Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4 :

Ade Melda
Era Maya Sofa
T.M.Riyan

Pemulihan Perekonomian Indonesia setelah kontraksi akibat pandemic covid


19 tahun 2020

Fakta keadaan pembangunan ekonomi Indonesia tahun 2020

1. Berdasarkan data BPS,Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan


ekonomi pada tahun 2020 sebesar – 2,07%.
2. Tahun 2020 indonesia mengalami deflisi atau penurunan drastic karena
perkembangan ekonomi di Indonesia mempunya pergerakan yg kurang
stabil.
3. Konsumsi pemerintah mengalami penurunan dari 3,2 % hingga menjadi 1,94
%.
4. Mengurangi alokasi di bidang infrastuktur dan meningkatkan anggaran di
bidang kesehatan.
5. Terjadi penurunan investasi dari 3,25% menjadi 1,94%.
6. Tingkat inflasi berada pada 1,68% dimana angka ini menjadi angka terendah
dan jauh dari target pemerintah.
7. Terjadinya supply shock dan demand shock penyebab supply shock.
 Jika saya menjadi pemerintah di Indonesia, saya akan melakukan beberapa
hal penting untuk meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia pada
saat covid 19, dengan cara :

1. Saya akan membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan


Ekonomi Nasional, Komite tersebut akan memastikan penanganan kesehatan
dan ekonomi berjalan sinergi, dan menjaga pertumbuhan ekonomi pada
kuartal III 2020.
2. saya memberi bantuan kredit berbunga rendah, dan menyiapkan berbagai
program agar UMKM bergeliat kembali. Salah satunya adalah kebijakan
restrukturisasi dan subsidi bunga kredit. Karena UMKM memiliki peran
strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi pada saat Covid-19. Hal
itu terlihat dari kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia terus meningkat
sampai sekitar 60% di masa pra pandemi.Penyerapan tenaga kerja oleh
UMKM juga sangat tinggi dan terus bertumbuh mencapai 96,99% – 97,22%
dengan jumlah pelaku UMKM mencapai 62 juta atau sekitar 98% dari
pelaku usaha nasional.
Kasus Pemulihan Perekonomian Indonesia Setelah Kontraksi Akibat Pandemi
Covid-19 2020

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami


kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen. Hal ini
menyebabkan perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi atau
penurunan drastis karena perkembangan ekonomi di Indonesia mempunyai
pegerakan yang kurang stabil. Perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh adanya
pandemi Covid-19.Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan guna
mengurangi rantai penyebaran pandemi Covid-19 namun kebijakan ini
menyebabkan berkurangnya jumlah konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi
Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) padahal kedua
konsumsi ini sangat memberi pengaruh atas kontraksi pada Produk Domestik
Bruto (PDB). Konsumsi di Indonesia tidak terkendali karena situasi yang terjadi
dan menyebabkan perekonomian pada konsumsi Rumah Tangga (RT) mengalami
penurunan dari 5,04 persen menjadi -2,63 persen dan konsumsi Lembaga Non
Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami penurunan dari 10,62
persen menjadi -4,29 persen .Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan dari
3,25 persen menjadi 1,94 persen. Hal ini karena Pemerintah mengurangi alokasi di
bidang infrastruktur pada tahun 2020 sedangkan anggaran untuk kesehatan lebih
ditingkatkan pemerintah sesuai dengan fokus Pemerintah untuk penanggulangan
pandemi di Indonesia. Tidak hanya konsumsi, investasi juga mengalami penurunan
dari 3,25 persen menjadi 1,94 persen. Penurunan ini mempengaruhi perekonomian
di Indonesia. Penurunan investasi lebih besar atas pengaruh berkurangnya
lapangan kerja. Aktivitas perdagangan yaitu ekspor dan impor dengan pihak luar
negeri juga mengalami penurunan dari -0,87 persen menjadi -7,70 persen pada
ekspor dan -7,69 persen menjadi -17,71 persen pada impor. Meskipun ekspor dan
impor terjadi penurunan yang drastis mempengaruhi nilai dari ekspor neto pada
saat kontraksi perekonomian. Melihat kontraksi pada tahun 2020 Pemerintah
mengeluarkan strategi kebijakan guna memulihkan perekonomian Indonesia.

Pemerintah optimis melaksanakan kebijakan dengan konsisten dan


membangun kerja sama dengan seluruh komponen bangsa. Hal ini tidak hanya
dilakukan oleh Pemerintah Pusat namun harus didukung penuh oleh Pemerintah
Daerah sebagai peran utama pada pergerakan pemulihan ekonomi Indonesia saat
ini. Pemerintah Daerah berperan strategis dalam mendorong percepatan dan
efektivitas pemulihan ekonomi serta memahami struktur ekonomi daerah,
demografi, dan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya saat Pandemi terjadi.
Pemerintah Daerah mempunyai tolak ukur utama guna mendorong pemulihan
perekonomian yaitu kebijakan yang telah dirancang dalam APBD. Masyarakat dan
pelaku usaha juga memiliki peran strategis dalam pergerakan pemulihan ekonomi
Indonesia. Pemerintah memberikan kemudahan dalam kebijakan fiskal maupun
kebijakan moneter, kedua kebijakan ini dapat disambut dengan positif oleh
masyarakat dan pelaku usaha serta dapat bergerak maju sesuai rancangan
Pemerintah guna memulihkan ekonomi Indonesia yang telah mengalami kontraksi.
Kebijakan dari Pemerintah adalah mengalokasikan dana APBN untuk pemulihan
ekonomi Indonesia bertujuan perekonomian dapat pulih dan kesejahteraan
masyarakat. Kebijakan ini dilakukan dengan meningkatkan konsumsi dalam
negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan
ekspansi moneter. Tiga kebijakan akan dilaksanakan bersamaan sinergi antara
pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait.

 Alasan mengapa terjadi nya covid 19 tahun 2020

kasus dapat terjadi karena beberapa hal, pertama memang masyarakat belum
disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan hal ini diperburuk dengan
perilaku masyarakat yang masih sering berkerumun, sehingga meningkatkan risiko
penularan.Penyebab kedua, menurut protocol kesehatan,seiring dengan berjalannya
waktu masyarakat makin lengah. Masyarakat mengabaikan protokol kesehatan dan
seolah tidak memiliki empati meski telah menyaksikan begitu banyak korban yang
muncul setiap hari menjadi kasus positif Covid-19. Penyebab ketiga, sebagian
besar masyarakat masih takut untuk melakukan tes ketika memiliki gejala karena
adanya stigma negatif di masyarakat. Adanya ketakutan, karena potensi biaya
tinggi dalam perawatan apabila positif Covid-19. Di sini peerintah menghimbau
masyarakat tidak memandang negatif kepada mereka yang positif Covid-19 karena
penyakit ini bukan penyakit yang memalukan, siapapun yang terkena Covid-19
harus kita bantu dan kita sembuhkan.

Anda mungkin juga menyukai