Anda di halaman 1dari 12

A.

PROSEDUR DAN STRATEGI KONSELING KELOMPOK

1. Pengetian presedur konseling kelompok

teks prosedur adalah teks yang berisi cara dan tujuan

untuk membuat atau melakukan sesuatu. Teks ini terdiri dari

tahapan-tahapan serta memiliki struktur kalimat  imperatif 

berupa perintah.

2. Tujuan presedur konseling kelompok

berkembangnya kemampuan sosialisasi seseorang,

khususnya kemampuan berkomunikasinya. Melalui konseling

kelompok, hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu

sosialisasi dan komunikasi diungkap dan didinamikakan

melalui berbagai teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan

komunikasi seseorang berkembang secara optimal.

3. Pengertian dan proses terbentuknya kelompok

kelompok adalah hubungan dua orang atau lebih

individu dalam suatu hubungan sosial. Untuk memahami

kelompok dalam situasi hubungan sosial maka tidak lepas

kaitannya dengan proses terbentuknya kelompok itu sendiri.


Kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui

berkumpulnya sejumlah orang. Dalam beberapa situasi

tertentu, kumpulan orang-orang itu kemudian menjunjung

suatu atau beberapa kualitas tertentu, sehingga dengan

demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok.1

4. Tahap tahap pembentukan konseling kelompok

Dalam konseling kelompok, tahap pembentukan yaitu tahap

awal yang sangat berpengaruh dalam proses selanjutnya. Tahap

ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok. Adapun

manfaat dari dibentuknya struktur kelompok ini adalah agar

anggota kelompok dapat memahami aturan yang ada dalam

kelompok untuk bertanggung jawab pada tujuan dan proses

kelompok.

A. Pengenalan dan Pengungkapan Tujuan

1
Sisca folastri ,M.Pd.kons , Itsar Bolo Rangka, M.Pd., kons, Prosedur Layanan
Bimbingan Dan Konseling kelompok, hal 1, 2016
Konselor dapat kembali menegaskan tujuan yang harus dicapai

dalam konseling. Hal ini dimaksudkan untuk menyadarkan

klien pada makna kehadirannya terlibat dalam kelompok.

Selain itu, klien diarahkan untuk memperkenalkan diri mereka

masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelompok (konselor).

Pada saat inilah klien menjelaskan tentang dirinya dan tujuan

yang ingin dicapainya dalam proses konseling. Biasanya klien

hanya akan menceritakan hal-hal umum yang ada dalam

dirinya dan belum mengungkapkan permasalahannya.

menguraikan secara sistematis langkah yang dijalani pada

tahap pembentukan adalah perkenalan, pengungkapan tujuan

yang ingin dicapai, penjelasan aturan dan penggalian ide dan

perasaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini

adalah anggota kelompok dapat saling percaya satu sama lain

serta menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok melalui

saling memberi umpan balik, memberi dukungan, saling

toleransi terhadap perbedaan dan saling memberi penguatan

positif. Dan disini pemimpin kelompok menampilkan tingkah


laku dan komunikasi yang mengandung unsur-unsur

penghormatan kepada orang lain (dalam hal ini anggota

kelompok), ketulusan hati, kehangatan dan empati.

1. Terbangunnya Kebersamaan

Dalam hal ini, pemimpin kelompok harus mampu

menumbuhkan sikap kebersamaan dan perasaan sekelompok.

Jika pada awalnya sebagian besar anggota kelompok tidak

berkehendak untuk mengambil peranan dan tanggung jawab

dalam, maka tugas pemimpin kelompok membalikan keadaan

itu, yaitu merangsang dan menggairahkan seluruh anggota

kelompok untuk mampu ikut serta secara bertanggung jawab

dalam kegiatan kelompok.

2. Keaktifan Pemimpin Kelompok


Peranan pemimpin kelompok dalam tahap pembentukan

adalah benar-benar aktif. Pemimpin kelompok perlu

memusatkan usahanya pada:

1. penjelasan tentang tujuan kegiatan,

2. penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota,

3. penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling

menerima,

4. dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan

suasana perasaan dalam kelompok.

5. Beberapa Teknik

B. Tahap peralihan

Hal umum yang sering muncul pada tahap ini

adalah terjadinya suasana ketidakseimbangan dalam diri

masing-masing anggota kelompok. Konselor diharapkan

membuka permasalahan masing-masing anggota

sehingga masalah tersebut dapat bersama-sama

dirumuskan dan dapat diketahui penyebabnya.

Walaupun anggota kelompok mulai terbuka satu sama


lain, tetapi dapat pula terjadi kecemasan, resistensi,

konflik, dan keengganan anggota kelompok membuka

diri. Oleh karena itu, konselor selaku pemimpin

kelompok harus dapat mengontrol dan mengarahkan

anggotanya untuk merasa nyaman dan menjadikan

anggota kelompok sebagai keluarganya sendiri. Untuk

ini perlu diselenggarakanya

C. TAHAP KEGIATAN

Tahap ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok

diketahui penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan

langkah selanjutnya yaitu menyusun rencana tindakan. Pada

tahap ini anggota kelompok diharapkan telah dapat membuka

dirinya lebih jauh dan menghilangkan defensifnya, adanya

perilaku modelling yang diperoleh dari mempelajari tingkah

laku baru serta belajar untuk bertanggung jawab pada tindakan

dan tingkah lakunya. Akan tetapi, pada tahap ini juga dapat

saja terjadi konfrontasi antara anggota dan transferensi. Dan

peran konselor dalam hal ini adalah berupajaga keterlibatan

dan kebersamaan anggoota kelompok secara aktif.


