Konseling kelompok bukan sebagai sebuah perspektif tetapi sebagai suatu teknik dan
strategi dalam konseling. Banyak tulisan yang mendiskusikan tentang konseling individual
namun demikian konseling kelompok kurang banyak menjadi bahan kajian dalam
forumforum konseling. Schmidt (2003) mengemukakan bahwa konseling kelompok dan
bimbingan kelompok merupakan dua proses yang digunakan oleh konselor sekolah untuk
mengatasi antara lain perhatian dan minat siswa. Prosedur kelompok dipandang efektif untuk
membantu siswa dalam dengan banyak isu permasalahan. Keunggulan prosedur kelompok
adalah membantu pengembangan aspek sosial konseli dan kemampuan mengadakan interaksi
sosial dengan anggota kelompok yang lain. Ketika individu berada dalam kelompok maka
akan dituntut kemampuan dan keterampilan sosial yang harus dilakukan. Kesediaan untuk
mendengarkan pendapat orang lain dan kemampuan menyampaikan pendapat, empati,
cohesiveness merupakan dimensi positif bagi anggota kelompok sehingga bagi anggota
kelompok tertentu, proses kelompok sebagai media untuk mengembangkan kepribadian.
Selama ini kajian tentang konseling kelompok masih disisipkan dalam buku-buku tentang
konseling dan psikoterapi dan kurang mendalam dalam memberikan wawasan tentang
konseling kelompok secara komprehensif.
1. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6
orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-
40 orang). Pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas , serta meraih masa depan dalam studi,
karier, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta
pengembangan diri.
Pada pelaksanaan bimbingan kelompok ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan.
Bahwa terdapat empat tahap bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, peralihan,
kegiatan dan pengakhiran. Tahap-tahap ini merupakan suatu kesatuan dalam seluruh kegiatan
bimbingan kelompok. Tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
3. Tahap Kegiatan, yaitu tahapan kegitan inti untuk membahas topik-topik tertentu pada
bimbingan kelompok atas mengentasakan masalah pribadi anggota kelompok.
4. Tahap Pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang
sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan
selanjutnya.
2. Anggota kelompok, yaitu tidak semua kumpulan atau individu dapat dijadikan
kelompok. Untuk terselenggaranya bimbingan kelompok seorang pemimpin
kelompok harus membentuk kumpulan individu menjadi kelompok. Besarnya
kelompok dan homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok dapat
mempengaruhi kinerja kelompok. Sebaiknya jumlah kelompok tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil, jumlah anggota kelompok yang paling efektif yaitu tidak melebihi
10 0rang.
4. Kegiatan, yaitu hasil usaha bimbingan kelompok tidak tercapai dengan sendirinya,
melainkan harus dengan kerja giat daeri klien itu sendiri. Konselor hendaklah
membangkitkan semangat klien sehingga ia mampu dan mau melaksanakan kegiatan
yang diperlukan dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam
konseling.
b) Bimbingan kelompok tugas. Dalam bimbingan kelompok tugas terlihat lebih terikat
karena mereka berfokus pada penyelesaian tugas yang telah diberiakan. Ciri-ciri
anggota kelompok tugas, yaitu:
1. Dalam kelompok tugas arah dan isi kegiatan kelompok ditetapkan yerlebih
dahulu.
2. Sesuai dengan namanya kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, pekerjaan ini ditugaskan oleh pihak luar
kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan kelompok itu sebelumnya.
Jenis kegiatan bimbingan kelompok yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
jenis bimbingan kelompok tugas, anggota menerima tugas yang harus diselesaikan yang
berkaitan dengan keterbukaan diri.
1. Berfungsi informatif,
2. Berfungsi pengembanagan,
1. Pengenalan dikap dan kebiasaan, bakat, minat, dan cita-cita serta penyalurannya.
4. Pengembangan sikap dan kebiasaaan belajar yang baik di sekolah dan di rumah sesuai
dengan kemampuan pribadi siswa.
Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok perlu mendapat penekanan yang sungguh-
sungguh. Melalui bimbingan kelompok para siswa, yaitu:
1. Diberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan beberpa hal yang
terjadi disekitanya.
2. Memiliki pemahaman yang objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang
mereka bicarakan.
3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang
bersangkut paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok. “sikap
positif” menolak hal-hal yang salah/buruk/negatif dan menyokong hal-hal yang
benar/baik positif. Sikap positif ini lebih jauh diharapkan dapat merangsang para
siswa.
9. Konseling Kelompok
Koseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang
bersifat penvegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok merupakan bersifat pencegahan
dalam arti, bahwa individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan normal atau
berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi, memiliki beberapa kelemahan dalam
kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.
