosial konsumen. Kosumen saling berinteraksi satu
sama lain, saling mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap,
kepercayaan dan nilai-nilai yang dianggap penting (Dwiastuti, 2012).
Budaya yang ada di dalam suatu masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam
beberapa bagia yang lebih kecil. Ini yang disebut subbudaya. Sub-budaya bisa
tumbuh dari adanya kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat.
Pengelompokan masyarakat biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi
tinggal, pekerjaan dan sebagainya. Suatu budaya akan terdiri dari beberapa
kelompok kecil lainnya, yang dicirikan oleh adanya perilaku antar kelompok kecil
tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan karakteristik sosial,
ekonomi dan demografi. Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu
penduduk (buku2). Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan
mendalam pada tingkah laku konsumen. Budaya dapat dilihat dari kepercayaan,
pandangan, dan kebiasaan konsumen terhadap suatu produk. Semakin tinggi
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian (Ilham dan Hermawati, 2018).
Tujuan utama dalam menganalisis kebudayaan pada konsep manajemen
pemasaran adalah untuk memahami isi makna dari sudut pandang konsumen
yang menggunakannya. Dalam pandangan Jensen dan Trenholm, pemahaman
budaya ini menuntun manusia untuk bisa mempersepsikan dunia, bagaimana kita
berpikir tentang diri kita sendiri serta hubungan kita dengan orang lain. Selain itu
budaya juga menuntun kita bagaimana menetapkan serta mencapai tujuan hidup,
dan bagaimana mempertukarkan pesan. Hall menjelaskan bahwa budaya adalah
komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Ketika kita mulai berbicara tentang
komunikasi, maka kita tidak bisa menghindari bicara tentang budaya. Budaya dan
komunikasi berhubungan begitu erat dan dinamis. Inti budaya merupakan
komunikasi, namun pada kenyataannya budaya yang tercipta juga bisa
mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang bersangkutan. Budaya
menurut Kotler dan Armstrong adalah merupakan penentu keinginan (Andespa,
2017).
Faktor Sosial merupakan sekelompok orang yang sama-sama
mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan
komunitas yang secara terus menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri baik
secara formal dan informal. Menurut Purimahua faktor Sosial adalah sekelompok
orang yang mampu mempengaruhi perilaku individu dalam melakukan suatu
tindakan berdasarkan kebiasaan. Faktor Sosial ini terdiri dari kelompok referensi,
peranan keluarga da status. Yang dimaksud dengan referensi adalah kelompok
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang. Para anggota keluarga juga dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembeli. Ada dua macam keluarga dalam kehidupan pembeli,
yaitu keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua; dan keluarga
sebagai sumber keturunan, yaitu pasangan suami istri dan anak-anaknya.
Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian
peranan dan status. Menurut Kotler dan Armstrong, indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel ini adalah (a) Kelompok Acuan, (b) Keluarga (c) Peran
dan Status (Hafas dan Azhmy, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui dan memahami konsep pengaruh budaya dan
sosial ekonomi terhadap pembelian dan konsumsi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian budaya dan sosial
ekonomi serta hubungannya dengan konsumen
b. Mahasiswa mampu memahami faktor budaya dalam perilaku
konsumen
c. Mahasiswa mampu memahami konsep faktor sosial budaya dalam
perilaku konsumen
d. Mahasiswa mampu memahami struktur konsumsi
e. Mahasiswa mampu memahami dampak nilai-nilai inti terhadap
pemasaran
f. Mahasiswa mampu memahami perubahan nilai

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini antara lain
adalah:
1. Untuk mahasiswa makalah ini bermanfaat untuk menyelesaikan mata
kuliah perilaku konsumen serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang sudah di dapat dari pembelajaran mata kuliah perilaku konsumen
tersebut.
2. Untuk PSKM FK UNLAM makalah ini bermanfaat untuk digunakan
sebagai referensi bagi institut pendidikan untuk mengembangkan ilmu
tentang pengaruh budaya dan sosial ekonomi terhadap pembelian dan
konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Andespa R. 2017. Pengaruh budaya dan keluarga terhadap minat menabung


nasabah di Bank Syariah. Maqdis: Jurnal kajian ekonomi Islam, 2(1):35-49.

Asra MN, Suyanto AMA. 2019. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
kosumen dalam keputusan pembelian telepon selulur Samsung berbasis adroid di
Indonesia. Proceeding of Management. 6(1): 89-98.

Atmaja NPCD, Utami NMS. 2018. Analisis faktor yang menentukan masyarakat
memilih jasa pelayanan kesehatan di UPT Kesmas Sukawati I Kabupaten Gianyar
Propinsi Bali. Jural ekonmi dan pariwisata. 13(2): 146 153.

Bahari AF, Ashoer M. 2018. Pengaruh budaya, sosial, pribadi dan prikologis
terhadap keputusan pembelian konsumen ekowisata. Jurnal MINDS. 5(1): 69-78.

Dwiastuti R, Shinta A, Isaskar R. 2012. Ilmu perilaku konsumen. Malang:


Universitas Brawijaya Press.

Hafas HR, Azhmy MF. 2017. Dampak perilaku konsumen terhadap pengambilan
keputusan konsumen dalam membeli produk pada mini market. Jurnal Ilman.
5(2): 51-65.

Ilham, Hermawati. 2018. Pengaruh faktor kelas sosial terhadap perilaku konsumen
dalam pemilihan pakaian di Desa Legago Kecamatan Burau Kabupaten Luwu
Timur. Journal of Islamic Management And Bussines. 1(1): 17-24.

Ramadhan AF, Putra BC. 2018. Rancang bangun sistem informasi penjualan dan
pembelian secara tunai alat-alat kesehatan berbasis object oriented pada toko
Ichsa Medica. Jurnal IDEALIS. 1(1): 65-72.
Utami IW. 2017. Perilaku konsumen: Analisis perilaku konsumen terhadap
keputusan pembelian. Surakarta: CV Pustaka Begawan.

Yusnita M. 2019. Pola perilaku konsumen dan produsen. Semarang: ALPRIN.

Anda mungkin juga menyukai