Transaksi Pembelian Obligasi Langsung Dari Afiliasi
Transaksi Pembelian Obligasi Langsung Dari Afiliasi
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
(2005906030054)
(2005906030004)
RAMAYANA
(2005906030084)
FAKULTAS EKONOMI
MEULABOH 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ Laba atas Transaksi
antar Perusahaan-Obligasi ” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami dan memperluas ilmu tentang
bagaimana proses laba atas transaksi antar perusahaan-aktiva tetapdalam suatu perusahaan.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, kami secara langsung ataupun tidak
langsung telah mendapatkan bantuan dari dosen pembimbing mata kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan 1.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran dari semua
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha
kita.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
A. Laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan...........3
A. Kesimpulan ...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diperjual belikan di pasar
sebagai debitur dan pembeli obligasi yang biasa disebut investor obligasi.
masing afiliasi adalah entitas hukum yang berdiri sendiri, manajemen dari induk
perusahaan memiliki posisi untuk menegosiasikan semua pinjaman yang terjadi diantara
perusahaan afiliasi, dan keputusan untuk meminjam dari atau meminjamkan secara
resiprokal piutang dan hutang baik pokok maupun bunganya, begitu pula dengan akun
resiprokal pendapatan dan beban. Akun-akun resiprokal ini dieliminasi dalam penyiapan
laporan keuangan konsolidasi karena piutang dan hutang antar perusahaan tidak
mencerminkan aktiva atau kewajiban dari suatu entitas yang dikonsolidasikan. Masalah
khusus dalam akuntansi obligasi dan wesel antar perusahaan timbul ketika suatu
dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit
obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun
daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah
obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku
obligasi. Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank.
Bila Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara
berkala biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo.
LANDASAN TEORI
tingkat bunga pasar yang berlaku. Namun perubahan yang terjadi kemudiaan pada tingkat
bunga pasar akan menciptakan perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar kewajiban
tersebut. Jika tingkat bunga pasar meningkat, nilai pasar kewajiban menjadi lebih kecil
keuntungan tersebut tidak diakui pada buku perusahaan penerbit. Begitu pula, apabila terjadi
penurunan pada tingkat bunga pasar, akan mengakibatkan adanya kerugiaan terealisasi yang
juga tidak diakui. Laba dan rugi terealisasi tapi tidak diakui ini harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan sesuai dengan FASB Statement No. 107, “ Pengungkapan
Keuntungan maupum kerugian atas obligasi yang beredar dari afiliasi yang teridentifikasi
namun tidak diakui ini, dapat diakui dengan cara menarik obligasi yang beredar. Induk
perusahaan, yang mengatur seluruh penarikan hutang dan keputusan-keputusan lainnya bagi
2. Perusahaan penerbit (induk atau anak) dapat meminjam uang dari entitas yang
bukan afiliasinya dengan tingkat bunga pasar dan menggunakan dana tersebut
untuk menarik obligasinya sendiri (pemilihan ini merupakan pembayaran
kembali).
4. Suatu perusahaan afiliasi (induk atau anak) dapat membeli obligasi dari
retirement) dari obligasi. Keuntungan atau kerugiaan yang tidak diakui sebelumnya, dalam tiga
keadaan ini diakui oleh perusahaan penerbit dan diperhitungkan dalam mengukur pendapatan
bersih konsolidasi. Pilihan yang keempat mengakibatkan penarikan konstruktif. Hal ini bahwa
obligasi tersebut ditarik untuk tujuan laporan konsolidasi karena investasi obligasi dan hutang
obligasi dari induk perusahaan dan anak perusahaan adalah resiprokal yang harus dieliminasi
Perbedaan antara nilai buku dari kewajiban obligasi dan harga beli dari investasi obligasi
adalah keuntungan atau kerugiaan dengan tujuan untuk laporan konsolidasi. Hal ini juga
merupakan keuntungan atau kerugiaan bagi induk perusahaan berdasarkan metode ekuitas
(konsolidasi satu baris). Keuntungan atau kerugian tersebut tidak diakui pada buku perusahaan
penerbit yang obligasinya dimiliki sebagai suatu investasi oleh pembeli afiliasi. keuntungan
atau kerugian bagi perusahaan penerbit yang telah direalisasi oleh perubahan suku
bunga pasar setelah obligasi diterbitkan, dan hal ini diakui untuk tujuan laporan
konsolidasi ketika obligasi tersebut dibeli kembali dan dimiliki oleh entitas konsolidasi.
2.2 Keuntungan Dan Kerugian Konstruktif Atas Obligasi Antar Perusahaan
Apabila harga yang dibayar oleh suatu perusahaan afiliasi untuk memperoleh hutang dari
pihak lainnya lebih besar dari nilai buku kewajiban (nilai nominal ditambah dengan agio
yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi dan biaya
penerbitan), maka terjadi kerugiaan konstruktif atas penarikan hutang. Alternatif lain,
apabila harga yang dibayar lebih kecil dari nilai buku hutang tersebut, maka keuntungan
konstruktiflah yang terjadi. Keuntungan atau kerugian ini disebut konstruktif karena
keuntungan atau kerugian ini merupakan keuntungan atau kerugian yang direalisasi dan
diakui dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, teatapi tidak dicatat dalam buku
Keuntungan atau kerugian konstruktif atas obligasi adalah (1) keuntungan dan kerugian
yang direalisasi dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan. (2) yang timbul pada saat
perusahaan membeli obligasi suatu afiliasi, (3) dari entitas-entitas lainnya, (4) pada harga
dari selain nilai buku obligasi tersebut. Tidak aka nada keuntungan atau kerugian yang terjadi
akibat pembelian obligasi perusahaan afiliasi pada nilai buku atau dari pinjam meminjam
Beberapa ahli akuntansi berpendapat bahwa keuntungan dan kerugian konstruktif pada
transaksi obligasi antar perusahaan seharusnya dialokasikan diantara pihak afiliasi pembeli
dan penerbit sesuai dengan nilai nominal obligasi tersebut. Contohnya, jika induk perusahaan
membayar Rp 99.000 untuk obligasi anak perusahaan yang beredar bernilai nominal Rp
100.000 dengan agio yang belum diamortisasi Rp 2.000, maka keuntungan konstruktif
sebesar Rp 3.000 (Rp 102.000 dikurangi dengan Rp 99.000) dialokasikan untuk induk
perusahaan sebesar Rp 1.000 dan untuk anak perusahaan sebesar Rp 2.000. dikenal sebagai
teori nominal.
Alternatif untuk teori nilai nominal ini adalah teori keagenan, diamana afiliasi yang
membeli obligasi antar perusahaan bertindak sebagai agen bagi perusahaan penerbit,
penerbit), dan pengaruh pada laporan konsolidasi sama seperti jika anak perusahaan telah
membeli obligasi miliknya sendiri seharga Rp 99.000. walaupun tidak didukung oleh teori
terpisah, keuntungan dan kerugian konstruktif dialokasikan ke induk perusahaan atas dasar
penjualan diatas atau dibawah nilai normal, selisih harga jual dengan nilai nominal, itu
Kas xxx
Kas xxx
Pada tanggal 1 juli 2002 PT indi menerbitkan dan menjual obligasi 10 tahun nilai nominal RP 10
miliar dengan kurs penjualan 110 di pasar primer. Penjualan obligasi pada kurs 110
menunjukkan adaanya premi sebesar 10% dari harga nominal atau Rp 11 miliar. Pencatatan pada
Kas Rp 11.000.000.000
Dalam contoh soal diatas, karena pada tanggal penjualan penerbit yakin PT indi
membukukan hutang obligasi Rp 11 miliar terdiri dari nilai nominal dan premi obligasi, maka
tahun atau 100. juta per tahun. PT indi menerbitkan obligasi pada pertengahan tahun, sehingga
premi obligasi utuk tahun 2002 diamortisasi setengah tahun atau Rp 50 juta dengan jurnal
Atau
Untuk kepentingan laporan keuangan priode yang berakhir 31/12/2002 PT indi mencatat
penerbitan atau 1 juli 2012. Pada saat obligasi membayar hutang obligasi sebesar nilai
nominalanya atau Rp 10 miliar. Amortisasi mengurangi beban bunga, sehingga total beban
obligasi telah diamortisasi setengah dari premi pada awal penerbitan atau Rp500 juta, dengan
Saldo premi (Rp 1 miliar - (Rp 100 juta x 5 tahun) Rp 500.000.000
Investor atau pembeli obligasi memiliki akun “ investasi dalam obligasi “ yang
harus dicatat pada tanggal investasi atau pembeli obligasi terjadi, sebagia berikut :
Bagi investor obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar harga
perolehan obligasi tersebut. Ada kalanya harga perolehan obligasi dari nilai nominal
tetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Misalkan PT anta membeli 30% obligasi
PT indi di pasar sekunder pada tanggal 1 juli 2007 dengan harga Rp 2,95 miliar.
Pencatatan yang akan dilakukan pada PT anta adalah sebagai sebagai berikut :
dengan nilai nominal obligasi yang dimiliki. PT anta akan mencatat penerimaan bunga
per tahun Rp 300 juta (10% x 30% x Rp 10 Miliar) dalam dua kali penerimaan masing-
masing Rp150 juta pada tanggal 1 juli dan 5 januari. Hak PT anta atas bunga yang
diterima pada tahun 2007 adalah satu semester atau Rp150 juta karena investasi dalam
Selisih nilai investasi PT anta atas obligasi PT indi dengan nilai nominal pada
tanggal perolehan adalah Rp50 juta dimana investasi dalam obligasi tercatat lebih kecil
dari nilai nominal. Jurnal penyesuaian untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Pendapatan bunga PT anta tahun 2007 adalah Rp155 juta karena investasi dimulai
Dalam kasus PT indi dan PT anta transaksi obligasi antar perusahaan akan mempengaruhi
hubungan induk-anak hingga tanggal 1 juli 2012 atau saat obligasi jatuh tempo. Selama tahun
dalam tahun 2008 PT anta mengumumkan laba sebesar Rp300 juta, yakni dalam kasus
Apabila yang terjadi adalah penjualan up stream, maka pendapatan investasi dihitung sebagai
berikut :
investasi. Jumlah keuntungan atau kerugian yang mempengaruhi pendapatan investasi induk
perusahaan tergantung dari pihak penerbit atau penjual obligasi. Karena kondisi menganggap
hutangnya yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau lebih tinggi.
apabila induk yang merupakan pihak penerbit dan sebagai invesrtor obligasi yang diterbitkan
anak perusahaan.
Misalkan obligasi antar perusahaan PT indi dan PT anta adalah penjualan downstream.
Dalam tahun 2007 PT anta (anak perusahaan yang sahamnya yang dikuasai 80% oleh PT indi)
melaporkan laba sebesar Rp250 juta dan tidak ada selisih investasi dengan nilai buku kekayaan
Apabila yang terjadi adalah penjualan upstream dimana PT indi merupakan pembeli atau
investor obligasi yang diterbitkan PT anta. Maka perhitungan pendapatan investasi PT indi
Ilustrasi pada bagian ini mirip dengan ilustrasi untuk Pam dan Sue, kecuali bahwa anak
perusahaan adalah afiliasi penerbit dan penarikan konstruktif obligasi mengakibatkan kerugian
Pro Corporation memiliki 90% kepemilikan pada saham biasa berhak suara Sky.
Kepemilikan Pro pada Sky tersebut diperoleh pada nilai bukunya dengan harga Rp 9.225.000
ketika modal saham Sky sebesar Rp 10.000.000 dan saldo labanya sebesar Rp 250.000.
Pada tanggal 31 Desember 2003 Sky mempunyai obligasi dengan nilai nominal Rp
100.000, tingkat bunga 10%, yang beredar dengan disagio yang belum diamortisasi sebesar Rp
3.000. Obligasi-obligasi ini mempunyai tanggal pembayaran bunga 1 Januari dan 1 Juli dan jatuh
Pada tanggal 2 Januari 2004, Pro membeli 50% obligasi yang beredar milik Sky dengan
harga Rp 5.150.000. Transaksi ini menyebabkan kerugian sebesar Rp 300.000 dari sudut
pandang entitas yang dikonsolidasikan karena kewajiban sebesar Rp 4.850.000 (50% dari nilai
buku obligasi Rp 9.700.000) ditarik secara konstruktif dengan biaya Rp 5.150.000. Kerugian
tersebut dialokasikan kepada Sky berdasarkan teori bahwa manajemen induk perusahaan
bertindak sebagai agen Sky, perusahaan penerbit pada semua transaksi obligasi antar perusahaan.
Selama tahun 2004, Sky mencatat beban bunga atas obligasi tersebut sebesar Rp
1.060.000 [(nilai nominal Rp 10.000.000 x 10%) + amortisasi disagio sebesar Rp 60.000]. Dari
beban bunga ini sebesar Rp 530.000 berhubungan dengan obligasi antar perusahaan. Pro
mencatat pendapatan bunga dari investasi pada obligasi selama tahun 2004 sebesar Rp 470.000
[(nilai nominal Rp 5.000.000 x 10%) – amortisasi agio sebesar Rp 30.000]. Perbedaan sebesar
Rp 60.000 antara beban bunga dan pendapatan bunga atas obligasi antar perusahaan tersebut
mencerminkan pengakuan satu-per-lima kerugian konstruktif yang tidak diakui pada buku Pro
dan Sky melalui amortisasi agio (buku Pro) dan amortisasi disagio (buku Sky).
Metode Ekuitas
Sky melaporkan laba bersih sebesar Rp 750.000 pada tahun 2004, dan Pro
Ayat jurnal yang dibuat oleh Pro untuk mencatat investasi pada Sky selama tahun
2004 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2004
Investasi pada Sky (+A) Rp 675.000
Pendapatan dari Sky (R,+SE) Rp 675.000
Untuk mencatat 90% dari pendapatan yang dilaporkan Sky untuk tahun 2004
31 Desember 2004
Pendapatan dari Sky (-R,-E) Rp 270.000
Investasi pada Sky (-A) Rp 270.000
Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90% kerugian atas
penarikan konstruktif obligasi Sky. (ayat jurnal ini juda dapat dicatat pada tanggal
2 januari 2004)
31 Desember 2004
Investasi pada Sky (+A) Rp 54.000
Pendapatan dari Sky (R,+SE) Rp 54.000
Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90% dari Rp 60.000,
pengakuan bagian per bagian dari kerugian konstruktif atas obligasi Sky selama
tahun 2004.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Beans, Floyd A, dkk. 2007. Akuntansi Lanjutan jilid 1. Edisi kedelapan. Jakarta: PT Indeks.
https://www.scribd.com/document/257611300/AKL-1-Laba-antarperusahaan-obligasi
http://elawatiekonomiislam.blogspot.co.id/2016/04/akuntansi-keuangan-lanjutan-1-
transaksi.html
https://www.scribd.com/doc/88213670/Laba-Atas-Transaksi-Antarperusahaan-Obligasi
https://huseinal-habsy.blogspot.co.id/2011/02/transaksi-antara-perusahaan-obligasi.html
https://dokumen.tips/documents/laba-atas-transaksi-antarperusahaan-obligasi.html