Anda di halaman 1dari 53

Group Communication,

Team Work and Leadership

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Siti Andarwati, S.Pt., M.P., IPM.

Mahasiswa :
Erlina Astuti (20/471488/PPT/01146)
Group Life Cycles and Member Roles
• Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau
persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan
timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan
yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk
sebuah kelompok.
• Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok
pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan.
Pola Siklus Hidup Kelompok
Grup adalah sistem dinamis yang terus berubah. Grup tumbuh
bersama dan akhirnya berpisah. Orang bergabung dengan grup dan
yang lainnya keluar. Dinamika ini mengubah dan mentransformasikan
sifat dasar grup. Sosialisasi kelompok melibatkan bagaimana anggota
kelompok berinteraksi satu sama lain dan membentuk hubungan.
Sama seperti kita pernah lahir dan mengubah keluarga dan mereka
juga mengubah kita. Seseorang menjadi tahu bahasa dan budaya,
sistem nilai, dan keyakinan yang memengaruhi hingga hari ini. Kita
datang untuk bersosialisasi, mengalami proses belajar bergaul,
berkomunikasi, atau berinteraksi dalam suatu kelompok.
• Dengan cara yang sama, kelompok mengalami langkah dan
tahapan yang serupa dan mengambil banyak karakteristik yang kita
asosiasikan dengan kehidupan. Sosialisasi dalam kelompok kecil:
Perubahan temporal dalam hubungan kelompok individu. Mereka
tumbuh, mengatasi penyakit dan disfungsi, dan berubah seiring
waktu. Tidak ada kelompok, sama seperti individu, yang hidup
selamanya.
Perusahaan akan
mengalami suatu siklus
hidup. Ada empat tahapan
siklus hidup organisasi
yaitu; kelahiran,
pertumbuhan, penurunan,
dan kematian.
Jones (1995)
Organizational birth (kelahiran organisasi)
Dengan memanfaatkan keahlian dan kompetensi, beberapa orang
kemudian dapat menciptakan nilai/ value sehingga dapat disebut
lahirlah sebuah organisasi. Menciptakan nilai, misalnya menemukan
cara baru untuk dapat meraih pasar. Contohnya, kita menjual produk
yang sama, tetapi harga lebih murah, kita membuat kue yang
memiliki cita-rasa lezat yang tidak sama dengan perusahaan sejenis.
Contoh tersebut menunjukkan strategi yang dipilih seperti
penawaran harga yang lebih rendah dari pesaing (low-cost business)
dan penawaran produk yang berbeda dari pesaing (differentiation).
Organizational growth (pertumbuhan organisasi)

Yaitu organisasi yang mengembangkan keahlian dan


kompetensinya. Banyak cara yang dilakukan agar dapat
tumbuh seperti meniru strategi, struktur, dan budaya
organisasi yang telah sukses sebelumnya.
Organizational decline (penurunan organisasi)
Yaitu suatu organisasi yang gagal dalam
mengantisipasi, mengenal, menghindari,
menetralisir, atau menyesuaikan diri dengan
tekanan eksternal dan internal yang
mengancamnya.
Organizational death (organisasi yang mati)
Yaitu organisasi yang tidak bisa lagi
beroperasi dan beraktifitas lagi. Hal seperti
ini sebenarnya yang harus dihindari dari
suatu organisasi.
Small Group
• Small group (kelompok yang berjumlah sedikit) yaitu komunikasi
yang melibatkan sejumlah orang dalam interaksi satu dengan yang
lain dalam suatu pertemuan yang bersifat berhadapan. Ciri-ciri
kelompok seperti ini adalah kelompok komunikan dalam situasi
berlangsungnya komunikasi mempunyai kesempatan untuk
memberikan tanggapan, dalam hal ini komunikator dapat
berinteraksi atau melakukan komunikasi antar pribadi.
Medium group
• Medium group ( agak banyak). Komunikasi dalam kelompok sedang
lebih mudah sebab bisa diorganisir dengan baik dan terarah,
misalnya komunikasi antara satu bidang dengan bidang lain dalam
organisasi perusahaan.