Konseling kelompok bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada individu-
individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan perilakunya selaras dengan
lingkungannya.
c. Teknik Pick-Up
Konselor mengutip atau mengambil apa yang telah disampaikan anggota dan
menggunakannya sebagai pernyataan pendahuluan untuk pernyataan baru.
e. Teknik Probing
Teknik Probing seringkali digunakan dimana saja. Kepada konseli diajukan
pertanyaan-pertanyaan pengarahan sehingga diperoleh jawaban yang ditetapkan. Teknik ini
dapat digunakan sebagai teknik pendahuluan untuk menstimulasi minat anggota terhadap
materi yang ingin diberikan oleh konselor.
Dalam mengajukan pertanyaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
konselor ingin mengarahkan konseli memperoleh jawaban khusus yang tepat. Konselor
membuat suatu keadaan dan membawa opini konseli kedalam suatu keadaan yang mengarah
kepada jawaban atas pertanyaan, sampai diperoleh jawaban selektif
f. Refleksi perasaan
Teknik ini digunakan untuk membuat kembali perasaan-perasaan yang diungkapkan
oleh konseli melalui pernyataan konselor “saya paham maksud pernyataan anda”. Perasaan-
perasaan dapat diungkapkan dengan jelas oleh konseli seperti “saya bimbang, ragu, marah,
sedih dan sebagainya. Biasa juga tidak diungkapkan secara verbal, dapat dilihat dari tingkah
lakunya atau nada suaranya. Maksud penggunaan teknik ini agar konseli dapat lebih
mengungkapkan perasaan-perasaannya.
g. Teknik Diskusi
Diskusi kelompok merupakan bentuk konseling dimana konselor melaksanakan
konseling dengan cara diskusi kelompok. Teknik ini biasa digunakan dalam satu atau dua sesi
konseling kelompok untuk menanyakan informasi yang penting. Penekanannya bukan pada
diskusi, tetapi pada penjelasan hal-hal yang belum dipahami oleh kelompok.
h. Teknik Interpretasi
Digunakan oleh konselor yang ingin “membawa” atau ‘ menyampaikan” ide kepada
kelompok. Mungkin sekali interpretasi itu tidak tepat, namun dapat diarahkan untuk
menstimulasi diskusi lebih lanjut dan mendorong/menguatkan kemampuan individual untuk
boleh tidak sepakat dengan konselor.
Interpretasi merupakan suatu teknik menyampaikan arti dari pesan yang disampaikan oleh
konseli. Dalam membuat interpretasi, konselor akan membuka suatu pandangan baru atau
penjelasan mengenai sikap dan tingkah laku interpretasi seperti mengajukan pertanyaan
mengenai hipotesa mengenai hubungan atau mengenai arti suatu
Dalam interpretasi, konselor harus menaruh perhatian kepada anggota yang lain
terutama anggota yang pasif atau yang datang dengan latar belakang keluarga yang tidak
mengizinkan seorang anak tidak setuju dengan pendapat orang tua. Ini akan menempatkan
konseli pada posisi yang sulit. Interpretasi sebaiknya tepat, bilamana keliru konselor harus
tahu letak kekeliruannya kemudian meralatnya.
i. Teknik Konfrontasi
Konfrontasi merupakan respon verbal dimana konselor mendeskripsikan beberapa
penyimpangan atau ketidakcocokan yang terlihat dalam pernyataan atau tingkah laku konseli.
Dalam teknik konfrontasi, anggota kelompok dihadapkan langsung (dikonfrontir) pada hal-
hal yang terlihat adanya pertentangan.
j. Klarifikasi
Teknik ini digunakan apabila konselor ingin meminta penjelasan lebih lanjut yang di
anggap belum mengerti dan tidak sistematis, atau untuk menyamakan persepsi apakah yang
sudah di tangkap oleh konselor betul atau tidak.
Dalam memberikan bimbingan belajar, guru hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut
ini:
1. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa.
2. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami
kesulitan yang dihadapi siswa.
3. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta
faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
4. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.
5. Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja sama dengan staf
sekolah lain.
Orang tua adalah pembimbing belajar siswa dirumah secara umum, bimbingan yang dapat
diberikan oleh guru atau dosen dalam kegiatan mengajar di kelas adalah:
1. mengenal dan memahami individu secara mendalam
2. memberikan perlakuan dengan memerhatikan perbedaan individual
3. memperlakukan individu secara manusiawi
4. memberi kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal
5. menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
Seorang guru yang menerapkan prinsip-prinsip atau suasana bernuansa bimbingan di kelas
dalam proses belajar mengajar akan tampak kondisi sebagai berikut:
1. Tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan dan menempatkan siswa
sebagai subjek pengajaran
2. Adanya arahan atau oientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam
bidang studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhan pembelajaran
3. Menerima dan memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri
dengan memahami kekurangan, kelebihan, dan masalah-masalahnya
4. Mempersiapkan serta menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan individu
5. Membina hubungan yang dekat dengan siswa, menerima siswa yang akan
berkonsultasi dan meminta bantuan.
Ada beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk membantu
perkembangan individu, yaitu konseling, nasihat, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok.
1. Konseling
Konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutik yang diarahkan untuk mengubah
sikap dan perilaku individu. Konseling dilaksanakan melalui wawancara (konseling)
langsung dengan individu. Konseling ditujukan kepada individu yang normal, bukan yang
mengalami kesulitan jiwa, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri
dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial.
Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab dan dinamis. Individu merasa diterima dan
dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor menerima individu secara
pribadi dan tidak memberikan penilaian. Individu (konseli) merasakan ada orang yang
mengerti masalah pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya.
2. Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh konselor ataupun
pembimbing. Pemberian nasihat hendaknya memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh klien (individu)
2. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
3. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh individu, disertai
kemungkinan keberhasilan dan kegagalan
4. Penentuan keputusan diserahkan kepada individu, alternatif mana yang akan
diambil, serta
5. Hendaknya, individu mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang
diambilnya
3. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat beruapa penyampaian informasi ataupun
aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6 orang),
kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-40
orang). Pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas , serta meraih masa depan dalam studi,
karier, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta
pengembangan diri.
4. Konseling Kelompok
Koseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang
bersifat penvegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok merupakan bersifat pencegahan
dalam arti, bahwa individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan normal atau
berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi, memiliki beberapa kelemahan dalam
kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.
Konseling kelompok bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada individu-
individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan perilakunya selaras dengan
lingkungannya.
2. Masalah Motivasi : Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar atau berpartisipasi
dalam kegiatan sekolah memerlukan bimbingan untuk merangsang minat belajar dan
memotivasi diri.
3. Stres Akademik : Siswa yang merasa terlalu tertekan oleh tuntutan akademik, seperti
ujian dan pekerjaan rumah yang berat, memerlukan bimbingan untuk mengatasi stres dan
mengembangkan keterampilan manajemen waktu.
4. Bullying dan Pelecehan : Siswa yang menjadi korban bullying atau pelecehan di sekolah
memerlukan bimbingan untuk mengatasi dampak emosional dan belajar keterampilan
penanganan konflik.
5. Kesulitan Sosial : Siswa yang menghadapi kesulitan dalam berinteraksi sosial, seperti
kesulitan membangun teman atau mengatasi konflik dengan teman sebaya, memerlukan
bimbingan keterampilan sosial.
6. Krisis Keluarga : Siswa yang mengalami krisis keluarga, seperti perceraian orang tua atau
masalah keuangan, memerlukan bimbingan untuk mengatasi ketegangan dan stres yang
terkait dengan masalah tersebut.
7. Depresi atau Kecemasan : Siswa yang mengalami depresi atau kecemasan perlu
mendapatkan bimbingan atau konseling untuk mengatasi perasaan mereka dan mendapatkan
dukungan.
8. Masalah Identitas atau Orientasi Seksual : Siswa yang sedang menjalani perjalanan
eksplorasi identitas atau orientasi seksual mereka mungkin memerlukan bimbingan untuk
mengatasi stres dan menghadapi situasi yang mungkin tidak mendukung.
9. Kesulitan Mengambil Keputusan : Siswa yang kesulitan mengambil keputusan terkait
karir, pendidikan, atau masalah pribadi memerlukan bimbingan untuk membantu mereka
mengkaji pilihan dan membuat keputusan yang tepat.
10. Kekurangan Keterampilan Manajemen Diri : Siswa yang memiliki masalah dengan
keterampilan manajemen diri, seperti prokrastinasi atau kurangnya disiplin, memerlukan
bimbingan untuk mengembangkan keterampilan ini.
1. Sesi Diskusi Kelompok: Konselor atau guru dapat mengadakan sesi diskusi
kelompok tentang topik tertentu yang relevan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Misalnya, diskusi tentang stres ujian atau tekanan teman sebaya.
6. Klub Minat Khusus: Sekolah dapat mendukung klub atau kelompok minat
khusus, seperti kelompok sastra, kelompok seni, atau kelompok olahraga. Ini dapat
membantu siswa mengejar minat mereka dan merasa lebih terhubung dengan teman sebaya
yang memiliki minat serupa.
7. Program Peer Tutoring: Program peer tutoring melibatkan siswa yang lebih
mahir dalam mata pelajaran tertentu membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mata
pelajaran tersebut.
Daftar pustaka
Daftar Pustaka
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bndung: PT Refika Aditama
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang:
Universitas Negeri Padang
Rahmah, Dwi. 2008. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Home
Room untuk Meningkat Kepercayaan Diri Siswa dalam Bidang Akademik di SMK
Kartika Surabaya. Universitas Negeri Surabaya
Ratnawati, fitria. 2021. Ragam Teknik bimbingan. Tanpa Kota : Terbitanbukugratis.id
Sanyata, sigit. 2010. Teknik dan strategi konseling kelompok, Jurnal Paradigma V: 09.
Yogyakarta: Penerbit UNY Yogyakarta
Soesilo, andri. 2015. Jenis Teknik dalam konseling kelompok. Jakarta: Tanpa Penerbit
Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konsling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Putr
Yanungrum linggar. 2014. Ragam Teknik bimbingan. Tanpa Kota: Tanpa Penerbit