Anda di halaman 1dari 19

Ragam teknik bimbingan dan konseling kelompok

Konseling kelompok bukan sebagai sebuah perspektif tetapi sebagai suatu teknik dan
strategi dalam konseling. Banyak tulisan yang mendiskusikan tentang konseling individual
namun demikian konseling kelompok kurang banyak menjadi bahan kajian dalam
forumforum konseling. Schmidt (2003) mengemukakan bahwa konseling kelompok dan
bimbingan kelompok merupakan dua proses yang digunakan oleh konselor sekolah untuk
mengatasi antara lain perhatian dan minat siswa. Prosedur kelompok dipandang efektif untuk
membantu siswa dalam dengan banyak isu permasalahan. Keunggulan prosedur kelompok
adalah membantu pengembangan aspek sosial konseli dan kemampuan mengadakan interaksi
sosial dengan anggota kelompok yang lain. Ketika individu berada dalam kelompok maka
akan dituntut kemampuan dan keterampilan sosial yang harus dilakukan. Kesediaan untuk
mendengarkan pendapat orang lain dan kemampuan menyampaikan pendapat, empati,
cohesiveness merupakan dimensi positif bagi anggota kelompok sehingga bagi anggota
kelompok tertentu, proses kelompok sebagai media untuk mengembangkan kepribadian.
Selama ini kajian tentang konseling kelompok masih disisipkan dalam buku-buku tentang
konseling dan psikoterapi dan kurang mendalam dalam memberikan wawasan tentang
konseling kelompok secara komprehensif.

1. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam


situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat beruapa penyampaian informasi ataupun
aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial.

Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6
orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-
40 orang). Pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas , serta meraih masa depan dalam studi,
karier, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta
pengembangan diri.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok


Secara umum, tujuan layanan bimbingan kelompok adalah untuk pengembangan
kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan sehingga
siswa lebih terbuka antara satu dengan yang lainnya. Secara khusus, layanan bimbingan
kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan
dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang efektif, yakni peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.

Tujuan bimbingan kelompok agar setiap siswa:

1. mampu berbicar di depan orang banyak,


2. mampu mengeluarkan pendapat,
3. belajar menghargai pendapat orang lain,
4. bertanggung jawab atas pendapat yang dikembangkannya,
5. mampu mengendalikan diri dan emosi.
6. dapat bertenggang rasa sesama individu maupun kelompok,
7. menjadi akrab satu sama lain,
8. membahs suatu masalah dan topik-topik umum yang dirasakan menjadi
kepentingan bersama.

3. Tahap Bimbingan Kelompok

Pada pelaksanaan bimbingan kelompok ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan.
Bahwa terdapat empat tahap bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, peralihan,
kegiatan dan pengakhiran. Tahap-tahap ini merupakan suatu kesatuan dalam seluruh kegiatan
bimbingan kelompok. Tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap pembentukan, yaitu tahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu


menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam
mencapaintujuan bersama.

2. Tahap Peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke


kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapain tujuan kelompok

3. Tahap Kegiatan, yaitu tahapan kegitan inti untuk membahas topik-topik tertentu pada
bimbingan kelompok atas mengentasakan masalah pribadi anggota kelompok.
4. Tahap Pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang
sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan
selanjutnya.

4. Komponen Bimbingan Kelompok

Ada beberapa komponen-komponen yang harus diketahui dalam bimbingan kelompok


sehingga bimbingan kelompok dapat berjalan, yaitu:

1. Pemimpin Kelompok, yaitu pemimpin kelompok yang terlatih dan berwenang


menyelenggarakan praktik anggota kelompok. Sebagaimana untuk jrenis layanan
anggota kelompok memiliki keterampilan khusus menyelenggarakan bimbingan
kelompok. Pemimpin kelompok diwajib menghidupkan dinamika kelompok antara
semua siswa seintendif mungkin yang mengarah kepadapencapaian tujuan umum
dalam bimbingan kelompok.

2. Anggota kelompok, yaitu tidak semua kumpulan atau individu dapat dijadikan
kelompok. Untuk terselenggaranya bimbingan kelompok seorang pemimpin
kelompok harus membentuk kumpulan individu menjadi kelompok. Besarnya
kelompok dan homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok dapat
mempengaruhi kinerja kelompok. Sebaiknya jumlah kelompok tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil, jumlah anggota kelompok yang paling efektif yaitu tidak melebihi
10 0rang.

3. Dinamika kelompok, yaitu jiwa yang menghidupkan suasana kelompok, melalui


dinamika kelompok setiap anggota dinamika kelompok diharapkan dapat dan mampu
tegak sebagai perorangan yang sedang mengembangkan dirinya dalam hubungan
orang lain. Dinamika kelompok mengarahkan anggota untuk melakukan hubungan
interpersonal tersebut merupakan wahana bagi para anggota untuk berbagai
pengetahuan, pengalaman, dan bahkan perasaan untuk sama lain sehingga
memungkinkan terjadinya proses belajar didalam kelompok kohesif.

5. Asas-Asas Bimbingan Kelompok

Asas-asas dalam bimbingan kelompok dapat dijabarkan sebagai berikut:


1. Kerahasiaan, yaitu segala sesuatu yang dibahsa dan muncul dalam kegiatan kelompok
hendakna menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh anggota
kelompok dan tidak diperluaskan ke luar kelompok. Seluruh anggota hendaknya
menyadari benar hal ini dan bertekad untuk melaksananya. Aplikasi asas kerahasiaan
lebih dirasakn pentinngnya dalama kegiatan kelompok mengingat pokok bahasan
adalah masalah pribadi yang dialami anggota kelompok. Pimpinan kelompok dengan
sungguh-sungguh hendaknya memantapkan asas ini sehingga anggota kelompok
berkomitmen penuh untuk melaksanakannya.

2. Kesukarelaan, yaitu keseukarelaan anggota kelompok oleh pimpinan kelompok .


Kesukarelaan terus-menerus dibina melalui upaya pimpinan kelompok
mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang
lauanan bimbingan kelompok. Dengan kesukarelaan itu anggota kelompok akan
mewujudkan para aktif diri dmereka masing untuk mencapai tujuan layanan

3. Kemandirian, yaitu bertjuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak


tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor. Individu yang dibimbing
setelah dibantu diharapkan dapat mandiri.

4. Kegiatan, yaitu hasil usaha bimbingan kelompok tidak tercapai dengan sendirinya,
melainkan harus dengan kerja giat daeri klien itu sendiri. Konselor hendaklah
membangkitkan semangat klien sehingga ia mampu dan mau melaksanakan kegiatan
yang diperlukan dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam
konseling.

5. Kedinamisan, yaitu usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki


terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
baik. Perubahan itu tidaklah sekedar mengulang hal yang lama, yang bersifat
menoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang
lebih maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan klien yang dikehendaki.

6. Keterpaduan, yaitu pelayanan bimbingan berusaha memadukan sebagai aspek


kepribadian yang kalau keadaannya tidak seimbang,srasi dan terpadu justru akan
menimbulkan masalah. Di samping keterpaduan pada diri klien, juga harus
diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan.
7. Kenormatifan, yaitu bimbingan tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukun/Negara, norma
ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari.

8. Asas-asas lain, yaitu dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok semakin


intensif dan efektif apabila semua anggota kelompok secara penuh menerapakan asas
kegiatan dan keterbukaan. Mereka secara aktif dan terbuka menampilkan diri tanpa
rasa takut, malu ataupun ragu. Dinamika kelompok semakin tinggi, berisi dan
bervariasi. Masuka dan sentuhan semakin kaya dan terasa. Para peserta layanan
bimbingan kelompok semakin memungkinkan memperoleh hal-hal yang berharga dari
layanan ini. Asas kekinian memberikan isi aktual dalam pembahasan yang dilakukan,
angoota kelompok diminta untuk mengemukakan hal-hal yang terjadi dan berlaku
sekarang ini. Hal-hal atau pengalaman yang telah lalu dianalisis dan disangkut-
pautkan kepentingan dan pembahsan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang. Hal-
hal yang akan datang direncanakan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang. Asas
kenormatifan dipraktikkan berkenaan dengan cara-cara berkmunikasi dan
bertatakrama dalam kegiatan kelmpok, dan dalam mengemas isi bahsan. Sedangkan
asas keahlian diperlihatkan oleh pimpinan kelompok dalam mengelola kegiatan
kelompok dalam mengembangkan proses dan isi pembahsan secara keseluruhan.

