Hermaini dkk (2016: 29) menjelaskan ciri-ciri dari kohesivitas kelompok adalah sebagai
berikut:
Kekompakan tinggi jika tingkat kepuasan dalam kelompok lebih tinggi, komitmen
anggota tinggi, kerjasama yang baik antar anggota, tujuan dalam kelompok, minat antar
anggota, produktif dalam kelompok, dan komunikasi yang efektif.
C. Teori
Menurut Robbins, kohesi kelompok mengacu pada sejauh mana anggota
kelompok tertarik satu sama lain dan merasa menjadi bagian dari kelompok (Irawan,
dalam Qomaria et al, 2015: 79). Bordens dan Horowitz (dalam Harmaini, 2016: 28)
mendukung hal tersebut dengan menyatakan bahwa kedekatan individu, khususnya
kedekatan fisik dan psikologis sesama anggota kelompok, juga dapat mempengaruhi
kekompakan kelompok.
Menurut pandangan lain, kekompakan kelompok adalah kebersamaan yang terjadi
di dalam kelompok, di mana anggota kelompok suka berinteraksi satu sama lain dan
membantu mereka bertahan dalam kelompok (Forsyt, dalam Putri dan Mirza, 2018:5).
Selanjutnya menurut Ariani, jika kontak antar anggota kelompok tetap kuat akan
menumbuhkan rasa memiliki dan mengarah pada kondisi lingkungan yang lebih
bermakna (Putri dan Mirza, 2018:5). Hal ini diperkuat oleh teori Lot and Lot (dalam
Walgito, 2010:47), yang menemukan adanya hubungan antara kohesi kelompok dan
kuantitas komunikasi. Banyaknya komunikasi menunjukkan tingkat interaksi. Mereka
menemukan koefisien korelasi 0,42 antara kohesivitas dan tingkat komunikasi
menggunakan korelasi perbedaan peringkat. Korelasi demikian menunjukkan korelasi
yang bermakna, walaupun tidak tinggi.
Penelitian Moran (dalam Walgito, 2010: 48) menegaskan temuan Lot dan Lot
bahwa ada hubungan antara kuantitas komunikasi dan kohesi. Hubungan ditentukan
dengan membandingkan kelompok dengan kohesivitas yang kuat dan yang buruk, dan
kemudian menggunakan median sebagai penghalang. Temuan menunjukkan bahwa
keterpaduan mendorong interaksi verbal. Menurut temuan penelitian sebelumnya, ada
hubungan antara kohesi dan kuantitas interaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Arninda, Safitri. 2010. Hubungan antara Kohesivitas Kelompok dengan Motivasi Kerja Pegawai
Kelurahan di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. (Online)(http://fpsi.mercubuana-
yogya.ac.id/wpcontent/uploads/2012/06/Arninda-Ranni-MS-
KohesivitasKelompok..ok_.pdf
Cindoswari, Ageng Rara & Junep, Annisa Risecha. (2017). Pola Komunikasi dan Gaya
Kepemimpinan dengan Kohesivitas Kelompok Paguyuban. Jurnal Komunikasi dan
Media, 1(2), 98-120.
Forsyth, D. R. (2010). Group Dinamic (Edision Fifth). Belmont : Wadsworth Cengage Learning
Hermaini, Anastasia, Agung, dan Munthe. 2016. Psikologi Kelompok. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Morisson, Rachel. (2007). Enemies At Work. Research paper series Auckland University of
Technology. paper 32-2007.
Qomaria dkk. 2015. Peranan Kohesivitas Kelompok untuk Menciptakan Lingkungan Kerja yang
Kondusif (studi pada pt. panca mitra multi perdana situbondo). Vol. 29 No.1. (Online)
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/1 174