Large group
• Large group ( jumlah banyak ) merupakan komunikasi yang
melibatkan interaksi antara kelompok dengan individu. Individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Komunikasinya
lebih sulit dibandingkan dengan dua kelompok diatas karena
tanggapan yang diberikan komunikan lebih bersifat emosional.
Tuckman’s Linear Model of Group Development

Stages Activities
Forming Members come together, learn about each other, and determine the purpose of the group.
Members engage in more direct communication and get to know each other. Conflicts between group members will often arise during this
Storming
stage.
Norming Members establish spoken or unspoken rules about how they communicate and work. Status, rank, and roles in the group are established.
Performing Members fulfill their purpose and reach their goal.
Adjourning Members leave the group.
lima tahapan perkembangan kelompok
Bruce W. Tuckman (Johnson & Johnson, 2000)
1. Forming Tahapan dimana anggota kurang yakin untuk menentukan
tempatnya dalam kelompok serta prosedur dan aturan-aturan dalam
kelompok. Pada periode ini ada banyak ketidak jelasan mengenai
struktur, tujuan dan kepemimpinan dalam kelompok. Dalam
melaksanakan tugas-tugas kelompok, anggotanya lebih peduli untuk
mengenal sifat dan potensi masing-masing anggotanya
2. Storming Pada tahapan ini mulai timbul berbagai macam konflik
karena anggota menentang pengaruh kelompok dan kurang sesuai
dalam menyelesaikan berbagai tugas. Dua hal yang sekiranya
dibutuhkan untuk tetap melanjutkan kelompok adalah dengan
menemukan solusi dari konflik sekitar power dan structure dan juga
berusaha menggantikan sikap permusuhan dengan sikap saling
menerima dan memiliki
3. Norming Pada tahap ini kelompok membuat beberapa kesepakatan
mengenai peran, struktur, dan norma yang digunakan sebagai acuan
dalam berperilaku yang tepat. Pada tahapan ini komitmen dan kohesi
antar anggota kelompok meningkat.
4. Performing Anggota kelompok menjadi cakap dalam kerja sama untuk
mencapai tujuan kelompok dan menjadi fleksibel dalam pola kerja sama.
Pada kelompok kerja yang permanen tahap ini merupakan tahap terakhir
yang hanya butuh untuk dipertahankan seterusnya.
5. Adjourning Kelompok telah mencapa misi dan juga tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Pada tahap ini kelompok bisa bubar yang
disebabkan oleh beberapa hal. Apabila kelompok tersebut bubar,
pemimpin kelompok dapat memberikan reward terhadap anggota-
anggotanya.
Grup Primer dan Sekunder
Hierarki menunjukkan sejauh mana kelompok tersebut memenuhi
kebutuhan interpersonal Anda.
Kelompok primer memenuhi sebagian besar jika tidak semua
kebutuhan seseorang.
Kelompok yang memenuhi beberapa, tetapi tidak semua, kebutuhan
disebut kelompok sekunder. Kelompok sekunder sering kali termasuk
kelompok kerja, yang tujuannya adalah menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah.
Grup sekunder mungkin memenuhi kebutuhan akan penerimaan
profesional dan merayakan kesuksesan, tetapi mungkin tidak
memenuhi kebutuhan untuk memahami dan berbagi pada tingkat
pribadi.
Semakin besar kelompok tumbuh, semakin besar kemungkinannya untuk
membagi. Analisis kelompok kecil, atau kelompok mikro, ini semakin
menjadi titik studi karena Internet memungkinkan individu untuk
bergabung dengan orang-orang yang berpikiran atau kebiasaan serupa
untuk berbagi hampir semua hal melintasi waktu dan jarak. Grup mikro
adalah grup kecil dan independen yang memiliki tautan, afiliasi, atau
asosiasi dengan grup yang lebih besar. Dengan setiap anggota kelompok
tambahan jumlah kemungkinan interaksi meningkat.
