TEKNIK-TEKNIK KELOMPOK
Oleh :
A. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari manusia
lainnya.Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya saling
membutuhkan dan saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadilah suatu
proses saling mempengaruhi. Dalam kaitannya dengan kelompok ,antara anggota
yang satu dengan anggota kelompok yang lain akan terjadi saling pengaruh
mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam kehidupan kelompok itulah
yang sebenarnya yang dijadikan landasan di selenggarakannya bibingan kelompok.
Istilah bimbingan kelompok dalam pengertian yang sederhana adalah
bimbingan yang diterapkan terhadap sekelompok individu, disamping istilah
bimbingan kelompok seringkali dikaitkan dengan bagian dari program bimbingan
dan dilaksanakan dalam rangka bimbingan belajar dari individu-individu siswa,
dengan bimbingan dari konselor atau pembimbingnya.
Tujuan dari penyelenggaraan bimbingan kelompok di sekolah tidak jauh
berbeda jika di bandingkan dengan tujuan program bimbingan pada umumnya, yaitu
membantu setiap siswa supaya dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan
potensi-potensi yang di milikinya.
Dengan bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu siswa dapat
memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan
masalahnya.Maka dari itu peranan konselor atau pembimbing dalam kegiatan
kelompok sangat dibutuhkan terutama dalam mengarahkan kegiatan kelompok ke
arah yang positif sehingga klien dapat mengembangkan dirinya sendiri dalam
menanggulangi masalahnya.
B. Rumusan masalah
a. Defenisi
b. Bimbingan kelompok
c. Konseling kelompok
d. Terapi kelompok
e. Kelompok kepekaan
f. Kelompok pertemuan
g. Kelompok tugas
h. Kelompok psikoedukasi
i. Kelompok mini
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang
dorongan yang menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor
pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, proses terbentuknya
norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam
kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa
dapat semakin luas wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat
berguna ketika terjun di dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kelompok
A. Pengertian
2. Bimbingan kelompok
3. Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah suatu bentuk layanan atau bantuan oleh seorang
konselor kepada individu yang membutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi yang dilaksanakan dalam situasi kelompok dengan melibatkan
fungsi saling mempercayai, saling pengertian, saling menerima dan saling
mendukung.
Berikut definisi dan pengertian konseling kelompok dari beberapa sumber buku:
Menurut Lumongga (2011), konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi
yang dinamis dan terfokus pada pikiran dan tingkah laku yang disadari serta dibina
dalam suatu kelompok yang dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan
penerimaan diri menuju perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Winkel dan Hastuti (2004), konseling kelompok adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok, dalam prosesnya hubungan
konseling diusahakan dalam suasananya hangat, terbuka, permisif, dan penuh
keakraban.
Menurut Adhiputra (2015), konseling kelompok adalah suatu proses antara pribadi
yang dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan
fungsi-fungsi seperti berorientasi pada kenyataan, saling mempercayai, saling
pengertian, saling menerima, dan saling mendukung.
Menurut Prayitno (2017), konseling kelompok adalah usaha pemberian bantuan yang
diberikan oleh seorang konselor kepada orang-orang yang membutuhkan untuk
mengentaskan masalah yang sedang dihadapinya dalam suasana kelompok.
Menurut Winkel dan Hastuti (2004), tujuan konseling kelompok adalah sebagai
berikut:
4. Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain
dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain. Kepekaan dan
penghayatan ini akan lebih membuat mereka lebih sensitif juga terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan sendiri.
5. Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang ingin
mereka capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih
konstruktif.
6. Para anggota kelompok lebih berani melangkah maju dan menerima risiko
yang wajar dalam bertindak, dari pada tinggal diam dan tidak berbuat apa-
apa.
4. terapi kelompok
1. Tahap ini dimana therapist membentuk hubungan kerja dengan para anggota
kelompok. Tujuannya ialah agar para anggota saling mengenal, mengetahui
tujuan serta membiasakan diri untuk melakukan diskusi kelompok.
2. Terutama tercapainya tranference dan perkembangan identitas kelompok.
Tranferece ialah suatu perilaku atau keinginan seorang pasien (misalnya si A)
yang seharusnya ditujukan kepada seseorang lain (misalnya si B) tetapi
dialihkan kepada orang lain lagi (si C, misalnya therapist) contoh: perilaku
seorang lansia seharusnya ditujukan kepada orang tuanya tetapi didalam
kenyataanya dialihkan kepada therapist. Perkembangan identitas kelompok
ialah tercapainya suatu “sense of belonging” atau rasa menyatu dan
berdasarkan kesatuan itu mereka merasa mempunyai kesamaan dalam
problem atau kesamaan dalam konflik ini makin memberikan ikatan di antara
kelompok.
3. Disebut tahap mutualisis (saling menganalisa), yaitu setiap orang akan
mendapatkan informasi atau reaksi atas apa yang sudah dikemukakan.
Dengan mendapat reaksi yang macam-macam, maka kelompok juga dapat 13
mengambil kesimpulan reaksi mana yang benar. Dengan demikian setiap
orang akan mendapat koreksi atau kesan kelompok secara umum atau tingkah
lakunya.
5. Kelompok kepekaan
6. Kelompok pertemuan
Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka
sebagai acara pokok. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok
pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas
sosial politik yang baru.
Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h.149) menyatakan
komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di
bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama
dan mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut
menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
7. Kelompok tugas
Kelompok tugas atau Group dapat didefinisikan sebagai dua individu atau
lebih yang saling berinteraksi dan saling tergantung antara satu sama lainnya dan
saling bergabung untuk mencapai Tujuan tertentu. Ciri-ciri Kelompok diantaranya
adalah saling berinteraksinya anggota kelompok sehingga tindakan seseorang
akan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang lain dan menyakini adanya
kemungkinan untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
8. Kelompok Psikoedukasi
9. Kelompok mini
Besar kecilnya suatu kelompok ditentukan oleh kriteria tugastugas sosial dan
jumlah anggotanya. Suatu kelompok disebut besar apabila bobot tugas yang
ditangani atau tugas-tugas sosial yang dilaksanakan nya penting dan universal.
Saptono, Bambang S. 2006 SOSIOLOGI JILID 2 SMA KELAS XI, Jakarta: PT.
Phibeta Aneka Gama
Subakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta:
Prenada Media Group
http:\\id.wikipedia.com\kelompok-sosial\