6. Jenis Bimbingan kelompok

Dalam pelaksaan bimbingan kelompok terdapat beberapa jenis kegiatan kelompok,


yaitu bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas.

a) Bimbingan kelompok bebas, adalah bimbingan kelompok yang kegiatannya setiap


anggota kelompok bebas mengungkapkan masalahnya, menentukan arah, dan tujuan
kegiatannya sendiri.Ciri-ciri bimbingan kelompok tugas, yaitu:

1. Anggota-anggota dalam bimbingan kelompok bebas melakukan kegiatannya


tanpa penugasan tertenu dan kehidupan dalam kelompok ini belum disiapkan
secara khusus sebelumnya.
2. Perkembangan yang timbul dalam kelompok akan menjadi isi dan akan
merwarnsi kehidupan kelompok ini lebih lanjut.

3. Dalam kelompok bebas, diberikan kesempatan kepada seluruh anggota


kelompok untuk menentukan isi dan arah kehidupan kelompok itu sendiri.

4. Didalammodel kelompok ini, peranan pemimpin kelompok tidak lebih nyata


sebagai petunjuk jalan, pengatur lalu lintas, wasit, dan juru damai.

b) Bimbingan kelompok tugas. Dalam bimbingan kelompok tugas terlihat lebih terikat
karena mereka berfokus pada penyelesaian tugas yang telah diberiakan. Ciri-ciri
anggota kelompok tugas, yaitu:

1. Dalam kelompok tugas arah dan isi kegiatan kelompok ditetapkan yerlebih
dahulu.

2. Sesuai dengan namanya kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, pekerjaan ini ditugaskan oleh pihak luar
kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan kelompok itu sebelumnya.

3. Meskipun dalam kelompok tugas itu masing-masing anggota terikat pada


penyelesaian tugas, tetapi pengembanagn diri setiap anggota kelompok tidak
boleh diabaikan.

4. Peranan pemimpin kelompok dalam kelompok tugas adalah menjadi


pemimoin kelompok, namun bisa saja pemimpin kelompok harus tetap
memberikan dorongan semangat, menjadi narasumber yang membuka diri
seluas-luasnya serta menjadi pengatur irama apabila terjadi kemacetan yang
tidak memungkinkan seluruh anggota dapat menanggapi.

Jenis kegiatan bimbingan kelompok yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
jenis bimbingan kelompok tugas, anggota menerima tugas yang harus diselesaikan yang
berkaitan dengan keterbukaan diri.

7. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan


sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber
tertentu (terutama dari pembimbing/konselor yang berguna untuk menunjang kehidupan
sehari-hari baik individu baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan
kelompok mempunyai 3 fungsi, yaitu:

1. Berfungsi informatif,

2. Berfungsi pengembanagan,

3. Berfungsi preventif dan kreatif.

Pelaksaan kegiatan layan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui kegitan


Home Room yang berfungsi untuk pencampaian informasi dan pengembangan. Materi
layanan bimbingan kelompok, meliputi:

1. Pengenalan dikap dan kebiasaan, bakat, minat, dan cita-cita serta penyalurannya.

2. Pengenalan kelemahan diri dan penaggulangannya, kekuatan diri dan


pengembangannya.

3. Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat,


bertingkah laku dan hubungan sosial, baik dirumah, sekolah maupun masyarakat,
teman sebaya di sekolah dan luar sekolah.

4. Pengembangan sikap dan kebiasaaan belajar yang baik di sekolah dan di rumah sesuai
dengan kemampuan pribadi siswa.

8. Manfaat Bimbingan Kelompok

Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok perlu mendapat penekanan yang sungguh-
sungguh. Melalui bimbingan kelompok para siswa, yaitu:

1. Diberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan beberpa hal yang
terjadi disekitanya.

2. Memiliki pemahaman yang objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang
mereka bicarakan.
3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang
bersangkut paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok. “sikap
positif” menolak hal-hal yang salah/buruk/negatif dan menyokong hal-hal yang
benar/baik positif. Sikap positif ini lebih jauh diharapkan dapat merangsang para
siswa.

4. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan “penolakan terhadap yang


buruk dan sokongan terhadap yang baik”.

5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil


sebagaimana mereka programkan semula.

9. Konseling Kelompok
Koseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang
bersifat penvegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok merupakan bersifat pencegahan
dalam arti, bahwa individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan normal atau
berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi, memiliki beberapa kelemahan dalam
kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.
Konseling kelompok bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada individu-
individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan perilakunya selaras dengan
lingkungannya.

10. Teknik Bimbingan Konseling

a.Teknik Re-inforcement (penguatan)


Salah satu metode dalam menstimulasi spontanitas dan interaksi antara anggota
kelompok adalah dengan membuat pernyataan verbal ataupun non verbal yang bersifat
menyenangkan. Cara ini sangat membantu ketika memulai konseling pada kelompok baru.

b. Teknik Summary ( Meringkas)


Summary adalah kumpulan dari dua tema masalah atau lebih dan refleksi yang
merupakan ringkasan dari pembicaraan konseli .Teknik ini digunakan selama proses
konseling terjadi. Setelah anggota kelompok mendiskusikan topic yang dibahas, konselor
kemudian meringkas apa yang telah dibicarakan.

c. Teknik Pick-Up
Konselor mengutip atau mengambil apa yang telah disampaikan anggota dan
menggunakannya sebagai pernyataan pendahuluan untuk pernyataan baru.

d. Ability potential response


Dalam suatu ability potential response, konselor menampilkan dan menunjukkan potensi
konseli pada saat itu untuk dapat memasuki suatu aktivitas tertentu. Suatu ability potential
response merupakan suatu respon yang penuh support dari konselor, dimana konselor dapat
secara verbal mengakui potensi atau kapabilitas konseli untuk melakukan sesuatu.

e. Teknik Probing
Teknik Probing seringkali digunakan dimana saja. Kepada konseli diajukan
pertanyaan-pertanyaan pengarahan sehingga diperoleh jawaban yang ditetapkan. Teknik ini
dapat digunakan sebagai teknik pendahuluan untuk menstimulasi minat anggota terhadap
materi yang ingin diberikan oleh konselor.
Dalam mengajukan pertanyaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
konselor ingin mengarahkan konseli memperoleh jawaban khusus yang tepat. Konselor
membuat suatu keadaan dan membawa opini konseli kedalam suatu keadaan yang mengarah
kepada jawaban atas pertanyaan, sampai diperoleh jawaban selektif

f. Refleksi perasaan
Teknik ini digunakan untuk membuat kembali perasaan-perasaan yang diungkapkan
oleh konseli melalui pernyataan konselor “saya paham maksud pernyataan anda”. Perasaan-
perasaan dapat diungkapkan dengan jelas oleh konseli seperti “saya bimbang, ragu, marah,
sedih dan sebagainya. Biasa juga tidak diungkapkan secara verbal, dapat dilihat dari tingkah
lakunya atau nada suaranya. Maksud penggunaan teknik ini agar konseli dapat lebih
mengungkapkan perasaan-perasaannya.

g. Teknik Diskusi
Diskusi kelompok merupakan bentuk konseling dimana konselor melaksanakan
konseling dengan cara diskusi kelompok. Teknik ini biasa digunakan dalam satu atau dua sesi
konseling kelompok untuk menanyakan informasi yang penting. Penekanannya bukan pada
diskusi, tetapi pada penjelasan hal-hal yang belum dipahami oleh kelompok.

h. Teknik Interpretasi
Digunakan oleh konselor yang ingin “membawa” atau ‘ menyampaikan” ide kepada
kelompok. Mungkin sekali interpretasi itu tidak tepat, namun dapat diarahkan untuk
menstimulasi diskusi lebih lanjut dan mendorong/menguatkan kemampuan individual untuk
boleh tidak sepakat dengan konselor.
Interpretasi merupakan suatu teknik menyampaikan arti dari pesan yang disampaikan oleh
konseli. Dalam membuat interpretasi, konselor akan membuka suatu pandangan baru atau
penjelasan mengenai sikap dan tingkah laku interpretasi seperti mengajukan pertanyaan
mengenai hipotesa mengenai hubungan atau mengenai arti suatu
Dalam interpretasi, konselor harus menaruh perhatian kepada anggota yang lain
terutama anggota yang pasif atau yang datang dengan latar belakang keluarga yang tidak
mengizinkan seorang anak tidak setuju dengan pendapat orang tua. Ini akan menempatkan
konseli pada posisi yang sulit. Interpretasi sebaiknya tepat, bilamana keliru konselor harus
tahu letak kekeliruannya kemudian meralatnya.

i. Teknik Konfrontasi
Konfrontasi merupakan respon verbal dimana konselor mendeskripsikan beberapa
penyimpangan atau ketidakcocokan yang terlihat dalam pernyataan atau tingkah laku konseli.
Dalam teknik konfrontasi, anggota kelompok dihadapkan langsung (dikonfrontir) pada hal-
hal yang terlihat adanya pertentangan.

j. Klarifikasi
Teknik ini digunakan apabila konselor ingin meminta penjelasan lebih lanjut yang di
anggap belum mengerti dan tidak sistematis, atau untuk menyamakan persepsi apakah yang
sudah di tangkap oleh konselor betul atau tidak.

k. Bermain Peran ( Role Playing)


Merupakan suatu teknik konseling melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
anggota kelompok/klien. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan dalam kelompok, bergantung kepada apa yang diperankan.
Tugas guru di sekolah tidak hanya mengajar, banyak tugas yang yang harus dikerjakan, ia
harus membuat perencanaan pengajaran yang sistematis untuk setiap pelajaran yang akan
diberikan. Kemudian dari rencana itu ia melaksanakan pengajaran dan membuat evaluasi dari
proses dan hasil pengajaran yang dilaksanakan. Didalam pelaksanannya itu, guru tidak hanya
memberikan pengajaran, akan tetapi guru juga harus memberikan bimbingan kepada
siswanya agar mereka mencapai perkembangan yang sesuai dengan kemampuannya.
Berikut ini ada bebrapa prinsip-prinsip bimbingan yang harus diketahui oleh guru
sebagai pengajar sekaligus pembimbing:
1. Proses membantu individu
2. Bertitik tolak pada individu yang dibimbing
3. Didasarkan pada pemahaman atas keragaman individu yang dibimbing
4. Pada batas tertentu perlu ada referral
5. Dimulai dengan identifikasi atas kebutuhan individu

Dalam memberikan bimbingan belajar, guru hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut
ini:
1. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa.
2. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami
kesulitan yang dihadapi siswa.
3. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta
faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
4. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.
5. Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja sama dengan staf
sekolah lain.
Orang tua adalah pembimbing belajar siswa dirumah secara umum, bimbingan yang dapat
diberikan oleh guru atau dosen dalam kegiatan mengajar di kelas adalah:
1. mengenal dan memahami individu secara mendalam
2. memberikan perlakuan dengan memerhatikan perbedaan individual
3. memperlakukan individu secara manusiawi
4. memberi kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal
5. menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

Seorang guru yang menerapkan prinsip-prinsip atau suasana bernuansa bimbingan di kelas
dalam proses belajar mengajar akan tampak kondisi sebagai berikut:
1. Tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan dan menempatkan siswa
sebagai subjek pengajaran
2. Adanya arahan atau oientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam
bidang studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhan pembelajaran
3. Menerima dan memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri
dengan memahami kekurangan, kelebihan, dan masalah-masalahnya
4. Mempersiapkan serta menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan individu
5. Membina hubungan yang dekat dengan siswa, menerima siswa yang akan
berkonsultasi dan meminta bantuan.

11. Teknik Bimbingan Untuk Perkembangan Individu

Ada beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk membantu
perkembangan individu, yaitu konseling, nasihat, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok.
1. Konseling
Konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutik yang diarahkan untuk mengubah
sikap dan perilaku individu. Konseling dilaksanakan melalui wawancara (konseling)
langsung dengan individu. Konseling ditujukan kepada individu yang normal, bukan yang
mengalami kesulitan jiwa, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri
dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial.
Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab dan dinamis. Individu merasa diterima dan
dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor menerima individu secara
pribadi dan tidak memberikan penilaian. Individu (konseli) merasakan ada orang yang
mengerti masalah pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya.

2. Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh konselor ataupun
pembimbing. Pemberian nasihat hendaknya memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh klien (individu)
2. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
3. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh individu, disertai
kemungkinan keberhasilan dan kegagalan
4. Penentuan keputusan diserahkan kepada individu, alternatif mana yang akan
diambil, serta
5. Hendaknya, individu mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang
diambilnya

3. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat beruapa penyampaian informasi ataupun
aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6 orang),
kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-40
orang). Pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas , serta meraih masa depan dalam studi,
karier, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta
pengembangan diri.

4. Konseling Kelompok
Koseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang
bersifat penvegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok merupakan bersifat pencegahan
dalam arti, bahwa individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan normal atau
berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi, memiliki beberapa kelemahan dalam
kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.
Konseling kelompok bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada individu-
individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan perilakunya selaras dengan
lingkungannya.

Ragam teknik bimbingan belajar bernuansa bimbingan


Pembelajaran (instruction) ialah proses atau upaya yang dilakukan seseorang (misal
guru) agar orang lain (dalam hal ini murid) melakukan belajar. Jadi, pembelajaran tidak
identik dengan belajar sebagaimana yang dipahami sebagian orang selama ini. Sebaliknya,
pembelajaran amat mirip – kalau tidak persis – dengan proses mengajar atau proses
mengajar-belajar (the teaching-learning process) dalam arti, di satu sisi guru
mengajarkan/menyajikan materi, sedang murid belajar/menyerap materi tersebut dalam
situasi interaktif-edukatif (Syah, 2010:215).
Selaku pengelola kegiatan siswa, guru sangat diharapkan menjadi pembimbing dan
pembantu para siswa, bukan hanya ketika mereka di dalam kelas saja melainkan ketika
mereka berada di luar kelas. Dalam hal menjadi pembimbing, guru perlu mengaktualisasikan
(mewujudkan) kemampuan siswa dalam kegiatan-kegiatan seperti membimbing kegiatan
belajar para siswa dan membimbing pengalaman para siswa. Membimbing kegiatan belajar
siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya berarti berceramah di muka kelas, tetapi juga
memberikan peluang seluas-luasnya kepada siswa tersebut untuk melakukan aktivitas
belajarnya. Tugas guru yang penting dalam hal ini adalah memberi dorongan persuasif
kepada siswa serta menata lingkungan dengan sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan
mereka belajar atau mencapai tujuannya dengan mudah. Dalam membimbing pengalaman
siswa, guru dituntut untuk menghubungkan mereka dengan lingkungannya.
Hal ini penting karena dalam pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya itulah
sesungguhnya para siswa mengalami proses belajar. Pembelajaran bernuansa bimbingan yaitu
pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar-mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para guru membantu siswa mengatasi kesulitan
belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam
belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program atau tuntutan
pendidikan.
Individu akan lebih berhasil dalam belajar apabila guru/dosen menerapkan prinsip-prinsip
dan memberikan bimbingan waktu belajar. Secara umum bimbingan yang dapat diberikan
guru/dosen sambil mengajar adalah:
1. mengenal dan memahami individu secara mendalam,
2. memberikan perlakuan dengan memerhatikan perbedaan individual,
3. memperlakukan individu secara manusiawi,
4. member kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal,
5. menciptakan suasana kelasyang menyenangkan.

Suasana kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan prinsip-prinsip bernuansa


bernuansa bimbingan tampak sebagai berikut.
1. Tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan dan menempatkan individu
sebagai subjek pengajaran.
2. Adanya arahan/orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam
bidang studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhanperkuliahan.
3. Menerima dan memperlakukan individu sebagai individu yang mempunyai harga diri
dengan memahami kekurangan, kelebihan, dan masalah-masalahnya.
4. Mempersiapkan serta menyelenggarakan perkuliahan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan individu.
5. Membina hubungan yang dekat dengan individu, menerima individu yang akan
berkonsultasi dan meminta bantuan.

Contoh Penerapan Ragam Teknik Bimbingan pada Permasalahan Siswa di Sekolah


Dalam Penyelenggaraan pendidikan saat proses pembelajaran di sekolah, sering kali
muncul masalah yang merupakan Kasus. Siswa yang menghadapi kasus tersebut, sering kali
tidak menyadari adanya kesulitan atau masalah yang sedang dialami dengan perkataan lain,
Agar guru dapat meyakini adanya masalah pada siswanya, tetapi siswa yang bersangkutan
tidak menyadarinya. Selain itu, sering juga dapat ditemukan bahwa siswa yang tidak mau
diketahui dirinya memiliki masalah yang menjadi kasus bagi dirinya, sehingga siswa tersebut
menyembunyikan masalah dari orang lain. Ditambah lagi kurang adanya program bimbingan
dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengatasi permasalahan di sekolah.
Berikut permasalahan yang terjadi pada siswa di sekolah :
1. Kesulitan Belajar : Siswa yang menghadapi kesulitan belajar dalam mata pelajaran
tertentu, seperti matematika atau bahasa, memerlukan bimbingan khusus untuk memahami
materi pelajaran dan meningkatkan kinerja akademik mereka.

2. Masalah Motivasi : Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar atau berpartisipasi
dalam kegiatan sekolah memerlukan bimbingan untuk merangsang minat belajar dan
memotivasi diri.

3. Stres Akademik : Siswa yang merasa terlalu tertekan oleh tuntutan akademik, seperti
ujian dan pekerjaan rumah yang berat, memerlukan bimbingan untuk mengatasi stres dan
mengembangkan keterampilan manajemen waktu.

4. Bullying dan Pelecehan : Siswa yang menjadi korban bullying atau pelecehan di sekolah
memerlukan bimbingan untuk mengatasi dampak emosional dan belajar keterampilan
penanganan konflik.

5. Kesulitan Sosial : Siswa yang menghadapi kesulitan dalam berinteraksi sosial, seperti
kesulitan membangun teman atau mengatasi konflik dengan teman sebaya, memerlukan
bimbingan keterampilan sosial.

6. Krisis Keluarga : Siswa yang mengalami krisis keluarga, seperti perceraian orang tua atau
masalah keuangan, memerlukan bimbingan untuk mengatasi ketegangan dan stres yang
terkait dengan masalah tersebut.

7. Depresi atau Kecemasan : Siswa yang mengalami depresi atau kecemasan perlu
mendapatkan bimbingan atau konseling untuk mengatasi perasaan mereka dan mendapatkan
dukungan.

8. Masalah Identitas atau Orientasi Seksual : Siswa yang sedang menjalani perjalanan
eksplorasi identitas atau orientasi seksual mereka mungkin memerlukan bimbingan untuk
mengatasi stres dan menghadapi situasi yang mungkin tidak mendukung.
9. Kesulitan Mengambil Keputusan : Siswa yang kesulitan mengambil keputusan terkait
karir, pendidikan, atau masalah pribadi memerlukan bimbingan untuk membantu mereka
mengkaji pilihan dan membuat keputusan yang tepat.

10. Kekurangan Keterampilan Manajemen Diri : Siswa yang memiliki masalah dengan
keterampilan manajemen diri, seperti prokrastinasi atau kurangnya disiplin, memerlukan
bimbingan untuk mengembangkan keterampilan ini.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, penerapan ragam teknik bimbingan bernuansa


bimbingan yang relevan, seperti konseling individual, kelompok dukungan, atau program
keterampilan sosial, dapat membantu siswa mengatasi masalah mereka dan mengembangkan
keterampilan serta dukungan yang diperlukan untuk berkembang di lingkungan sekolah.
Begitu juga dengan mengadaptasi penerapan teknik bimbingan kelompok ini sesuai dengan
kebutuhan siswa dan situasi yang dihadapi. Konselor atau guru yang berpengalaman dalam
bimbingan kelompok dapat memimpin dan memfasilitasi kelompok-kelompok ini untuk
membantu siswa mengatasi masalah mereka dan tumbuh secara positif.

Penerapan ragam teknik bimbingan kelompok di sekolah dapat membantu siswa


mengatasi permasalahan mereka dan memberikan dukungan sosial yang penting. Berikut
beberapa contoh penerapannya:

1. Sesi Diskusi Kelompok: Konselor atau guru dapat mengadakan sesi diskusi
kelompok tentang topik tertentu yang relevan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Misalnya, diskusi tentang stres ujian atau tekanan teman sebaya.

2. Kelompok Dukungan Emosional : Siswa yang mengalami masalah emosional


atau psikososial dapat berpartisipasi dalam kelompok dukungan emosional. Dalam kelompok
ini, mereka dapat berbicara tentang perasaan mereka, berbagi pengalaman, dan mendukung
satu sama lain.

3. Kelompok Keterampilan Sosial : Untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam


berinteraksi sosial, kelompok keterampilan sosial dapat membantu mereka mengembangkan
keterampilan komunikasi, empati, dan resolusi konflik.
4. Sesi Kelompok Studi : Sesi kelompok studi adalah cara efektif untuk membantu
siswa meningkatkan kinerja akademik mereka. Siswa dapat belajar bersama, berbagi
pemahaman, dan membantu satu sama lain dalam memahami materi pelajaran.

5. Kelompok Pemecahan Masalah : Kelompok pemecahan masalah dapat


membantu siswa mengidentifikasi dan mencari solusi untuk masalah yang mereka hadapi,
baik itu masalah pribadi atau akademik.

6. Klub Minat Khusus: Sekolah dapat mendukung klub atau kelompok minat
khusus, seperti kelompok sastra, kelompok seni, atau kelompok olahraga. Ini dapat
membantu siswa mengejar minat mereka dan merasa lebih terhubung dengan teman sebaya
yang memiliki minat serupa.

7. Program Peer Tutoring: Program peer tutoring melibatkan siswa yang lebih
mahir dalam mata pelajaran tertentu membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mata
pelajaran tersebut.

8. Kelompok Pengembangan Karir : Kelompok ini membantu siswa memahami


pilihan karir mereka, menjelajahi minat dan bakat, serta merencanakan pendidikan dan
pekerjaan masa depan.

9. Klub Kepemimpinan : Klub atau kelompok kepengurusan dapat membantu siswa


mengembangkan keterampilan kepemimpinan, bekerja dalam tim, dan memimpin proyek-
proyek di sekolah.

10. Program Penghargaan Kelompok : Sekolah dapat menerapkan program


penghargaan yang mendorong kerjasama dalam kelompok dan pengembangan keterampilan
sosial yang positif.

Penerapan teknik bimbingan kelompok ini dapat memungkinkan siswa untuk


berinteraksi dengan teman sebaya, memperoleh dukungan sosial, dan mengatasi masalah
mereka dalam lingkungan yang mendukung. Hal ini juga dapat mempromosikan rasa
komunitas di antara siswa, membantu mereka merasa lebih terhubung dengan sekolah, dan
meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Kesimpulan
Kombinasi teknik bimbingan kelompok dan bimbingan bernuansa bimbingan dapat
memberikan beragam dukungan kepada siswa. Penting untuk memahami bahwa pendekatan
yang tepat akan bergantung pada kebutuhan individu siswa dan tingkat kesulitan yang mereka
hadapi. Penerapan teknik bimbingan yang sesuai dan beragam dapat membantu siswa merasa
didukung dan memiliki peluang yang lebih baik untuk mengatasi masalah mereka di sekolah.

Daftar pustaka
Daftar Pustaka
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bndung: PT Refika Aditama
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang:
Universitas Negeri Padang
Rahmah, Dwi. 2008. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Home
Room untuk Meningkat Kepercayaan Diri Siswa dalam Bidang Akademik di SMK
Kartika Surabaya. Universitas Negeri Surabaya
Ratnawati, fitria. 2021. Ragam Teknik bimbingan. Tanpa Kota : Terbitanbukugratis.id
Sanyata, sigit. 2010. Teknik dan strategi konseling kelompok, Jurnal Paradigma V: 09.
Yogyakarta: Penerbit UNY Yogyakarta
Soesilo, andri. 2015. Jenis Teknik dalam konseling kelompok. Jakarta: Tanpa Penerbit
Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konsling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Putr
Yanungrum linggar. 2014. Ragam Teknik bimbingan. Tanpa Kota: Tanpa Penerbit

Anda mungkin juga menyukai