Kelompok kecil biasanya terdiri dari tiga sampai delapan orang. Satu orang
mungkin melibatkan komunikasi intrapersonal, sementara dua orang
mungkin merupakan komunikasi antarpribadi, dan keduanya mungkin
hadir dalam konteks komunikasi kelompok. Kita mungkin berpikir sendiri
sebelum berpidato atau menulis posting berikutnya, dan kita dapat
berpaling ke tetangga atau rekan kerja dan melakukan percakapan
sampingan, tetapi hubungan kelompok biasanya melibatkan tiga hingga
delapan orang, dan potensi gangguan sangat besar.
Siklus Hidup Peran Anggota

• Sama seperti kelompok menjalani siklus hidup ketika


mereka terbentuk dan akhirnya ditunda, demikian pula
anggota kelompok memenuhi peran yang berbeda
selama siklus hidup ini. Peran-peran ini, dikemukakan
oleh Moreland, R., & Levine, J. (1982).
Peran Anggota Grup
• Grup menjadi satu karena mereka memiliki maksud atau tujuan, dan
biasanya mereka mampu melakukan lebih dari yang bisa dilakukan
oleh satu anggota individu, jadi tidak efisien untuk menghalangi
kemajuan itu. Jika seorang anggota kelompok menyela yang lain
dan menyajikan sudut pandang atau informasi yang menyarankan
tindakan yang berbeda, hal itu mungkin diambil dengan baik dan
melayani proses kolaboratif. Tetapi jika anggota kelompok yang
sama tersebut berulang kali melakukan perilaku memblokir, maka
perilaku tersebut menjadi masalah. Untuk menjadi efektif dalam
keterampilan hubungan manusia, pelajari cara bekerja dalam
kelompok. Penggunaan keterampilan kecerdasan emosional dalam
manajemen hubungan dapat membantu mencapai tujuan ini.
Group Problem Solving
Kemampuan untuk bekerja
secara efektif dalam
kelompok menunjukkan
keterampilan kecerdasan
emosional dari kesadaran
sosial, kesadaran diri, dan
kemampuan diri untuk
mengelola hubungan
Ketika organisasi dianggap sekedar sekumpulan orang yang
berinteraksi maka komunikasi hanya berfungsi sebagai organisasi.
Komunikasi adalah organisasi itu sendiri. Komunikasi organisasi
berpusat pada simbol-simbol yang memungkinkan kehidupan
organisasi, apakah kata-kata, gagasan-gagasan dan konstruk yang
mendorong mengesahkan, mengkoordinasikan, dan mewujudkan
aktivitas yang terorganisir dalam situasi-situasi spesifik.
(Barry Cusway and Derej Logde, 1995).
B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005) menyatakan
komunikasi dalam kelompok terjadi ketika tiga orang atau lebih
bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seorang
pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan
mempengaruhi satu sama lain.
Proses Pengembangan Grup
• Grup harus dirancang untuk memproduksi dan melakukan dengan
cara dan pada tingkat yang tidak dapat dilakukan oleh individu,
atau Anda harus mempertimbangkan untuk membagi tugas. Tahap
pertunjukan adalah di mana produktivitas terjadi, dan penting
untuk memastikan kelompok memiliki apa yang dibutuhkan untuk
tampil. Potongan, bagian, atau informasi yang hilang dapat
menghentikan grup dan mengatur ulang siklus untuk menyerbu
lagi. Kehilangan kinerja adalah inefisiensi, yang menimbulkan biaya.
Manajer akan diukur berdasarkan produktivitas dan kinerja grup.
Pastikan panggung pertunjukan yang produktif dan sehat bagi
anggotanya.
Kita mungkin melewatkan interaksi dengan anggota, bahkan yang lebih
keras, dan akan mengalami rasa lega dan kehilangan. Seperti kehidupan,
proses kelompok itu normal, dan emosi campur aduk diharapkan. Seorang
manajer yang bijaksana mengantisipasi tahap ini dan memfasilitasi
pemisahan dengan keterampilan dan kemudahan. Kita sering menutup
proses ini dengan ritual menandai lewatnya, meskipun ritual tersebut
mungkin formal seperti penghargaan atau informal seperti "terima kasih"
atau pengakuan lisan atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik di atas
kopi dan kalori.
Grup dapat mencapai tahap penundaan tanpa mencapai kesuksesan.
Beberapa bisnis bangkrut, beberapa departemen ditutup, dan beberapa
individu kehilangan posisi mereka setelah grup gagal tampil. Penundaan
bisa datang secara tiba-tiba dan tidak terduga atau bertahap dan
sepotong demi sepotong. Bagaimanapun, komunikator bisnis yang
terampil akan dipersiapkan dan mengenalinya sebagai bagian dari siklus
hidup kelompok klasik.
Sifat-sifat komunikasi dalam kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
Littlejohn (2009) menjelaskan bahwa komunikasi berlangsung dalam
tingkatan konteks yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi, dan yang terakhir komunikasi massa.
Komunikasi interpersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari
individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan- pesan. Seorang individu
menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik
bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi
interpersonal juga dapat terjadi dalam suatu kelompok. Komunikasi
tersebut berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok
orang yang jumlahnya lebih dari dua orang, apabila komunikan seorang
atau dua orang itu termasuk komunikasi antar pribadi. Bila kelompok
komunikan sedikit disebut komunikasi kelompok kecil ( small group
communication ), bila komunikan kelompok besar maka disebut
komunikasi kelompok besar ( large group communication ).
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat,
pertemuan, konperensi dan sebagainya.
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi
informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-
anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota
yang lain secara tepat.
Sifat-sifat komunikasi kelompok
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan
3. Kelompok bekerja dibawah arahan seorang pemimpin
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain
Fungsi Komunikasi dalam Kelompok
1. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam
beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman-
pedoman resmi dimana anggota-anggotanya diwajibkan untuk
mematuhinya.
2. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada
para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka
mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
jika sedang berada di bawah standar.
3. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme
mendasar di mana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan
perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah
jalan untuk menyatakan emosi peras.
4. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam
memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi
bagi perseorangan atau kelompok untuk membuat keputusan dengan
menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihanaan dan
pemenuhan kebutuhan social.
Pertemuan Kelompok yang Efektif
Pertemuan bisnis dan profesional adalah bagian dari iklim komunikasi
bisnis apa pun. Beberapa orang memandang rapat sebagai latihan
yang membosankan, tidak berguna, dan sia-sia, sementara yang lain
melihatnya sebagai kesempatan untuk bertukar informasi dan
membuahkan hasil. Kombinasi persiapan dan pelaksanaan membuat
semua perbedaan. Ingatlah juga bahwa rapat tidak harus dilakukan
di ruang fisik tempat para peserta bertemu langsung. Alih-alih,
sejumlah alat teknologi memungkinkan untuk mengadakan
pertemuan virtual di mana para pesertanya berada setengah dunia
dari satu sama lain. Pertemuan virtual adalah pertemuan yang diatur
secara formal di mana para peserta, yang berada di lokasi geografis
yang berbeda, berkumpul melalui Internet.
Jaringan Komunikasi Kelompok
Tiga tipe umum jaringan dengan kelompok kerja yang kecil terdiri
atas rantai jaringan, roda dan semua jaluran. Rantai dengan kaku
mengikuti rantai perintah formal. Jaringan roda komunikasi berjalan
bergantung kepada pimpinan yang bertindak selaku pemimpin bagi
seluruh komunikasi kelompok tersebut. Saluran utama
memungkinkan seluruh anggota kelompok untuk berkomunikasi
secara aktif satu sama lainnya. Saluran utama jaringan kerja sering
dikarakteristikkan dalam pelatihan oleh kesatuan kerja pemecahan
masalah, di mana seluruh anggota kelompok bebas untuk
berpartisipasi.
Model Rantai ( Chain ) Metode
jaringan komunikasi disisni
terdapat 5 tingkatan dalam
jenjang hirarkisnya dan hanya
dikenal komunikasi sistem arus ke
atas dan kebawah yang artinya
menganut hubungan garis
langsung ke atas dan ke bawah
tanpa terjadinya suatu
penyimpangan.
Model roda ( Wheel ) Sistem
jaringan komunikasi disisni,
semua laporan, instruksi perintah
kerja dan pengawasan terpusat
pada 1 orang yang memimpin
dan 4 bawahan atau lebih dan
antar bawahan tidak terjadi
interaksi.
Semua saluran ( All channel )
Model jaringan komunikasi
sistem ini adalah
pengembangan model dari
semua level dapat melakukan
interaksi secara timbal balik
tanpa menganut siapa yang
menjadi tokoh sentralnya.
Semua saluran komunikasi
antar jenjang hirarkinya tidak
dibatasi dan semua bawahan
bebas melakukan interaksi
dengan berbagai pohak /
pimpinan atau sebaliknya.
7 peranan jaringan komunikasi (Pace 1993)
1. Anggota Klik adalah sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari kontaknya
merupakan hubungan dengan anggota anggota lainnya. Farace (1993) menunjukkan bahwa
sebuah klik terbentuk apabila “ lebih daripada separuh komunikasi anggota anggotanya adalah
komunikasi dengan sesama anggota, bila setiap anggota dihubungkan dengan semua anggota
lainnya dan bila tidak ada satu hubunganpun atau seorang anggotapun yang dapat dihilangkan
sehingga mengakibatkan kelompok terpecah“.
2. Penyendiri. Tugas pertama analisis jaringan kerja adalah mengidentifikasi mana yang anggota
klik, mana yang bukan. Karena angggota klik adalah para individu yang lebih dari separuh kontak
mereka adalah dengan anggota lain klik tersebut, penyendiri adalah mereka yang hanya
melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya.
Konsep penyendiri ini relative dan harus didefinisikan untuk setiap analisis jaringan kerja
komunikasi.
3. Jembatan. Seorang anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak
antar kelompok, juga menjalin kontak dengan klik lain. Sebuah jembatan berlaku sebagai
pengontak langsung antara dua kelompok pegawai. Penyimpangan pesan akan meningkat bila
kontak dan hubungan di antara klik klik terutama ditangani oleh jembatan. Sebagai seseorang
yang menyampaikan pesan dan merupakan citra sentral dalam sistem komunikasi suatu klik,
sebuah jembatan rentan terhadap semua kondisi yang menyebabkan kehilangan, kerusakan, dan
penyimpangan informasi
• 4. Penghubung. Hubungan penyamapaian yang dibahas terdahulu paling jelas
bila digambarkan oleh peranana jaringan komunikasi penghubung (liaison).
Penghubung adalah orang yang menghubungkan atau mengaitkan dua klik
atau lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan
tersebut. Peranan penghubung telah menjadi subjek penelitian jauh sebelum
penelitian mengenai peranan peranan lainnya karena disadari bahwa
penghubung penting bagi berfungsinya suatu organisasi atau sistem sosial.
• 5. Penjaga gawang. Individu yang mengendalikan satu bagian strategis dari
suatu saluran agar memiliki kekuatan untuk memutuskan apakah sesuatu yang
mengalir melintasi saluran akan sampai pada kelompok tersebut atau tidak “.
Dalam suatu jaringan komunikasi organisasi, penjaga gawang ( gate keeper )
adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat
melakukan pengendalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui system
tersebut. Seorang penjaga gawang paling mudah dikenali dalam jaringan
komunikasi berurutan, karena informasi dan pesan dapat dikendalikan hamper
dalam setiap hubungan. Setiap penyampai pesan dalam suatu rantai urutan
dapat menjadi penjaga gawang. Katz dan Lazarsfeld ( 1993)
6. Pemimpin Pendapat. Berlawanan dengan pemimpin resmi yang
memiliki otoritas dalam organisasi berdasarkan jabataan yang mereka
pegang pemimpin pendapat ( opinion leader ) adalah orang tanpa
ada jabatan formal dalam semua system social, yang membimbing
pendapat dan mempengaruhi orang orang dalam keputusan
mereka. Orang ini, disebut pemimpin pendapat yang dibutuhkan
karena pendapat dan pengaruh mereka. Mereka merupakan orang
orang yang mengikuti persoalan dan dipercayai orang orang lainnya
untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
7. Kosmopolit adalah individu yang melakukan kontak dengan dunia
luar, dengan individu individu di luar organisasi. Kosmopolit
menghubungkan para anggota organisasi dengan orang – orang
dan peristiwa – peristiwa di luar batas- batas struktur organisasi.
Teamwork and Leadership
Teamwork
Kerjasama tim merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan
sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork
dapat meningkatkan kerjasama dan komunikasi di dalam dan
diantara bagian-bagian perusahaan. Biasanya kerjasama tim
beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian
sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Tipe-tipe tim (t Hariandja (2009:69)
Problem solving team
• Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang
muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya,
kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah,
mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan
melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya
berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih
sepuluh orang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu
Self managed team
Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas
dengan memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur
kerja mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja,
mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota
dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu
departemen yang melakukan tugas yang sama.
Cross functional team
Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus,
misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan
perubahan sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai
departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Manusia hidup berkelompok, baik kelompok besar atau kecil. Oleh
sebab itu diantara para anggota kelompok tentulah membutuhkan
seseorang yang bisa memimpin kelompok. Untuk mengelolanya,
diperlukan pimpinan yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik
serta dapat menjadi panutan untuk anggota kelompoknya.
Pemimpin adalah figur seseorang yang bijaksana, berani mengambil
keputusan dan yang paling penting berwibawa dan bisa memimpin
untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan
untuk kepentingan kelompok. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan kelompok, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai
kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari
keberhasilan seorang pemimpin dalam menngerakkan orang lain
untuk tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada
kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi
dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan
itu sendiri.
Istilah “kepemimpinan” sebagai terjemahan dari “leadership”
menunjukan proses kegiatan seseorang dalam memimpin,
membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran , perasaan
atau tingkah laku orang lain. Kepemimpinan yang bersifat tatap muka
berlangsung melalui kata-kata secara lisan. Kepemimpinan jenis ini
bersifat langsung Karena sang pemimpin dalam usahanya
mempengaruhi orang lain, bergiat langsung kepada sasarannya
(Effendi,1975).
Faktor penting dalam kepemimpinan, yakni dalam mempengaruhi
atau mengontrol pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain itu
ialah tujuan. Tujuan ini adalah tujuan fihak si pemimpin untuk
mengarahkan tingkah laku orang lain ke suatu tujuan tertentu. Tetapi
itu tidak berarti bahwa kepemimpinan selalu merupakan kegiatan
yang direncanakan dan dilakukan secara sengaja. Seringkali
kepemimpinan berlangsung juga secara spontan. Meskipun
demikian, direncanakan ataupun tidak direncanakan maksud dan
tujuan selalu ada.
Fungsi seorang pemimpin beserta teknik kepemimpinannya berbeda
menurut situasi dimana sang pemimpin melakukan kegiatannya.
Kelompok- kelompok yang satu sama lain berbeda macamnya,
berbeda besarnya, berbeda sifat pemilihannya, serta berbeda fungsi
dan tujuannya, menghendaki cara kepemimpinan yang berbeda
pula. Fungsi utama kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari
perwakilan kelompoknya (group representation). Seorang pemimpin
harus mewakili kelompoknya melalui saluran- saluran yang khusus
direncanakan dan dibuat oleh kelompoknya sendiri.
Ciri -ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P
Siagian (1994) adalah
1. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalistas,
obyektifitas, pragmatism, fleksibilitas, adaptibilitas, pendengar yang
baik, orientasi masa depan, rasa tepat waktu, keberanian, ketegasan,
keteladanan, kapasitas integrative
2. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,
menentukan skala prioritas, membedakan mana yng urgent atau
penting, ketrampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Pemimpin dalam Komunikasi Kelompok Kecil
Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang berperan sebagai
pemimpin. Dalam kelompok lain, kepemimpinan bisa dipegang oleh
beberapa orang. Lebih lanjut, sang pemimpin bisa ditunjuk atau secara
otomatis muncul dalam proses perkembangan komunikasi kelompok.
1. Gaya Kepemimpinan : Sebagai tambahan untuk melihat perhatian
pokok dalam kepemimpinan, seperti yang kita lakukan dengan teori
kepemimpinan situasional, kita dapat juga melihat kepemimpinan dari
sisi tiga gaya kepemimpinan : lepas-kendali, demokratis dan otoriter.
2. Pemimpin Lepas-Kendali : Pemimpin lepas-Kendali tidak berinisiatif
untuk mengarahkan atau menyarankan alternatif tindakan. Akan
tetapi, pemimpin ini lebih mengijinkan kelompok untuk
mengembangkan dan melakukan kesalahan. Pemimpin semacam ini
menolak setiap wewenang yang diberikan.
3. Pemimpin Demokratis : Pemimpin Demokratis memberikan
pengarahan, tetapi mengijinkan kelompok untuk mengembangkan
dan melaksanankan cara yang dikehendaki para anggotanya. Para
anggota kelompok didorond untuk menentukan sasaran dan
prosedur. Pemimpin demokratis merangsang timbulnya pengarahan
sendiri dan aktualisasi diri pada para anggota kelompok.
4. Menjaga Para Anggota Berada Pada Jalurnya : Banyak orang yang
bersifat egosentris dan hanya akan memakasakan keiginan dan
masalah mereka sendiri. Dalam hal inilah diperlukan peran pemimpin
untuk megarahkan para anggotanya tetap berada pada jalur
pembahasan.
5. Memastikan Kepuasan Anggota : Para anggota memiliki kebutuhan dan
keinginan psikologis yang berbeda dan banyak memasuki kelompok justru
karena kebutuhan dan keinginan ini. Meskipub kelompok itu berurusan dengan
misalnya masalah politik, beragam anggota yang ada mungkin berkumpul
bersama dengan alasan yang lebih psikologis ketimbang politis.
6. Merangsang Evaluasi dan Perbaikan : semua kelompok akan menghadapi
hambatan jika mereka mencoba untuk memecahkan suatu masalah, membuta
keputusan, atau mengembangkan gagasan. Tidak ada satu kelompok pun yang
efektif sempurna. Semua kelompok mempunyai kesempatan untuk memperbaiki
dirinya.
7. Menyiapkan Anggota Untuk Berdiskusi : Kelompok terbentuk secara perlaha-
lahan dan perlu dibentuk menjadi diskusi yang berarti. Pemimpin harus
menyiapkan para anggota untuk berdiskusi. Hal ini menyangkut menyiapkan
para anggota untuk berinteraksi dalam kelompok kecil, termasuk juga siap untuk
mendiskusikan suatu masala yahng spesifik tertentu.
• Curtis, Dan B., Floyd, James J., Winsor, Jerry L., 2005. Komunikasi Bisnis
dan Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
• Cushway, Barry dan Derek Lodge. 1995. Organizational Behaviour and
Design (Terjemahan). Jakarta: Elex Media Komputindo.
• Johnson, D. W. dan Johnson, F.P. 2000. Joining Together: Group Theory
and Group Skills. Seventh Edition. Boston: Allyn and Bacon.
• Littlejhon, Stephen W. Karen A. Foss. 2009. Theories of Human
Communication. Jakarta : Salemba Humanika
• Mulyana Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
• Moreland and Levine. 1982. Proposed a model of group socialization that
describes and explains the passage of individuals through groups.
• Pace, Wayne & Don F. Faules. 1993. Komunikasi Organisasi ”Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai