Anda di halaman 1dari 6

PERILAKU KEORGANISASIAN

EMA 224 A
DOSEN: Dr. Dra Desak Ketut Sintaasih, M.Si.

RMK
SAP 5

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

1607531024 Ni Putu Atik Widiastini (19)


1607531025 Ni Wayan Prita Wanda Hilldayani (20)
1607531027 Pande Putu gayatri Maharani (21)
1607531036 Ni Wayan Desi Antari (24)
1607531037 Ni Wayan Nataliantari (25)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

1
PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

1. Pengertian Dan Jenis Kelompok

Pengertian Kelompok
a) Menurut Robbins dan Coulter (2004)
Kelompok adalah gabungan atau kumpulan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan
saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.
b) Menurut Gibson dan kawan-kawan (1996)
Kelompok adalah kumpulan individu di mana perilaku dan kinerja satu anggota
dipengaruhi oleh perilaku atau prestasi anggota lainnya.
c) Menurut Shaw (dalam Nimran,1999)
Kelompok adalah kumpulan dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain
sedemikian rupa sehingga perilaku dan atau kinerja dari seseorang dipengaruhi oleh
perilaku/kinerja anggota yang lain.
Jenis – jenis Kelompok
Ada beberapa pandangan yang dipakai untuk membedakan jenis-jenis kelompok. Ducan yang
dikutip oleh Adam I. Indrawijaya (1999) membedakannya berdasarkan berdasarkan apakah
kelompok itu bersifat formal atau informal, berdasarkan keanggotaan, kesukaan serta
berdasarkan besarnya. Berikut akan memakai pendapatnya Ducan dalam membedakan jenis-jenis
kelompok itu yang uraiannya adalah sebagai berikut.
Kelompok formal dan Kelompok informal
a. Kelompok formal, kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan
resnmi, seperti struktur organisasi dan penugasan organisasi.
Maka dari sini ada:
 Kelompok komando, Manajer dengan bawahannya
 Kelompok tugas, mereka bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan
 Kelompok informal, kelompok yang tidak terstruktur dan ditetapkan secara
organisasi yang muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak social.
Maka aka ada:
 Kelompok minat/kepentingan, mereka bekerjasama untuk mencapai suatu
sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari tiap orang diantara mereka.

2
 Kelompok persahabatan, bergabung karena satu karakteristik/lebih
b. Kelompok berdasarkan keanggotaan dan berdasarkan kesukaan
 Kelompok berdasarkan keanggotaan, merupakan kelompok yang lahir atas dasar
ketentuan dasar formal atau karena seseorang telah memenuhi ketentuan formal.
 Kelompok berdasarkan kesukaan, adalah kelompok dimana perasaan para
anggotanya begitu terikat pada ketentuan dan kepentingan kelompok.
c. Kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota
 Kelompok dua orang (diad)
 Kelompok tiga orang (triad)
 Kelompok yang terdiri atas lebih dari tiga orang.
2. Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi mereka.
Kita menyebut model ini model lima tahap perkembangan kelompok. Namun tidak semua
kelompok mengikuti pola ini, model tersebut adalah sebuah kerangka kerja yang berguna untuk
memahami perkembangan kelompok.
1) Menurut B.W. Tuckman dan M.A.C. Jensen dalam Robbins dan Coulter (2004) dengan
model 5 tahap.
a. Pembentukan (forming) adalah fase awal yang dicirikan dengan ketidak pastian tujuan,
struktur dan kepemimpinan kelompok.
b. Badai (storming) adalah tahapan kedua yang dicirikan oleh banyaknya konflik dalam
kelompok.
c. Penormaan (norming) adalah tahapan ketiga yang dicirikan adanya hubungan yang akrab
dan suasana keterpaduan/ kekohesifan dalam kelompok.
d. Pelaksanaan (peforming) adalah tahapan keempat, dimana kelompok telah berfungsi dan
diterima anggota.
e. Pembubaran (adjourning) adalah tahapan terakhir untuk kelompok yang sifatnya
sementara, yang dicirikan oleh adanya kepedulian untuk menuntaskan kegiatan-kegiatan
penutupan bukannya melaksanakan tugas atau pekerjaan
2) Menurut Gibson dan Kawan-kawan (1996), dengan model empat tahapan, sebagai
berikut.

3
a. Penerimaan bersama adalah dimana anggota menolah untuk berkomunikasi satu dengan
yang lain. Tak mau mengekspresikan ide, sikap dan keyakinan mereka.
b. Komunikasi dan pengambilan keputusan adalah fase dimana telah mulai ada komunikasi
yang terbuka, diskusi, interaksi untuk menyelesaikan tugas.
c. Motivasi dan produktivitas, pada fase ini ada upaya menyelesaikan tujuan kelompok.
d. Pengendalian dan organisasi, sudah tercipta afilasi, regulasi dan norma kelompok. Lebih
mengedepankan tujuan kelompok dibandingkan individu.
3) Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997), dengan model empat tahap,
sebagai berikut.
a. Tahap orientasi, suatu tahapan di mana anggota mencoba untuk memahami tujuan
kelompok dan peranan masing-masing anggota.
b. Tahap konfrontasi, yang ditandai adanya konflik karena perbuatan kekuasaan dan
pengaruh. Jika konflik dapat diatasi maka perjalanan kelompok menuju kematangan
semankin mendekati kenyataan.
c. Tahap deferensiasi, suatu tahapan dimana perbedaan masing-masing individu diakui,
tugas perkerjaan berbasis keahlian dan kemampuan masing-masing individu. Pada fase
ini anggota sudah mulai merasakan sukses yang dicapai kelompoknya
d. Tahap kolaborasi, adalah suatu fase di mana suatu kelompok sudah mencapai tingkat
kematangan yang tinggi. Komitmen dan kekompakan yang begitu tinggi. Keputusan dan
solusi masalah dilakukan melalui diskusi yang rasional.

4. Model Perilaku dan Prestasi Kelompok

4
5. Kohesivitas/ kepaduan dalam Kelompok
1) Kohesivitas dalam kelompok
Kohesivitas/ kepaduan adalah kekuatan suatu kelompok yang bisa diwujudkan dalam
bentuk keramahan, kekompakan, antusias dalam mengemukakan saran atau pendapat,
mau berkorban dan bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan (Indriyo Gitosudarmo
dan Nyoman Sudita, 1997). Robbins dan Coulter (2004) mengatakan keterpaduan
kelompok adalah tingkat sejauh mana anggota-anggota tertarik satu dengan yang lain dan
berbagai tujuan dalam kelompok tersebut.
2) Faktor-faktor yang dapat mendorong kepaduan
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) adalah sebagai berikut :
a. Kesamaan nilai dan tujuan
b. Keberhasilan dalam mencapai tujuan
c. Status kelompok
d. Penyelesaian perbedaan
e. Kecocokan terhadap norma
f. Daya tarik pribadi
g. Persaingan antar kelompok
h. Pengakuan dan penghargaan
3) Menurut penulis yang sama faktor-faktor yang dapat menurunkan kepaduan :
a. Ketidaksamaan tujuan
b. Besarnya anggota
c. Pengalaman yang tidak menyenangkan
d. Persaingan di dalam
e. Dominan

6. Efek Kepaduan/ Kohesivitas pada Produktivitas Kelompok


Anggota kelompok yang tingkat kepaduannya tinggi biasanya akan meningkatkan
produktivitas, karena mereka menikmati kepuasan kerja, sehingga menurunkan tingkat
absensi, mampu mengurangi tingkat perpindahan karyawan.
Kelompok yang padu akan mempersepsikan dirinya sebagai bagian dari kelompok, dan
bahagia berada didalamnya, dan bangga terhadap kelompoknya. Hasil studi telah
membuktikan hal tersebut.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang., Mujiati., Sriathi (2009) Perilaku Organisasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai