Anda di halaman 1dari 15

BIMBINGAN KELOMPOK

BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari manusia
lainnya.Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya saling membutuhkan dan
saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadilah suatu proses saling mempengaruhi.
Dalam kaitannya dengan kelompok ,antara anggota yang satu dengan anggota kelompok yang
lain akan terjadi saling pengaruh mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam
kehidupan kelompok itulah yang sebenarnya yang dijadikan landasan di selenggarakannya
bibingan kelompok.
Istilah bimbingan kelompok dalam pengertian yang sederhana adalah bimbingan yang
diterapkan terhadap sekelompok individu, disamping istilah bimbingan kelompok seringkali
dikaitkan dengan bagian dari program bimbingan dan dilaksanakan dalam rangka bimbingan
belajar dari individu-individu siswa, dengan bimbingan dari konselor atau pembimbingnya.
Tujuan dari penyelenggaraan bimbingan kelompok di sekolah tidak jauh berbeda jika
di bandingkan dengan tujuan program bimbingan pada umumnya, yaitu membantu setiap
siswa supaya dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan potensi-potensi yang di
milikinya.
Dengan bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu siswa dapat
memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan
masalahnya.Maka dari itu peranan konselor atau pembimbing dalam kegiatan kelompok
sangat dibutuhkan terutama dalam mengarahkan kegiatan kelompok ke arah yang positif
sehingga klien dapat mengembangkan dirinya sendiri dalam menanggulangi masalahnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun
aktifitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, maupun
sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu: kelompok kecil (2-6
orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-
40 orang). Diberikan informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman tentang kenytaan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas, serta meraih masa depan dalam studi,
karir, ataupun kehidupan. Asktifitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta
pengembangan diri.
Pada umumnya aktivitas kelompok menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok,
seperti dalam kegiatan diskusi, sosiodrama, bermain peran, simulasi dan lain-lain. Bimbingan
melalui aktifitas kmelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga
memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana, dan penyelesaian
masalah.[1]

B. Dinamika Kelompok
Bekerja dalam kelompok atau bekerja dengan kelompok (work group) menunjukkan
pada seperangkat metode dan teknik yang dirancang untuk mendampingi suatu kelompok
dalam meningkatkan cara dan mutu berinteraksi sedemikian rupa, sehingga menunjang dalam
pencapaiannya tujuan yang ditetapkan dan pengembangan kepribadian masing-masing
anggota yang tergabung dalam suatu kelompok. Bagi tenaga bimbingan di institusi
pendidikan, bekerja dengan kelompok berarti merancang dan mengelola serangkaian kegiatan
yang memberikan pengalaman kepada siswa dan mahasiswa berinteraksi antara satu dengan
yang lain dalam lingkup suatu kelompok, dengan maksud menunjang perkembangan pribadi
dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja
sama dalam kelompok guna mencapai aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan.
Dalam hal ini tenaga bimbingan memanfaatkan proses kelompok (Group Process), yaitu
interaksi dan komunikasi yang berlangsung antara anggota peserta kelompok yang bekerja
sama untuk memenuhi suatu kebutuhan yang dihayati bersama, untuk memecahkan suatu
problem yang dihadapi bersama melalui pikiran dalam diskusi, atau untuk merencanakan
suatu aksi yang akan dilakukan bersama.
1. Kelompok Fungsional
Kelompok dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-
individu yang karena satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan/unit
orang yang mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. Tujuan yang ingin dicapai
bersama dapat menyangkut sesuatu yang tidak langsung yang berkaitan dengan kehidupan
batin peserta/anggota kelompok, seperti merencanakan bazar di sekolah atau merencanakan
pesta perpisahan kelas; kelompok semacam ini biasanya disebut kelompok tugas. Tujuan
yang dicapai juga dapat menyangkut sesuatu yang langsung berkaitan dengan kehidupan
batin anggota di dalam kelompok, seperti meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain atau membahas sikap yang sebaiknya diambil oleh generasi muda terhadap
generasi tua dan sebaliknya; kelompok semacam ini biasanya disebut kelompok
perkembangan.
Dalam menganalisis aktifitas suatu kelompok, dapat dibedakan menjadi dua yaitu dimensi
isi dan dimensi proses. Dimensi isi menunjuk pada apa yang menjadi fokus perhatian
kelompok, berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, dengan kata lain apa yang dikerjakan,
apa yang didiskusikan, dan apa yang dibahas. Apa yang sebaiknya menjadi isi aktifitas suatu
kelompok tergantung dari pihak-pihak yang terlibat, dari tingkat perkembangan seluruh
anggota kelompok, dan dari lingkungan dimana aktifitas kelompok itu berlangsung.
Sedangkan dimensi proses menunjuk pada bagaimana caranya isi ditangani, dengan cara yang
bagaimana kelompok bekerja, dengan cara yang bagaimana kelompok mengatur lalulintas
diskusi, dengan cara yang bagaimanakelompok menganalisis problem yang dihadapi dan
mencari pemecahan bersama, dengan cara yang bagaimana kelompok menjaga dan membina
kebersamaan dalam kelompok sehingga semua anggota kelompok merasa terlibat. Ada lima
komponen dasar dalam proses yaitu:
a) Struktur organisasi dan tujuan dibentuknya kelompok,
b) Interaksi dan komunikas antar peserta/anggota kelompok,
c) Keterpaduan dan kebersamaan sebagai satuan yang saling terikat,
d) Gerak maju atau langkah-langkah yang ditempuh untuk sampai pada sasaran, dan
e) Kepemimpinan.
Pada dasarnya kelompok-kelompok tidak lahir secara kebetulan saja, suatu kelompok
dapat dibentuk atas prakarsa dan inisiatif beberapa orag dari dalam yang kemudian menjadi
warga kelompok, atau dibentuk atas usaha beberapa organisator dari luar yang kemudian
menjadi secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan kelompok. Kelompok
ditinjau dari kegiatan yang dilakukan, dibedakan atas:
a) Kelompok aksi (action group), yang dirancang dengan tugas utama mengerjakan sesuatu,
seperti OSIS dengan semua seksinya yang harus merencanakan dan mengelola berbagai
kegiatan diluar bidang pengajaran, seperti marching band dan lain sebagainya.
b) Kelompok studi (study group), yang dirancang dengan tugas utama mempelajari seluk-beluk
suatu bidang dengan menggunakan submber-sumber tertentu, seperrti kelompok yang
mengumpulkan informasi tentang perguruan tinggi yang terdapat di kota bersama variasi
program studi yang ditawarkan, dan kelompok yang mengumpulkan kliping dari berbagai
majalah tentang penggunaan narkotika.
c) Kelompok diskusi (discussion group), yang dirancang dengan tujuan utama membahas
bersama suatu masalah yang dihadapi. Bentuk khusus darri kelompok diskusi ialah kelompok
konseling, yang membicarakan suatu masalah yang melibatkan semua anggotasecara intensif.

2. Macam-macam Kelompok
Jane Warters, dalam bukunya yang berjudul Group Guidance Principles and
Practice,sMengemukakan bahwa banyak sifat yang bersifat dikotomis yaitu:
a. Kelompok primer dan skunder. Kelompok primer dapat dicirikan oleh kontak akrab yang
kontinou, seperti dalam keluarga dan kelompok bermain pada anak dikampung. Kelompok
skunder dibentuk atas dasar minat yang dikejar bersama, seperti satuan kelas disekolah dan
kelompok pecinta alam dalam kalangan mahasiswa. Kelompok atau group yang dibentuk
untuk kepentingan kegiatan bimbingan bersifat kelompok skunder, baik kelompok besar
maupun kelompok kecil.
b. Sociogroup dan psychogroup. Dalam kelompok yang pertama tekanannya terletak pada hal
yang harus dilakukan bersama, dalam kelompok yang ke dua tekanannya terletak pada
hubungan antarpribadi. Namun, tekanan itu dapat bergeser sehingga suatu sociogroup dapat
menjadi suatu Psychogroup dan sebaliknya, bahkan dalam kelompok yang sama tekanannya
kadang-kadang diberikan pada tugas yang dikerjakan, dan pada lain waktu unsur
kebersamaan lebih diutamakan. Dalam kelompok atau group yang dibentuk untuk
kepentingan kegiatan bimbingan, pembedaan antara kedua kedua macam kelompok itu tidak
sebegitu tajam karena, disamping mengusahakan sesuatu bersama, pembinaan hubungan
antarpribadi juga harus diperhatikan.
c. Kelompok yang terorganisasi dan kelompok yang tidak terorganisasi. Dalam kelompok yang
terorganisasi terdapat diferensiasi antara peran-peran yang dipegang oleh anggota/peserrta
kelompok, sehingga terdapat suatu struktur. Struktur itu dapat bersifat sangat formal dan
kompleks, dapat pula bersifat informal dan agak sederhana. Dalam kelompok yang tidak
terorganisasi setiap anggota bergerak lepas yang satu dari yang lain. Kelompok yang
terbentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan adalah kelompok terorganisasi, lebih-lebih
karena dibentuk dibawah pengawasan tenaga bimbingan. Namun, struktur organisasinya
cenderung bersigat informal dan agak sederhana. Kelompok seluruh anggota OSIS yang
mewakili para siswa disuatu sekolah adalah kelompok yang terorganisasi, dengan struktur
yang jauh lebih formal.
d. In group dan Out group. Dalam kelompok yang pertama para anggota merasa terikat antara
satu sama lain dan menunjukkan loyalitas satu sama lain. Anggota out group adalah mereka
yang bukan anggota kelompok tertentu , diantara mereka tidak terdapat rasa loyalitas, rasa
simpati, dan rasa ketertarikan, bahkan mungkin terdapat rasa antipati dan rasa benci.
Kelompok yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan tidak mengikuti pola
pembedaan ini karena kelompok/gabungan itu tidak pernah boleh menghasilkan perbedaan
tajam.
e. Kelompok yang keanggotaannya bebas serta atas dasar sukarela dan kelompok yang
keanggotaanya diwajibkan. Diantara kelompok yang dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada
yang bibentuk atas dasar sukarela, misalnya kelompok konseling, dan ada juga yang dibentuk
atas dasar kewajiban sebagai siswa yang bersekolah di institusi pendidikan tertentu, misalnya
satuan kelas pada waktu tertentu menerima bimbingan karier.
f. Kelompok tertutup dan kelompok terbuka. Kelompok tertutup terdiri atas mereka yang
mengikuti kegiatan kelompok sejak permulaan dan tidak menerima anggota baru dampai
kegiatan kelompok berhenti. Kelompok terbuka memungkinkan adanya orang keluar dan
orang masuk selama kegiatan kelompok berlangsung. Kelompok atau group kecil yang
dibentuk dengan tujuan khusus cenderung bersifat tertutup seperti kelompok konseling,
sedangkan kelompok besar lebih bersifat terbuka seperti, satuan kelas bila ada siswa baru
masuk.[2]

C. Teknik-teknik Bimbingan Kelompok


1. Home Room Program
Yaitu nsuatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat
mengenal murid-muridnya dengan lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien.
2. Karya Wisata atau Field Trip
Karya wisata atau field trip disamping berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metoe
mengajar, dapat pula berfungsi sebagai suatu teknik bdalam bimbingan kelompok. Dengan
karya wita murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka
mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu.
3. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupkan suatu cara dimana murid-murid akan mendapatkan
kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan
untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
4. Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena
kelompok memberikan kesampatan kapada individu untuk berpartisipasidengan sebaik-
baiknya.
5. Organisasi Murid
Melalui organisasi ini banyak masalah-maslah yang sifatnya individual maupun
kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi murid dapat kesempatan untuk belajar
mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
6. Sosiodrama
Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu teknik didalam memecahkan-memecahkan
masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran.
7. Psikodrama
Psikodrama dalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh
individu.
8. Remedial Teaching
Remidial teaching atau pengajaran remedial nyaitu bentuk pengajaran yang diberikan
kepada seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya.[3]

D. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok dilaksanakan melelui kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan menyeluruh
Yaitu meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya) persiapan bahan, persiapan
keterampilan dan persiapan administrasi.
b. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Tahap-tahapnaya yaitu:
1) Pembentukan.
Temanya pengenalan, pelibatan dan pemasukan diri kedalam suatu kelompok. Tahap
pembentukan meliputi kegiatan: a. Mengungkapkan pengertian dan tujuan maupun harapan-
harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagaian , maupun seluruh anggota
kelompok, b. Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok, c. Saling
memperkelnalkan dan mengungkapkan diri, d. Teknik khusus bagi seorang pemimpin
kelompok, e. Permainan penghangatan atau pengakraban.
2) Peralihan
Tahap peralihan ini meliputi kegiatan: a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada
tahap berikutnya, b. Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap dalam
menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, c. Membahas suasana yang terjadi, d.
Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota, e. kalau kembali kebeberapa aspek tahap
pertama atau tahap pembentukan. Tahap peralihan ini merupakan jembatan antara tahap
pembentukan dan tahap kegiatan.
3) Kegiatan.
Tahap ini meliputi kegiatan: a. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau
topik untuk kelompok tugas sedangkan untuk kelompok bebas yang dilakukan adalah
mengemukakan permasalahan kemudian pemilihan permasalahan atau topik, b. Tanya jawab
antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut
permasalahan atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok atau yang sudah dipilih
oleh anggota kelompok, c. Anggota membahas permasalahan atau topik tersebut secara
mendalam dan tuntas, d. Kegiatan selingan.
4) Tahap pengakhiran
Pada tahap pengakhiran yang dilakukan adalah pemberitahuan bahwa kegiatan akan
segera di akhiri, pengambilan kesimpulan oleh anggota kelompok, refleksi tentang kegiatan
yang baru saja dilakukan, memicarakan rencana pertemuan selanjutnya, do’a penutup.[4]

E. Nilai – nilai bimbingan kelompok

Nilai-nilai bimbingan kelompok berkaitan dengan aktifitas-aktifitas kelompok. beberapa


diantaranya seperti:
a. Memfasilitasi perkembangan pribadi
b. Penstimulasian pembelajaran dan pemahaman
c. Keuntungan-keuntungan interaksi kelompok
d. Ekonomi[5]

F. Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok


Hartinah menyatakan bahwa melalui bimbingan kelompok para anggota kelompok /
siswa:
a. Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang
terjadi di sekitarnya.
b. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang
bersangkut paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan di dalam kelompok.
c. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan “penolakan terhadap hal yang
buruk dan sokongan terhadap hal yang baik”.
d. Mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung membuahkan
hasil sebagaimana mereka programkan semula.
Apabila manfaat bimbingan kelompok dapat ditumbuh kembangkan, maka bimbingan
kelompok akan sangat efektif bukan saja bagi perkembangan pribadi masing-masing anggota
kelompok, tetapi bagi kemaslahatan lingkungan dan masyarakat.[6]
G. Tujuan bimbingan kelompok
Secara umum tujuan bimbingan kelompok ialah untuk mengembangkan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi. Melalui kondisi dan proses
berperasaan, perpikir, berpersepsi dan berwawasan yang terarah, luwes dan luas serta
dinamis, maka kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan.
Secara lebih khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk membahas topik-topik tertentu
yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta / anggota.
Menurut Binnett dan Romlah mengemukakan tujuan bimbingan kelompok ialah:
1. Memberikan kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan
dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan.
3. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif daripada
melalui kegiatan individual.
4. Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif.[7]
KESIMPULAN
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun
aktifitas kelompok membahasmasalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, maupun
sosial.
1. Teknik-teknik Bimbingan Kelompok
 Home Room Program
 Karya Wisata atau Field Trip
 Diskusi Kelompok
 Kegiatan Kelompok
 Organisasi Murid
 Sosiodrama
 Psikodrama
 Remedial Teaching
2. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dilaksanakan melelui kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan menyeluruh
Yaitu meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya) persiapan bahan,
persiapan keterampilan dan persiapan administrasi.
b. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Tahap-tahapnaya yaitu:
 Pembentukan.
 Peralihan
 Kegiatan.
 Tahap pengakhiran
3. Nilai – nilai bimbingan kelompok
Nilai-nilai bimbingan kelompok berkaitan dengan aktifitas-aktifitas kelompok. beberapa
diantaranya seperti:
o Memfasilitasi perkembangan pribadi
o Penstimulasian pembelajaran dan pemahaman
o Keuntungan-keuntungan interaksi kelompok
o Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA
Narti, Sri. 2014. Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam untuk Meningkatkan Konsep
Diri Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: PT Rafika Aditama.
Surya, Moh. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

[1] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan,(Bandung: PT Rafika Aditama, 2006), hlm. 23
[2] W. S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: PT
Grasindo, 1997), hlm 503-514.
[3] Drs. Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Ilmu, 1975), hlm
106-109)
[4] Sri Narti, Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam untuk
Meningkatkan Konsep Diri Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 30-32
[5] Ibid, hlm. 32-33.
[6] Ibid, hlm. 25-26.
[7] Ibid., hlm. 26-27
BROWSE MORE ARTICLES
A. Pengertian Bimbingan Kelompok
Beberapa pengertian tentang bimbingan kelompok menurut para ahli adalah sebagai berikut:

A. Prayitno (1995: 178) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua
peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi,
memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk
diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.
1. Sementara Romlah (2001: 3) mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik
bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal
sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi
kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah timbulnya masalah pada siswa dan
mengembangkan potensi siswa.
2. Sedangkan menurut (Sukardi, 2003: 48) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru
pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
3. Wibowo (2005: 17) menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana
pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok
menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan
bersama.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat,
memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-
informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.

B.Tujuan Bimbingan Kelompok


Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa ahli, adalah sebagai
berikut:

Menurut amti (1992: 108) bahwa tujuan bimbingan kelompok terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus. Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk membantu para siswa yang mengalami
masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu juga menembangkan pribadi masing-masing anggota
kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang
menyenangkan maupun yang menyedihkan. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:

1. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.


2. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
3. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman dalam kelompok khususnya dan
teman di luar kelompok pada umumnya.
4. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
5. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain.
6. Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial
7. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.
Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh (Prayitno, 1995: 178) adalah:

1. Mampu berbicara di depan orang banyak


2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang
banyak
3. Belajar menghargai pendapat orang lain,
4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.
5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif).
6. Dapat bertenggang rasa
7. Menjadi akrab satu sama lainnya,
8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat. (Sukardi, 2003: 48).

Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara,
menanggapi, memberi menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif
serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri
serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.

C.Fungsi Bimbingan Kelompok


Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai hal
yang terjadi di lingkungan sekitar.
2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa
yang mereka bicarakan.
3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan
dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan
memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa
yang mereka programkan semula.
D.Asas bimbingan kelompok
Asas-asas yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Asas kerahasiaan; Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam
kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain
2. Asas keterbukaan;Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat,ide, saran, tentang apa saja
yang yang dirasakan dan dipikirkannyatanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.
3. Asas kesukarelaan;Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpamalu atau dipaksa oleh
teman lain atu pemimpin kelompok
4. Asas kenormatifan;Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak bolehbertentangan dengan norma-
norma dan kebiasaan yang berlaku
E.Komponen-Komponen Bimbingan Kelompok
Komponen-komponen yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya terdapat pemimpin
kelompok dan anggota kelompok.

1. Pemimpin kelompok

Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju
suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan
Prayitno (1995: 35-36) bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:

1. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap
kegiatan kelompok. Campur tang ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang
dibicarakanmaupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri
2. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang dalam kelompok itu, baik
perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat
menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu.
3. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok
perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.
4. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang
terjadidalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.
5. Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok,
pemegang aturan permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana
kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun
yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota
kelompok sehingga ia / mereka itu menderita karenanya.
6. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di
dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.
2. Anggota kelompok

Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan para
anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota
kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan jiwa
kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para
anggota kelompok adalah:

1. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antaranggota kelompok.


2. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
3. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
4. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
5. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
6. Mampu berkomunikasi secara terbuka.
7. Berusaha membantu anggota lain.
8. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
9. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.
Refrensi :
ewintri.wordpress.com
Wibowo, Mungin Edi. 2005. “Konseling Kelompok Perkembangan”. Semarang: UNNES Press.
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Prayitno. 1995. “Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil)” Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Prayitno dan Amti, Erman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Zayiroh. 2007. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Perilaku Komunikasi
Antar Pribadi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Ungaran Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi

Iklan
A. Pengertian Bimbingan Kelompok Beberapa pengertian tentang bimbingan kelompok menurut para
ahli adalah sebagai berikut: Prayitno (1995: 178) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat
untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya. Sementara Romlah (2001: 3)
mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha
membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan
kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan
potensi siswa. Sedangkan menurut (Sukardi, 2003: 48) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan
untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber
(terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Wibowo (2005: 17) menyatakan bahwa
bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan
informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk
membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari beberapa
pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah
Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan
sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar
dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.

B.Tujuan Bimbingan Kelompok Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, adalah sebagai berikut: Menurut amti (1992: 108) bahwa tujuan bimbingan kelompok
terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk
membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu juga
menembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul
dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Secara khusus
bimbingan kelompok bertujuan untuk: Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di
hadapan teman-temannya. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok Melatih siswa
untuk dapat membina keakraban bersama temanteman dalam kelompok khususnya dan teman di luar
kelompok pada umumnya. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain. Melatih siswa memperoleh
keterampilan sosial Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan
orang lain. Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh (Prayitno, 1995: 178) adalah:
Mampu berbicara di depan orang banyak Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan,
perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak Belajar menghargai pendapat orang lain,
Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya. Mampu mengendalikan diri dan menahan
emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif). Dapat bertenggang rasa Menjadi akrab satu sama
lainnya, Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan
bersama Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-
sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat. (Sukardi, 2003: 48). Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri
untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima pendapat orang lain, membina sikap
dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat
mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang
dimiliki.

C.Fungsi Bimbingan Kelompok Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai
berikut : Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang
berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat,
dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan. Menimbulkan sikap yang
positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang
mereka bicarakan dalam kelompok. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan
penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang
baik. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil
sebagaimana apa yang mereka programkan semula.

D. Asas bimbingan kelompok Asas-asas yang ada dalam layanan bimbingan


kelompok diantaranya adalah sebagai berikut : Asas kerahasiaan; Para anggota harus menyimpan dan
merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak
diketahui orang lain Asas keterbukaan;Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat,ide,
saran, tentang apa saja yang yang dirasakan dan dipikirkannyatanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.
Asas kesukarelaan;Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpamalu atau dipaksa
oleh teman lain atu pemimpin kelompok Asas kenormatifan;Semua yang dibicarakan dalam kelompok
tidak bolehbertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku

E.Komponen-Komponen Bimbingan Kelompok Komponen-komponen yang ada dalam layanan


bimbingan kelompok diantaranya terdapat pemimpin kelompok dan anggota kelompok.

1. Pemimpin kelompok

Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju
suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan
Prayitno (1995: 35-36) bahwa peranan pemimpin kelompok ialah: Pemimpin kelompok dapat
memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.
Campur tang ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakanmaupun yang mengenai
proses kegiatan itu sendiri Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang
berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan
kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu. Jika
kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu
memberikan arah yang dimaksudkan itu. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan
(umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadidalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses
kegiatan kelompok. Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu
lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong
kerja sama serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak
sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti
satu orang atau lebih anggota kelompok sehingga ia / mereka itu menderita karenanya. Sifat
kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di
dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

2. Anggota kelompok Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas
peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para
anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan
jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan
para anggota kelompok adalah: Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan
antaranggota kelompok. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan
kelompok. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama. Membantu
tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik. Benar-benar berusaha untuk
secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok. Mampu berkomunikasi secara terbuka.
Berusaha membantu anggota lain. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan
peranannya. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

F. Beberapa bentuk tehnik bimbingan kelompok

1) Home room program Yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat
mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini
dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran
untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room ini hendaknya
diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan
perasaannya seperti dirumah. Dalam kesempatan ini diadakan Tanya jawab, merencanakan suatu
kegiatan, menampung pendapat,dsb. Dalam contoh digambarkan guru merencanakan peninjauan
keproyek jalan raya. Murid-murid diberikan kebebasan untuk berbicara, bertanya dan mengajukan
usul.

2) Karyawisata (field trip) Karyawisata atau field trip selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau
metode mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah satu tehnik dalam bimbingan kelompok. Denagn
berkaryawisata murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka
mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu. Disamping itu murid-murid mendapat kesempatan
untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, misalnya dalam berorganisasi, kerja
sama, rasa tanggungjawab, percaya pada diri sendiri. Juga dapat mengembangkan bakat dan cita-cita
yang ada. Dalam contoh seorang anak dapat kesempatan untuk mengembangkan kesenangannya dan
bakatnya dalam peninjauan keproyek jalan raya. Ia dapat menunjukkan kemampuannya kepada
teman-temannya dan mengembalikan harga dirinya.

3) Diskusi kelompok Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akanmendapat
kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid dapat menyumbangkan pikiran
masing-masing dalam memecahkan suaru masalah. Dalam diskusi itu dapat tertanam pula rasa
tanggungjawab dan harga diri. Masalah yang mungkin dapat diduskusikan antara lain: - pembagian
kerja dalam suatu kegiatan kelompok - perencanaan suatu kegiatan - masalah-masalah pekerjaan -
masalah belajar - masalah penggunaan waktu senggang - masalah persahabatan, keluarga dsb.

4) Kegiatan kelompok Kegiatan kelompok merupakan tehnik yang baik dalam bimbingan, karena
kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpatisipasi dengan sebaik-baiknya.
Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan
bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat menembangkan tanggungjawab. Tehnik
sosiometri dapat banyak menolong dalam pembentukan kelompok.

5) Keorganisasian Keorganisasian baik dalam lingkungan pendidikan maupun dilingkungan


masyarakat. Melalui organisasi ini banyak masalah individual maupun kelompok dapa diseleseikan.
Dalam organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehdupan
social. Mengaktipkan murid dalam mengembangkan bakat kepemimpinan disamping memupuk rasa
tanggungjawab dan harga diri. 6) Sosiodrama Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu tehnik
didalam memecahkan masalah-masalah social dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di dalam
sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peranan tertentu dari suatu masalah social. Dalam
kesempatan itu individu akan menghayati secara langsung situai masalah yang dihadapinya. Dari
pementasan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya.

7) Psikodrama Jika sosiodrama merupakan tehnik memecahkan masalah social, maka psikodrama
adalah tehnik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. Dengan
memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi
atau dihindari. Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang didalamnya tergambarkan
adanya ketegangan psyshis yang dialami individu. Kemudian murid-muri d diminta untuk memainkan
dimuka kelas. Bagi murid yang mengalami ketegangan, permainan dalam peranan itu dapat
mengurangi ketegangannya.

8) Remedial teaching Remedial teaching atau oengajaran remedial yaitu bentuk pengajaran yang
diberikan seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. Remedial
ini mungkin berbentuk bermacam-macam seperti penambahan pelajaran, pengulangan kembali,
latihan-latihan, penekanan aspek-aspek tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar
yang dialami murid. Tehnik remedial ini dilakukan setelah diadakan diagnose terhadap kesulitan yang
dialami murid. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Anda mungkin juga menyukai