Anda di halaman 1dari 30

SAMPUL

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atasrahmat dan
hidayanh-Nya kepada kami selalu, sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah ini dengan baik.
Makalah ini khususnya membahas mengenai “Bimbingan Konseling Kelompok” makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliahBimbingan dan Konseling. Penyusun menyadari
betul bahwa tersusunya makalah initidak terlepas dari bantuan semua pihak. Sehingga, kami
mengucapkan terima kasihkepada dosen pengampu kami, Ibu Sitti Rahmi, S.Pd, M.Pd.

Kami berharap adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi
pembaca. Kami juga menyadari bahwa makalah ini memang masih jauhdari kata sempurna. Oleh
sebab itu, apabila pembaca mempunyai saran dan kritik yang membangun, kami penyusun akan
sangat terbuka dalam menerimanya.

Bone, 11 Septembar 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara mengenai manusia, tentunya tidak pernah terlepas dari kegiatan
memahami, berpikir, merasa, dan melakukan sesuatu. Kegiatan tersebut merupakan
suatu kebiasaan atau rutinitas, bahkan suatu kebutuhan yang perlu dilakukan
dandipenuhi oleh manusia itu sendiri. Menyinggung kegiatan memahami, berpikir, merasa,
dan melakukan sesuatu,tentunya kita akan dihadapkan dengan suatu sistem yang melakukan
seperti yang telahdisebutkan tadi. Sistem tersebut dengan istilah pendidikan,
pendidikan sendirimerupakan suatu sistem yang cakupannya cukup luas. Baik itu
pendidikan yang bersifatakademik, pendidikan budi pekerti dan pendidikan spiritual.
Sistem pendidikanmencakup hal-hal tersebut. Dalam sistem pendidikan sendiri terdapat
beberapa disiplinilmu yang digunakan untuk mendidik peserta didik supaya
menjadi manusia yangterdidik, seperti matematika, bahasa, fisika, dan terkhusus
ilmu bimbingan dankonseling.
Bimbingan konseling sendiri merupakan salah disiplin ilmu yang berusia
muda,dibandingkan dengan disiplin-disiplin ilmu lainnya, karena usianya yang
belum menginjak 1,5 abad. Bimbingan dan konseling sendiri pada mulanya didirikan
olehtokoh bimbingan Frank Parson dengan biro vokasionalnya, untuk membantu anak-
anakmuda siap memasuki dunia pekerjaan, seiring berjalannya waktu peran dari
bimbingansendiri meluas mencakup aspek-aspek seperti karier, pribadi, sosial, dan belajar
dariindividu-individu. Bimbingan dan konseling sendiri dalam prakteknya
memilikibeberapa model dan pendekatan, dan pendekatan yang akan dibahas dalam makalah
inilebih berfokus pada bimbingan konseling dengan metode bimbingan kelompok
(GroupGuidence) dan metode bimbingan individual (Individual Guidence).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan konseling kelompok?
2. Faktor-faktor apa saja yang memepengaruhi konseling kelompok?
3. Apa saja struktur konseling kelompok?
4. Apa saja tahapan-tahapan konseling kelompok dan interaksi dalam konseling
kelompok?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan konseling kelompok itu sendiri
2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi konseling kelompok
3. Untuk mengetahui urutan struktur konseling kelompok
4. Untuk mengetahi tahapan dalam konseling kelompok dan interkasi dalam
konseling kelompok
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan tujuan konseling kelompok


 Pengertian Konseling Kelompok

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang ahli kepada
seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. agar orang yang
dibimbingan dapat mengembangkan kemampun dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dikembangkan berdasarkan
norma-normayang berlaku. Kelompok adalah layanan yang membantu klien atau peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karier
dan pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok.
Berikut definisi dan pengertian konseling kelompok dari beberapa sumber buku:

 Menurut Kurnanto (2014), konseling kelompok adalah suatu bantuan kepada individu
dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan
pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhan.
 Menurut Lumongga (2011), konseling kelompok adal ah suatu proses antar pribadi yang
dinamis dan terfokus pada pikiran dan tingkah laku yang disadari serta dibina dalam
suatu kelompok yang dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan
diri menuju perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.
 Menurut Winkel dan Hastuti (2004), konseling kelompok adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok, dalam prosesnya hubungan
konseling diusahakan dalam suasananya hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban.
 Menurut Adhiputra (2015), konseling kelompok adalah suatu proses antara pribadi yang
dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi
seperti berorientasi pada kenyataan, saling mempercayai, saling pengertian, saling
menerima, dan saling mendukung.
 Menurut Prayitno (2017), konseling kelompok adalah usaha pemberian bantuan yang
diberikan oleh seorang konselor kepada orang-orang yang membutuhkan untuk
mengentaskan masalah yang sedang dihadapinya dalam suasana kelompok.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan


bahwa bimbingan kelompok adalah kegiatan bimbingan yang diberikan kepada sejumlah
individu yang dilakukan secara bersam-sama, guna dapat membantu peserta didik dalam
menyusun rencana dan pengambilan keputusan yang tepat, bimbingan kelompok
diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat propesional, vokasional, dan
sosial.
 Tujuan Konseling Kelompok
- Tujuan Umum

Tujuan umum kegiatan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan


sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini,
sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi/ berkomunikasi seseorang
sering terganggu perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang tidak
objekstif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif.

- Tujuan Khusus

Secara khusus, konseling kelompok bertujuan untuk membahas topic


topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian
peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, sikap yang menunjang
diwujudkanya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi,
verbal maupun non verbal juga ditingkatkan.

B. Faktor yang mempengaruhi Konseling Kelompok


Mencapai tujuan dalam konseling kelompok dapat dilakukan oleh konselor
dengan caramemperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses
konseling. Yalom dalam Namora menyebutkan sebagai faktor kuratif. Faktor-faktor
tersebut antara lain:

- Membina harapan

Harapan akan menimbulkan perasaan optimis pada diri klien untuk dapat
menyelesaikan masalahnya. Melalui harapan, klien akan belajar memahamai dan
mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya.

- Universalitas

Universalitas akan mengurangi tingkat kecemasan klien karena mengetahui


bahwa bukan hanya dirinya yang memiliki masalah.Teman-teman satu kelompoknya juga
memiliki masalah walaupun dalam dimensi yang berbeda.Untuk itulah memberikan
pemahaman pada klien bahwa permasalahan adalah hal yang wajar dalam kehidupan
sangat diperlukan agar klien tertantang untuk mengatasi masalahnya.

- Pemberian Informasi
Informasi dapat diperoleh melalui pemimpin kelompok (konselor) maupun dari
anggota kelompok lain. informasi ini meliputi pengalaman dari anggota kelompok,
pemecahan masalah yang ditawarkan oleh konsleor atau anggota kelompok dan hal yang
bermakna bagi kehidupan klien.
- Alturisme
Alturisme mengacu kepada proses memberi dan menerima. Klien yang merasa
bahwa kelompoknya telah memberikan banyak masukan dan kebaikan pda dirinya
selama menjalani proses konseling, akan melakukan hal yang sama terhadap annggota
kelompoknya.
- Pengulangan korelatif keluarga primer
Pengulangan korelatif keluarga primer dimaksudkan untuk menjalin kedekatan
emosional antar-anggota dan konselor. Masing-masing klien diharapkan dapat merasa
sebagai satu keluarga yang saling mendukung dan memberi perhatian layaknya hubungan
saudara.
- Pengembangan teknik sosialisasi

Teknik sosialisasi berhubungan dengan caara anggota kelompok menjalin


hubungan interpersonal. Masing-masing anggota belajar untuk dapat mengomunikasikan
keinginannya dengan tepat, memberikan perhatian dan dapat memahami orang lain. hal
ini juga meliputi bagaimana kesiapan anggota memperoleh umpan balik dari kelompok
yang ditujukan untuk dirinya.

- Peniruan tingkah laku


Peniruan tingkah laku diperoleh dari pengalaman atau hasil identifikasi anggota
kelompok yang dirasakan layak untuk ditiru. Mendapat model positif yang dapat ditiru
akan sangat menguntungkan anggota karena memudahkannya dalam mempelajari tingkah
laku baru yang positif.
- Belajar menjalin hubungan interpersonal
Anggota kelompok diharapkan dapat belajar menjalin hubungan interpersonal
dengan kelompoknya. Beberapa hal yang dapat dilakukan anatra lain: berani
mengekspresikan dirinya di hadapan anggota kelompok, merespon apa yang disampaikan
anggota kelompok serta meningkatkan sensitivitas terhadap masalah anggota
kelompoknya.
- Kohesivitas kelompok
Adapun bentuk penerimaan yang masing-masing anggota serta keinginan untuk
terus-menerus menjalin hubungan interpersonal yang akrab.Apabila kohesivitas telah
terbentuk, masing-masing anggota dapat berinteraksi secara optimal dan tanpa keraguan
memberikan umpan balik demi kemajuan anggota kelompok.
- Katarsis
Anggota kelompok diharapkan dapat melepaskan katarsis yang dimilikinya
melalui pengungkapan perasaan baik secara positif maupun negatif.
- Faktor-faktor eksistensial
Faktor-faktor eksistensial perlu dibicarakan dan menjadi bahan diskusi dalam
kelompok.Hal ini penting untuk memberikan pemahaman pada kelompok bahwa banayak
hal yang harus dimengerti dan dicapai dalam hidup.Untuk itu, anggota kelompok dapat
termotivasi mengatasi masalahnya untuk mencapai kehidupan yang lebih banyak.
C. Struktur Konseling Kelompok

Menurut Prayitno, tahap-tahap pelaksanaan layanan konseling kelompok ada 4


tahap yang meliputi: tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap
pengakhiran.

1. Tahap pembentukan merupakan tahap pengenalan, pelibatan diri, pemasukan diri.


Adapun tujuan dari tahap ini adalah anggota memahami pengertian dan kegiatan
kelompok dalam rangka konseling kelompok. Menumbuhkan suasana kelompok
tumbuhnya minat anggota tumbuhnya saling mengenal percaya menerima dan
membantu diantara para anggota tumbuhnya suasana bebas dan terbuka dan
dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok.
2. Tahap peralihan merupakan jembatan antara tahap pertama dengan ketiga.
Adapun tujuan dari tahap peralihan adalah terbebasnya anggota dari perasaan atau
sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap
berikutnya, semakin baiknya suasana kelompok dan kebersamaan, semakin
baiknya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok.
3. Tahap kegiatan bertujuan membahas suatau masalah atau topic yang relevan
dengan kehidupan secara mendalam dan tuntas adapun dalam tahap ini adalah
pemimpin kelompok mengumumkan suatu masalah atau topik tanya jawab antara
anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal belum yang jelas menyangkut
masalah atau topik tersebut secara tuntas dan mendalam. Adapun peranan
pemimpin kelompok adalah sebagai pengatur lalu-lintas yang sabar dan terbuka,
aktif tetapi tidak banyak bicara.
4. Pada tahap pengakhiran merupakan penilaian dan tindak lanjut, adanya tujuan
terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan,
terungkapnya hasil kegiatan kelompok yang telah dicapai yang dikemukakan
secara mendalam dan tuntas, terumuskan rencana kegiatan lebih lanjut, tetap
dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan
diakhiri. Sedangkan kegiatan dalam tahap ini pemimpin kelompok
mengungkapkan bahwa kegiatan segera diakhiri, pemimpin dan anggota
kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan, membahas kegiatan
lanjutan, mengemukakan perasaan dan harapan. Peranan pemimpin kelompok
dalam tahap ini adalah tetap mengutamakan suasana hangat, bebas dan terbuka,
memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan
anggota, memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut, penuh rasa \
persahabatan dan empati.
D. Tahapan-Tahapan konseling kelompok dan interaksi dalam konseling kelompok
1. Tahap Pra Konseling
Tahap pertama ini adalah tahap awal pembentukan kelompok. Pada tahap awal ini,
para anggota kelompok yang telah lolos seleksi dimasukkan ke dalam keanggotaan yang
sesuai dengan pertimbangan homogenitas.
2. Tahap Permulaan
Tahap kedua adalah tahap permulaan. Pada tahap ini, struktur kelompok mulai
dibentuk. Selain itu, harapan anggota kelompok mulai dieksplore. Anggota juga mulai
belajar fungsi kelompok dan juga tujuan kelompok. Tahap ini juga ditandai dengan
perkenalan antar setiap anggota dan juga menjelaskan tujuan dan harapannya.
Selanjutnya, kelompok mulai membangun norma untuk mengontrol aturan-aturan
kelompok dan juga menyadari makna kelompok untuk mencapai tujuan. Dalam tahap
kedua ini, konselor membantu menegaskan tujuan dari adanya kelompok tersebut.
3. Tahap Transisi
Tahap transisi atau tahap peralihan ini diharapkan masalah masing-masing anggota
kelompok dipetakan, dirumuskan sehingga diketahui penyebabnya. Dalam hal ini,
pemimpin kelompok bertugas mempersiapkan anggota kelompok agar merasa memiliki
kelompok. Pada tahap ini juga, anggota kelompok akan diarahkan memasuki tahap inti
atau tahap kegiatan.
4. Tahap Kerja
Tahap kerja atau tahap keempat ini, anggota kelompok menyusun rencana-rencana
tindakan. Pada tahap ini, anggota kelompok merasa berada di dalam kelompok,
mendengar pendapat yang lain dan merasa puas dengan kegiatan kelompok.
5. Tahap Akhir
Tahap kelima atau dikenal dengan tahap penutupan. Pada tahap ini, anggota
kelompok mulai mencoba melakukan perubahan tingkah laku dalam kelompok. Nah,
