Anda di halaman 1dari 7

Konseling Kelompok

Dengan
Pendekatan Person
Centered/Client Centered
Konsep-konsep Pokok
Menurut Natawidjaja (2009: 238-251) konsep-konsep pokok tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis penting pendekatan berpusat pada pribadi
2. Kepercayaan terhadap proses kelompok
3. Mendengarkan secara aktif
4. Empati
5. Penghargaan pribadi tanpa syarat dan kehangatan
6. Keaslian dan pengungkapan diri
7. Rasa hormat
8. Kesegeraan (Immediacy)
9. Kekonkretan
10. Konfrontasi
Peranan dan Fungsi Konselor

Peranan fasilitator dalam pendekatan Rogers ditandai oleh beberapa ciri, sebagai berikut:
• Fasilitator bersedia berpartisipasi sebagai seorang anggota kelompoknya
• Fasilitator memperlihatkan kesediaan untuk berusaha memahami dan menerima setiap anggota dalam kelompok
• Fasilitator bersedia berbagai perjuangan dengan para anggota kelompok, apabila hal itu diperlukan dengan cara
dan waktu yang tepat
• Fasilitator bersedia melepaskan kendali kekuasaannya dan citranya sebagai ahli, sebaliknya dia akan mencari
cara untuk memberikan pengaruh pribadinya
• Fasilitator percaya akan kemampuan para anggota kelompok untuk bergerak maju ke arah positif dan sehat
tanpa mendapat nasehat dari fasilitator
Proses Konseling Kelompok
Praktik konseling kelompok dalam setting teori client centered counseling disusun
dengan menggunakan beberapa acuan sebagai berikut:
1. Karakteristik kelompok
2. Tahap-tahap kegiatan kelompok
Menurut Natawidjaja (2009 154-257), ditemukan beberapa pola umum, walaupun
pola ini bukan merupakan tahapan baku, yang dalam pelaksanaannya bukan
merupakan urut-urutan. Pola tersebut adalah:
a. Mencari arah
b. Penolakan terhadap pernyataan dan penjajakan pribadi
c. Deskripsi tentang perasaan-perasaan masa lampau
d. Pernyataan perasaan-perasaan negative
e. Pernyataan dan penjajakan materi yang secara pribadi sangat bermakna
f. Pernyataan perasaan-perasaan antar pribadi yang muncul dengan tiba-tiba dalam
kelompok
g. Pengembangan kemampuan penyembuhan di dalam kelompok
h. Penerimaan diri dan permulaan dari perubahan
i. Memecahkan tirai pelindung
j. Umpan balik
k. Konfrontasi
l. Hubungan yang membantu di luar pertemuan kelompok
m. Perjumpaan dasar
n. Pernyataan perasaan-perasaan positif dan keakraban
o. Perubahan perilaku dalam kelompok
Penelitian Terkait
Nurul Aprilia Fitra, Yeni Karneli, dan Netrawati (2023) dalam penelitiannya yang berjudul
Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Person Centered Therapy dalam Membantu Trauma
pada Korban Kekerasan Seksual menjelaskan bahwa Konseling kelompok secara umum
memiliki tiga tahap konseling pertama tahap awal, kedua tahap tengah dan ketiga tahap akhir.
Pada awal konseling yang harus dilakukan konselor adalah membangun hubungan konseling
yang baik dengan klien sebelum melakukan konseling konselor diharuskan membangun
hubungan yang baik agar terjalin komunikasi secara verbal dan non verbal bukan menomor
satukan masalah klien. membuat hubungan yang baik dan membuat klien nyaman membuat
proses konseling berjalan dengan lancar sehingga konselor tidak akan kesusahan dalam
menggali permasalahan klien nantinya. Setelah itu barulah konselor menafsirkan permasalahan
yang dihadapi klien dan mendengarkan permasalahan klien. Tahap selanjutnya tahap
pertengahan dimana pada tahap ini konselor menjelajahi masalah klien, lalu menerapkan
bantuan apa yang diberikan berdasarkan penilaian apa-apa yang telah didengarkan tentang
masalah klien sehingga pada tahap ini konselor menerpakan pendekatan atau teknik-teknik
yang sesuai dengan usia serta kondisi yang dialami klien dengan tepat.
Dalam tahap ini juga konselor memberikan persfektif dan pandangan-pandangan yang
baru yang mungkin tidak diketahui klien sehingga masalah yang dihadapi klien dapat dinilai
bersama-sama dan mungkin dapat memberikan berbagai alternatif baru yang mungkin belum
diketahui oleh klien dalam hal ini keretivitas konselor dituntut untuk meyusun rencana agar
permasalahan klien dapat diatasi serta pengembangan diri klien memberikan pendekatan-
pendekatan yang sesuai untuk klien, seperti halnya pendekatan Person Centered Therapy.
Dengan pendekatan Person Centered Therapy atau pendekatan terfokus pada klien
konselor memfokuskan diri kepada permasalahan yang dihadapi klien seperti apa yang
dialami klien karena Person Centered Therapy merupakan pendekatan yang bertujuan untuk
menciptakan suasana konseling yang kondusif untuk membantu klien menjadi pribadi yang
dapat berfungsi secara utuh dan positif titik berat dari tujuan pendekaatan Person Centered
Therapy menjadikan tingkah laku klien tidak lagi berpura-pura dalam kehidupannya karena
klien yang bermasalah cenderung mengembangkan kepura-puraan yang digunakan sebagai
pertahanan terhadap hal-hal yang dirasakannya mengamcam sehingga kepura-puraan ini
menghambatnya tampil secara utuh dihadapan orang lain sehingga ia asing terhadap diri
sendiri, melalui terapi ini diharapkan klien dapat keterbukaan pada pengalaman, kepercayaan
terhadap diri sendiri, menghilangkan sikap dan prilaku yang kaku serta bersikap lebih matang
dan teraktualisasi.

Anda mungkin juga menyukai