Kelompok menjadi tempat di mana anggota dapat belajar satu sama lain, meningkatkan
keterampilan dan kompetensi mereka. Selain itu adanya interaksi dan umpan balik dari
anggota kelompok lain mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional.
2. Norma Kelompok
Norma adalah aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku dalam kelompok. Norma
membantu menjaga keteraturan dan memfasilitasi prediksi perilaku anggota Kelompok
(Feldman, 1984).
3. Ukuran Kelompok
Ukuran kelompok mempengaruhi dinamika interaksi dan proses pengambilan keputusan.
Kelompok yang lebih kecil cenderung lebih kohesif, sedangkan kelompok yang lebih
besar mungkin lebih formal dan terfragmentasi (Levi,2017).
4. Komposisi Kelompok
Komposisi kelompok, termasuk karakteristik demografis, keterampilan, dan latar
belakang anggota, sangat mempengaruhi bagaimana kelompok bekerja dan berinteraksi
(Robbins & Judge,2019)
1. Forming
Pada fase ini, anggota tim menunjukkan antusiasme, berinteraksi secara sopan, dan
mengenal satu sama lain. Mereka mencari pemahaman tentang bagaimana mereka cocok
dalam struktur tim dan apa yang diharapkan dari mereka. Mungkin ada beberapa
kecemasan dan pertanyaan mengenai kelompok dan tujuannya.
Strategi yang bisa diadopsi termasuk mengambil peran kepemimpinan, menjadi sangat
terlihat, memfasilitasi diskusi besar, memperkenalkan gambaran besar, dan menetapkan
ekspektasi yang jelas.
2. Storming
Fase ini ditandai dengan resistensi terhadap tugas kelompok atau metode kerja,
kurangnya partisipasi, konflik pribadi, dan kompetisi antar anggota tim. Emosi dan
pendapat yang kuat seringkali muncul.
Strategi yang efektif pada fase ini termasuk meminta dan mendorong umpan balik,
mengidentifikasi masalah dan membantu menemukan solusi, memfasilitasi resolusi
konflik, dan membangun kepercayaan.
3. Norming
Pada fase norming, tujuan dan peran dalam kelompok menjadi jelas dan diterima. Tim
mulai bekerja lebih efektif, anggota menjadi lebih terlibat dan saling mendukung, dan
kecemasan mulai berkurang.
Strategi yang dapat diterapkan meliputi pengakuan terhadap kontribusi individu dan tim,
memberikan umpan balik positif, dan memanfaatkan energi kelompok untuk memperkuat
tim.
4. Performing
Tim sekarang beroperasi secara efisien dan efektif. Ada motivasi tinggi dan kepercayaan,
individu dapat bekerja secara mandiri dan pada saat yang sama tetap berfokus pada
tujuan tim, dan tim secara konsisten mencapai hasil yang diinginkan.
Strategi termasuk 'mengarahkan dari samping', yaitu minimal intervensi dari pemimpin,
mendorong kemandirian dalam pemecahan masalah, dan merayakan keberhasilan
bersama.
5. Adjourning
Fase akhir ini adalah saat tim dibubarkan setelah mencapai tujuannya. Ini bisa juga
disebut sebagai fase transisi atau berkabung karena penyelesaian tugas-tugas kelompok.
Strategi yang disarankan termasuk mengakui perubahan, menyediakan kesempatan untuk
refleksi dan evaluasi tim, merayakan pencapaian tim, dan mengakui kontribusi individu.