setiap anggota kelompok kemudian memberi umpan balik terhadap perubahan yang
dilakukan oleh anggota yang lain. Umpah balik ini sangat berguna untuk perbaikan dan
dilanjutkan atau diterapkan dalam kehidupan anggota kelompok jika dipandang telah
memadai
6. Pasca konseling
Pada tahap pasca konseling ini, sebaiknya konselor menetapkan adanya evaluasi
sebagai bentuk tindak lanjut dari konseling kelompok tersebut. Evaluasi ini sangat
diperlukan apabila terdapat hambatan yang terjadi dalam proses pelaksanaan kegiatan.
Selain itu, evaluasi juga dibutuhkan untuk mengetahui perilaku anggota kelompok setelah
proses konseling berakhir.
Berbicara mengenai
manusia, tentunya tidak
pernah terlepas dari
kegiatan
D. memahami, berpikir,
merasa, dan melakukan
sesuatu. Kegiatan tersebut
merupakan
E. suatu kebiasaan atau
rutinitas, bahkan suatu
kebutuhan yang perlu
dilakukan dan
F. dipenuhi oleh manusia itu
sendiri.
G. Menyinggung
kegiatan memahami, berpikir,
merasa, dan melakukan
sesuatu,
H. tentunya kita akan
dihadapkan dengan suatu
sistem yang melakukan
seperti yang telah
I. disebutkan tadi. Sistem
tersebut dengan istilah
pendidikan, pendidikan
sendiri
J. merupakan suatu sistem
yang cakupannya cukup luas.
Baik itu pendidikan yang
bersifat
K. akademik, pendidikan
budi pekerti dan
pendidikan spiritual.
Sistem pendidikan
L. mencakup hal-hal tersebut.
Dalam sistem pendidikan
sendiri terdapat beberapa
disiplin
M. ilmu yang digunakan
untuk mendidik peserta
didik supaya menjadi
manusia yang
N. terdidik, seperti
matematika, bahasa, fisika,
dan terkhusus ilmu
bimbingan dan
O. konseling.
P. Bimbingan
konseling sendiri merupakan
salah disiplin ilmu yang
berusia muda,
Q. dibandingkan dengan
disiplin-disiplin ilmu
lainnya, karena usianya
yang belum
R. menginjak 1,5 abad.
Bimbingan dan konseling
sendiri pada mulanya
didirikan oleh
S. tokoh bimbingan Frank
Parson dengan biro
vokasionalnya, untuk
membantu anak-anak
T. muda siap memasuki dunia
pekerjaan, seiring
berjalannya waktu peran dari
bimbingan
U. sendiri meluas mencakup
aspek-aspek seperti karier,
pribadi, sosial, dan belajar
dari
V. individu-individu.
Bimbingan dan konseling
sendiri dalam prakteknya
memiliki
W. beberapa model dan
pendekatan, dan pendekatan
yang akan dibahas dalam
makalah ini
X. lebih berfokus pada
bimbingan konseling dengan
metode bimbingan kelompok
(Group
Y. Guidence) dan metode
bimbingan individual
(Individual Guidence).
Z. BAB I
AA. PENDAHULUAN
BB. A. Latar belakang
CC. Berbicara mengenai
manusia, tentunya tidak
pernah terlepas dari
kegiatan
DD. memahami, berpikir,
merasa, dan melakukan
sesuatu. Kegiatan tersebut
merupakan
EE.suatu kebiasaan atau
rutinitas, bahkan suatu
kebutuhan yang perlu
dilakukan dan
FF. dipenuhi oleh manusia itu
sendiri.
GG. Menyinggung
kegiatan memahami, berpikir,
merasa, dan melakukan
sesuatu,
HH. tentunya kita akan
dihadapkan dengan suatu
sistem yang melakukan
seperti yang telah
II. disebutkan tadi. Sistem
tersebut dengan istilah
pendidikan, pendidikan
sendiri
JJ. merupakan suatu sistem
yang cakupannya cukup luas.
Baik itu pendidikan yang
bersifat
KK. akademik, pendidikan
budi pekerti dan
pendidikan spiritual.
Sistem pendidikan
LL.mencakup hal-hal tersebut.
Dalam sistem pendidikan
sendiri terdapat beberapa
disiplin
MM. ilmu yang digunakan
untuk mendidik peserta
didik supaya menjadi
manusia yang
NN. terdidik, seperti
matematika, bahasa, fisika,
dan terkhusus ilmu
bimbingan dan
OO. konseling.
PP. Bimbingan
konseling sendiri merupakan
salah disiplin ilmu yang
berusia muda,
QQ. dibandingkan dengan
disiplin-disiplin ilmu
lainnya, karena usianya
yang belum
RR. menginjak 1,5 abad.
Bimbingan dan konseling
sendiri pada mulanya
didirikan oleh
SS. tokoh bimbingan Frank
Parson dengan biro
vokasionalnya, untuk
membantu anak-anak
TT.muda siap memasuki dunia
pekerjaan, seiring
berjalannya waktu peran dari
bimbingan
UU. sendiri meluas
mencakup aspek-aspek
seperti karier, pribadi, sosial,
dan belajar dari
VV. individu-individu.
Bimbingan dan konseling
sendiri dalam prakteknya
memiliki
WW. beberapa model dan
pendekatan, dan pendekatan
yang akan dibahas dalam
makalah ini
XX. lebih berfokus pada
bimbingan konseling dengan
metode bimbingan kelompok
(Group
YY. Guidence) dan
metode bimbingan
individual (Individual Guid
ZZ.BAB I
AAA.PENDAHULUAN
BBB. A. Latar belakang
CCC. Berbicara mengenai
manusia, tentunya tidak
pernah terlepas dari
kegiatan
DDD.memahami, berpikir,
merasa, dan melakukan
sesuatu. Kegiatan tersebut
merupakan
EEE. suatu kebiasaan atau
rutinitas, bahkan suatu
kebutuhan yang perlu
dilakukan dan
FFF. dipenuhi oleh manusia
itu sendiri.
GGG. Menyinggung
kegiatan memahami, berpikir,
merasa, dan melakukan
sesuatu,
HHH.tentunya kita akan
dihadapkan dengan suatu
sistem yang melakukan
seperti yang telah
III. disebutkan tadi. Sistem
tersebut dengan istilah
pendidikan, pendidikan
sendiri
JJJ.merupakan suatu sistem
yang cakupannya cukup luas.
Baik itu pendidikan yang
bersifat
KKK.akademik, pendidikan
budi pekerti dan
pendidikan spiritual.
Sistem pendidikan
LLL. mencakup hal-hal
tersebut. Dalam sistem
pendidikan sendiri terdapat
beberapa disiplin
MMM. ilmu yang
digunakan untuk mendidik
peserta didik supaya
menjadi manusia yang
NNN.terdidik, seperti
matematika, bahasa, fisika,
dan terkhusus ilmu
bimbingan dan
OOO.konseling.
PPP. Bimbingan
konseling sendiri merupakan
salah disiplin ilmu yang
berusia muda,
QQQ.dibandingkan dengan
disiplin-disiplin ilmu
lainnya, karena usianya
yang belum
RRR. menginjak 1,5 abad.
Bimbingan dan konseling
sendiri pada mulanya
didirikan oleh
SSS. tokoh bimbingan Frank
Parson dengan biro
vokasionalnya, untuk
membantu anak-anak
TTT. muda siap memasuki
dunia pekerjaan, seiring
berjalannya waktu peran dari
bimbingan
UUU.sendiri meluas
mencakup aspek-aspek
seperti karier, pribadi, sosial,
dan belajar dari
VVV.individu-individu.
Bimbingan dan konseling
sendiri dalam prakteknya
memiliki
WWW. beberapa model dan
pendekatan, dan pendekatan
yang akan dibahas dalam
makalah ini
XXX.lebih berfokus pada
bimbingan konseling dengan
metode bimbingan kelompok
(Group
YYY.Guidence) dan
metode bimbingan
individual (Individual
Guidence).
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan diatas, penulis dapat menyimpulkan dari makalah “Metode Bimbingan dan
Konseling” yaitu bimbingan konseling adalah suatu prosestolong menolong untuk
mencapai tujuan yang dimaksud, dapat juga diartikansebagai hubungan timbal balik antara
dua orang untuk menangani masalah klien,yang di dukung dengan keahlian dalam
suasana yang laras dan integrasi,berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan
yang berguna bagi klien.Bimbingan konseling adalah dua komponen dan saling berperan
didalam prosesbimbingan dan konseling.
B. Saran
Penyususn menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.Untukkedepannya
penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detaildengan sumber yang lebih
banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritikdan saran yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan penyusun.

tolong menolong untuk


mencapai tujuan yang
dimaksud, dapat juga diartikan
sebagai hubungan timbal balik
antara dua orang untuk
menangani masalah klien,
yang di dukung dengan
keahlian dalam suasana
yang laras dan integrasi,
berdasarkan norma-norma yang
berlaku untuk tujuan yang
berguna bagi klien.
Bimbingan konseling adalah
dua komponen dan saling
berperan didalam proses
bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai