Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDEKATAN-PENDEKETAN KONSELING KELOMPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dinamika Kelompok


Dosen pengampu Mulyani, M,Pd

Ditulis oleh:

Nama : Amaliah Nurrohmah


NPM : 1115500008
KELAS : 1C

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt untuk memberi bahan penulisan
makalah dinamika kelompok,yang dapat di pergunakan baik oleh para mahasiswa
sebagai bahan pokok,maupun oleh para dosen sebagai bahan perbandingan.
Mudah-mudahan penulisan ini juga bisa menjadi bacaan bagi para pembaca baik
disekolah maupun umum,terutama untuk kalangan mahasiswa-mahasiswi progam studi
bimbingan dan konseling untuk menjadi bahan masukan dan updating informasi,
sehingga layanan konseling yang menjadi kewajibannya bisa dilakukan dengan lebih
baik.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa orang yang telah
memberikan bantuan yang sangat besar dalam penyelesaian makalah ini, terutama
masukan dan koreksian yang telah diberikan. Mudah-mudahan perbuatan baik itu
mendapat balasan yang setimpal dari Allah AWT. Akhirnya penulis berharap, agar
penulisan makalah ini bisa membawa manfaat.

Tegal,Desember 2015

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Praktik dalam layanan konseling selalu dilandasi pada berbagai teori


konseling kelompok yang telah berkembang oleh beberapa tokoh. layanan
konseling kelompok merupakan suatu jenis layanan yang juga
dikembangkan dari berbagai teori tersebut. Dalam makalah
ini,menguraikan beberapa maksud untuk memberikan suatu gambaran
mengenai bagaimana konseling kelompok bersandar pada teori-teori yang
ada.
Dalam makalah dijelaskan dan menguraikan tentang berbagai
pendekatan dalam konseling kelompok beserta teori-teori yang ada.
Seperti pendekatan konseling kelompok dengan pendekatan
psikonalitik,konseling kelompok dengan pendekatan (pada pribadi).

RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini penulis akan membahas rumusan masalah mengenai :

1. Konseling kelompok dengan pendekatan psionalitik


- Latar belakang
- Konsep pokok
- Tujuan konseling kelompok dengan psikoanalisi
- Tahap-tahap perkembangan kelompok Analitik
2. Konseling kelompok dengan pendekatan psikologi individual.
- Penerapan prinsip-prinsip aliran adler dalam konseling kelompok
- Tahap-tahap konseling kelompok
3. Konseling kelompok dengan pendekatan client centered (berpusat
pada pribadi)
- Proses konseling kelompok

TUJUAN MAKALAH

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester mata kuliah dinamika kelompok. Selain itu juga untuk
memberikan penjelasan pengenai beberapa pendekatan-pendekatan dalam
konseling kelompok. Seperti Konseling kelompok dengan pendekatan
psikoanalitik, Konseling kelompok dengan pendekatan psikologi
Individual,Konseling kelompok dengan pendekatan client
centered(bersifat pribadi).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konseling kelompok dengan pendekatan psikoanalitik


Teori konseling psikoanalisis merupakan teori tertua,yang sebagian
besar berasal dari pendekatan-pendekatan konseling yang didalamnya
termasuk layanan konseling kelompok. Ada beberapa diantaranya adalah
perluasan dari pendekatan psikoanalitik atau merupakan modifikasi dari
teori tersebut. Pembahasan dalam pendekatan psikoanalitik terarah pada
tahap-tahap perkembangan kehidupan individu dan juga evolusi kehidupan
dalam proses suatu kelompok.
Latar Belakang
Orang pertama yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip psikoanalisis
beserta teknik-tekniknya dalam kegiatan kelompok, Natawidjaya ,adalah
Alexander Wolf,yaitu seorang psikiatris dan psikoanalisis,Wolf
mengembangkan teknik-teknik dasar psikoanalisis dalam kelompok,seperti
transference,asosiasi bebas,analisis mimpi,dan analisis determinan historis
dari perilaku sekarang.
a. Konsep Pokok
Dalam Praktiknya,yang terpenting dari teori in adalah bagaimana
seorang konselor mampu membuat pikiran konseli yang berada diluar
kesadarannya menjadi sadar. Dalam hal ini adalah
bagaimana kita bisa menata interaksi yang terjadi antara id,ego dan
superego.

b. Tujuan konseling kelompok Dengan psikoanalisis


secara khusus psikoanalitik memerankan kembali keluarga yang asli secara
simbolis menurut kelompok, sehingga latar belakang historis dari
kehidupan anggota pada masa lalu terulang kembali dalam kehadirannya
dalam suatu kelompok itu Millan dan rosesbaun menyebutkan proses itu
sebagai pendekatan regresif-rekonstruktif dalam terapi kelompok
psikoanalisis. Dia memandang kelompok terapi sebagai suatu pilihan
kehidupan yang dalam banyak hal merupakan keluarga yang asli.
C. Tahap-tahap perkembangan kelompok analitik
1. Tahap persiapan dalam bentuk analisis individu
pada tahap ini konselor kelompok memilih para peserta yang cocok untuk
melaksanaan kegiatan kelompok yang dipimpinnya . perlu diusahakan
bahwa mereka memiliki kondisi yang sesuai dengan kegiatan kelompok
kondisi itu diantaranya kemampuan untuk mengadakan kontak dengan
kenyataan , kemampuan untuk berhubungan secara pribadi, luwes, dan
potensi untuk menjadi katalisator dalam kegiatan kelompok.
2. Tahap pembentukan hubungan melalui penafsiran mimpi dan fantasi
Analisis penafsiran mimpi pada tahap kedua ini merupakan alat untuk
mengembangkan saling mempercayai diantara anggota anggota kelompok.
3. Interaksi melalui asosiasi bebas antar pribadi
ditandai dengan penggunaan yang mendalam tentang asosiasi bebas , yaitu
komunikasi tanpa sensor mengenai perasaan dan pemikiran seseorang
secepat hal itu muncul dalam ingatannya.
4. Tahap Analisis penolakan
Pada tahap ini penolakan itu muncul secara jelas pada waktu setiap
anggota kelompok melakukan penafsirannya tentang mimpi dan
mengadakan asosiasi bebas tentang anggota-anggota lainnya . tahap

perkembangan kelompok ini dapat diumpamakan sebagai masa


pemberontakan kelompok.
5. Tahap Analisis Pengalihan
Pada tahap ini konselor benar-benar perlu menemukan ketakutan setiap
anggota kelompok untuk mengubah dirinya dan juga menelan trauma yang
menahan perkembangan dirinya. Pada tahap ini perlu dibangun
persekutuan kerja dalam kelompok,yaitu suatu bentuk kerja sama yang
sehat dan realistik antara anggota kelompok dengan konselor serta antar
anggota kelompok.
6. Tahap Tindakan pribadi
Tahap ini ditandai dengan berakhirnya distori pengalihan yang sangat kuat
yang terjadi dalam kelompok. Pada Tahap ini terdapat suatu pola berbagai
kepemimpinan dan permisahan diri serta penyadaran yang realistik.
Distori pengalihan kelompok terhadap konselor telahditangani secara
tuntas dan para anggota memandang konselor lebih realistis. Tujuan tahap
ini untuk membantu konseli menemukan cara-cara yang efektif untuk
berhubungan dengan orang lain dan meningkatkan pertumbuhan pribadi
konseli sehingga konseli itu dapat berpikir mandiri dan berdiri sendiri
dalam perbuatannya.
B. Konseling kelompok Dalam dengan pendekatan Psikologi individu
a. Penerapan prinsip-prinsip Aliran Adler dalam konseling kelompok
Kelompok memberikan konteks sosial dimana para anggotanya
mengembangkan rasa diterima dan rasa bermasyarakat. Para peserta dalam
kegiatan kelompok akan melihat bahwa kebanyakan dari masalah yang
dihadapi itu hakikat nya merupakan persoalan antar pribadi,bahwa perilaku
mereka itu mempunyai makna sosial ,dan bahwa tujuan-tujuan mereka
akan dapat dipahami sebaik-baiknya apabila dikaitkan dengan tujuantujuan sosial.

b. Tahap-tahap Konseling kelompok


1. Tahap Membentuk dan memilhara Hubungan
Dalam tahap ini,upaya bantuan ditekankan pada pembentukan
hubungan terapeutik yang baik,didasarkan atas keja sama dan
saling menghargai. Peserta didorong aktif dalam proses
itu,karena mereka bertanggungjawab tentang partisipasinya
sendri dalam kelompok itu.
2. Tahap Analisis dan penilaian
Dalam tahap ini konselor dapat memulai dengan menjajaki
bagaimana para peserta berfungsi dalam pekerjaan nya dan
didalam kehidupan sehari-hari pada saat ini,dan bagaimana
tentang perasaannya mereka sendiri. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk mengarahkan konseli supaya dapat keluar dari
kebodohannya dengan memberikan sarat untuk mencapai
keberhasilannya. Ada beberapa teknik untuk menilai dan
menganalisis suatu masalah yaitu,menyatakan
kembali,konfrontasi,pertanyaan,dan hipotensi sementara.
3. Tahap Wawasan
Dalam suasana kelompok tahap wawasan itu diarahkan untuk
membantu para konseli memahami mengapa mereka itu
berfungsi dan berbuat seperti yang dilakukannya itu. Untuk
mempermudah proses wawasan dan memadukannya kedalam
gaya hidup konseli,konselor dapat menggunakan teknik
penafsiran. Penafsiran bersangkutan dengan alasan mengapa para
peserta berperilaku seperti yang dilakukannya disini ndan saat
ini.

4. Tahap orientasi kembali


Dalam tahap ini peranan kelompok sangat penting. Karena
kelompok itu merangsang tindakan dan orientasi yang baru.
Dalam kelompok konseli mengenal bahwa didalam dirinya
terdapat sikap-sikap yang keliru terhadap orang lain. Orientasi
kembali merupakan tahap pengembalian tindakan,apabila para
peserta telah menentukan keputusannya dan tujuan-tujuannya
telah diubah.
C. Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Client Centered (Berpusat
pada Pribadi)
Proses konseling kelompok
praktik konseling kelompok dalam client centered counseling melalui
proses sebagai berikut :
a. Karakteristik kelompok
Ukuran ideal suatu kelompok konseling dengan pendekatan berpusat
pada pribadi 8 sampai dengan 12 orang. Pada umumnya kelompok
bertemu seminggu sekali selama 3 jam. Akan tetapi ,terdapat
berbagai bentuk kelompok,baik ukuran maupun kegiatan dan
pengaturan waktunya. Contohnya kelompok pertemuan yang
mengambil waktunya di akhir pekan.
b. Tahap-tahap kegiatan kelompok
Menurut Nata widja ada beberapa pola umum,walaupun bukan
merupakan tahapan baku ,pola tersebut adalah :
1. Mencari Arah. T idak adanya arah yang diberikan oleh
fasilitator menyebabkan kekacauan,putus asa dan semua
anggota mulai mencari arah kegiatan yang akan mereka
lakukan.

2. Penolakan tehadap pernyataan dan penjajakan pribadi. Pada


mulanya setiap anggota memperlihatkan pribadi
umumnya,karena mengharapkan bahwa apa yang
dikemukakannya dalam kelompok itu dapat diterima oleh
kelompoknya.
3. Deskripsi tentang perasaan-perasaan masa lalu. Pengungkapan
diri ini berkenaan dengan hal-hal yang terjadi diluar
kelompok.
4. Pernyataan perasaan-perasaan negatif. Pada umumnya
perasaan negatif kepada konselor itu mendahului pernyataan
tentang perasaan-perasaan positf. Hal ini mungkin sekali
dilandasi oleh keinginan untuk mencoba suasana kelompok.
5. Pernyataan dan penjajakan materi yang secara pribadi sangat
bermakna.
6. Pernyataan perasaan-perasaan antar pribadi yang muncul
dengan tiba-tiba dalam kelompok. Para anggota kelompok
lebih untuk menyatakan perasaan negatif kepada teman-teman
sekelompoknya.
7. Pengembangan kemampuan penyembuhan didalam kelompok.
Pada tahap ini,para anggota kelompok mulai menghubungi
teman-teman anggota kelompoknya secara tidak
langsung,menyatakan perhatian nya ,dukungan,dan
kepedulian.
8. Penerimaan diri dan permulaan dari perubahan. Pada tahap
ini,para peserta mulai menerima unsur-unsur dalam dirinya
yang selama ini disangkal dan diubahnya,mereka mendekati
diri yang sebenarnya.

9. Memecahkan tirai pelindung. Anggota kelompok mulai


merespon keapada tuntutan kelompok sehingga topeng dan
kepura-pur aannya terbuka.
10.Umpan balik.
11.Konfrontasi. Saling berkonfrontasi dengan teman-teman
sekelompoknya mengenal hal-hal yang sangat
emosional,termasuk umpan balik negatif dan positif.
12.Hubungan yang membantu diluar pertemuan kelompok. ini
merupakan perluasan dari tahap pengembangan kemampuan
menyembuhkan dalam kelompok.
13.Perjumpaan dasar. Anggota mulai menghayati bagaimana
hubungan yang bermakna. Dapat terjadi apabila terdapat
komitmen untuk bekerja kearah tujuan bersama.
14.Pernyataan perasaan-perasaan positif dan keakaraban.
Perasaan keakraban yang berbobot terapeutik membawa para
anggota kelompok ke tahap terakhir dan paling penting.
15.Perubahan perilaku dalam kelompok . Cenderung bertindak
secara terbuka,menyatakan perasaan yang lebih mendalam
kepada orang, mencapai pemahaman yang meningkat tentang
dirimengembangkan wawasan baru mengenai
permasalahannya,dan melakukan cara-cara yang lebih efektif.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat disimpulkan adalah bahwa pendekatan-pendekatan


dalam konseling dalam kelompok itu penting. Karena kita dapat dengan
cepat menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. Pendekatan-pendekatan
konseling kelompok itu sendiri yaitu,seperti pendekatan konseling
kelompok dengan pendekatan psikoanalitik,dengan latar belakang,konsep
pokok,tujuan konseling kelompok dengan psikoanalisis.,pendengakata
konseling kelompok dengan pendekatan psikologi individual,dengan
penerapan prinsip-prinsip aliran adler dalam konsep kelompok,tahap-tahap
konseling kelompok,dan konseling kelompok dengan pendekatan client
centered (berpusat pada pribadi) dengan proses konseling kelompok,tahaptahap kegiatan kelompok.

SARAN

Saran yang ingin sampaikan adalah sebagai seorang calon konselor dan
konselor kita harus mengerti dan memahami tentang pendekatanpendekatan konseling kelompok. Harus sering mengadakan konseling
kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Natawidjaya, R (2009).konsseling kelompok,konsep dasar dan


pendekatan. Bandung : Rizky.

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3

JUDUL MAKALAH
LATAR BELAKANG MASALAH
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN

BAB II
PEMBAHASAHAN
2.1 Konseling kelompok dengan pendekatan psionalitik
-

Latar belakang

Konsep pokok

Tujuan konseling kelompok dengan psikoanalisi

Tahap-tahap perkembangan kelompok Analitik

2.2 Konseling kelompok dengan pendekatan psikologi individual.


-

Penerapan prinsip-prinsip aliran adler dalam konseling kelompok

Tahap-tahap konseling kelompok

2.3 Konseling kelompok dengan pendekatan client centered (berpusat pada pribadi)
-

Proses konseling kelompok

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2. SARAN/REKOMENDASI
3.3 DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai