Anda di halaman 1dari 5

1.

Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu bentuk layanan, dimana siswa diajak


bersama-sama untuk saling bertukar informasi tentang topik-topik yang
dibicarakan dan mengembangkan bersama permasalahan yang dibicarakan
pada kelompok. Senada dengan pemahaman tersebut. Pendapat tersebut
diperkuat dengan apa yang disampaikan oleh Gazda (Prayitno & Amti,
2004) bahwa “bimbingan kelompok merupakan kegiatan informasi kepada
sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan
yang tepat”. Selanjutnya ditegaskan bahwa layanan bimbingan kelompok
mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik
bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai
perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat,
serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok
(Romlah, 2006).

Dijelaskan pula bahwa bimbingan kelompok lebih berfokus kepada bagaimana


meningkatkan pemahaman diri, serta upaya mendukung individu dalam
perkembangan baik yang bersifat intrapersonal maupun interpersonal. Kegiatan
bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan pembahasan topik-topik seperti
pendidikan sex, keterampilan komunikasi, isu mutakhir, isu keragaman dan
stress management (Neukrug, 2011). Dari apa yang dipahami maka bimbingan
kelompok didesain dengan tujuan pembelajaran atau pendidikan serta
pemberian dorongan secara Psikologis kepada setiap anggota kelompok guna
mengembangkan diri. Melalui bimbingan kelompok dimungkinkan bagi setiap
anggota atau peserta mampu membuka diri lebih baik dan melakukan kegiatan
berbagi informasi, berbagi pengamalan Psikologis yang terbentuk dalam
suasana kelompok.

Layanan bimbingan kelompok berjalan dengan


memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan layanan. Melalui
media dinamika kelompok anggota akan dapat mencapai tujuan ganda, yaitu
mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri untuk memperoleh
kemampuan-kemampuan sosial seperti kemampuan beradaptasi, dan diperoleh
berbagai wawasan, nilai dan sikap, serta berbagai alternatif yang akan
memperkaya pengalaman yang dapat mereka pratikkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Rusman
(2010) yang secara singkat dapat dijelaskan bahwa bimbingan
kelompok diartikan suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui
suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar
berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan
wawasan, sikap dan atau ketrampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah
timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi.

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik beberapa pokok pengertian dari
bimbingan kelompok yaitu : (a) bimbingan diberikan kepada lebih dari satu
orang pada waktu yang bersamaan, (b) bimbingan dilaksanakan untuk
membantu individu yang mempunyai masalah, (c) merupakan penyediaan
informasi melalui aktivitas kelompok yang terencana dan terorganisasi, (d)
memungkinkan setiap anggota kelompok untuk belajar berpartisipasi aktif dan
berbagi pengalaman dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan
wawasan, sikap dan atau ketrampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah
timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi.

2. Konseling Kelompok

Konseling Kelompok merupakan satu dari beberapa jenis kegiatan kelompok


terapi yang dapat dilakukan oleh para pelaku kesehatan mental disekolah.
Konseling kelompok menjadi salah satu intervensi yang efektif ketika bekerja di
lingkungan sekolah (Pérusse, Goodnough, & Lee, 2009). Banyak orang secara
tegas membedakan kelompok terapi dengan kelompok konseling. Hal ini
dikarenakan konseling kelompok berfokus pada upaya untuk membantu
anggota kelompok dalam mengatasi masalah yang dihadapi melalui upaya
penyesuian diri dan perkembangan kepribadian (Gibson & Mitchell, 2011).
Konseling kelompok juga biasa dikenal sebagai sebuah tindakan konseling
untuk membantu menangani masalah individu melalui dukungan antar pribadi,
atau dalam bahasa sederhana sebagai kelompok pemecahan masalah antar
pribadi.

Dipahami pula bahwa Konseling kelompok merupakan jenis psikoterapi yang


melibatkan pertemuan dengan sekelompok individu yang semuanya
menghadapi masalah serupa. Sesi grup melibatkan berbagi pengalaman konseli
secara langsung dan mendengarkan pengalaman orang lain. Konseling
kelompok menyediakan lingkungan yang mendukung untuk membahas masalah
dan kekhawatiran dan upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Konseling
kelompok biasa terdiri dari 5 hingga 10 siswa bertemu setiap minggu secara
triwulanan dengan seorang konselor yang memfasilitasi sesi tersebut.

Pendapat lain disampaikan Neukrug bahwa konseling kelompok lebih berfokus


pada upaya prefentif, self-enhancement  (peningkatan diri), peningkatan insight,
aktualisasi diri, serta motivasi diri (Neukrug, 2011). Dalam pendapat tersebut
didasari bahwa mungkin anggota kelompok sedang menghadapi persolan
mereka dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi mereka tidak berbicara
tentang konsep patologi yang parah atau masalah Psikologis yang berat.
Konseling kelompok bergerak dengan pandangan konsep perkembangan
manusia secara positif dan normal yang diterapkan melalui strategi-strategi
intervensi berbasis kelompok guna mendorong perkembangan hubungan
interpesonal satu sama lain guna menemukan strategi pemecaham masalah
atau kemampuan dalam diri guna menyelesaikan masalah yang dihadapi.

 Dijelaskan lebih jauh bahwa konseling kelompok lebih cepat dari pada
kelompok terapi tetapi lebih lama dari pada bimbingan kelompok. Pemimpin
dalam konseling kelompok diwajibkan mampu dan terlatih dalam
mengendalikan proses kelompok dan dinamika yang muncul dalam kelompok.
Konsep ini didasari karena pengelaman teraputik diperoleh setiap anggota
dalam kelompok melalui perubahan dinamika yang ada.

Dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa konseling kelompok sebagai sebuah
strategi intervensi teraputik dalam format kelompok guna membantu anggota
dengan masalah serupa melalui dukungan antar pribadi, upaya penyesuian diri
serta perkembangan kepribadian

1. Tujuan Bimbingan Kelompok

Gibson & Mitchell (2011), menjelaskan bahwa bimbingan kelompok dengan isi


yang meliputi informasi pendidikan, pekerjaan, pribadi atau sosial bertujuan
menyediakan informasi akurat bagi anggota kelompok yang
dapat membantu mereka membuat perencanaan dan keputusan hidup yang
lebih tepat. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa tujuan layanan bimbingan
secara kelompok, yaitu supaya konseli yang dilayani menjadi mampu mengatur
kehidupan sendiri, memiliki pandangan sendiri, tidak sekedar meniru pendapat
orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri efek serta
konsekuensi dari tindakan-tindakannya.

Selain itu tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok yakni
pengembangan pribadi, pembahasan topik-topik atau masalah-masalah umum
secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok
sehingga terhindar dari permasalahan yang berkaitan dengan topik atau
masalah yang dibahas (Wibowo, 2005). Bimbingan kelompok di jenjang
pendidikan menengah mempunyai manfaat, baik bagi tenaga bimbingan
profesional maupun bagi para siswa. Siswa memerlukan bimbingan kelompok
yang menopang perkembangan mereka, terutama perkembangan karier,
perkembangan sosial dan peningkatan kesadaran diri  (Winkel & Hastuti, 2005).

Jadi secara umum tujuan bimbingan kelompok ada 2 yaitu pengembangan


pribadi anggota dan pembahasan topik bahasan secara mendalam.
Pengembangan pribadi meliputi pengembangan segala potensi dan
keterampilan sosial yang dimiliki. Sedangkan pembahasan masalah adalah
sebagai upaya preventif agar terhindar dari permasalahan yang dibahas.

2. Tujuan Konseling Kelompok

Tujuan dari konseling kelompok lebih diarahkan pada bagaimana kelompok atau
anggota mampu mengeksplorasi segala sesuatu yang dapat mendukung dalam
pengembangan diri. Membantu anggota membuat hubungan yang intim atau
kuat antara anggota serta menerima dan mendukung satu sama lain dalam
proses penyelesaian masalah yang dihadapi atau strategi coping yang
dilakukan (Schmidt, 2013). Selain itu melalui konseling kelompok diharapkan
siswa mampu untuk menangani masalah yang ada bukan sekedar sebuah
penyelesaian semata melainkan sebagai sebuah pengembangan keterampilan
dalam menghadapi masalah yang mungkin terjadi pada masa yang akan
datang.

Adapun tujuan lain yang ingin disampaikan melalui pelayanan konseling


kelompok adalah memberikan dukungan dan membuat konseli atau anggota
menyadari bahwa ada orang lain yang mengalami tantangan serupa. Konseli
tidak berbeda atau sendirian seperti yang dirinya pikirkan. Melalui konseling
kelompok akan menumbuhkan perspektif diri yang berbeda pada konseli, hal in
karena semakin banyak individu yang berkumpul maka menciptkan pandangan
atau pemikiran dari sudut yang berbeda.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa konseling kelompok adalah salah


bentuk “theraputic sharing experience”. Melalui proses ini setiap anggota tidak
hanya sekedar berbagi pengelaman tetapi belajar untuk mendengarkan
pengelaman orang lain dari berbagai latarbelakang yang berbeda. Hal ini akan
mampu menumbuhkan insight bagi setiap personal anggota yang terlibah
sebagai upaya penungkatan dan pengembangan diri secara lebih baik.

Konseling kelompok menawarkan ruang bagi siswa untuk mengembangkan


kesadaran diri dan kesadaran orang lain. Pengalaman semacam ini akan dapat
mengurangi perasaan-perasaan negatif seperti kesepian atau sendiri,
menormalkan pengalaman konseli, mendorong perubahan dengan cepat dan
bermakna, serta membantu konseli atau anggota belajar dan memproses
keterampilan baru .

Apabila bimbingan kelompok mefokuskan kepada pengembangan dan


pemahaman diri secara kognitif, konseling kelompok lebih berfokus bukan
semata dalam penyelesaian masalah. Konseling kelompok mencoba
memfasilitasi konseli dalam perubahan perilaku, mengembangkan kemampuan
mengatasi situasi kehidupan, mengkonstruksi pikiran serta mengambil
keputusan bagi dirinya dan berkomitmen untuk mewujudkan keputusan
tersebut melalui media kelompok.

Selain itu Corey (2012) menjelaskan beberapa tujuan yang dapat diperoleh


melalui kegiatan konseling kelompok antara lain;

1.      Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan diri; untuk


mengembangkan rasa identitas unik seseorang

2.      Untuk mengenali kesamaan kebutuhan dan masalah anggota dan untuk


mengembangkan rasa keterkaitan
3.      Untuk membantu anggota belajar bagaimana membangun hubungan
yang bermakna dan intim

4.      Untuk membantu anggota dalam menemukan sumber daya dalam


keluarga besar dan komunitas mereka sebagai cara untuk mengatasi
kekhawatiran mereka

5.      Untuk meningkatkan penerimaan diri, kepercayaan diri, harga diri, dan


untuk mencapai pandangan baru tentang diri sendiri dan orang lain

6.      Untuk mempelajari cara mengekspresikan emosi seseorang dengan cara


yang sehat

7.      Untuk mengembangkan perhatian dan kasih sayang untuk kebutuhan dan


perasaan orang lain

8.      Untuk menemukan cara-cara alternatif dalam menangani masalah-


masalah perkembangan yang normal dan untuk menyelesaikan kon fl ik
tertentu

9.      Untuk meningkatkan pengarahan diri, interdependensi, dan tanggung


jawab terhadap diri sendiri dan orang lain

10.  Untuk menjadi sadar akan pilihan seseorang dan membuat pilihan dengan
bijak

11.  Untuk membuat rencana spesifik untuk mengubah perilaku tertentu

12.  Untuk mempelajari keterampilan sosial yang lebih efektif

13.  Untuk belajar bagaimana menghadapi orang lain dengan hati-hati,


perhatian, kejujuran, dan keterusterangan

14.  Untuk memperjelas nilai-nilai seseorang dan memutuskan apakah dan


bagaimana cara mengubahnya

Anda mungkin juga menyukai