Kegiatan kelompok pada tahap ini dipengaruhi pada tahapan

sebelumnya. Jadi apabila pada tahap sebelumnya berlangsung

dengan efektif maka tahap ini juga dapat dilalui dengan baik.

Begitupun sebaliknya, apabila tahap ini berjalan dengan baik,

biasanya anggota kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa

mengharapkan ikut campur tangan pemimpin kelompok lebih

jauh.

Karena Tahap Ketiga merupakan inti kegiatan kelompok, maka

aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak,

dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian

yang seksama dari pemimpin kelmpok. Kegiatan pada Tahap

Ketiga itu mendapatkan alokasi waktu yang terbesar dalam

keseluruhan kegiatan kelompok.

D. TAHAP AKHIR

Tahap ini adalah tahapan dimana anggota kelompok mulai

mencoba perilaku baru yang telah mereka pelajari dan

dapatkan dari kelompok. Umpan balik adalah hal penting yang

sebaiknya dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok.


Hal ini dilakukan untuk menilai dan memperbaiki perilaku

kelompok apabila belum sesuai. Oleh karena itu, tahap akhir ini

dianggap sebagai tahap melatih diri klien untuk melakukan

perubahan.

Sehubungan dengan pengakhiran kegiatan, Prayitno

mengatakan bahwa kegiatan kelompok harus ditujukan pada

pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam kelompok.

Kegiatan kelompok ini biasanya diperoleh dari pengalaman

sesama anggota. Apabila pada tahap ini terdapat anggota yang

memiliki masalah belum dapat terselesaikan pada fase

sebelumnya, maka pada tahap ini masalah tersebut harus

diselesaikan.

Konselor dapat memastikan waktu yang tepat untuk

mengakhiri proses konseling. Apabila anggota kelompok

merasakan bahwa tujuan telah tercapai dan telah terjadi

perubahan perilaku maka proses konseling dapat segera

diakhiri.2

2
Widayat Mintarsh, M,Pd. Tahapan tahapan konseling kelompok.Hal 6, 2017.
5. CIRI DAN SYARAT KELOMPOK

Ada beberapa ciri serta syarat kelompok dikatakan sebagai

kelom pok. Berikut merupakan ciri kelompok, antara lain:

a. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu

dengan yang lainnya.

b. Terdapat sebab-akibat interaksi yang berlainan terhadap

individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan

kecapakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat

di dalamnya

C. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau

organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-

peranan dan kedudukan masing-masing.

d. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota

kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota

kelompok untuk mencapai tujuan yang ada. e. Berlangsungnya

suatu kepentingan.
f. Adanya pergerakan yang dinamik.3

B. Strategi konseling kelompok

Strategi konseling kelompok dikembangkan dalam tiga isu

sentral yaitu isu tentang kelompok, tahap konseling kelompok

dan proses dan aplikasi konseling kelompok. Isu tentang

kelompok sebagai kerangka teori yang melandasi tentang

proses dan dinamika kelompok, sebagai integrasi dalam

berbagai perspektif teori. Kekuatan kelompok merupakan salah

satu dimensi yang diambil dalam proses konseling sehingga

konseling kelompok berusaha memadukan antara dimensi

kelompok, kohesifitas dan perubahan perilaku. Konseling

kelompok jika dianalisis memiliki basis teori psikososial yang

berkatian dengan ;

a. Isu Kultural Keunggulan kelompok merupakan poin yang

tidak dapat ditinggalkan dalam konseling kelompok namun

demikian aspek multikulturalisme juga menjadi bagian yang

tidak terpisahkan. Keragaman masyarakat menjadi salah satu

3
Dr. Namora lumongga lubis. M.sc.hasnida, konseling kelompok, hal 4,2016
indicator bahwa kelompok merupakan gambaran dari

masyarakat.

Strategi kelompok berimplikasi pada pemenuhan

kebutuhan social anggota kelompok untuk dapat eksis di

masyarakat. Hal-hal penting yang merupakan pertimbangan

utama dalam kelompok adalah pertama, memiliki perspektif

multibudaya dan lintas budaya karena akan membantu

memahami konseli dari latar belakang budaya. Kedua,

penguasaan kompetensi konselor menjadi salah satu instrumen

penting dalam proses konseling kelompok. Pada akhirnya,

konseling kelompok merupakan salah satu pilihan strategis

untuk membantu mengembangkan potensi dan kemampuan

anggota kelompok.4

4
Sigit sanyata teknik dan strategi konseling kelompok. 2010. Hal 119
Reference:
1. Widayat mintash ,M,Pd.Tahapan tahapan konseling
kelompok. 2017.
2. Dr.namora lumongga lubis .M.sc. hasnida,konseling
kelompok.2016.
3. Sisca folastri, M.Pd. tahapan tahapan konseling
kelompok,2016.
4. Sigit sanyata, teknik dan strategi konseling
kelompok,2010.

Anda mungkin juga menyukai